Share

Bunga Perang Shogun Tokugawa
Bunga Perang Shogun Tokugawa
Penulis: Lady Magnifica

The Beginning

Edo, 1853.

"Armada kapal hitam!"

"Armada kapal hitam!"

Seorang pemuda berteriak sambil berlarian masuk ke halaman rumah dengan menenteng pedangnya. Kinagashinya melambai tertiup angin. Ia menelusuri koridor rumah dan berpapasan dengan beberapa pelayan wanita yang menatapnya keheranan. Para pelayan tidak mengerti apa yang diteriakkan oleh pemuda itu.

Ia lalu berhenti di depan sebuah ruangan yang tertutup rapat. Tangannya buru-buru menggeser shoji kemudian membungkuk hormat pada seorang pria paruh baya dengan jenggot panjangnya yang sedang duduk bersila di zabuton.

"Tuan Akamatsu, armada kapal hitam telah merapat di pelabuhan," ucapnya terengah.

Pria yang dipanggil dengan nama Tuan Akamatsu itu mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya memerah menahan geram.

"Ada berapa kapal yang merapat?" tanya Tuan Akamatsu dengan suara berat.

"Dua kapal, Tuan," jawab pemuda itu. "Mereka disambut oleh pengawal pribadi Tokugawa Leyasu."

Tuan Akamatsu mendecih sengit. "Kaum bar-bar keparat yang akan menghancurkan negeri ini, disambut baik oleh Shogun. Menyedihkan sekali." Ia menggeram. "Panggil Tuan Akihiro kemari, cepat!" titahnya.

Pemuda itu mengangguk. Ia membungkuk sekali memberi hormat pada Tuan Akamatsu, lalu segera berlalu dari hadapan pria itu.

Tuan Akamatsu kembali mengepalkan kedua telapak tangannya. Gosip tentang kedatangan orang-orang asing ke negeri ini sudah lama beredar. Tokugawa Leyasu berencana untuk mengakhiri isolasi Jepang dari dunia luar melalui perdagangan dengan bangsa-bangsa barat. Tidak hanya itu, Shogun mengundang tenaga-tenaga ahli dari barat untuk melatih militer, science modern dan teknologi.

Ia, Kenji Akamatsu, pewaris tahta klan Akamatsu yang mempunyai kedudukan penting di dalam keshogunan Tokugawa, adalah salah satu orang yang menentang kebijakan itu. Ia tidak sudi budaya leluhur mereka dirusak oleh orang-orang asing.

Kenji Akamatsu merencanakan sesuatu. Ia dan klan-klan penting di propinsi lain yang masih setia dengan Kaisar Komei, tidak bisa membiarkan Tokugawa melakukan perubahan pada semua aspek di negara ini yang selama ini direncanakan.

Ia ingin mengembalikan pemerintahan Jepang pada kekaisaran.

***

Pelabuhan Edo, Edo.

"Hei, Baker! Mr. Perry memanggilmu!"

Andrew Baker, yang sedang menghisap cerutunya sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang memindahkan barang-barang atas kapal ke daratan. Lalu secara estafet membawa barang-barang itu masuk ke dalam sebuah gudang besar yang berdiri beberapa meter jauhnya dari tempatnya berdiri.

"Cepatlah, Baker!" seruan itu memaksa Andrew membanting cerutunya dan menginjaknya dengan sepatu boot kulitnya dengan kasar.

Andrew merapikan rambut pirang panjangnya yang ia ikat di bagian atasnya, lalu melangkah menuju sebuah tenda besar dan masuk ke dalamnya.

"Mr. Perry," sapanya seraya meletakkan satu tangan di dadanya, dan mengangguk kecil.

"Andrew ... aku ingin menyampaikan pesan ayahmu." Pria paruh baya berbadan tinggi dengan perut yang sedikit membuncit itu menatapnya di balik meja kerjanya.

"Owh, pesan dari ayahku." Andrew mengerutkan alisnya. Ayahnya punya jabatan yang sama dengan Mr. Perry, seorang jenderal angkatan laut. Dan kedua pria itu bersahabat.

"Ayahmu berharap setelah misi ini selesai, kau pulang dengan membawa gelar."

Bibir Andrew menyeringai seketika. Ia seorang penembak ulung juga sedikit mendalami strategi perang yang didapatnya dari jurusan teknologi militer di Harvard. Tapi ia sama sekali tidak ingin masuk ke dalam militer seperti yang diinginkan oleh ayahnya. Keputusannya bergabung bersama tenaga profesional yang dibawa oleh Komodor Perry ke Jepang atas undangan Tokugawa Leyasu untuk mengajar di negeri ini, semata-mata hanya untuk mencari pengalaman baru. Rupanya ayahnya sudah salah memahami tujuannya.

"Aku akan mengawasi tingkah lakumu selama berada di sini." Mr. Perry mengingatkan.

"Aku akan bersikap baik," kekeh Andrew seraya membungkuk kecil. Ia mundur beberapa langkah dan berpamitan pada pria itu.

Di luar tenda, Andrew merenggangkan otot-otot badannya yang terasa kaku. Ia berpikir minuman beralkohol mungkin bisa membuat tubuhnya rileks.

Ia membalikkan badannya. Di belakang tenda, sedang dibangun sebuah rumah besar bergaya victorian yang akan digunakan sebagai base camp mereka selama berada di Edo.

 

Komen (17)
goodnovel comment avatar
Aruna
keren kakak ceritanya
goodnovel comment avatar
Lee_Yuta
keren bangeettt......
goodnovel comment avatar
JBlack
lanjut kak bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status