Share

Bersamanya

"Yaudah. Jadi, lu kesini mau ngapain? Mau ngebantuin gua atau nggak nih?" tanya Argan.

"Hm? Yaudah. Karena lo kawan sekolah gua, pastinyalah gua bantuin." ucap Allen.

"Yaudah yuk bantuin!" ucap Argan bersemangat.

"Hmm..." dehem Allen sembari memerhatikan jam ditangan Argan.

Argan sedikit bingung karena Allen menatap jam tangan mahalnya itu. Argan langsung berfikir negatif thinking dengan Allen. Argan langsung menarik tangannya dan menyembunyikan jam tangannya dibelakangnya.

"Kenapa?" tanya Allen bingung.

"Nggak! Lu ngapain lihat'tin jam tangan gua terus? Apa jangan-jangan lu mau nyolong yah? Bukannya ngebantuin malah mau nyolong aja! Sana ihh!" ucap Argan sedikit kasar mendorong Allen.

Allen yang diperlakukan seperti itu pun sedikit bingung dan terdiam di tempat. Allen menatap Argan dengan tatapan bingungnya.

"Apaan sih?! Aku tuh lihat jam tangan kamu karena mau lihat udah jam berapa! Udah itu aja! Nggak ada tuh niatku buat nyolong barangmu. Lagian, Bibi nggak pernah ajarin aku buat nyolong yang bukan milik kita sendiri. Jangankan nyolong, kalau kita pegang tanpa permisi saja tidak boleh kata Bibi." jelas Allen saat sudah mengerti maksud Argan.

Argan menatap Allen dengan serius. "Buat apa nengok jam? Ngapain hayoo?" ucap Argan seperti menuduh.

"Ish! Apaan sih Gan?! Ini tuh hari senin, jadi semua siswa harus cepat datang ke sekolah. Lagian, aku tuh lihat jam ditanganmu karena kalau sudah jam 07:05, ntar kita nggak bisa masuk ke sekolah buat Upacara. Itu aja kok!" ucap Allen ngegas.

Argan mengerti maksud Allen. "Ohh.... sorry Len, gua kirain lu mau nyolong. Kayak preman luar'ran sono, yang ngambil kesempatan dalam kesimpitan gitu." jelas Argan.

"Dih! Apaan sih?! Gua itu bukan orang yang kayak gituan! Bibi mengatakan bahwa aku nggak boleh kayak gitu! Makanya aku ikutin ucapan dan aturan dari Bibi sejak aku kecil sampai sekarang ini." ucap Allen.

"Yaudah. Ini masih jam 06:13. Masih ada kesempatan buat Upacara nanti." ucap Argan memberitau.

"Yaudah, ayo kita selesaikan sekarag juga!" ucap Allen yang sudah bersiap-siap dari tadi.

"Hmm! Ayo!" ucap Argan bersemangat.

Lalu Argan dan Allen pun membereskan mobil Argan yang mogok ditengah jalan. 

..............

"Kir...!" panggil Natasha sedikit melengking akibat kejauhan.

"Natasha? Apa Nat?" tanya Kiran.

"Cepat'tan sini! Gua sendirian!" ucap Natasha mengadu.

"Iyah..!" ucap Kiran.

"Emang sih Allen mana? Kok kau sendirian?" tanya Kiran saat sudah bersama dengan Natasha.

"Allen? Ohh... dia belum datang dari tadi. Makanya aku sendirian dari tadi." ucap Natasha.

"Ha? Setahuku, biasanya Allen diluan yang datang dari pada kita berdua." ucap Kiran sedikit bingung.

"Ha? Iyah juga yah. Dia kemana yah? Apa dia nggak ke sekolah hari ini?" ucap Natasha.

"Ha? Nggak mungkin deh Nat! Lagian tuh yah, sih Allen paling nggak suka sama orang yang bolos sekolah tanpa kendala apapun yang benar-benar tidak bisa ditentang." jelas Kiran memberitau.

"Hmm.... iyah juga deh Kir. Tapi Aku nggak tau dia kemana Kir." ucap Natasha.

"Apa dia sedang kena masalah yah? Atau dia sakit? Atau apapun itu yang melarangnya untuk masuk ke sekolah? Kan mungkin aja'kan? Kita nggak tau." ucap Kiran memikirkannya dari tadi.

"Ihh! Jalan pikiran lo kok kesitu amat sih?!" ucap Natasha.

"Yahkan mana tau?" ucap Kiran membela dirinya.

"Iyah juga sih. Tapi? Eh! Lihat deh, itu bukannya Alana yah?" ucap Natasha sembari menunjuk.

"Hmm? Iyah deh. Alana udah datang kok Allen belum yah? Biasanya Allen luan dari pada Alana." ucap Kiran bingung.

"Nah itulah yang gua fikirkan dari tadi, Kir. Apa kita tanya langsung sama Alana aja yah? Mana tau dia tau'kan?" ucap Natasha berinisiatif.

"Ihh! Nggak ahk! Nanyak langsung sama sih jutuk dan judes itu? Ihh ogah! Ngapain coba nanyak sama orang songong kek dia? Lebih baik cari sendiri! Apa lagi dia nggak sendirian. Lihat tuh Nat! Dia sama geng songongnya tuh!" ucap Kiran najis dan malas berjumpaan.

"Hmm! Kau kira aku mau apa?! Aku juga najis kali! Tapi'kan mana tau dia tau'kan? Dia sama Allen'kan satu atap rumah? Bisa jadi'kan, kalau dia tau?" ucap Natasha membela ucapannya.

"Iyah juga sih. Tapi aku tetap nggak mau! Aku nggak perlu nanyak sama orang songong kayak dia, kalau aku bisa cari sendiri!" ucap Kiran tegas lalu meninggalkan Natasha sedirian yang masih berdiri.

"Ish! Yaudah! Kalau nggak mau nggak usah main tinggal anak orang juga kali Kir?! Ish!" teriak Natasha geram nan kesal.

Natasha pun mengejar Kiran yang sudah jalan diluan dibanding dengan dirinya. Natasha meneriaki nama Kiran terus sepanjang jalan, agar Kiran berhenti dan mau menunggu dirinya yang tidak jauh darinya.

"Allen, lo dimana sih? Kok belum datang juga? Lo bikin gua dan Natasha goblok tuh jadi khawatir tau nggak Len?" batin Kiran memikirkan keadaan Allen.

............

Sudah hampir setengah jam Allen dan Argan membereskan mobil Argan yang mogok. Allen dan Argan membereskan mobil milik Argan dengan tenang dan dengan candaan juga tawa yang lumayan keras.

Mereka berdua terkadang membuat kelucuan, dan setelah membuat kelucuan, maka mereka akan tertawa keras seperti orang gila yang kesurupan Roh Nenek Gayung.

"Gan. Coba nyalain, mana tau udah bisa'kan?" ucap Allen memberitau.

"Hmm! Yaudah lu tunggu sini dulu yah? Gua nyalain dulu. Kalau udah bisa, kita sama perginya biar cepat dikit sampainya." ucap Argan.

"Iyah, tapikan Sepeda gua kayak mana? Mau lu tingallin disini?" ucap Allen ngengas.

"Yah lo pikir gua gila apa? Yang pastinya gua bawalah! Masukkin kebagasi mobil biar aman. Masa iya gua tinggal disini? Yah pasti dicolong orang yang nggak ada kerjaanlah. Gimana sih lu?!" ucap Argan menyela dengan tegasnya.

"Yahkan manatau lu jahat sama gua'kan?" ucap Allen tak mau kalah.

"Dih apaan sih lu! Yaudah sana! Gua mau hidupin dulu. Udah mau jam 07:05." ucap Argan.

"Yaudah silahkan!" ucap Allen.

Lalu Argan pun masuk kedalam mobilnya dan menghidupkan mobilnya. Ternyata benar, bahwa mobilnya hidup kembali. Ternyata kerjaan mereka berdua tidak sia-sia juga. 

"Udah bisa!" ucap Argan saat jendela mobilnya sudah dibuka.

"Ohh syukurlah." ucap Allen sembari tersenyum.

"Yaudah ayok masuk!" ucap Argan.

"Iyah, tapi aku nggak tau cara masukkin sepedanya ke garasi." jujur Allen.

"Astaga...! Yaudah lu masuk kedalam. Lu duduk disamping gua." ucap Argan.

"Jadi sepedanya?" tanya Allen.

"Biar gua atur. Biar gua yang masukkin kedalam?" ucap Argan mengalah.

"Yaudah." ucap Allen setuju.

Lalu Allen pun masuk kedalam mobil milik Argan. Sedangkan Argan turun dan memasukan sepeda milik Allen kedalam garasi mobilnya.

Setelah siap, Argan pun mulai menjalankan mobilnya. Argan pun mengendarai mobil dan menembus jalan Jakarta.

NOTE : 'Menjadi diri sendiri lebih baik dari pada menjadi apa yang diinginkan seseorang. Terkadang, ada hal yang tersembunyi didalam diri kita, sehingga kita tidak dapat menyadarinya.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status