Nara terlihat sedang meeting dengan timnya. Dua hari lagi akan ada penyelenggaraan pesta pernikahan dari salah satu klien Y&J.
"Bagaimana persiapannya?" tanya Nara pada Tania. "Oke sudah delapan puluh persen" kata Tania.
"Oh ya pastikan pengantin perempuan tidak kabur lagi ya teman-teman" seloroh Tania hingga semua tertawa. Nara mencubit Tania. Tapi perkataan Tania benar juga jangan sampai pengantin perempuan kabur lagi karena tidak ada stok gadis di tim kerja Tania. Semua sudah menikah dan tidak bisa jadi pengganti apa lagi sampai di ajak nikah kontrak.
Nara pergi makan siang dengan Tania di cafe dekat kantornya. "Jo Daniel mencium mu?" Tania terlihat terkejut. Hingga ia tersedak minumannya.
"Pelankan suaramu!"
"Yang benar? apa ia sudah jatuh cinta pada mu?"
"Jangan harap! dia sedang mabuk waktu mencium ku"
"Owww aku kira kalian berdua terlibat cinta"
"Jangan ngarang, aku men
Jo pulang larut malam, sebelum ke kamarnya ia sempat ke depan kamar Nara. Jo membuka handel pintu dan ternyata tidak di kunci.Jo menatap Nara yang tertidur pulas dengan piama pendeknya. Kulit kaki Nara yang mulus terlihat oleh Jo. Ia lalumengambil selimut dan menyelimuti Nara.Jo tidak sengaja menatap kalender di meja Nara. Rupanya Nara melingkari setiap tanggal dan menghitung perpisahan dengannya.Jo berjalan keluar kamar Nara. Ia menuju kamarnya dan duduk di sofa.Jo membayangkan perpisahannya dengan Nara nanti. Gadis itu tidak tahu apa-apa, sudah bagus ia mau menyelamatkan harga diri Jo di hadapan banyak orang dengan menggantikan posisi Manuela.Jo mandi di bawah guyuran shower. Selesai mandi ia bergegas mengenakan baju dan pergi ke kamar Nara. Ia merebahkan diri di samping Nara sembari memandang wajah Nara yang tertidur pulas.Apa kau sama sekali tidak tertarik dengan ku? batin Jo. Ia membelai rambut Na
Nara menghabiskan makan siangnya. Ia meminum es kopi latte kesukaannya."Kau terlihat lebih diam?" tanya Tania.Nara mengedikkan bahunya. Ia sedang malas bicara banyak. Bahkan hari ini ia tidak ingin bertemu klien manapun."Apa kau bertengkar lagi dengan Jo?""Tidak, dia malah jadi baik padaku""Bagus, kurasa dia memang menyukaimu Nara" kata Tania lagi."Manuela sudah kembali" Kata Nara pelan.Tania meletakkan sendoknya. Ia menatap Nara menunggu kelanjutan ucapan Nara."Kurasa ia akan kembali pada Jo Daniel dengan cara apapun""Apa Jo masih menyukai Manuela?""Kurasa tidak setelah Manuela mempermalukannya di hari itu. Jo bahkan tidak mau memandang wanita itu""Nara, apa kau sama sekali tidak tertarik pada Jo Daniel?"Nara terdiam dengan pertanyaan Tania. Ia sendiri bingung dengan perasaannya yang akhir-akhir ini sulit di kendalikan oleh akalnya."Jika kau memang ada perasaan pada
Dokter Edward terlihat keluar dari ruang operasi. Papa dan mama serta Nara segera mengerumuninya."Operasi sudah selesai pelurunya berhasil di keluarkan. Jo akan di pindahkan ke ruang rawat"Semua terlihat lega termasuk Nara. Edward memandang Nara yang terlihat sangat sedih dan cemas."Tenanglah dia tidak apa-apa" kata Edward mencoba menenangkan Nara"Nara mengangguk. Tak berapa lama perawat mendorong ranjang Jo menuju kamar rawat. Jo masih belum siuman karena pengaruh obat bius. Nara menatap wajah tampan yang tergolek di atas ranjang itu."Nara kau pulanglah dulu biar papa dan mama yang menjaga Jo""Tidak ma, papa dan mama yang beristirahat saja biar Nara menjaga Jo disini, lagipula ada dokter Edward juga"Jo membuka matanya, ia merasakan sakit di lengan atasnya. Ia mengedarkan pandangannya."Kau mencarinya?" suara dokter Edward mengejutkan Jo yang baru siuman."Dia aku suruh pulang, kasihan kelelahan menunggu d
Nara siap dengan baju santainya. Rambut ikal panjangnya diikat keatas sehingga terlihat lincah. Ia mengenakan topi koboi berwara krem terlihat serasi dengan bentuk wajahnya."Kau belum bersiap?" Nara menatap Jo Daniel yang masih berdiri di depan cermin dengan stelan kemeja hitam dan celana panjang hitam, sepatu pantofel dan jam tangan kulit berwarna coklat tua."Hei tuan, kita mau tamasya ke kebun binatang bukan mau meeting dengan kolega besar mu" Nara terkekeh melihat penampilan Jo."Memang apa yang salah dengan penampilan ku?""Ayo" Nara mendorong Jo duduk di atas kasur, ia pergi memilihkan baju untuk Jo. Nara menggeleng di lemari itu hanya tersimpan baju-baju formal.Nara menghubungi Ryan dan meminta tolong Ryan membelikan baju santai untuk Jo.Nara mengajak Jo tamasya ke kebun binatang karena Jo belum pernah ke tempat itu dan kebun binatang adalah tempat wisata yang paling Nara suka sejak kecil.Tak berapa la
Jo Daniel duduk di kursi kerjanya sembari menatap selembar foto dirinya dengan Nara. Foto itu diambil oleh Ryan sewaktu mereka bertamasya ke kebun binatang. Di foto itu Nara terlihat tertawa lepas, sementara Jo tersenyum lebar sembari menatap Nara."Ryan" Jo memanggil Ryan yang terlihat sibuk menyiapkan materi untuk meeting nanti."Ya tuan" Ryan berjalan mendekat ke arah meja kerja Jo. Ia berdiri terdiam menunggu Jo bicara. Ryan menatap selembar foto di tangan Jo. Ia ingat dirinya yang memberikan cetakan foto itu kemarin."Apa menurutmu dia menyukai ku?" Jo tersenyum tipis menatap wajah Nara dalam foto itu."Saya tidak tahu tuan, tapi kemungkinan itu ada""Begitu ya" Jo berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati jendela kaca. Ia memandang keluar, menatap jajaran gedung pencakar langit di hadapannya. Empat bulan ia bersama Nara dengan status suami istri meski itu hanya kontrak belaka."Maaf tuan, kenapa a
Nara sedang melakukan tugasnya mengikat dasi untuk Jo. "Pulanglah lebih awal aku akan mengajakmu makan malam" Jo meraih jasnya dan memakainya sendiri tanpa bantuan Nara. Kecanggungan masih terasa diantara mereka berdua sejak kejadian ciuman brutal Jo pada Nara. "Kenapa kau cuma diam?" Jo kesal karena Nara tidak menanggapi ajakannya. "Itu perintah dan aku harus menyetujuinya bukan?" kata Nara sambil berjalan keluar kamar Jo. Jo meraih lengan Nara dan menahan langkah istrinya itu. Nara berbalik mendongakan wajahnya dan menatap Jo. "Permisi tuan" Ryan tiba-tiba muncul dan mengganggu adegan cangggung itu. "Ada apa?" tanya Jo yang masih menatap lekat wajah Nara. "Ada nona Elisa menunggu anda" Jo memalingkan pandangannya dan menatap Ryan. Ia melepas lengan Nara yang di genggamnya. Nara bisa melihat perubahan mimik muka Jo. Sorot matanya terlihat berbeda. Jo berjalan cepat menuruni anak tangga. Pria itu berhenti memandang seorang wanita yan
"Apa kau bersedia tidur denganku?" kata-kata itu terngiang di telinga Nara hingga membuatnya tidak bisa memejamkan mata semalaman. Ucapan Jo Daniel bak bisikan setan yang menggoda imannya. Dia pikir aku wanita macam apa? dasar pria sialan! batin Nara kesal sambil memukul gulingnya. Jam menunjukan pukul 6 pagi, Nara bergegas bangun dari tidurnya dan mandi. Semalam ia baru bisa tertidur menjelang jam 3 pagi. Nara merias wajahnya dan mengenakan kacamata minusnya. Ia bergegas menuju meja makan untuk sarapan. Ia mengambil nasi goreng dan krupuk udang di piringnya. Nara makan dengan lahap hingga ia lupa dengan tugasnya setiap pagi. "Bagus kau mulai membangkang padaku" suara Jo mengagetkannya. Nara meletakkan sendok dan menepuk keningnya pelan. karena kesiangan ia lupa dengan rutinitas pagi meladeni kepentingan Jo Daniel. Di lihatnya Jo sudah rapi dengan stelan jasnya dan bibi Jang sedang melayani makan paginya. "Maaf aku buru-buru karena harus menangani
Jo Daniel menghadiri peresmian galeri lukisan milik Elisa. Ia datang bersama Nara dan Ryan. Elisa menyambut Jo dan terlihat memeluk serta mencium pipi Jo. Nara memandangnya dari kejauhan. Ia pura-pura sibuk menganalisa beberapa lukisan di galeri itu padahal ia sama sekali tidak mengerti lukisan. Ryan berdiri mematung mengawasi sekeliling sambil melihat-lihat lukisan Elisa. "Nara kau disini?" Nicolas terlihat menghampiri Nara. Ia berjabat tangan dengan nara. Nicolas terlihat tampan dengan stelan jas berwarna hitam. "Oh ya aku datang ke kantormu kemarin tapi kau sudah pulang" kata Nicolas. "Iya aku ada sedikit urusan diluar jadi langsung pulang begitu selesai menangani acara pernikahan" "Kau kemari dengan Jo?" Nara mengangguk. Nicolas tahu sedikit banyak hubungan Jo dengan Elisa. Karena itu ia berniat mendekati Nara. "Nara besok ada film bagus, aku dengar kau suka ke bioskop untuk melihat film baru. Apa kau mau pergi denganku?" N