Beranda / Romansa / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 2 : Pertemuan Pertama

Share

BAB 2 : Pertemuan Pertama

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-26 00:46:35

Ceklek...!

Pintu ruangan kerja CEO itu pun terbuka. Ayunan langkah kaki Meyta beriringan dengan detak jantungnya yang kian berdetak lebih kuat saat jarak antara kakinya menuju meja kerja CEO tersebut semakin kian dekat.

Perlahan Meytha menarik napasnya lalu membasahi kerongkongannya yang terasa kering dengan salivanya. Entah mengapa kini pikirannya terasa buntu. Dan ia kini hanya memandangi sepatu pantofelnya yang tak terdengar saat ia menyentuh lantai di ruangan itu.

Terlihat hamparan permadani lembut berwarna merah menutupi lantai marmer pada ruang kerja sang CEO. Pada saat sepatu jenis pantofel dengan sedikit bukaan pada jemari kaki indah Meytha menyentuh sedikit permadani yang terasa empuk dan lembut pada bagian depan jemarinya.

Kini Meytha berdiri mematung persis di belakang kursi yang berada di hadapan Reynaldi.

“Duduk..! Kenapa kamu berdiri?!” tegas Reynaldi menatap wanita pemilik bola mata terindah yang kini berdiri di hadapannya.

Sebelum bertemu dengan Meytha, Reynaldi telah mempersiapkan mentalnya untuk bisa bertemu dan menatap sosok wanita yang dulu pernah membuatnya hampir mati, karena cinta.

Perlahan Meytha pun mengangkat wajahnya menatap dari jarak dekat lelaki yang dulu akan menikahinya. Meytha pun menelan salivanya untuk mengatasi kegugupan, saat bertemu dengan seorang lelaki yang dulu pernah menjadi bagian hidupnya.

Walau selama dua bulan ini telah ia kumpulkan keberaniannya untuk bertemu lelaki yang kini menjadi seorang CEO, namun rasa takutnya pada lelaki tampan nan dingin itu masih membuat nyalinya ciut untuk memandangnya.

Saat pandangannya beradu, sesaat kemudian Reynaldi membuang pandangannya ke sisi lain dari ruang itu seraya berkata, “Duduk..!”

Dalam hati Reynaldi pun mengutuk dirinya sendiri dan bergumam dalam hati, ‘Sialan..! Kenapa gue yang harus takut ketemu sama wanita ini? Rey.., elo sekarang ini CEO! Bukan si Utomo yang dulu miskin dan terhina. Catat!’

“Apa kabarmu? Bagaimana dengan suami pilihan orang tuamu? Apa dia lebih hebat dariku? Hmmm.., apa kedua orang tuamu yang sombong itu masih hidup?!” tanyanya tanpa ada rasa hormat.

Meytha yang tak menyangka kalau lelaki di hadapannya kini telah berubah, berusaha menahan rasa emosinya. Ia mengingatkan dirinya kalau saat ini ia memerlukan pekerjaan untuk biayai kehidupannya dan kedua anak kembarnya yang kini berusia sembilan tahun.

“Baik.., Pak Utomo. Apa bisa bapak nggak usah mengungkit masa lampau?” tanya Meytha menunduk sangat dalam dan suaranya pun nyaris tak terdengar.

“Tolong.., kamu ingat kembali! Aku bukan lagi Utomo yang dulu kamu sepelekan dan hina! Aku adalah Reynaldi Utomo Gerald Jr. Dan aku saat ini punya orang tua.., bukan anak yatim piatu yang pernah diinjak-injak oleh ayahmu itu! Dan.., aku berharap ayahmu...”

“Cukup..! Jangan hina orang yang telah berpulang. Maafkan dia, Pak,” pinta Meytha seraya menahan umpatannya dan memandang lelaki yang dulu punya sifat lembut berubah kasar.

“Hahahahahaha.., bagaimana? Kamu nggak terima atas hinaanku untuk ayahmu itu? Bukankah dia yang menjual kamu pada bandot tua agar menikahi kamu demi kekayaannya?!” senyum getir nan dingin menghias wajah tampannya.

“Boleh, saya keluar dari ruang ini? Masih banyak kerjaan yang belum saya selesaikan,” pinta Meytha dengan lembut dan berharap dengan kelembutannya ia mampu membuat hati Reynaldi tergerak melepaskannya.

“Kamu tahu sekarang ini sedang berhadapan dengan siapa? Hah!?” bentak Reynaldi yang kini berdiri dan berjalan menuju tempat duduk Meytha. Terlihat ia mengitari bagian belakang dan sisi kanan serta kiri tempat duduk Meytha.

“Jawab..!” serunya memegang sandaran kursi yang diduduk oleh Meytha.

“Yaa.., bapak saat ini CEO perusahaan ini,” sahutnya lemah.

Terlihat Reynaldi bertepuk tangan dan melangkah pada sebuah sofa panjang lalu duduk dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kiri, ia memandangi Meytha dari jarak empat meter dari sofa ke meja yang didudukinya.

“Meytha..!” panggil Reynaldi dari sofa panjang tersebut.

Meytha pun menoleh kearah lelaki yang dulu pernah mengisi hari-hari indah dengannya yang kini berubah menjadi seorang lelaki yang menyebalkan dengan sikap dingin dan kasarnya.

“Pak..! Saya serius.., kalau pekerjaan saya masih sangat banyak dan saya harus membuat laporan ke cab...”

“Stop..! Kamu nggak usah mengatur perusahaan ini. Aku yang punya kendali,” potong Reynaldi dengan sorot mata penuh kebencian.

“Tapi Pak..! Izinkan saya..”

“Kalau aku bilang diam.., Diam! Ngerti kamu?!” potong Reynaldi berdiri dan berjalan serta menatap tajam ke arah Meytha yang memandangnya.

Dan kini Meytha sudah tidak bisa lagi melemparkan pandangannya pada sisi lainnya karena hal itu mungkin saja akan membuat mata Reynaldi, seorang CEO tempatnya bekerja akan semakin marah dan menganggapnya tidak menghargai lelaki yang dulu penuh kelembutan sekarang sekeras batu karang.

Diraih telepon direct yang berada pada meja kerjanya yang terlihat luas lalu, dihubunginya seseorang dari sambungan telepon direct tersebut.

“Bu Andini.. sekarang juga buat surat mutasi untuk Meytha Kasturi ke bagian sekretaris. Saya mau ada dua orang sekretaris di tempat saya!”

“Siap.., baik Pak..!” sahut Andini dari sambungan telepon direct.

Setelah itu Reynaldi pun tersenyum pada Meytha. Sebuah senyum kemenangan dan pembuktian kalau ia kini adalah seorang lelaki yang berkuasa.

“Bagaimana.., kamu masih mau membuat laporan di bagian accounting?” tanya Reynaldi dengan senyum mengejek.

Meytha yang telah sangat kesal dengan perilaku Utomo atau sekarang ia menyebutnya dengan nama Reynaldi hanya terdiam.

Namun Meytha tidak bisa gegabah untuk menangapi penghinaan yang ditujukan oleh mantan kekasihnya itu. Karena ia tidak ingin kehilangan pekerjaan.

Dalam hati Meytha pun bergumam, ‘Pasti.., Utomo sengaja buat gue kesel lalu keluar dari perusahaan ini dengan suka rela. Hmmm.., enak aja.., dia pikir gue akan keluar tanpa pesangon? Walau seperti apa pun hinaannya, gue kagak peduli, yang penting anak gue, si kembar bisa hidup.’

“Nggak.. Pak.., sekarang bisa saya ke ruangan saya?” tanya Meytha yang telah lelah mendengar hinaan dari sang CEO.

Reynaldi berjalan keluar dari meja kerjanya. Ia kembali berjalan menuju sofa panjang, duduk di bagian tengah dari sofa itu. Sesaat kemudian, ruangan itu hening tanpa suara. Kemudian ia pun berbicara dengan lugas.

“Meytha.., bisa kamu berjalan dari sana ke hadapanku dan berputar!” perintah Reynaldi.

“Maksud.. Bapak apa? Untuk apa saya harus berjalan dan membalikkan badan? Apa saya nggak salah dengar?” tanyanya dengan suara parau.

“Aku mau membayangkan bentuk tubuhmu saat berjalan. Hahahhahaha..., Walau hanya dengan berjalan aku masih mengingat dengan detail bagian tubuhmu, walau sudah sepuluh tahun lalu!” senyuman hina pada diri Meytha tersungging dari bibir tipisnya.

“Pak.., saat ini saya ibu dari dua orang anak. Tolong jangan hina dan ingatkan saya atas masa lampau kita. Saya sudah mengubur dalam kisah itu. Cukuplah itu jadi pelajaran berharga untuk kita,” tutur Meytha sengaja menyebutkan jumlah anak yang ia punya dengan menunduk dan terlihat menggelengkan kepalanya.

“WOW..! Dua anak., bagaimana kalau aku juga ingin punya dua orang anak? Hemmm.., hehehehe, apa masih bisa?” tanya Reynaldi yang kini menarik tangan Meytha.

“Pak..! Tolong lepaskan tangan saya. Jangan perlakukan saya seperti ini.., hiks.. hiks.. hiks,” tangis Meytha pun pecah karena telah tidak kuat menahan semua hinaan dari sang mantan.

“Pak.., saya juga sakit..! Sakit.., jangan hina saya seperti itu. Demi kedua anak saya,” pintanya.

Bulir air matanya pun jatuh menetes pada wajah putih bersihnya. Ia menangis karena mengingat dua anak kembarnya saat seorang yang pernah dicintainya menghina dan menyakiti hatinya.

Dalam hati Meytha pun berbisik, ‘Utomo.., kalau saja elo tahu kisah sebenarnya. Elo pasti menyesal menghina gue.’

“Ini tisu.., seka air matamu. Buatkan aku kopi..!” perintahnya usai memberikan tisu pada Meytha.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ela Ela
ok de.sya ks bintang 5 kl madih ada bintang yg diatasnya lagi.gue kasi ya.........
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Kenalkan saya Parikesit70(。♡‿♡。) Untuk kakak & Pembaca setia Good Novel, saya mohon dukungannya dengan bintang 5, komentar pada bagian depan serta tambahkan pada pustaka kakak yaa..\(^o^)/ Semoga kebaikan kakak dapat pahala Aamiin(♡ω♡ ) ~♪ Terima kasih(◕ᴗ◕✿)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status