Share

Sepasang kekasih

Keesokan paginya, Andrew datang ke rumah April untuk menjemputnya. Namun gadis itu belum bangun sehingga papinya yaitu Pak Arsene menyuruh Andrew untuk membangunkannya.

“Sepertinya April belum bangun, kamu masuk saja ke kamarnya,” ucap Pak Arsene, papi April sambil menikmati secangkir kopi.

Andrew sudah beberapa kali main ke rumah April, sehingga membuatnya sedikit akrab dengan papi April.

“Baik om, saya permisi ya,” ujar Andrew dengan sopan.

Andrew pun bergegas naik ke lantai atas untuk membangunkan April dikamarnya.

Ternyata April masih terlelap dalam mimpi indahnya, hingga Andrew tidak tega untuk membangunkannya. Jadilah dia hanya memandangi gadis itu yang sedang tidur dengan pulasnya.

“Damai sekali rasanya melihat wanita yang sangat kucintai sedang terlelap seperti ini,” ujar Andrew sambil mengelus rambut April dengan lembut, “Cantiknya,” ucapnya tak henti-hentinya mengagumi gadis itu.

Merasa ada yang mengganggu tidur lelapnya, perlahan April pun membuka matanya.

“Morning, akhirnya kamu bangun juga,” sapa Andrew dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

April yang kaget karena ada orang asing di kamarnya langsung menutupi tubuhnya dengan selimut, karena ia hanya memakai baju tidur yang lumayan tipis.

“Andrew... Kenapa kamu masuk ke kamarku?” protes April dengan merapatkan selimut pada tubuhnya.

“Emm... maaf sebelumnya. Tapi papimu yang menyuruhku untuk masuk saja ke kamar ini dan membangunkanmu,” terang Andrew.

“Ya sudah, kamu tunggu saja di luar aku mau mandi dulu,” pinta April.

Andrew pun segera keluar dari kamar April dan menunggunya di meja makan untuk sarapan bersama keluarga April.

“Ayo tambah lagi Andrew jangan malu-malu ya, anggap saja rumah sendiri,” ucap Pak Arsene, papi April.

“Iya om, terima kasih banyak sudah mengajak saya untuk sarapan bersama kalian,” kata Andrew sambil melahap makanannya.

“Kalau di lihat-lihat kalian cocok juga ya,” ucap Zac tiba-tiba.

“Maksud kakak apa?” tanya April tidak mengerti.

“Tidak ada maksud apa-apa adikku sayang. Kakak hanya senang saja ada teman lelaki yang kamu ajak untuk makan bersama kita. Dan kalau kakak lihat kalian cocok menjadi sepasang kekasih, ya kan pi?” tanya Zac meminta persetujuan papinya.

“Papi rasa juga begitu, tapi apa pun hubungan kalian papi harap bisa ke arah yang lebih serius ya,” sahut Pak Arsene mendukung pernyataan Zac.

Andrew yang mendengar hal tersebut hanya mengulum senyum dan berharap ia bisa menjadikan April pendamping hidupnya kelak.

Sedangkan April hanya bisa diam dan mengangguk tak ingin pembicaraan ini semakin panjang, mereka memutuskan untuk segera berangkat ke kantor.

*

Enam bulan kemudian...

Malam yang begitu indah dan romantis saat Alan mengajak April untuk makan malam berdua. Ya, selama enam bulan ini hubungan keduanya menjadi semakin dekat.

Alan sering mengajak April untuk keluar jalan-jalan bersama seperti makan malam, menghabiskan waktu di taman, atau bahkan menonton film layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.

Seperti malam ini, Alan mengajak April untuk makan malam berdua di taman yang telah ia dekorasi dengan bunga yang bertaburan di sepanjang jalan dan di kelilingi oleh lilin-lilin di setiap sudutnya. Serta musik yang mengalun begitu indah membuat suasana malam ini begitu romantis.

Four letter word

But I don't have the guts to say it

Smile till it hurts

Lets not make it complicated

We've got a story

But I'm about to change the ending

You're perfect for me

You're more than just a friend so we can just stop pretending now

I gotta let you know somehow

Sepenggal lirik lagu yang mewakili perasaan Alan saat ini.

“Bagaimana menurutmu, kamu suka tempat ini atau tidak?” tanya Alan di sela-sela makan malam mereka.

“Mana mungkin aku tidak menyukainya Alan, tempat ini sangat indah. Terima kasih telah membawaku kemari,” jawab April penuh takjub dengan hal yang di lakukan Alan untuknya.

“Ini semua memang kupersiapkan untuk kamu, Pril.”

“Benarkah? Tapi untuk apa?” tanya April penasaran.

“Habiskan dulu makanmu, nanti kuberi tahu,” kata Alan sambil mengelus tangan April.

“Baiklah,” balas April menyetujui perkataan Alan.

I'll be your shelter

I'll be your storm

I'll make you shiver

I'll keep you warm

Whatever weather

Baby I'm yours

I'll be your forever, be your fling

Baby I will be your everything

Setelah menghabiskan makanan mereka, Alan beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya untuk mengajak April berdansa.

“Maukah kamu berdansa denganku tuan putri?” tanya Alan sambil mengulurkan tangannya pada April.

“Kamu ini ada-ada saja,” kata April dengan tersipu malu, “Baiklah,” sahutnya.

April pun menerima uluran tangan Alan untuk berdansa bersama. Keduanya berdansa dengan diiringi lagu favorit mereka yang sangat romantis.

Another day without your smile

Another day just passes by

And now I know

How much it means

For you to stay right here with me

The time we spent apart

Will make our love grow stronger

But it hurts so bad

I can't take it any longer

Dengan menatap mata April, Alan bertanya, “Apakah malam ini kamu senang, Pril?

“Kamu tidak perlu bertanya lagi Alan, tentu saja aku senang,” jawab April dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Tiba-tiba Alan berlutut di depan April, seraya mengambil setangkai bunga mawar dari saku jasnya dan memegang tangan gadis itu.

“Aprilia Alexander, maukah kamu menjadi kekasihku?”

April tidak menyangka Alan akan menyatakan cintanya secepat ini, ia pun bingung harus menjawab apa.

“Emm... Alan apa kamu serius?” tanya April tak percaya.

“I’m absolutely serious April. Atau kamu tidak mencintaiku?” tanya Alan balik.

“Bukan begitu Alan, tapi...,” ucap April masih ragu.

“Tapi apa Pril? Apa ada lelaki lain yang kamu cintai?” tanya Alan lagi.

Dengan cepat April menggeleng, “Tentu saja tidak Alan, tidak ada yang lain hanya saja...” April menggantungkan kalimatnya.

“Aku tahu Pril, mungkin ini terlalu cepat tetapi aku sudah tidak bisa menyimpan perasaan ini lagi. Aku tidak ingin jauh darimu, aku ingin kamu menjadi milikku.”

“Cukup Alan,” potong April sambil menutup bibir Alan dengan jari telunjuknya, “Jangan teruskan lagi, aku juga mencintaimu dan aku tidak bisa lagi jauh darimu.”

“Apa ini artinya kamu menerima cintaku?” tanya Alan memastikan dengan senyum yang tak bisa ia tahan.

“Ya Alan, aku menerima cintamu,” jawab April dengan penuh keyakinan sambil menerima bunga dari Alan.

I wanna grow old with you

I wanna die lying in your arms

I wanna grow old with you

Lalu Alan pun bangkit dan memeluk April, “Te amo Aprilia,” kata Alan dengan mencium kening April.

April pun tersenyum kemudian mencium pipi Alan. Lalu Alan memandangi bibir April yang tampak menggoda untuknya, ia memberi kode meminta ijin pada April dan gadis itu pun mengangguk seraya menyetujuinya. Alan memberanikan diri untuk mendekat kemudian mereka berciuman.

April terdiam tak menyangka Alan akan menciumnya saat ini juga. Merasa tak ada balasan dari April, Alan menggigit kecil bibir April dan itu sukses membuat April membuka mulutnya lalu kesempatan itu di gunakan Alan untuk semakin memperdalam ciuman mereka.

I wanna be looking in your eyes

I wanna be there for you

Sharing in everything you do

I wanna grow old with you

Merasa terbawa oleh suasana April pun membalas ciuman Alan. Mereka berciuman untuk pertama kalinya, ciuman yang begitu intim dan menghangatkan keduanya. Malam ini terasa sangat berarti untuk mereka, malam yang menjadi saksi awal kisah perjalanan cinta April dan Alan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status