Share

Bab 10. Pertengkaran kecil

"Apakah Daren mencintaimu, Nak?" Nahwa tersentak mendapatkan pertanyaan tersebut dari Oma.

Bibir mungilnya terkatup rapat, entahlah kali ini tak ada Daren yang biasanya selalu mengalihkan pembicaraan ke ranah yang sangat sensitif, bagi Nahwa. Gadis itu hanya mengangguk kemudian tertunduk. Ia tak bisa membohongi wanita baya tersebut.

Lusia membetulkan posisi pada kacamata berukuran besar yang bertengger di hidung bangirnya. Jemarinya dengan lembut mengangkat dagu Nahwa, mensejajarkan pandangan mereka.

"Hmm? Ada yang bisa oma bantu?" Nahwa menggeleng cepat. Ia mulai mengendalikan perasaan gugupnya.

"Bu-kan, Oma," elaknya dengan cepat. Oma masih menatap dirinya dengan curiga.

"Ada sedikit masalah, Oma. Mungkin karena kami baru saja memulai lembaran baru," ucap Nahwa berbohong. Ia menggigit bibir bawahnya.

Oma Lusia menuntun langkahnya di bangku taman. Cuaca hari ini sangat bersahabat. "Terkadang memang dalam sebuah perjalanan selalu ada batu kerikil-kerikil kecil maupun besar. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status