Share

Rencana Loncat

Argan dan Allen sedang didalam perjalanan menuju ke sekolah. Allen sangat gelisah, karena belum memberikan kabar untuk Kiran dan Natasha, sang sahabatnya.

"Kenapa Len? Lu kayaknya gelisah." ucap Argan yang menyadarinya.

"Eh? Ketahuan yah gelisahnya?" ucap Allen cengir.

"Ketahuanlah. Emang kenapa gelisah? Apa yang lu pikirin sampai gelisah galau merana begitu?" tanya Argan sedikit jahil.

"Nggak papa kok. Aku hanya gelisah karena hal kecil doank." ucap Allen tidak berniat untuk memberitaunya.

"Ohh... Kalau boleh ku nasehati yah? Nggak baik loh terlalu gelisah dengan hal kecil doank. Nanti, kalau kamu gelisah dalam hal kecil, bagaimana kamu mau menjalankan hal yang besar? Yahkan Len? Aku hanya menasehati loh... Jangan merasa nggak enak'kan yah? Sorry kalau ada ada kesalahan." ucap Argan menasehati sembari fokus menatap kedepan jalan raya.

"Hm? Iyah aku tau kok. Nggak papa juga kalau kamu menasehati aku. Lagian, terkadang nasehat orang ada benarnya juga'kan?" ucap Allen tersenyum mengerti.

Argan menatap sekilas wajah Allen yang sedang tersenyum itu. Argan juga menyunggingkan sedikit senyuman saat melihat senyuman Allen yang tulus dan sedikit manis itu.

"Gan, apa kita nggak bisa lebih cepat lagi?" tanya Allen.

"Ngapain cepat-cepat?" tanya Argan bingung.

"Yah biar nanti jangan telat." ucap Allen memberitau.

"Telat? Emang kita udah telah kok." ucap Argan santai sembari memberhentikan mobilnya.

"Ha? Kalau sudah tau kenapa berhenti sih, Gan?" tanya Allen sedikit kesal dan marah.

"Yah gimana mau nggak berhenti coba? Kita aja udah sampai ke depan gerbang." ucap Argan memberitau.

"Ha?" bingung Allen.

Allen pun melihat kedepan, dan benar saja bahwa mereka sudah sampai didepan gerbang sekolah yang sudah digembok oleh pak Satpam penjaga sekolah.

"Eh iyah... Hehe..." cengir Allen sedikit malu menunduk.

"Menggemaskan!" batin Argan tersenyum.

"Jadi gimana caranya kita masuk?" tanya Allen menatap.

"Yah, loncat aja'kan?" ucap Argan.

"Loncat? Nggak ahk! Ntar jatuh sakit tau nggak?!" tolak Allen mantab.

"Yaudah. Kalau kau nggak mau biar aku sendiri saja yang pergi loncat dari belakang sekolah. Lagian kalau kau disini terus, emang ada yang berubah seperti keinginanmu itu, begitu?" ucap Argan memberitau sembari siap-siap untuk keluar dari mobilnya.

"Tunggu!" cegah Allen cepat sembari memegang tangan Argan yang hendak membuka pintu mobilnya.

"Kenapa?" tanya Argan mengernyit.

"Jangan pergi. Tungguin aku." ucap Allen melemas.

"Ha? Kenapa harus ditungguin kalau nggak mau ikut'kan?" ucap Argan tuduh poin.

"Hmm? Maaf. Aku akan ikut loncat bersamamu. Tapi, bagaimana dengan mobilmu ini?" tanya Allen sedikit khawatir.

"Tenang saja. Nanti aku suruh penjaga di rumahku buat bawa mobil ke rumahku. Lagian, nggak ada yang berani untuk maling disini'kan? CCTV sekolah juga sampe kok kesini." ucap Argan santai sembari menunjuk kearah CCTV luar sekolah.

"Jadi, kita sebenarnya udah tertangkap CCTV sekolah donk?" ucap Allen sedikit gelisah sembari melihat CCTV sekolah yang ditunjukan oleh Argan.

"Yah begitulah. Mau tidak mau bukan?" ucap Argan pasrah.

"Jadi, jika mobilmu dibawa pulang, kau pulang pakai apa?" tanya Allen.

"Kau banyak bertanya deh, Len! Udah ayok turun, supaya kita bisa loncat sebelum Pak Satpam tau. Ntar jadi berabe urusannya." ucap Argan memberitau.

"Hehe... Iyah juga. Yaudah ayok." ajak Allen yang sudah siap.

"Yaudah. Pegang tanganku, jangan dilepaskan yah? Nanti kau duluan loncatnya, biar aku yang terakhir loncatnya, biar aman aja Len. Oke'kan?" ucap Argan memberitau sebelum mereka keluar dari mobil.

"Hmm! Aku mengerti kok, Gan." angguk Allen mengerti.

"Aku bingung harus bahagia atau takut dengan Guru dan takut akan ketelatanku. Tapi yang jelas, aku seperti merasakan hangatnya kasih sayang orang yang menyayangi diri kita sendiri. Aish! Apaan sih? Aku terlalu banyak berfikir sehingga aku memikirkan perilaku hangat dari Argan. Ingat Len! Lo itu hanya gadis yang sering di Bully dan dikucilkan oleh keluarga dan orang sekitarmu. Kau tidak pantas berfikir untuk bersama Argan, karena dia beda jauh darimu! Sadar Len!" bentak Allen didalam batinnya.

"Bagus! Ayo laksanakan!" ucap Argan bersemangat.

"Hmm!" dehem Allen bersemangat.

Lalu Argan dan Allen pun melakukan rencana mereka yang telah mereka rencakan tadi didalam mobil.

"Semoga aja berhasil yah Len?" ucap Argan menatap.

"Iyah, Gan. Semoga." ucap Allen membalas tatapan Argan dengan senyumannya.

"Dia gadis yang tidak takut untuk tersenyum setulus itu. Apa aku setega ink untuk ngelakuin ini?" batin Argan menatap kasihan terhadap Allen.

"Yaudah ayok!" ajak Allen yang membuyarkan lamunan Argan.

"Hmm! Ayok!" ucap Argan tersadar.

Lalu Argan dan Allen pun pergi menuju kebelakang sekolah dengan berhati-hati. Argan dan Allen terus bergandengan sampai mereka sudah loncat dari tembok rendah dibelakang sekolah.

"Ada yang sakit?" tanya Argan.

"Nggak ada kok Gan." ucap Allen.

"Yaudah ayok!" ucap Argan.

"Hmm!" dehem Allen.

"Yuk!"

"Hayuk kemana?! Kalian berdua mau kemana anak-anak?!" 

NOTE : "Jangan pernah menyakiti orang yang sudah merasa nyaman denganmu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status