Share

Bukan Selera Tuan Muda
Bukan Selera Tuan Muda
Penulis: putrimaharani

1

Seorang bodyguard berambut pendek, bertubuh ramping dengan tinggi sekitar 160cm sedang berjaga didepan kamar hotel.

Tiba-tiba ia ditarik masuk ke dalam kamar yang dijaganya itu oleh seorang pria dan dibekap mulutnya oleh pria itu. Menyuruhnya untuk tidak bersuara sedikitpun.

Ya, pria yang membekapnya itu adalah Dylan Jason Rolland. Majikannya.

Cucu dari konglomerat yang kini dengan tanpa dosa membekapnya dalam keadaan telanjang dada, dan hanya memakai handuk saja menutupi setengah tubuh.

Kiki adalah nama bodyguard tersebut. Ia memandangi perut kotak sang majikan layaknya memandang roti sobek yang biasa terpajang di indomaret. "Rasa coklat juga enak." batinnya

"Ki, wanita itu sebentar lagi dateng. Plis banget gimanapun caranya kamu harus usir dia, oke?" pinta Dylan.

"Emang yang dateng siapa, Tuan?" tanya Kiki.

"Mantan pacar saya. Plis pokoknya kamu kasih dia alasan apa gitu supaya dia pergi. Oke?" pinta Dylan.

"Oh, baik tuan."

"Tapi sebelum itu ambilkan saya baju dan celana dulu." ucap Dylan seraya tutup pintu kamar itu.

Kiki ambil beberapa gantung baju dan celana dari lemari, lalu ia tanyakan baju mana yang ingin dipakai olehnya, Dylan hanya menunjuk asal sedangkan matanya sibuk berkutat pada ponsel.

Banyak sekali chat tentang pekerjaan yang harus ia balas satu per satu, karena sejak kemarin dirinya terus diteror oleh sang "Mantan" kekasih hingga menyebabkan ia terpaksa mematikan ponselnya, bahkan sekarang pun ia sedang berniat "Kabur" darinya, makanya tidak pulang ke rumah melainkan menginap di hotel.

Jangan ditanya, Dylan kalau sudah ilfeel dengan seseorang pasti kepinginnya pindah saja ke planet lain. Supaya tidak bertemu lagi dengan orang itu.

Tapi yang jadi pertanyaan adalah... Kok bisa ya mantan kekasihnya tahu hotel tempatnya menginap saat ini?

Kiki berjalan menuju kasur lalu taruh masing-masing satu gantung baju dan celana ke sebelah Dylan duduk, di atas kasur.

Kemudian ia balik lagi ke lemari, ambil kaus kaki, celana dalam, baju singlet serta jas. Ia kembali berjalan menuju kasur.

Akan tetapi, disaat itu juga Dylan bangkit dari kasurnya dengan pandangan masih terpusat pada hape, tangannya tersodor mencoba mengambil jas maupun lainnya dari tangan Kiki, akan tetapi mirisnya Kiki tiba-tiba tersandung dan langsung memeluk Dylan hingga membuat lelaki itu hilang keseimbangan dan jatuh. Mereka dalam posisi ambigu ketika itu, Kiki berada diatas dan Dylan berada dibawah.

Disaat itu juga pintu terbuka dan langsung membuat Klarissa melotot tidak percaya, apalagi ketika melihat handuk lelaki itu terlepas, posisi ambigu, cowok sama cowok?!

Begitupula dengan Dylan yang tersadar kalau handuknya terlepas. Ia langsung berteriak melengking saat itu berbarengan dengan Klarissa layaknya paduan suara.

Berbeda halnya dengan tukang sapu yang mengambil kesempatan untuk memotret Dylan dalam keadaan dan posisi seperti itu.

Belasan menit setelah kerusuhan itu terjadi.

Dylan tampak sibuk menguruti keningnya. Tepatnya saat ini ia sedang berada didalam mobil yang dikendarai oleh Putra. Bodyguard keduanya.

"Tuan pusing?" tanya Putra cemas, matanya terus mengarah ke kaca diatasnya.

"Enggak, cuma lagi kesal aja sama orang disebelah." ucap Dylan sedikit menekan perkataannya sambil melotot ke arah Kiki yang saat itu duduk disebelah kirinya, serba salah. Penyudutan yang sukses, Kiki terbukti jadi menciut.

Dylan segera berkata.

"Put, kamu pastikan orang yang memotret saya tadi enggak nyebar-nyebar foto itu! Kalau dia sampai sebar, awas aja, saya botakin kamu." ancam Dylan.

"Hehe, udah botak tuan kepala saya. Tenang tuan. Orang itu sekarang sudah saya tutup mulutnya, bahkan sampe enggak bisa lagi ngomong deh." ucap pria berkepala plontos itu.

"Bagus!" ucap Dylan yang ketika melihat ke Kiki langsung merongos. Kiki mengembungkan pipinya. Cemberut.

Padahal berkatnya juga, Dylan jadi tidak perlu berurusan lagi dengan mantan kekasih yang selalu mengejar-ngejarnya itu.

Lihat saja kan? Buktinya tadi dia langsung marah-marah dan pergi begitu saja! Bukankah itu maunya Dylan yang kepingin dia diusir?!

Kiki yang merasa jika kejadian itu berat sebelah pun langsung berkata dengan pelan dan hati-hati.

"Tuan, tapi bukannya kejadian barusan itu menguntungkan ya buat tuan? Karena posisi kita yang ambigu begitu jadi membuat Non Klarissa kabur, dan bahkan kemungkinannya Non Klarissa bakal ninggalin tuan, menyangka kalau tuan seorang homo." bela Kiki.

"Ya tapi kan saya ilfeel! Masa saya dikatain homo sih?! Dan masalah kedua... Gimana kalo berita tentang saya homo itu menyebar luas ke seantero bumi?! Kamu mau saya dipakein rok sama kakek saya?!" tandas Dylan.

Kiki tertunduk bersalah. "M-maaf tuan."

"Udahlah, bukan salah kamu. Lagian juga ini semua terjadinya pas-pasan banget, pas dia dateng, kamu kesandung dan ada diatas badan saya. Pokoknya setelah ini saya minta kamu cariin pacar buat saya!" tandas Dylan.

"E-eh? Pacar tuan?" tanya Kiki terheran.

"Ya! Pokoknya yang spek dewa!" tandasnya. Kiki menatapnya datar seraya membatin.

"Nyari pacar apa hape, bu lurah?"

Putra mengikik geli didepan sana. "Maaf tuan, Kiki seumur hidup aja belum pernah sama sekali pacaran. Masa minta suruh cariin pacar sih tuan? Hahaha. Spek dewa lagi. Bisa-bisa dibawain anak kucing lagi nanti." ucap Putra terkekeh.

"Yaudah kamu sama dia bantu cariin saya pacar. Pokoknya sesuai sama yang saya mau. Harus spek dewa!" tandas Dylan. Kiki dan Putra sedikit menahan tawa ketika itu.

Dylan tersenyum picik seraya membatin melihat jendela.

"Awas saja kamu Klarissa, kalau kamu sampai berani mengadukan hal ini kepada siapapun. Akan saya balas dengan cara yang lebih mengagumkan."

Di kantor Rolland group.

Dylan tiba-tiba didatangi oleh seorang pria berumur yang berjalan cepat dengan sebuah tongkatnya, meski saat itu ia sedang dipapah oleh seorang bodyguard, akan tetapi kakek ini sangat bersungut dan marah ingin jalan duluan tanpa perlu dipapah olehnya. Bahkan saat ini kakek berpakaian kemeja itu berniat memukuli Dylan dengan tongkatnya. Layaknya memukuli anak yang ketahuan menyolong mangga.

"Dasar anak kurang ajar kamu! Mau jadi apa kamu hah?!"

Dylan yang tiba-tiba dimarahi dan dipukuli itu pun langsung heran.

"Loh, kakek kenapa kesini?" tanya Dylan coba melindungi diri.

"Kelakuan kamu yang ngundang kakek kesini tahu! Kakek itu tadinya niat mancing! Tapi dikensel karena foto ini!" tandas sang kakek sambil mengeluarkan kotak bungkus rokok ke depannya, eh salah ambil. Dylan langsung balik ngotot.

"Nah! Kakek ketahuan ngerokok! Wah parah." ucap Dylan.

Kakeknya hanya nyengir malu dan langsung rogoh saku disebelah kirinya. Ternyata yang dimaksud adalah ia ingin mengeluarkan ponsel yang ada di saku sebelah kirinya.

Ia tunjukkan foto Dylan yang sedang berada dibawa dan Kiki berada diatasnya.

"Ini! Kamu jeruk makan jeruk kan?!" tandas kakek Rudi.

Dylan langsung membara ketika melihat foto tersebut. Dalam hati ia langsung berkesumat.

"Putra! Awas aja, habis ini saya botakin burung kamu!" batinnya.

Disatu sisi Dylan segera meluruskan.

"Enggak Kek, beneran! Itu cuma salah paham aja! Sumpah Kek! Saya masih suka perempuan serius!" kata Dylan bersumpah.

"Heh, memangnya kakek enggak tahu! Kamu kan sudah putus sama Klarissa, terus sekarang karna patah hati, kamu jadi nyerong!" tandas Rudi.

Dylan menghela nafas. Susah juga menjelaskannya.

"Kek, yang pertama putusin Klarissa itu Dylan, bukan Klarissa. Ya memang karena udah bosan aja sama tipe wanita kayak dia." ucap Dylan kekeh.

"Udah deh, pokoknya kakek enggak mau tahu. Kamu pecat bodyguard itu sebelum kamu benar-benar jadi bencong!" tandas Rudi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status