Share

Argan

"Kir." panggil Natasha.

"Hm?" dehemnya yang masih serius dengan buku ditangannya.

"Kir!" panggil Natasha lagi dengan nada yang sedikit menaik.

"Ish! Apaan sih, Nat! Ngeganggu orang lagi serius aja deh!" kesal Kiran yang terpaksa harus menghentikan aktifitas membacanya.

"Udah deh! Nggak usah terlalu serius kali sama tuh mapel. Lebih baik, lu serius tentang dimana keberadaan Allen sahabat kita satu-satunya Kir. Gimana sih? Jadi sahabat kok nggak peka amat Kir?!" ucap Natasha bingung dan menyindir.

"Ihh! Apaan sih Nat? Lu pikir gua gila apa? Main kata gua nggak peduli sama sahabat gua sendiri lagi! Tuh mulut kalau ngomong mohon difilter aja yah mbak? Takut ntar malah ngebuat orang pen nabok tuh mulutnya yah Mbak?" jelas Kiran kejam melotot.

"Ish! Dasar kucing garong! Gua masak jadi daging kucing sop baru tau rasa!" ucap Natasha tak masuk akal karena geramnya.

"Dih, anjim!" ucap Kiran.

"Udah ahk, nggak perlu basa-basi. Yang jelas sekarang nih, dimanakah keberadaan Allen saat ini? Aku jadi khawatir tau nggak samanya?" ucap Natasha khawatir.

"Kau pikir aku nggak khawatir apa?!" ucap Kiran ngegas.

"Hihi... kan mana tahu? Jangan ngegas donk, santai aja." ucapnya menyengir seperti tidak mempunyai masalah.

Kiran hanya membuang wajahnya. Kiran kembali fokus dengan buku yang ia pegang saat ini.

"Dih begu! Tadi katanya peduli sama sahabat sendiri! Nih malah ngecuek'kin sahabatnya sendiri. Gimana sih? Nggak setia amat sama sahabatnya sendiri! Terus nampak tuh." cibir Natasha disamping Kiran.

"Ish! Apaan sih?! Ganggu aja deh!" ucap Kiran malas.

"Tau ahk!" rajuk Natasha.

"Len? Lo dimana sih? Bikin gua khawatir aja! Gua takut lo kenapa-kenapa ditengah jalan sana. Atau gua takut kalau Ibu dan Ayah lo juga beserta Saudara lo yang ada sedeng-sedengnya, sengaja ngebuat lo susah biar nggak ke sekolah, Len." batin Kiran berfikir negatif thinking.

"Allen! Kalau gua jumpa sama lo yah, ntar gua geprek aja biar mati terus nggak bikin orang susah dengan ngekhawatir'rin diri lo, Len!" tegas Natasha membatin.

'Kring'

'Kring'

'Kring'

Bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa kelas belajar sudah akan dimulai. Natasha dan Kiran pun membereskan meja mereka.

"Udah masuk, tapi Allen kenapa belum datang juga?" bisik Natasha.

"Bising amat sih lo! Bisa diam nggak sih, Nat?!" sentak Kiran.

"Ihh! Iyah-iyah! Dasar setan!" ucap Natasha.

..........

"Gan." panggil Allen.

"Hmm? Apaan?" tanyanya yang masih serius.

"Itu, lu anak baru'kan?" tanya Allen.

"Iyah." ucapnya.

"Gan." panggil Allen lagi.

"Apa lagi Len?" tanya Argan sembari menghentikan mobilnya akibat lampu merah yang menghambat perjalanan.

"Gan, kayaknya kita udah terlambat deh." ucap Allen.

"Terlambat? Yasudah nggak papa kok. Palingan nanti kita kena hukuman'kan?" ucap Argan tenang sembari menatap sekilas wajah Allen.

"Hmm? Kau benar. Tapi aku ada janji sama Natasha dan Kiran." ucap Allen gelisah.

"Natasha? Kiran? Siapa mereka? Saudara atau sahabat? Atau teman?" tanya Argan.

"Sahabat gua kok. Tapi, mereka baik banget sama gua." ucap Allen memberitau.

"Oh... btw kok lu jadi ngecurhat sih sama gua?" tanya Argan sedikit tertawa.

"Yah... nggak papa'kan?" ucap Allen.

"Nggak papa kok." ucap Argan kembali menyetir mobil.

"Hmm." dehem Allen menjawab.

"Len, lu punya sahabat berapa?" tanya Argan.

"Berapa? Nggak usah bilang berapa kok. Sahabat gua cuman dua aja kok. Yaitu, Natasha dan Kiran yang tadi gua bilang." ucap Allen tersenyum miris sembari menundukan kepalanya.

"Ha? O--ohhh.... gitu yah? Emang kemana semua orang sehingga nggak mau sahabat'tan sama lo?" tanya Argan bingung.

"Mereka? Mereka semua lari karena lihat wajah gua. Gan, Kata mereka gua menyeramkan kayak setan." ucap Allen miris.

"Tapi nggak papa kok! Aku masih tetap bahagia dan semangat, karena masih mempunyai Bibi dan kedua sahabatku yang masih menyayangi diriku dan mau menerimaku apa adanya. Nggak masalah bagiku, jika seluruh manusia di Bumi menjauh dariku. Asalkan ketiga orang itu jangan menjauh dari diriku." ucap Allen tersenyum seperti tidak ada masalah.

"Lo itu kuat yah?" ucap Argan.

"Ha? Kenapa bilang kayak gitu?" tanya Allen.

"Yah karena lo bisa ngehadapin semuanya dengan senyuman. Gua salut sama lu, kayak Gerry Salut di TV tuh." ucap Argan tersenyum sembari menatap wajah Allen sekilas.

"Ha?"

"Kenapa? Kenapa degup jantungku nggak stabil? Kenapa saat Argan mengatakan itu dan menatap wajahku, jantungku malah kayak gini? Ada apa ini? Kayaknya jantungku bermasalah. Nanti aku akan beritau sama Natasha dan Kiran. Kalau bisa sama Bibi juga." batin Allen berfikir dan terdiam sejenak sembari menatap lurus kedepan jalan raya sembari memeras roknya.

"Len? Len? Len?" panggil Argan bertubi-tubi.

"Ha? I--iyah? Apa tadi?" tanya Allen sedikit terkejut saat Argan mengguncang pelan bahu Allen.

"Ha? Lo kenapa Len? Apa lo sakit?" tanya Argan sok polos.

"Eh? Nggak kok! Aku nggak sakit." ucap Allen mencoba menetralkan degup jantungnya.

"Ohh. Len, manatau kita satu kelas, lu mau duduk sebangku sama gua?" tanya Argan mendadak.

"Ha? Emang lu yakin sekelas sama gua?" tanya Allen sedikit bingung.

"Nggak yakin-yakin amat. Cuman'kan aku hanya bertanya saja. Entah kenapa, instingku mengatakan bahwa kita satu kelas dan satu bangku. Mana tau'kan?" ucap Argan tersenyum sedikit.

"Emang lo nggak takut sama wajah seram gua? Maksudku, wajah setan gua yang selalu dihina orang?" tanya Allen.

"Nggak kok." jawab Argan singkat dan padat tapi bermanfaat.

"Ha? Kenapa? Maksudku, apa alasanmu sehingga kau tidak takut dengan wajahku ini?" tanya Allen.

"Yah karena, kau adalah orang yang sangat baik Len. Lagian, sebenarnya wajah lo cantik kok. Cuman, wajah cantik lo ditutupin dengan kulit hitam lo. Entahlah, tapi gua merasa lo adalah orang yang paling cantik dibalik wajah lo kayak gitu." jawab Argan memberitau.

Allen terdiam sesaat. Allen mencoba mengingat ucapan Argan barusan. Allen kembali merasakan degup jantung yang tidak bisa dikontrol itu. Allen merasa ingin menangis saja. Entah kenapa, tapi Allen merasa sangat bahagia sekali saat ini.

"Nat, Kir, Bi. Allen udah mendapatkan satu orang lagi yang mau menerima Allen apa adanya. Allen bahagia sekali." batin Allen terharu akan ucapan Argan barusan.

"Len? Len?" panggil Argan.

"Hmm? Yah?" tanya Allen.

"Lo kenapa? Wajah lo kayak mau nangis gitu. Apa gua ada kesalahan saat bicara tadi? Kalau ada tolong dimaaf'fin yah?" ucap Argan.

"Eh? Nggak kok! Nggak masalah, Gan. Lo nggak punya kesalahan apa'pun kok." ucap Allen tersenyum.

"Ohh... gitu yah? Bagus donk, kalau gua nggak punya kesalahan sama lo. Kirain ada." ucap Argan mulai tersenyum bersamaan dengan Allen.

NOTE : 'Semua orang tidak berfikir sama disatu sisi. Mereka adalah mahkluk ciptaan yang berbeda bersamaan dengan pemikiran mereka sendiri.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status