“Ha?” Kinara terkejut membolakan matanya.
“Ceritakan sama saya, siapa itu Keny.” Sekali lagi, Kenzo menanyakan pertanyaan yang sama.
Dia paham jika wanita yang berada di hadapannya itu tengah terkejut.
“Ke-keny?”
“Iya. Saya dengar kau menyebut nama itu tadi.”
“Di-dia mantan kekasih saya.”
Kenzo manggut-manggut seraya menikmati nasi gorengnya. “Mantan? Berarti sudah putus? Dia yang putusin kamu?”
Kinara menggeleng. “Saya yang putusin dia.”
Kenzo meminum minumannya hingga separuh, lalu melanjutkan lagi menikmati nasi gorengnya. “Okay. Kamu putusin dia, berarti dia pria brengsek atau memang kamu sudah memiliki pria lain?”
Mata Kinara berkaca-kaca. “Bukan. Bukan seperti itu. Keluarga saya tidak menyukainya dan … ada satu hal yang tidak bisa saya jelaskan.”
Kenzo menatap tajam Kinara. Dia ingin menuntut jawaban dari wanita itu, tetapi Kenzo segera menahannya. Dia masih ingin menjalankan rencana untuk menyiksa Kinara. “Kamu sempat mengira saya ini Keny. Apa saya mirip dengannya?”
“Tidak hanya mirip. Tetapi seperti pinang dibelah menjadi dua,” kata Kinara sebelum tersenyum getir.
“Yah, mungkin benar apa kata orang. Di dunia ini, ada 7 orang yang sama persis. Mungkin, saya adalah salah satu yang mirip dengan Keny.” Kenzo meletakkan sendoknya di piring, lalu mengelap mulutnya menggunakan tisu. “Terima kasih untuk makanannya, saya mau ke atas. Kalau butuh apa-apa, bisa panggil pelayan di sini.”
Kinara mengangguk dan menatap punggung kekar itu hingga menjauh.
*****
Usai mandi, Kinara turun ke lantai dasar. Dia ingin membantu pekerjaan Ana ataupun Zana.
Sudah merasa membaik, Kinara menjadi tidak enak jika harus ongkang-ongkang kaki di mansion ini.
Namun, Kinara terkejut saat melihat Kenzo yang sedang duduk bersila kaki sembari membaca Koran harian. Penampilan pria jakung itu memang terlihat seperti bos besar yang berkharisma. Sungguh sangat berbeda dengan Keny.
“Selamat pagi, Pak.”
Kenzo melirik sekilas, lalu kembali fokus dengan bacaannya. “Pagi. Kamu sudah membaik?”
“Sudah, Pak. Saya hendak ke dapur. Ingin membantu pekerjaan Mbak Ana. Menumpang tanpa berbuat apapun membuat saya tidak enak.”
Kenzo melipat Koran dan meletakkannya di meja, lalu menurunkan kakinya. Pria berlesung pipit itu menatap tajam Kinara. “Silakan duduk dulu.”
Kinara sempat terkejut, tetapi dia berusaha tenang. Wanita berambut sebahu itu mengikuti perintah Kenzo. Sambil meremas tangannya, Kinara menunggu Kenzo berkata lagi.
“Kamu di sini, apa keluargamu tidak cemas?” tanya Kenzo membuat Kinara mendongak.
Mata wanita itu kini berkaca-kaca. Terlihat ketakutan di sana–apakah dia akan diusir?
“Ah, jangan salah paham. Saya tidak mengusir kamu. Saya hanya tanya, apa keluargamu tidak mencari?” ucap Kenzo lagi.
“Tentu mereka mencari saya. Tapi, saya tidak mau pulang, Pak. Saya hanya akan dinikahkan dengan Abas Sebastian sebagai penebus hutang nantinya. Sungguh, pria bernama Abas itu pria cabul.”
“Benarkah keluargamu sekejam itu?”
Kinara bingung. Haruskah dia membuka aib keluarganya? Tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia butuh Kenzo membiarkannya tinggal di sini sementara waktu. Setidaknya, sampai dia menemukan jalan lain.
“Maaf jika terdengar curhat. Tapi, papa saya hanya terpengaruh oleh Mama Mega–mama tiri saya, sehingga papa saya lebih memprioritaskan adik saya. Jika saya di sini hanya mengganggu, saya akan pergi untuk mencari pekerjaan.”
“Tidak. Bukan begitu. Sepertinya, kamu ingin balas dendam dengan Abas dan juga Mega. Bukan begitu?”
Kinara menatap tajam Kenzo yang selalu seperti cenayang. Bagaimana mungkin pria itu selalu bisa membaca pikirannya? Kinara memang menaruh dendam kepada Mega. Wanita itulah yang membuatnya terpaksa kehilangan Kenny.
“Hmmm,” deham Kenzo menyadarkan Kinara, “apa yang bisa kuperbuat dengan membalaskan dendam itu?”
Seketika mata Kinara membola.
“Balas dendam?”
Kenzo tersenyum smirk. “Sebenarnya, saya ingin mengajak kerja sama dengan kamu. Itupun kalau kamu mau.”
Kinara mengernyitkan dahinya, menunggu kelanjutan ucapan Kenzo.
“Akan kubalaskan dendammu asal kamu juga mau mengikuti keinginanku.”
“Apa itu?”
“Jadi, saya akan menjadi Keny-mu di depan mereka. Saya juga akan bantu membalaskan dendammu, tapi saya butuh seorang istri untuk menggaet klien dari Dubai.”
“Bagaimana cara aku membantumu?” tanya Kinara penasaran.
“Klien saya itu menginginkan rekan bisnisnya dari keluarga baik dan normal. Agamanya sangat tekun. Dari pada mereka mengira saya seorang gay yang selalu ke mana-mana bersama dengan Dirga—asisten pribadi saya, saya berencana untuk menikah. Tetapi, tidak ada calon yang tepat.”
“Anda menginginkan saya sebagai istri kontrak?”
“No. Bukan begitu! Kita menikah sungguhan. Kamu bisa menganggap saya sebagai Keny.” Kenzo menatap Kinara dalam.
Pria itu mencoba menilai kembali “mantan wanitanya” itu.
Jika Kinara bersedia, gadis itu memang benar-benar matrealistis, sesuai dengan dugaannya.
Jika tidak, Kenzo tetap akan mencari cara agar kinara mau menikah dengannya dan menghancurkan wanita itu. Sampai mati, Kenzo tidak akan pernah memaafkan wanita ini.
Kenzo terus menunggu, tetapi Kinara hanya diam.
Mata Kinara terlihat memerah karena terus-menerus mengingat Keny akhir-akhir ini.
Entah di mana pria itu? Bagaimana reaksi Keny jika tahu dia hendak menikah dengan pria yang memiliki rupa persis sepertinya? Terlebih ,Kenzo adalah seorang pengusaha yang sukses. Tentu, Keny akan menganggapnya sebagai seorang wanita matre. Sayangnya, Kinara saat ini tak punya pilihan.
“Bagaimana?”
Kinara menyeka air matanya. “Baik. Saya setuju. Tapi, Anda sungguh bisa membalaskan dendam saya kepada Abas dan Mega?”
“Tentu. Dendammu akan tuntas,” jawab Kenzo dengan senyum percaya diri, “tenang saja.”
Kinara tidak tahu bahwa dia akan masuk dari sebuah lubang buaya ke kandang singa yang lapar
“Pak, Abas Company sudah saya bereskan. Tentu saat ini dia sedang kelimpungan mencari dana.”“Bagus. Segera tekan Abas Company untuk segera melunasinya, Ga.”“Baik, Pak.”Kenzo tersenyum penuh dengan kemenangan mendengar laporan asistennya.“Dengan ini, pria bernama Abas situ tidak bisa memberikan uang kepada Mega. Dia akan menekan Nigroho mengenai utang. Di sana aku akan muncul dan seolah menjadi dewa penyelamat untuk sesaat,” gumam Kenzo.Ya, semenjak bertemu kembali dengan Kinara, Kenzo telah mempersiapkan rencananya. Satu per satu untuk membalaskan dendam pada Kinara yang sudah memberikan rasa sakit begitu dalam. Dan … semua sudah berjalan sesuai keinginannya.Tok tok tok!Suara pintu mengalihkan fokus Kenzo. “Masuk!”Pintu ruangan pun terbuka.Ternyata, Kinara sudah mengenakan gaun selutut dengan warna merah terlihat dengan anggun. Kulitnya tampak sangat cerah dengan warna gaun tersebut.Kenzo tampak membeku dengan penampilan Kinara. Bahkan make-upnya mampu menyamarkan luka lebam
Sementara itu, Kenzo dan Kinara telah turun dari mobil.Keduanya terpisah dan Kenzo janji akan lekas datang di waktu yang tepat. Meski tidak mengerti, Kinara segera menurutinya.Kinara benar-benar terlihat sangat cantik saat ini. Pilihan rambut dan dress menyempurnakan tubuhnya yang ramping–membuat siapa saja akan terpesona, termasuk beberapa pelayan restoran ini.Setelah menanyakan ruangan yang Mega pesan, seorang pelayan kemudian mengantarkannya ke sebuah ruangan VVIP.“Terima kasih, Mbak.” Kinara masuk ke dalam.Ternyata, sudah ada Mega dan juga Abas tengah menikmati wine-nya. Namun, tidak ada papanya di sana.Meski dalam hati sangat takut, Kinara mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja. “Ma, Om. Maaf menunggu lama.”Mega terkesiap melihat penampilan putri sambungnya. Kinara terlihat sangat cantik dan anggun. Bahkan pakaian yang Kinara pakai adalah pakaian limited edition. Tidak semua orang bisa membelinya. ‘Bagaimana mungkin! Siapa yang mendandaninya sampai seperti ini?’ batinnya.
“Pak Abas, kami sudah memberikan peringatan kepada Anda. Tetapi, Anda tidak mengindahkannya. Kami hanya ingin menuntut hak kami. Jika Anda tidak dapat melunasinya, sesuai kesepakatan, semua aset Anda adalah milik kami. Terlebih, Anda juga bersikap kurang ajar terhadap calon istri Tuan Kenzo atau Tuan Keny.”Mega membungkam mulutnya sendiri. Pria yang dia kira cupu adalah suhu yang sesungguhnya.Wajah Mega dan Keny memucat seketika. Keny ternyata bukanlah pria sembarangan seperti yang mereka pikirkan.Abas segera bersujud di kaki Kenzo. Dia memohon belas kasihan kepada pria yang sempat dia hina.“Tolong saya, Pak. Jangan sita aset saya, saya mohon,” rengeknya.Kenzo tersenyum smirk, bahkan kakinya menendang Abas. Tubuh gempal itu seketika terjengkang.“Kamu juga akan dipenjara. Kasus pelecehan dan juga penganiayaan.”“Tidak, Pak! Saya mohon, jangan hukum saya seperti ini.” Abaz menangkupkan kedua tangannya, meminta ampun kepada Kenzo.“Bawa pria tidak tahu diri ini keluar!” perintah Ke
“Saya percaya.” Kenzo tersenyum tipis dan hampir tidak terlihat. Merasa senang karena semua sesuai dengan rencananya saat ini. “Emmm.” Pria berlesung pipit itu berdeham untuk menstabilkan suaranya lalu berkata, “saya harap, ini tidak akan membebani kamu.” Kinara menggeleng. “Ini sudah menjadi keputusan saya, Mas. Dengan saya bisa lepas dari Abas Sebastian, itu lebih dari cukup. Tapi …,” gantung Kinara kembali merasa takut. “Tapi kenapa?” Kinara teringat dengan Baim Nugroh. Akankah papanya itu mau menerima pinangan dari Kenzo, mengingat dahulu mati-matian Baim menolak Keny. “Emm.” Dehaman Kenzo menyadarkan lamunan Kinara. “Eungh … bagaimana dengan papa saya? Saya tidak yakin, jika Papa akan menerima pernikahan tersebut.” Kenzo tersenyum smirk. “Itu mudah bagi saya. Apapun bisa untuk saya. Kuncinya ada pada kamu,” ucapnya dengan menoleh sekilas, kemudian kembali fokus pada kemudi. ‘Dia memang bukan Keny. Tapi, jika Keny tahu, dia pasti akan mengira aku benar-benar wanita matre.’
‘Tuhan … rasanya kenapa deg-degan begini,’ batin Kinara.“Mari kita mengobrol di sana, Kinara! Biar kita tidak mengganggu acara para laki-laki.” Seikha mengajak Kinara untuk mengobrol di meja seberang dan Kinara menurutinya.Kinara dan Seikha tampak mengobrol bersama. Sedari tadi mereka membicarakan mengenai masakan dan juga hobi masing-masing. Sesekali wanita berambut sebahu itu memperhatikan Kenzo. Pria itu benar-benar sangat berkharisma. Sudut bibir Kinara naik ke atas. Hatinya menghangat dengan detak jatung yang takberaturan.“Sebentar lagi halal, kan?” ledek Seikha membuat Kinara senyum-senyum sendiri.“Mas Kenzo sangat baik, Bu.”“Iya. Kelihatan, kok. Kalian pasangan yang sangat serasi.”Kinara tersenyum getir. Dia sangat berharap jika Kenzo adalah Keny. Ada rasa bersalah dalam diri Kinara jika menikah dengan Kenzo, karena pikirannya akan terus bersama dengan Keny. “Terima kasih, Bu.”Selesai makan bersama, Kenzo dan Kinara pamit untuk undur diri. Bahkan Hussain sangat terkesan
“Ada yang ingin kamu beli?” tawar Kenzo.Kinara menggeleng. “Tidak, Mas. Cukup. Semuanya sudah cukup,” jawab Kinara yang masih merasa tidak enak atas kebaikan pria itu.“Kapan saya harus menemui papa kamu?” tanya Kenzo.Kirana menyibakkan rambutnya ke belakang telinga. Terlihat keraguan dari raut wajahnya. Kenzo yang menyadari akan keraguan tersebut, menghentikan langkahnya kemudian menangkup kedua pipi Kinara.“Jangan takut, saya bisa meyakinkan papamu.”Pipi Kinara merona. Melihat tatapan teduh Kenzo, darahnya seakan berdesir. “I-iya.”Senyum manis terlukis di wajah tampan Kenzo. Senyum yang biasa Kinara lihat dari Keny. Gadis itu menjadi teringat dengan mantan kekasih yang entah sekarang berada di mana.“Jadi?” tanya Kenzo meyakinkan.“Kapanpun Anda siap.”Kenzo manggut-manggut seraya melebarkan senyumannya. Sebuah senyum kemenangan. Tidak sulit membuat gadis itu masuk ke dalam perangkapnya. ‘Good.’“Mas, apa saya boleh bertanya sesuatu?”Kenzo mengangguk. sebisa mungkin dia tersen
“Kinara, kamu mau ke mana?” tanya Baim.Kinara tampak menoleh ke Kenzo. Pria jakung berlesung pipit itu seolah tahu jika dia ingin ikut kembali ke mansionnya.“Saya rasa kamu harus tinggal di rumahmu dulu sampai kita benar-benar halal.”Kinara tertunduk. “Tapi,” gantungnya dengan suara bergetar.Kenzo mengangkat dagu gadis itu. Mata kinara yang berkaca-kaca seolah menggoyahkan imannya. ‘Shit! Kenapa aku selalu lemah jika melihat matanya.’ Kenzo memberikan anggukan kepada Kinara dan berkata, “Saya akan menjamin keselamatan kamu di sini. Tidak ada yang boleh menyentuh kamu. kalau kamu sampai lecet sedikit saja, saya pastikan orang itu tidak akan melihat matahari terbit.’’Tubuh Mega membeku. Rasa takut kini menyelimutinya. ‘Sialan. Kinara benar-benar beruntung.”Mega menghindari tatapan Kenzo yang tajam. Wanita itu langsung menenggak air putih yang berada di meja hingga tandas.“Tidak usah khawatir, Nak Keny. Om berjanji, Kinara akan selalu baik-baik saja.” Baim menyahut, lalu merangkul
“Ada apa?” tanya Kenzo terlihat tegang.“Ada seseorang yang hendak membakar gudang kita. Beruntung tertangka orangnya.”Kenzo dan Kinara mengembuskan napas lega. Beruntung sekali gudang eleektroniknya tidak jadi membakar gudang dengan dana ratusan triliun itu.“Di mana orang itu?” tanya Kenzo berusaha tenang.“Sedang diamankan oleh pihak kepolisian. Masih di kantor, Pak. Pria itu berusaha untuk bunuh diri.”Mendengar jawabana dari Dirga, gigi Kenzo bergemelutuk dengan tangan mengepal karena kesal. Dia yakin jika ada orang yang sedang berusaha untuk mempermainkannya. Pria bermata lebar itu mengembuskan napas kasar. “Sekarang kita ke kantor!”Dirga melirik Kinara. “Nona Kinara bagaimana, Pak?”“Kinara biar langsung pulang. Nanti supir yang antar. Kamu gak apa-apa, kan Kinara?”Kinara mengangguk. “Gak apa-apa, Mas.”Tidak menunggu lama, Kenzo mengajak Dirga untuk pergi ke kantor.Namun, di tengah jalan Kenzo menerima kabar, jika pria yang mau membakar gudangnya itu dibawa oleh pihak yang