Bukan Pernikahan Impian

Bukan Pernikahan Impian

Oleh:  Naya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 Peringkat
69Bab
12.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Kalau kau bisa, buatlah aku jatuh cinta padamu. Mungkin dengan begitu aku bisa menerima kau menjadi istriku. Tapi saat ini, hatiku bukan untukmu, Fara." Kata-kata itu diucapkan oleh Ivan, laki-laki yang baru beberapa jam ini menjadi suaminya. Fara pun cuma bisa tertegun menyesali pernikahan yang baru saja terjadi. Fara mengerti, pernikahan memang tak selamanya indah. Tapi pernikahannya dengan Ivan sungguh satu kesalahan besar. Ivan telah menciptakan sebuah pernikahan yang menyakitkan untuk Fara. Laki-laki tampan itu hanya menjadikan Fara sebagai pemuas nafsunya saja. Sanggupkah Fara bertahan dalam lukanya disaat ada satu hati yang datang menawarkan cinta? Atau dia tetap memilih setia meskipun pernikahan yang dijalaninya bersama Ivan bukanlah pernikahan impiannya? Fara pun dihadapkan pada dua pilihan. Dan pada akhirnya Fara harus memilih....

Lihat lebih banyak
Bukan Pernikahan Impian Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
SisiliaAshila Gmah
bagus bget ceritanya
2022-05-04 09:38:03
1
user avatar
Aida Ayu
setelah menunggu lama, akhirnya lanjut lagi ceritanya. terima kasih ya, thor
2022-03-03 13:59:08
1
user avatar
Naya
sudah kembali up ya kakak2
2022-03-02 11:32:35
2
user avatar
Naya
kakak-kakak pembaca tersayang, maaf karena cerita Bukan Pernikahan Impian untuk sementara tidak bisa up dulu, karena saya (author) sedang sakit dan sedang menjalani pengobatan. kalau nanti keadaan sudah memungkinkan, insya allah akan up setiap hari lagi. love u all!!!
2021-10-12 16:28:27
2
user avatar
Via aj
semangat terus thor bab 25 sungguh bagus dan seru isi ceritany.lanjut trs...yaa ke bab. bab berikutny
2021-10-09 22:17:04
1
user avatar
Telkom Akses Jaksel
fara terlalu keras ......
2021-09-27 18:14:42
2
user avatar
Tya Prajana
ceritanya menarik, bagus novelnya
2021-09-25 10:56:04
1
user avatar
Resky Armitasari
penasaran... lanjut yah thor...
2021-09-08 10:12:03
1
user avatar
CitraAurora
Aku geram sekali dengan Ivan, sekalipun itu adalah pernikahan akibat perjodohan tak seharusnya Ivan bersikap seperti itu pada Fara
2021-09-07 15:28:27
1
user avatar
Lavender My Name
Cerita kedua sama bagusnya dengan yg pertama. Top deh
2021-09-07 14:37:21
1
user avatar
Aisy Luqman
Karakter Ivan bikin gimana gitu. Duh! Lanjut Thor ...
2021-09-07 14:06:19
1
user avatar
Aida Ayu
ngeselin banget si Ivan. lanjut, thor. ceritanya bagus. aku kebawa emosi
2021-08-20 15:47:45
1
user avatar
Via aj
seru banget ceritany.lanjut thur...
2021-08-19 23:27:38
1
user avatar
mayuunice
uh sediihhhh... lanjut thor
2021-08-17 22:35:22
1
user avatar
Mira Restia
menarik bgt ceritanya thor
2021-08-06 22:40:57
1
  • 1
  • 2
69 Bab
Bab 1
<span;>Laki-laki itu berdiri di hadapan Fara dengan wajah yang begitu dingin. Tatapan matanya tajam seakan menusuk langsung ke dalam jantung. Fara tercekat. Dia membalas tatapan laki-laki itu dengan perasaan bingung. Ada apakah? Adakah yang salah denganku? Kenapa dia menatapku seperti itu? Pandangan matanya seolah penuh kebencian. Padahal baru pagi tadi dia mengucap ijab kabul, menghalalkan aku sebagai teman hidupnya. Lantas, kenapa sekarang dia memandangku tajam seperti itu? <span;>Saat ini mereka sudah berada dalam kamar pengantin setelah seharian lelah duduk bersanding di pelaminan menyambut para tamu yang datang. Tapi tak ada kemesraan yang terjadi. Tak ada tatapan lembut dan penuh cinta yang Ivan berikan pada Fara, istrinya. Yang ada justru satu tatapan tajam yang membuat Fara seperti terpaku di tempatnya dengan jantung yang berdegup kencang tak karuan. <span;>Fara terus berpikir, mencari penyebab kenapa laki-laki yang baru beberapa jam
Baca selengkapnya
Bab 2
<span;>Ivan membuka lilitan handuk di pinggangnya. Lalu dengan sembarangan laki-laki tampan itu menghempaskan handuk itu ke lantai. Fara yang melihat itu pun tertegun. Dia hampir tak bisa bergerak dengan jantung yang berdegup kencang. Bagi Fara, inilah kali pertama dia melihat secara langsung seorang laki-laki yang polos tanpa busana berdiri di hadapannya. Fara merasa malu. Dia pun menundukkan kepalanya setelah melihat milik Ivan yang sesungguhnya telah menjadi suaminya. Fara merasa bingung, tak tahu apa yang harus dia lakukan. <span;>"Kenapa menunduk begitu? Kamu tidak suka melihatnya?" tanya Ivan sambil mengangkat dagu Fara. <span;>"Huh?" Fara tak bisa menjawabnya. Dia hanya bisa menatap wajah Ivan yang juga sedang menatapnya dengan sorot mata yang mendebarkan. <span;>"Jangan bilang kalau kamu belum pernah melihatnya, Fara," kata Ivan lagi. <span;>"Tidak jika berhadapan seperti ini," sahut Fara lugu.
Baca selengkapnya
Bab 3
<span;>Langit masih gelap ketika Fara terjaga dari tidurnya. Dia mendapati Ivan yang sedang duduk di sampingnya sambil menatap telepon genggamnya dengan wajah yang kecewa. Sesaat Fara memperhatikan. Suaminya itu tampak kecewa dengan apa yang dia lihat atau dia baca di layar hpnya. Tapi dengan siapakah suaminya berkomunikasi di pagi buta seperti ini? Dengan kekasih hatinya itukah? <span;>"Mas," panggil Fara pelan. <span;>Ivan pun terkejut. Sepertinya dia tidak tahu jika Fara telah bangun. Dengan gugup dia seperti hendak menyembunyikan ponselnya itu dari Fara. Tapi Fara telah melihatnya. Termasuk melihat dengan jelas kegugupan suaminya itu yang bertingkah seperti seseorang yang baru saja berbuat salah. <span;>"Jangan mengejutkan aku seperti itu, Fara," protes Ivan tak suka. <span;>"Mas terkejut? Padahal aku cuma memanggil saja," kata Fara menyahuti. <span;>"Aku pikir kamu masih tidur."
Baca selengkapnya
Bab 4
<span;>Ivan menatap Fara yang baru saja keluar dari kamar mandi. Keningnya berkerut dan wajahnya cemberut hingga membuat Fara menjadi kikuk. Fara tak mengerti kenapa Ivan menatapnya seperti itu. Dia merasa sikap Ivan itu begitu aneh. Karena tanpa alasan yang jelas dia seolah menatap Fara dengan kesal. <span;>"Ada apa?" tanya Fara bingung. <span;>"Matamu bengkak." sahut Ivan cemberut. <span;>Huh? Fara pun cepat mengusap matanya. "Ini karena aku habis menangis." <span;>"Siapa yang menyuruhmu menangis?" tanya Ivan dengan nada marah. <span;>Huh? Fara melongo menatap suaminya yang masih terus menatapnya dengan wajah yang cemberut. <span;>"Aku sudah bilang jangan kelewat cengeng. Sekarang matamu bengkak begini bagaimana kamu bisa keluar dan bertemu orang-orang? Mereka pasti bertanya kenapa matamu sampai bengkak begitu? Terus aku harus jawab apa? Apa tidak mungkin jika nanti me
Baca selengkapnya
Bab 5
<span;>Seminggu sudah mereka tinggal di rumah orangtua Fara. Hari ini mereka berencana untuk pindah ke rumah orangtua Ivan dan menetap di sana seperti rencana mereka semula. Karena itulah sejak pagi Fara sibuk berkemas, memilih pakaian dan barang-barang lainnya yang akan dia bawa. <span;>Sebuah tas besar telah penuh oleh pakaiannya. Lalu satu tas lainnya akan dia isi dengan berbagai macam barang keperluannya. Fara berpikir sekiranya barang apa saja yang akan dibawanya. Fara pun mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar. Dia melihat deretan buku bacaan koleksinya yang tersusun rapi di lemari kecil. Juga koleksi parfum dan sepatunya. Hm, Fara bingung karena seakan tak rela berpisah dengan semua barang koleksinya itu. Tapi tadi Ivan telah berpesan dengan tegas supaya Fara tidak membawa banyak barang yang akan memenuhi kamarnya nanti. Padahal rasanya Fara ingin membawa semuanya. Terutama koleksi buku- bukunya yang selama ini selalu setia menemaninya disaat sepi.
Baca selengkapnya
Bab 6
<span;>Mereka tiba di rumah orangtua Ivan ketika langit hampir gelap. Memang hanya butuh waktu satu jam perjalanan saja untuk bisa sampai ke sana. Tapi itu pun kalau tak terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah. Karena sore itu arus kendaraan tidak terlalu padat, maka mereka pun bisa sampai sebelum malam. Sedikit lebih cepat dari yang Ivan perkirakan. <span;>Ketika mereka sampai, rupanya kedua orangtua Ivan sudah menunggu kedatangan mereka. Pak Arifin dan Bu Elsa langsung menyambut mereka dengan hangat. Sepertinya mereka memang sangat senang karena anak dan menantu mereka mau tinggal bersama dengan mereka di sana. <span;>"Hanya ini barang yang kamu bawa, Fara?" tanya Bu Elsa ketika dilihatnya tas yang dibawa Fara. <span;>"Iya, ma. Kata Mas Ivan tidak usah membawa banyak-banyak," sahut Fara. <span;>"Ah, Ivan tidak mengerti kalau perempuan itu pasti memiliki banyak barang," kata Bu Elsa sambil melirik
Baca selengkapnya
Bab 7
<span;>Kita kembali ke malam hari di saat Ivan baru saja keluar dari rumahnya. <span;>Laki-laki tampan itu bergegas mengendarai mobilnya memecah kepadatan lalu lintas malam itu demi untuk menemui seseorang yang sangat dirindukannya. Mereka memang telah merencanakan pertemuan ini. Dan Ivan berharap masih ada setitik harapan baginya untuk bisa meraih kembali cintanya. Lantas bagaimana dengan Fara? Ivan berpikir tak apa jika dia bisa merahasiakannya dari istrinya itu. Jika dia tak tahu, berarti dia tak kan terluka, kan? Ivan merasa mampu untuk memenuhi kebutuhan dua istri. Jadi dia bisa tetap menjalani rumah tangganya bersama Fara sesuai dengan keinginan orangtuanya tanpa harus kehilangan cintanya. <span;>Adelia, adalah perempuan cantik yang telah dipacarinya selama lima tahun ini. Mereka bertemu di acara ulang tahun seorang teman. Dan dari pertemuan itulah tumbuh benih-benih cinta yang semakin hari semakin bermekaran. <span;>
Baca selengkapnya
Bab 8
<span;>Ivan duduk bersama tiga orang teman dekatnya. Hentakkan musik mengalahkan suara mereka yang sedang asyik bercanda dan berbincang tentang masalah perempuan. Tapi Ivan tak banyak bicara. Dia hanya menimpali sesekali saja obrolan teman-temannya itu. Pikirannya sebagian masih terpusat pada Adelia. Belum bisa mengalihkan pikirannya dari gadis terkasih itu meski dia terus mencoba. Jika candaan temannya terdengar lucu, Ivan pun ikut tertawa lepas. Tapi setelah itu pikirannya kembali bercabang. Mengarah sebagian pada Adelia yang kini pergi menghilang. <span;>"Kamu lagi ada masalah, ya?" tanya Dito pada Ivan. <span;>"Kok, tahu?" sahut Ivan pendek. <span;>"Kelihatan dari wajahmu yang murung itu. Lagi pula, kalau ada pengantin baru yang lebih memilih nongkrong di sini dari pada menikmati waktu berdua dengan istrinya, bisa dipastikan dia sedang ada masalah," kata Dito menebak. <span;>Ivan pun mengangguk membena
Baca selengkapnya
Bab 9
<span;>Fara terjaga dari tidurnya karena dirasakannya ada seseorang yang naik ke tempat tidur. Dengan cepat dia menoleh. Didapatinya Ivan yang sedang berbaring hendak tidur. Suaminya itu pun tampak acuh, seperti tak peduli pada Fara yang terkejut. <span;>"Mas Ivan?!" Fara pun cepat melihat pada jam mungil yang ada di atas nakas. Pukul setengah lima pagi. "Mas Ivan baru pulang?" <span;>"Bangunkan aku jam enam," pinta Ivan tanpa menjawab pertanyaan Fara barusan. <span;>"Kenapa Mas Ivan baru pulang?" Fara melanjutkan pertanyaannya. <span;>"Bertanyanya nanti saja, Fara. Sekarang aku ngantuk, ingin tidur," sahut Ivan sambil terus terpejam. <span;>"Aku tunggu Mas Ivan semalaman. Janjinya mau pulang sebelum tengah malam. Tapi ternyata malah pulang pagi. Keterlaluan!" kata Fara kesal. <span;>Ivan pun membuka matanya dan menoleh pada Fara. Ekspresi wajahnya datar seolah dia tak m
Baca selengkapnya
Bab 10
<span;>Fara duduk termenung sendirian di kamar. Ini baru lewat jam makan siang. Belum satu harian dia menjalani waktunya di rumah mertuanya ini. Tapi rasa jenuh sudah mengurungnya sejak tadi. Fara tak tahu harus melakukan apa. Bu Elsa, ibu mertuanya sudah keluar rumah sejak tadi. Ada arisan katanya. Sedangkan Fiona, adik Ivan, sampai hari ini masih berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Fara pun kesepian. Kalau saja sebelum pernikahan Ivan tidak memintanya berhenti bekerja, tentulah saat ini Fara tak kan mengalami kejenuhan seperti ini. Tapi Ivan bilang, dia ingin punya istri perempuan yang diam di rumah, bukan wanita karier yang sibuk bekerja. Karena itulah kedua orangtua Fara langsung meminta Fara berhenti bekerja agar bisa menjadi ibu rumah tangga seperti yang Ivan inginkan. Fara pun menurut. Toh, menjadi ibu rumah tangga juga satu hal yang menyenangkan. Mengurus suami dan anak-anak adalah kebahagiaan yang tak ternilai bagi seorang perempuan. Tapi sekarang, kenyataanny
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status