Share

Bab 06

Jam menunjukan pukul 00:21 WIB. Ardi beranjak dari tidurnya, dia pergi ke kamar mandi mengambil air untuk berwhudu dan sholat tahajud.  Di tengah sujud terakhir, Ardi memperpanjang waktu sujudnya.

Dia menangis dan bersimpuh pasrah akan hidupnya. 'Sesungguhnya ibadahku, dan sujudku, hidupku, serya matiku hanya untuk mu ya Tuhan. Maafkanlah hamba yang lemah akan semua cobaan yang telah kau beri. Kuatkanlah hambah untuk lebih pasrah dan berserah diri.'

Di pengakhir doanya dia mendoakan masa depan Rehan, agar lebih baik. Ardi yakin, suatu saat nanti. Hidup Rehan pasti akan berbeda dengan dirinya.

................

Di pagi hari, seperti biasa Ardi datang paling pertama di tempat kerja. Dia membersihkan semua ruangan atas dan bawah, dengan telaten dan sabar.

"Kenapa kamu mengerjakan semuanya sendirian?" Lia yang tiba-tiba datang pagi, terkejut dengan keberadaan Rehan dan Ardi. Apalagi dia melihat semua ruangan sudah bersih keseluruhan.

"Saya hanya ingin melakukanya bu!" dengan wajah cuek dan datar Lia merespon jawaban Ardi dengan sedikit mengangguk.

"Terserah kau saja, lakukan apa yang kau mau." Lia kemudian berlalu pergi menuju ruangan kantornya. Setelah membersihkan semua ruangan, dia mencari keberadaan Rehan.

Saat dia menemukan putranya, Ardi terkejut dengan semua jajanan. yang tergletak di depan anaknya. "Dek banyak banget jajananya!?"

"Di kasih sama kakak tadi yah!" sambil tersenyum senang, Rehan juga memakan sebagian jajanan tersebut.

"Udah ngucap terima kasih belum." wajah Rehan langsung berubah tegang dan panik, Ardi sudah mendapatkan jawaban dari ekpresi anaknya itu.

"Udah kok yah!" ungkap Rehan dengan ragu.

"Diajarin sama siapa yah, anak ayah bohong! Kalo anak pembohong nanti ayah kunci di kamar sendirian mau!?" seru Ardi sambil memperongatkan.

Dengan wajah takut Rehan segera, meminta maaf kepada ayahnya. Tanpa sadar keduanya, Lia tersenyum senang melihat tingkah baik antara ayah dan anak tersebut.

"Dik! Mau ikut kakak jalan-jalan?." Rehan segera menatap ayahnya meminta persetujuan darinya.

"Bu! Bukanya kami menolak tapi saya.. "

"Kau juga ikut, untuk menemani Rehan. Aku sendiri yang memberikan ijin, masalah dengan atasanmu biar saya yang urus." Lia segera memberikan isyarat tanganya, agar kedua ayah dan anak itu mengikutinya. Ketiganya langsung masuk ke dalam mobil pribadi milik CEO peruhasaan.

Di dalam mobil saat di perjalanan, Rehan terus menanyakan hal yang baru di temuinya. Tanpa lelah Rehan terus bertanya dan bertanya, dengan sabar Lia yang selalu menjawabnya. Perasaan Ardi menjadi aneh, melihat hal tersebut.

Rasanya dia sangat senang dengan adanya sosok wanita yang mau membimbing putranya ini. Karena tingkah Rehan yang kegirangan, suasana di dalam mobil begitu hangat dan seru. Sampai ketiganya sampai di lokasi yang mereka datangi.

"Dik sini." Lia menggandeng tangan Rehan untuk mendampinginya masuk kedalam super market. Ardi terkejut dengan super market yang terlihat masih baru di buka, di sana sudah berkumpul ratusan orang dengan sebuah pita yang di kaitkan.

Semua orang seakan menunggu, ke munculan seseorang yang akan memotong sambungan pita tersebut. "Alhamdulillah, pendiri serta direktur besar Mall ini sudah datang. Mari kita sambut kehadiran beliau." seorang pembawa acara segera menyuruh seseorang berjalan mengikuti Lia di belakangnya.

Dia membawa nampan yang berisi satu buah gunting yang sudah di percantik dengan pita di setiap genggamanya. "Dengan ini saya meresmikan, pembukaan Mall ini." setelah Lia selesai memotong pita tersebut.

Band kecil yang telah di undang, segera menyayikan satu buah lagu mereka. Acara terasa meriah, dengan adanya anak-anak panti yang di undang dalam acara tersebut.

Badut penghibur, anak-anakpun ikut meramaikan. Lia kemudian menarik tangan Rehan untuk mengikutinya, berbagai macam makanan tersedia di tempat tersebut. Dari anak-anak sampai orang dewasa sangat berantusias dengan acara tersbut.

Banyak pengusaha-pengusaha muda yang sejak dari tadi. Melirik dan berbisik satu sama lain untuk membicarakan tentang Lia, seorang pengusaha wanita yang sukses di usia mudanya.

Lia dengan sikap seperti biasa, dingin dan acuh kepada setiap orang yang takjub memandanginya. Tidak sedikit, pemuda yang tiba-tiba datang menghampirinya dan berusaha untuk mengenalkan diri dan merayu Lia dengan berbagai pujian yang di lebih-lebihkan.

Lia hanya sesekali menyeringai geli, dengan para lelaki yang mendekatinya. Dia tetap dengan sikap cuek dan dingin, entah siapapun yang mendektinya.

Setelah acara selesai, Rehan di hadihi banyak barang oleh Lia. Lia juga memberikan sebuah amplop yang lumayan tebal kepada Ardi.

"Sudah terima aja! Itu tanda terimakasihku karena telah membantu acara tadi." Lia diam-diam memperhatikan, Ardi sedari tadi saat acara. Dia membimbing para anak-anak panti untuk teratur dalam acara.

Makanya Lia, sengaja menyisihkan beberapa uang untuk bonus spesial kepada Ardi. Setelah di antarkan kembali ke perusahaan, banyak mata yang menatap iri Ardi.

Terutama Ilham, dia begitu sangat benci melihat Ardi turun dari mobil boss bedarnya. 'Sial aku yang sudah lama, belum pernah naik mobil Direktur. Ini anak yang ku rekomendasikan malah bisa dekat dengan Direktur! Awas aja kau.' Ilham terus mengumpat, dalam hati.

Ardi langsung mengeluarkan sepedanya, dari tempat parkir. Dia segera pergi untuk pulang, setelah Lia menyuruhnya untuk pulang. Dia dalam perjalanan, Rehan terlihat bahagia.

Dia terus, memakerkan apa yang telah ia dapatkan dari Boss ayahnya. Ardi, juga sangat bahagia melihat anaknya turut bahagia dengan apa yang ia dapat.

Banyak cerita seru yang di ulang-ulang Rehan di sepanjang jalan. Namun, kebahagiaan itu tidak berjalan dengan lama. Seseorang yang membawa motor dari arah belakang, tiba-tiba menyalip dan menendang sepeda Ardi sampai terjatuh ke sungai yang ada di samping jalan.

Saking kerasnya tertendang, pembatas antara jalan dan sungai di terjang tubuh Ardi dan Rehan sampai keduanya terjebur sungai. Dengan panik Ardi yang terkejut, segera menguatkan genggamanya di tubuh Rehan agar tidak jauh hanyut di sungai.

Ketika Ardi berhasil naik ke bibir sungai. Rehan yang masihlah seorang anak kecil yang tadi bahagia mendapat banyak hadiah. Kini menangis dengan sejadinya, karena semua hadiah pemberian Lia hilang di sungai.

Ardi yang menyadari hal itu, langsung terjun ke dalam sungai dan berusaha menyelamatkan salah satu barang hadiah milik Rehan. Naas, Ardi hanya bisa menyelamatkan satu barang saja dari hadiahnya.

Rehan menangis sejadi-jadinya, Ardi memberikan nasehat kepada Rehan untuk jangan bersedih hati.

"Nak, mungkin barangmu nanti akan di ganti sama Allah dengan barang yang lebih bagus nanti. Sabar yah!" setelah menenangkan cukup lama Rehan, Ardi mencoba mengangkat sepeda tuanya yang ikut terjebur.

Melihat Ardi kesusahan, ada beberapa orang yang membantu Ardi. Salah satu penolongnya ada yang melihat kejadian, dia memberikan saran untuk di polisikan saja.

Namun, Ardi memilih untuk iklas saja. Dia tidak mau memperpanjang masalah yang menurutnya kecil.

Sesampainya di rumah, Ardi sadar jika ponselnya mati karena masuk Air. Dengan uang pemberian Lia tadi, dia mengajak Rehan untuk berjalan-jalan sambil memberikan barang yang mungkin di inginkan Rehan.

Dia terkejut dengan isi di dalam amplop pemberian Bossnya itu. Isinya ternyata lebih dari yang ia perkirakan, dia berbelanja dengan banyak untuk menyenangkan hati putranya.

Dia juga membeli sebuah ponsel baru, meski seken. Tapi, di rasa dia itu sudah cukup. Setelah balik lagi ke rumah dia segera menyiapkan makanan yang ia beli di jalan.

Kemudian, dia mengganti kartu yang ada di ponselnya yang rusak ke ponsel yang baru ia beli, Ardi terkejut ternyata banyak panggilan yang masuk dari Bossnya yaitu Lia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status