Share

Bab 5

Penulis: Ramun Fitria
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 13:44:17

Maharani membisikkan sesuatu pada telinga Dika. Sebuah rencana yang telah dia susun dengan rapi untuk membuat Kevin menyesal. Dika membelalakkan matanya, lagi-lagi ide gila Rani membuatnya tercengang. 

"Wanita gila," ucap Dika meremehkan. 

"Hei Mas Dika, jaga bicaramu, aku ini bosmu." Rani mulai menyombongkan diri lagi. 

Dika terkekeh mendengar, dia lupa jika hanya menjadi suami bayaran saja. "Baiklah, Ibu bos," kata Dika seolah patuh padanya. 

Tiba-tiba saja, Rani memberikan satu bantal, satu guling dan selimut kepada Dika. "Untuk apa?" tanya Dika bingung. 

"Tidak mau? Ya sudah." Rani kembali mengambil perlengkapan tidur tersebut. 

"Sana! Mas Dika tidur di sofa saja," kata Rani dengan mengibaskan tangannya. 

Dika mengernyitkan keningnya. "Kenapa? Kita kan sudah halal," kata Dika lantas naik ke atas kasur bersama Rani, tapi Rani justru mendorongnya untuk menjauh. 

"Ih, jangan tidur di sini!" kata Rani kesal, "Mas Dika tidur di sofa saja, kita kan cuma nikah pura-pura," imbuhnya sambil bersungut-sungut. 

Dika terlihat menghela napas beratnya. Kemudian laki-laki itu turun dari kasur dengan membawa selimut dan juga guling. Rani menahan tawanya saat melihat wajah Dika yang kesal. 

"Nah, pokoknya Mas Dika gak boleh dekat-dekat sama aku. Ini wilayahku, dan Mas Dika di sana saja," kata Rani sambil menunjukkan batas tempat mereka. 

"Iya iya," jawab Dika malas. 

“Oh ya Mas, Mas kan belum cerita tentang asal usul Mas. Sebenarnya Mas Dika ini dari mana dan mau kemana? Kenapa waktu itu sampai di rampok? Dan sepertinya, Mas Dika ini bukan orang sembarangan. tidak mungkin bangsawan sampai di rampok. Oh ya, Mas Dika kerja apa dan di mana? Aku perlu tahu karena sekarang kan kita sudah menikah," celoteh Rani. 

Dika merasa pusing mendengar pertanyaan Rani yang begitu banyak. Laki-laki itu juga heran mengapa gadis yang dinikahinya begitu suka berbicara, bahkan hal-hal yang tidak penting pun dia pertanyakan. Akhirnya karena malas meladeni Rani yang terus bertanya dan berceloteh tidak jelas, Dika memilih untuk memejamkan matanya dan pura-pura tidur. 

"Mas, kok gak jawab sih pertanyaanku," ucap Rani yang menoleh ke arah Dika. 

"Eh dia malah tidur, cepat sekali." 

Melihat suaminya sudah memejamkan mata, Rani pun ikut membalik badan dan mencoba terlelap. Namun, terasa sangat sulit karena terus terbayang-bayang kejadian beberapa hari ini yang membuatnya sangat terluka. Gadis itu terlihat ceria hanya untuk menutupi kepedihannya. Dia berusaha melupakan itu semua, tapi pengkhianatan Kevin yang merupakan cinta pertamanya sangat sulit untuk dihapuskan dari hatinya. 

Sampai tanpa terasa, Rani berlabuh dalam mimpi di alam bawah sadarnya. Ya, Rani sudah tertidur setelah lelah melamun bermenit-menit. Dika yang sebenarnya belum tidur bangkit dan menghampiri istrinya yang ada di sampingnya. Laki-laki itu membenarkan selimut yang menutupi tubuh Rani, lalu kembali lagi ke sofa. 

*****

Pagi yang cerah, yang seharusnya menjadi pagi yang indah setelah melewati malam pertama. Akan tetapi, tidak dengan sepasang pengantin baru yang terpisah di malam harinya. Saat Rani terbangun, dia melihat suaminya yang baru selesai mandi, Dika keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan selembar handuk. 

Rani meneguk salivanya saat tanpa sengaja melihatnya terarah pada bagian perut dan dada Dika. Dika memiliki bentuk tubuh yang sempurna sebagai seorang laki-laki. Dada bidang dengan bulu halusnya serta roti sobek yang berjejer di perutnya, membuat semua mata seolah ingin memakannya. 

Dika yang baru saja menyadari jika Rani tengah dilihat, langsung saja kembali ke kamar mandi. "Lain kali bawa baju ganti sekalian, Mas!" teriak Rani setelah Dika menghilang di balik pintu kamar mandi.

"Ran, tolong ambilkan bajuku dong," punya Dika memohon. 

"Di mana?" tanya Rani. 

"Di tas," jawab Dika. 

Rani membuka tas Dika, dia memilih di antara dua baju yang ada di dalam tas tersebut. Sangat miris, Rani mengira jika suaminya hanya memiliki dua baju saja. “Sepertinya aku harus membelikan dia baju,” gumam Rani. 

Pilihan Rani jatuh pada kaos berwarna hitam. Gadis itu berjalan ke arah kamar mandi, menutupinya dengan lembut lalu melengkungkan baju itu dari pintu depan tanpa menoleh ke arah Dika. Dika tersenyum melihat istrinya yang tampak malu-malu. 

"Kamu gak mau mandi?" tanya Dika yang masih belum mengambil baju yang Rani ulurkan. 

"Gak mandi juga tetap cantik," kata Rani memuji diri sendiri. 

"Cantik-cantik tapi kok ngenes," ledek Dika. 

Spontan Rani langsung ditangkap tajam. Dia yang tadi memalingkan wajahnya, kini dengan berani melotot pada Dika yang telah meledeknya. Namun, setelah lama Rani menatap Dika, justru kini dia sendiri yang merasa takut. 

Tidak sampai 5 menit Rani menunggu Dika yang sedang berganti baju. Kini laki-laki itu keluar dan berganti Rani yang akan masuk. Setelah Rani masuk ke dalam kamar mandi dan suara air mulai mengalir, Dika mengambil ponsel Rani untuk menghubungi seseorang. 

"Hallo, ini aku."

"Halo, ini aku." 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 29

    "Bicara omong kosong, aku tidak akan bercerai dari Mas Dika," ujar Rani dengan berani. "Rani Rani, aku tahu kamu masih mencintaiku. Aku juga tahu kalau kalian hanya bersandiwara saja, kamu membayar Dika untuk menjadi suamimu kan?" kata Kevin menebak. "Sandiwara atau tidak itu bukan urusan kamu. Kita sudah selesai, jadi jangan ganggu aku lagi!" Rani memperingati Kevin. Hatinya teramat benci pada laki-laki yang kini menjadi mantannya itu. Rani kembali melangkah pergi sebelum ada yang melihatnya bersama Kevin. Jika tidak, akan ada masalah baru yang membuatnya cepat emosi. Sementara Kevin menatap kepergian Rani. Sampai detik ini Kevin masih mengagumi kecantikan Rani. Kevin masih berharap bisa memiliki Rani dan Ariella bersamaan. Sungguh laki-laki yang serakah. "Aku pastikan kamu akan kembali padaku Maharani," ucap Kevin sambil menyeringai. *******Rani menggeliatkan tubuhnya, merubah posisinya dari terlentang menjadi miring menghadap jendela. Rani langsung membuka matanya lebar-leba

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 28

    Duduk berdua di dapur selayaknya pengantin baru yang menghabiskan waktu hanya berdua saja. Dika membawa sepiring nasi beserta lauk pauknya. Rani menunduk lesu, wanita itu merasa bersalah pada Dika yang tidak pernah diperlakukan baik di rumahnya. Meskipun laki-laki itu hanyalah menjadi suami sesaatnya, tetapi Rani paham harus bagaimana melayani Dika seperti istri pada umumnya. "Kamu kenapa Ran?" tanya Dika begitu lembut. Rani mengangkat wajahnya, menatap manik coklat milik Dika yang terlihat indah. Jika dipikir-pikir Dika adalah tipe laki-laki yang sangat tampan. Tubuh atletis yang sempurna, mata yang berpijar indah, bibir tebal berwarna merah alami, kulit putih bersih dan rambut lurus hitam sempurna."Mas, maafin aku ya," ucap Rani lirih. "Maaf kenapa?" tanya Dika bingung. "Selama Mas tinggal disini belum pernah merasakan kenyamanan. Keluargaku ya seperti ini, tidak pernah ada kehangatan. Dan aku, si anak tiri yang seperti bawang putih," ujar Rani. Dika tersenyum memandang wajah

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 27

    Waktu terus berputar, siang berganti malam. Sepulang dari kantor, seperti biasa Rani akan merapikan rumah dan menyiapkan makanan. Sebenarnya gadis itu sudah muak tinggal bersama keluarganya, terlebih Retta ibu tirinya yang tidak pernah menyayanginya. Saat ini, Rani tengah menanak nasi dan menyiapkan berbagai makanan. Katanya, Ariella dan Kevin akan datang menginap malam ini. Retta memintanya untuk menyiapkan banyak hidangan."Huh kenapa harus aku yang repot sih setiap mereka mau datang," gerutu Rani."Mas Dika kemana lagi?" Rani tidak melihat keberadaan Dika sejak mereka pulang dari kantor sore tadi. Dika mengatakan akan keluar sebentar karena ada urusan. Namun, sudah lebih dari satu jam laki-laki itu belum juga kembali. "Rani, mana makanannya? Sudah sejam kamu masak tapi belum satupun tersaji di meja," ujar Retta, tiba-tiba muncul dan menghakimi Rani. "Ini juga lagi masak Ma," jawab Rani ketus. "Kamu ngomong sama orang tua ketus begitu, gak sopan Rani!" seru Retta kesal. "Dari

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 26

    "Kalian tidak mungkin punya hubungankan?" tanya teman-teman Rani penuh selidik. "Yang benar saja Ran, kamu putus dari Pak Kevin yang pangkatnya lebih tinggi dan sekarang berpaling sama staf rendahan kayak ini, kamu masih waras kan Maharani?" sambung yang lainnya dan terus merendahkan Dika. "Ran, mending sama aku aja. Ya meskipun pangkatku gak setinggi Pak Kevin tapi setidaknya gak serendah dia juga," cibir yang lainnya lagi. Mendengar semua hinaan dan cibiran yang tertuju padanya, Dika hanya menanggapinya dengan senyuman saja. Rupanya banyak orang yang hanya menghargai seseorang dari statusnya saja. Lewat penyamaran ini Dika mengetahui wajah-wajah palsu dari semua karyawannya. "Memang sehebat apa kalian sampai merendahkan Mas Dika seperti ini? Jabatan kalian pun juga gak setara Pak Kevin," ucap Rani, membela suaminya.Prok ProkProk"Wah hebat, ternyata kamu masih mengagumiku Maharani," sahut Kevin yang tiba-tiba datang dengan bertepuk tangan. Di sebelahnya, Ariella berdiri denga

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 25

    "Maharani!"Suara sepatu beradu dengan keramik dan panggilan dari seseorang membuat Rani menoleh. Saat ini, gadis itu sedang terburu-buru kembali ke mejanya. Namun, langkahnya terhenti saat suara itu memanggil namanya."Bu Bunga," ucap Rani ketika mendapati bosnya yang sangat cantik dan berkelas itu menghampirinya."Ini buat kamu," kata Bunga, sambil menyerahkan sesuatu di dalam paper bag berwarna putih.Rani mengernyit heran. "Apa ini?" tanya Rani, sambil membuka paper bag tersebut. "Makanan?" tanya Rani, memastikan ia tidak salah lihat. "Saya membelinya dan ternyata sudah dingin. Saya tidak memakan makanan yang dingin, jadi daripada dibuang ambillah," ujar Bunga, tanpa ekspresi. Sangat dingin seperti biasanya. Senyum di wajah Rani mengembang, kebetulan sekali dirinya juga tengah lapar karena melewati makan siangnya. "Wah, kebetulan sekali. Terima kasih Bu," ucap Rani senang. Bunga meninggalkannya tanpa menanggapi ucapan terima kasih dari Rani. Memang, Bunga di minta bersifat j

  • Bukan Sekadar Suami Bayaran    Bab 24

    "Jadi Kevin adalah laki-laki matrealistis yang tidak berperasaan. Gila harta, gila wanita dan gila segala-galanya," ujar Rani dan diikuti dengan tawa renyahnya. "Benarkah?" tanya Kevin memastikan. "Hmm … dulu kami berpacaran saat dia akan melamar pekerjaan di perusahaan DS, dia tidak pandai dalam menyiapkan proposal dan lainnya di saat bosnya memberinya tugas. Aku ini yang mengerjakannya, semua tanpa terselip sedikitpun. Bahkan saat bertunangan dan rencana menikah, semua aku yang membiayainya. Bodohkan aku?" terang Rani dengan senyum bodohnya. "Cinta memang buta," sindir Dika. "Mas Dika benar, dulu aku benar-benar tergila-gila dengan Kevin sampai menutup mata dan telinga. Tapi setelah aku melihatnya di ranjang yang sama dengan Ariella, di saat itu aku sadar jika aku hanya dimanfaatkan," kata Rani menyesal. Dika mengambil tangan Rani dan mengelusnya lembut, wanita itu mendongak menatap suaminya. "Jangan sedih lagi, sekarangkan kamu sudah punya aku," ujar Dika lalu menghentikan mo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status