Share

Bab 05

Author: Santri Kelabu
last update Huling Na-update: 2021-05-08 23:20:42

"Supaya adik enggak marah lagi. Kakak harus apa?" Lia terus merayu, mencoba membujuk Rehan agar Rehan tidak menjauhinya.

"Kakak jangan marahi ayah lagi." jawab Rehan sambil berlari ke arah belakag kaki Ardi untuk bersembunyi. Meskipun dia masih kecil, perasaan malu pada orang lain bisa ia rasakan. Dia sangat takut meminta sesuatu dari orang yang baru ia kenali.

"Iya.. Kakak janji enggak akan marahin ayahmu lagi." Lia mengulurkan jari kelingkingnya, sebagai tanda jika Lia menyetujui permintaan Rehan. Ardi, membimbing Rehan untuk menerima ikrar janji keduanya.

Setelah saling mengaitkan jari kelingking, akhirnya Rehan mau menerima eskrim pembelian Lia. Ardi lalu ijin untuk pamit, agar memikirkan kesalahanya hari ini, dan di kemudian hari dia tidak melakukan kesalahan lain lagi.

Setelah Lia kembali masuk ke ruanganya. Pandagan mata, yang sedari tadi iri dengan sikap Lia terhadap putra Ardi, ada yang berpikir besok akan membawa anak-anak mereka ke sini. Ada juga yang berencana mengganggu Ardi karena hubungan dekat mereka, yang dalam pertemuan singkat mereka bisa sedikit akrab.

Ilham mengertakkan giginya, 'Awas saja besok kau masih berani datang ke sini.'

Di tengah jalan, Ardi melamun sambil mengayuh sepeda tuanya. "Yah! Ayah mau eskrim?" tawar Rehan, yang mulutnya sudah lengket karena eskrim yang ia makan belepotan.

"Udah semuanya untuk Rehan aja! Nak, ke rumah panti Abah Zaen yuk! Ayah ada duit buat beli permen nanti. Kita makan sama-sama dengan mereka."

"Ayuk yah." Ardi kemudian mampir ke sebuah mini market untuk membeli beberapa pak permen di sana. Sesampainya di Yayasan Bina Bakti. Ardi di sambut beberapa anak yang bernasib malang di sana.

Ada yang Tuna netra, Tuna rungu, Tuna bicara. Di dalam yayasan ini juga menampung para jompo yang di buang atau di titipkan di sana. Tempat ini juga terdapat rumah khusus untuk rehabilitasi mantan pemakai narkoba.

Seorang anak yang seusia dengan Rehan datang menghampiri Rehan. Dia bernama Ardi namanya mirip dengan ayahnya. "Sana kalo mau main." Ardi segera memperbolehkan anaknya pergi bermain, setelah memberi isyarat matanya.

"Aduh nak Ardi.. Udah lama enggak mampir-mampir." seru Abah Zaen yang langsung duduk di sebelahnya.

"Aku belum ada rezeki Bah!"

"Yayasan ini sudah berkecukupan. Kamu datang kesini bantu-bantu sini itu udah cukup. Bagaimana kabar ibu panti?"

"Alhamdulillah ibu sehat. Bapak jangan sering banyak minum kopi terus biar tetap sehat."

"Yang memberi penyakit itu Allah.."

"Iya bah.. Iya, enggak usah di lanjut. Cuman ngasih tau aja."

Pak Zaen tertawa melihat sikap Ardi yang seperti itu. Sejak Ardi masih jadi anak panti, Ardi sering mampir untuk membantu dan menolong Pak Zaen sampai hari ini. Pak Zaen mantan gembong narkoba yang telah bertobat.

Dengan sisa uangnya setelah keluar dari penjara, Pak Zaen mendirikan sebuah yayasan untuk orang-orang Disabilitas. Awalnya hanya terdapat orang-orang Disabilitas saja, namun setelah makin banyaknya orang.

Yayasan ini akhirnya menerima para lansia, dan anak yatim piatu. Kemudian Pak Zaen, membeli tanah sebelah untuk mendirikan rumah bagi orang-orang yang mau di rehabilitasi dari efek candu obat-obatan terlarang.

"Kapan kau hendak menikah lagi?" tanya Pak Zaen dengan wajah sedih.

"Aku masih belum mikir itu bah!?"

"Kamu jangan seperti ini terus, jika Nayla tau kamu terus bersedih karena sendiri. Dia di sana pun akan ikut sedih. Rehan masih kecil, dia masih membutuhkan sosok seorang ibu."

Ardi lalu menghela nafas berat, dia terdiam sambil sesekali menengok ke arah Rehan yang tengah asik bermain. "Iya bah! Aku juga berpikir begitu."

Waktu sudah menunjukan jam 21:17 WIB, Ardi meminta izin untuk pulang Rehan yang sudah ke capean karena bermain menjadi sangat rewel. "Baik bah saya pamit dulu, nanti saya mampir ke sini lagi."

"Nanti itu kapan?" sindir Pak Zaen seakan menyuruh Ardi agar berjanji.

"Iya nanti lah bah, kalo ada waktu. Asslamu 'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Melihat teman Rehan yang bernama Ardi tadi, Dia mengingat mendiang istrinya yang memiliki penyakit kulit yang sama dengan anak itu. Istrinya Nayla memiliki kulit yang bercorak-corak putih, penyakit itu di sebut vitiligo.

Saat kuliah, banyak anak-anak yang takut dengan Nayla. Namun kepintarannya memikat hati Ardi, yang saat itu mereka berada di satu bangku semester. Semakin Ardi dekat dengan ibu Rehan, dia akhirnya memahami sesuatu dari penyakit vitiligo ini, vitiligo adalah hadiah spesial bukan penyakit yang harus di takuti atau di jauhiorang lain.

Vitiligo adalah anugrah di berikan tuhan kepada seseorang yang paling beruntung. Agar orang lain yang melihatnya, harus lebih bersyukur lagi.

................

Pagi harinya saat Ardi mulai kembali bekerja. Banyak pasang mata yang menyeringai jahat ke arahnya, Ardi pura-pura tidak sadar dengan hal itu semua. "Di.. Beresin gudang tempat alat kebersihan sana."

"Oh baik mas Ilham." setelah mengerjakan tugas itu, seorang pekerja kantor bernama Andi menyuruh Ardi membersihkan mejanya, setelah itu dia di tugaskan membuat kopi untuk pekerja kantor disana.

Setelah membereskan ruangan kantor Andi, Ardi segera membuat beberapa kopi, dan langsung menyusunya di atas nampan agar lebih meminimalisir dari pada membawa satu persatu.

Namun di tengah dia membawa kopi-kopi tersebut. Ada seseorang yang sengaja menyapu kakinya saat dia berjalan.  Otomatis semua kopi yang ia bawa di atas nampan jatuh mengenai pas tubuhnya.

Ardi segera melepas bajunya karena panas dari air kopi yang tumpah ke tubuhnya. Bukan hanya itu saja, saat dia tiba di kamar mandi untuk membilas noda kopi di baju kerjanya. Pekerja Cleaning servis yang bertugas di kamar mandi, sengaja tidak menaruh papan lantai yang licin karena tengah di pel. Jarena jalan Ardi yang terpincang-pincang, dia terjatuh dan mengakibatkan kakinya yang cacat terkilir.

Dan itu membuatnya menjadi sangat kesulitan untuk berjalan. Saat dia keluar kamar mandi, wajah orang-orang yang menahan tawa terlihat di setiap langkahnya. Seakan hari ini merupakan penampilanya untuk menghibur mereka. Dengan sabar, Ardi berusaha tidak menghiraukan mereka.

Di dalam kantor, saat Ardi tengah membersihkan lantai. Lia datang memandanginya, karena seragam kerjanya basah.

"Kenapa kau memakai seragam basah?!" tanya Lia tiba-tiba membuat jantung Ardi hampir melompat keluar.

"Ini karena tadi aku tersiram kopi bu."

"Aku paling enggak suka orang teledor."

"Baik saya mengerti bu."

Saat jam istirahat, Ardi kembali ke ruangan loker karyawan dan melihat Rehan tengah memakan jajanan yang cukup banyak di sampingnya.

"Dari siapa nak?"

"Dari kakak kemarin yah!" jawab Rehan sambil tersenyum senang.

"Di.. Kasih tau anakmu, jangan seperti itu kepada bos." Ardi terkejut saat Ilham tiba-tiba berkata kepadanya dari belakang. Wajah Ilham begitu membenci Rehan yang hanya seorang anak kecil.

"Iya mas, nanti saya kasih tau."

"Yah! Boleh enggak aku ikut sama kakak nanti."

"Kemana?"

"Katanya Kakak mau ngajak aku ke TK, di sana kakak mau ngenalin aku."

Ardi mengepalkan tanganya erat. "Nak, bukanya ayah ngelarang. Tapi nanti, ayah pas pulang gimana? Masa ayah pulang sendiri!?" pernyataan Ardi membuat Rehan memikirkan ajakan tersebut.

"Yaudah yah! Aku mau sama ayak aja."

Ardi mengelus lembur rambut Rehan, dia menatap Rehan dengan pandangan binarnya.

'Nak, semoga kelak kamu memiliki teman yang sayang kepadamu dan peduli kepadamu. Karena dengan teman baiklah, kamu akan mudah menghadapi semua masalah ini.'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 19

    Setelah kejadian itu, hubungan antara Lia dan Bu Dini semakin baik. Lia bahkan sudah mau untuk tinggal satu atap dengan orang tuanya, saat dia hendak berangkat ke tempat kerja. Lia selalu di titipi oleh orang tuanya beberapa makanan untuk di berikan kepada Ardi dan Rehan.Bu Dini sangat berterima kasih kepada Ardi, sampai-sampai kegiatan seperti itu di lakukanya setiap hari. Hati Lia yang juga mulai terbuka untuknya, tanpa kerepotan dia selalu mampir pagi untuk memberikan makanan yang di titipkan ibunya.Pagi ini, dia sudah berada di dapur rumah Rehan. Dia memotong-motong sayuran di hadapanya dengan rapih. 'Mas Ardi bangun pasti kaget,' dengan penuh antusias dia memotong semua bahan yang akan ia jadikan lauk sarapan pagi.Dia menyalakan kompor di hadapanya, satu demi satu Lia memasukan semua bahan yang harus ia masak ke dalam wajan. Setelah beberapa menit akhirnya masakanya jadi dengan sempurna, dia kembali mencicip sedikit masakanya.'Lumayan

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 18

    Ardi tidak bisa berkata-kata lagi, pantas saja Lia pegitu dingin dan angkuh terhadap orang lain. Karena kurangnya kasih sayang yang ia rasakan selama ini, mungkin itulah penyebab yang membuatnya selalu berusaha untuk terlihat tetap kuat meski harus berdiri sendiri.Dia akan mengesampingkan perasaanya demi tujuan hidup untuk sebuah pembuktian. Ardi seakan mengerti perasaan kecewa yang di rasa oleh Lia selama ini. Karena nafsu, orang rela menjauh dari tuhanya dan melakukan semua hal, meski itu sudah di luar batas yang telah di tentukan kepada setiap manusianya.Ardi menghela napasnya cukup panjang, dia lalu berdiri dan memegang lembut pundak Ibu Dini dan Pak Alfred. "Saya yakin akan membuat keluarga kalian utuh kembali." Ardi menatap mata keduanya dengan penuh percaya diri. Sentuhan tanganya langsung di balas oleh kedua pasangan suami istri ini."Aku sangat berharap banyak padamu nak." Bu Dini yang sudah tidak kuasa menahan ras

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 17

    "Dulu, aku pernah bertemu Nayla. Di rumah sakit! Dia menyuruhku untuk menjadi ibu sambung bagi Rehan."Lia kemudian menceritakan masa lalunya, saat dia di jebak oleh Joong Won sampai bertemu Nayla di Rumah sakit kepada Ardi. Ardi yang mendengar semua ceritanya langsung terenyuh, sampai dia bisa merasakan perasaan apa yang selama ini Lia rasakan.Sebelum Nayla meninggal, Nayla pernah menceritakan kisah seorang wanita yang bernasib sangat buruk dan sedih. Nayla ingin mengajak wanita itu untuk bertemu dengan keluarga kecilnya saat itu, namun meski Tuhan telah menemukan keduanya, Nayla justru telah pergi sangat jauh meninggalkan mereka."Ibu tau, Nayla juga saat itu ingin bertemu dengan ibu. Dia bercerita, dia bertemu seorang wanita cantik di rumah sakit! Dia berkeliling memberikan semangat kepada setiap ibu di sana. Yah, meski sekarang Nayla malah telah pergi jauh dari kita." Keduanya merasakan kesedihan serupa.Karena suasana hatinya yang tengah rapuh, Lia mend

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 16

    Lia menawarkan kembali untuk bekerja di perusahaanya, dan dia di janjikan libur khusus untuk Ardi. Namun, Ardi menolak karena ia beralasan jika ia sudah mendepatkan pekerjakan yang baru dari teman dekatnya.Lia menatap Ardi dengan rasa kecewa, namun sebisa mungkin ia tidak menunjukan hal itu kepada Ardi. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas semua keputusanya yang salah, sudah lama dia tidak merasakan kehilangan seperti ini, Lia mengepalkan tanganya kesal.Saat Lia tengah di lema, Rehan terbangun dari tidurnya. Dia secara mengejutkan memanggil nama Lia setelah ia sadar dari operasinya."Kak Lia! Kaka baik-baik saja?" dengan wajah lesunya Rehan memandangi Lia dengan nanar."Kaka sehat kok, adik istirahat dulu aja. Kalo adik sudah sehat mau kaka beri hadiah loh!""Mau kak. Lehan sayang kak Lia.""Kaka juga sayang Rehan." perasaan Lia kembali tenang, Dia langsung memberikanya sebuah

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 15

    Di jalan sikap Rehan benar-benar aneh, tidak biasanya dia memaksa ayahnya lewat jalan yang hening yang jauh dengan orang-orang, Rehan semakin berteriak jika Ardi tidak menurutinya.Ardi dengan sabar terpaksa mengikuti semua kemauan putranya, saat tiba di jalanan yang lenggang itu. Dari kejauhan Ardi melihat sebuah mobil yang terparkir sembarang, awalnya dia tidak terlalu peduli. Namun saat dia tiba di samping mobil, sebuah teriakan yang lirih terdengar di telinganya.Dia meminta Rehan untuk bersembunyi di balik mobil, dia lalu diam-diam memeriksa Gang yang ia tahu itu adalah Gang buntu di sana, biasanya tempat tersebut di pakai anak-anak remaja nakal untuk pacaran. Perlahan-lahan Ardi bergerak tanpa suara, suara teriakan lirik seorang perempuan itu semakin jelas di dengarnya.Dia mengintip di balik dinding, dengan menopangkan punggungnya di sana. Wajah Ardi langsung berubah serius, tengah terjadi pemerkosaan di sana.

  • CEO CANTIK UNTUK ANAKKU   Bab 14

    Keduanya terkekeh ketika mereka membahas masalalu, Ardi mulai mengiat masa-masa kuliahnya sekarang. "Mas kerjanya gimana?" tanya Hani penasaran."Aduh, tadinya aku enggak mau bahas ini! Aku baru di keluarkan Han! Aku enggak sengaja hapus semua data kantor.""Apa? Masa juara Information Technology, bisa enggak sengaja hapus semua data gitu.""Akupun kurang tau, ya mungkin! Karena aku udah lama enggak megang komputer kali. Kalo kamu Han! Sekarang sibuk apa?""Aku kebetulan, sudah punya yayasan. Ada TK sampai SMA.""Wah udah sukses ya sekarang. Kalo Nayla tau, dia akan senang mendengarnya." wajah Hani berubah pilu, dia sangat berduka mendengar kematian sahabat baiknya.Ardi merasa bersalah, dengan melihat raut wajah yang di tunjukan Hani. "Ini bukan salahmu! Semua ini memang sudah jalan hidup kita Han. Kamu jangan sekali-kali menyalahkan dirimu oke.""Makasih mas."

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status