Share

Cemburu Buta

Author: Ivander Kaz
last update Last Updated: 2022-08-24 13:53:08

Nizar menyodorkan segelas cappucino ke seorang gadis yang sedikit malu dan ragu-ragu menerimanya, "Minumlah selagi hangat mengembalikan energi, apa kau juga ingin makan siang, biar aku belikan sesuatu untukmu?"

"Tidak, terima kasih, kopi ini sudah cukup bagiku," jawabnya gugup. "Maafkan jadi merepotkan membiayai pengobatan tadi yang seharusnya tidak perlu karena aku bisa bayar sendiri."

"Hey, lupakan hal kecil itu, sekarang masih ada yang lebih penting harus kita pikirkan bersama; kau tak tahu bagaimana tunangan Rashya dan keluarganya menyikapi hal ini," tukas Nizar khawatir.

"Memang ada apa dengan mereka?" tanyanya lugu. "Bukankah ini kecelakaan murni, kami berdua yang menjadi korban kasus tabrak lari?"

"Aku juga berharap seperti kau pikirkan; pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tabrak lari ini, namun kalian berdua terlihat sebagai sepasang kekasih di mata tunangan dan keluarganya, dan segera menyadari bila sudah bertemu ..."

Kalimat Nizar terputus.

Suara kencang menggema di lorong ruang tunggu kamar operasi. Tunangan Rashya tergopoh-gopoh lari menghampiri. Sepatu high heels bertalu-talu mengetuk keras lantai rumah sakit seperti orang kesurupan. Nizar pun buru-buru berdiri menyambut Marcella, adik dari Arya, sahabatnya sejak duduk di bangku kuliah dulu.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Rashya, kenapa bisa terjadi kecelakaan seperti ini, bukankah kalian berdua ingin makan siang di cafe tadi?" Pertanyaan beruntun begitu menyudutkan keluar dari mulut tajam seorang gadis cantik kaya raya, berperilaku angkuh dan sok kuasa menyalahkan sahabat yang tidak mampu menjaga tunangannya.

"Cella, dengarkan baik-baik; aku belum sempat bertemu Rashya karena ada rapat mendadak di kantor, dan terlambat beberapa menit saja menuju cafe tempat biasa makan bersama," jelas Nizar menceritakan awal mula kejadian. "Ternyata dia malah menjadi korban tabrak lari, lalu aku mengejarnya ke rumah sakit setelah peristiwa itu."

Jawaban sahabatnya belum menyenangkan Marcella makin gundah gulana, antara sedih dan marah. Rashya berada di dalam kamar operasi tak diperkenankan mendampingi. Sungguh ia merasa bukan seorang kekasih berguna bagi pria yang dicintai.

Ketika menoleh ke seorang gadis berada di belakang Nizar, kontan saja rasa terkejut luar biasa muncul begitu saja. Raut wajah cantik berubah bagai setan betina yang ganas.

Matanya membelalak tak percaya. "Siapa gadis itu, kau bilang Rashya bersamanya menjadi korban tabrak lari, berarti dia telah mencurangiku mengkhianati cinta kami selama ini?" tuduh Marcella seketika itu juga.

Hah!

Zaphira tersentak mendengar tuduhan keji. Sontak saja beranjak menghadapi tunangan Rashya mengklarifikasi soal pernyataan tak sesuai dengan kenyataan. "Maaf Nona, aku tak pernah mengenal tunanganmu, sama seperti dia tak mengenali siapa aku!"

"Tidak mungkin!" tuding Marcella ke gadis asing yang mulai dibenci sejak pertama kali melihatnya. "Kalian pasti punya hubungan di belakangku, buktinya Rashya pergi makan siang ke cafe, dan sengaja berpura-pura mengenalkan ke Nizar ikut menutupi rahasia kalian!"

Zaphira tak terima disalahkan dalam kasus yang dia pun menjadi korban tabrak lari, bukan perselingkuhan disangkakan oleh gadis begitu cinta mati terhadap pria bernama Rashya. "Kau salah sangka, Nona! Kami tak memiliki hubungan apa pun, aku juga baru bertemu Mas Nizar di rumah sakit ini lalu bagaimana mungkin main tuduh seenaknya seperti itu?!"

"Dasar wanita jalang; Rashya itu milikku, dan kami akan menikah sebentar lagi!" Marcella mengusir tegas gadis liar penghalang hubungan mereka. Hanya dia berhak atas kekasihnya. "Pergilah dari sini, membuatku muak merusak suasana!"

Nizar langsung melerai dua gadis tiba-tiba bertengkar di luar kamar operasi. "Cella, hentikan tudingan kasar tak berdasar sama sekali; Zaphira menolong kekasihmu sampai ke rumah sakit, jika tak ada dirinya, bisa kau bayangkan Rashya tewas di jalan tanpa ada seorang pun membantu."

"Dasar pembohong, ternyata kalian berdua memang bersekongkol!" Tatapan Marcella begitu tajam dan sinis.

Keributan sengit hingga tak menyadari kedatangan keluarga Rashya Afkar Alfarezel mendengar seluruh umpatan dan cacian dari calon menantu Tuan dan Nyonya Imran Nadhirrizky.

Ehem!

Dehaman keras Tuan Imran Nadhirrizky mengagetkan ketiga anak muda. Marcella dan Nizar berdiri kaku memandang ayah Rashya tiba lebih cepat dari dugaan mereka. "Aku telah menyimak ucapan kalian semua; Marcella dan Nizar, pergilah kalian beristirahat, biar aku menunggu di sini sampai putraku keluar dari kamar operasi," perintahnya berwibawa.

Marcella menolak sambil menyikut lengan Nizar turut mendukungnya, "Tapi aku 'kan tunangan Rashya, dan Nizar sahabatnya juga ingin tetap di sini menemani Om Imran dan Tante Sisca." Alasan kuat tetap bersama calon mertua kekasihnya menyingkirkan gadis sialan itu secara diam-diam.

"Pergilah, agar hati dan pikiran kalian tenang," balasnya lebih tegas. "Sementara aku ingin berbicara dengan gadis penolong anakku."

Deg! Jantung Zaphira berdegup tak beraturan.

Ia melangkah mundur teratur ketika pria paruh baya itu menatapnya lekat. Marcella dan Nizar pergi menghindar meninggalkan medan pertempuran di antara Zaphira dan Om Imran.

Tante Sisca Nadhirrizki, Ibu dari Rashya mencibir ketika melihat gadis biasa sederhana namun begitu berani menantang calon mantu kesayangan. Menganggap Zaphira tak pantas bersanding putranya gagah dan tampan, pengusaha terkaya di negeri ini. Bukan pula kalangan atas seperti Marcella dan Nizar yang dikenal sangat baik olehnya sejak kuliah bersama anaknya di luar negeri.

"Papa, tangani gadis itu, tanyakan apa kepentingannya berada di sini jika bukan meminta imbalan besar telah menyelamatkan putra kita; aku mau pergi menemani Marcella dan Nizar, nanti kami segera kembali."

Posisi Zaphira makin terdesak. Rasa bersalah membuat bersikeras tetap berada di sini. Suasana hening dan sunyi ketika mereka pergi. Sulit rasanya berkata jujur ke orang yang berkuasa, salah-salah malah jadi sasaran kemarahan mereka.

Dari penampilannya, alas kaki sampai kepala sangat mudah ditebak berapa besar kekayaan orang tua Rashya. Tuan Imran pengusaha kaya ber-jas licin halus dan sepatu mahal hitam mengkilap. Nyonya Sisca pun tampil glamour menjinjing tas mewah ratusan juta seperti kaum sosialita. Blus cantik dikenakan hari ini sebuah karya desainer ternama, dan kulit mereka begitu mulus terawat tanpa noda.

Memang benar dikatakan Nizar sebelumnya tentang sikap tunangan dan keluarga Rashya menghadapi peristiwa ini. Menganggap ia seperti pengemis, mengiba imbalan dari bantuan setelah membawa korban tabrak lari yang ternyata seorang putra pengusaha kaya raya.

Akhirnya Tuan Imran membuka percakapan. "Apa kau bernama Zaphira yang menolong anakku, Rashya?"

"I-iyaa, Tuan, maafkan atas kesalahpahaman barusan; sebenarnya bukan aku menolong putra anda, tetapi Mas Rashya yang menyelamatkanku," jawabnya gugup terbata-bata.

"Okay, bersikaplah tenang, ceritakan seluruh kejadian sebenarnya yang menimpa kalian berdua," sahutnya mempersilakan gadis muda duduk kembali.

Dengan menundukkan kepala ia menyampaikan semua kasus tabrak lari siang tadi di jalan tanpa dibumbui embel-embel apapun mengikis tudingan kejam dari Nyonya Sisca dan Marcella mengiranya mengambil keuntungan.

Berulang kali Tuan Imran terlihat mengernyitkan dahi, dan memegang dagu saat mendengarkan keterangan Zaphira. Penuturannya persis dikatakan pihak kepolisian saat menghubungi sebagai orang tua dari Rashya. Tak ada yang ditutupi dari mulut kecilnya. Saksi di tempat kejadian melihat sebuah mobil sedan penabrak mereka langsung kabur meninggalkan dua korban di jalan.

"Maafkan aku!" Hati Zaphira nelangsa semakin bersalah tak ada habisnya. "Semua ini memang salahku kurang berhati-hati saat menyeberang jalan hingga putra anda menjadi terluka parah sekarang ini."

Belum sempat Tuan Imran menyahut tiba-tiba saja pintu kamar operasi terbuka lebar, seorang dokter bedah mencari keluarga pasien. Kontan saja dia berdiri diikuti gadis itu di sampingnya.

"Dokter, bagaimana keadaan putraku, apa dia dapat selamat?" harapnya cemas. "Tolong lakukan semua yang terbaik untuknya, soal biaya tak jadi masalah, aku akan membayar seluruh perawatan rumah sakit berapa pun nilainya!"

Sang dokter tersenyum datar memandang ayah pasien sangat mampu membeli sebuah rumah sakit sekalipun jika perlu, dan berkata, "Tenanglah Tuan, kami sedang berusaha dan sekarang membutuhkan pendonor, putra anda kehilangan banyak darah sejak dibawa ke sini; pihak rumah sakit sedang mengecek bank darah di pusat, namun sebaiknya hubungi kerabat dan keluarga yang mempunyai golongan darah sama seperti pasien."

Lalu dokter menyebutkan golongan darah Rashya. Dan Tuan Imran langsung mengontak ke sekretaris kantor meminta bantuan karyawan memiliki jenis darah dibutuhkan putranya dengan imbalan besar.

"Dokter..." sela Zaphira di tengah suasana mencekam. "Bolehkah ikut mendonorkan, golongan darah Rashya sama denganku?"

Dokter bedah dan Tuan Imran terkejut saat seorang gadis mungil mengajukan diri. "Oh sangat boleh, nanti perawat memeriksamu lebih dulu sebelum mengambil darah, duduklah tenang jangan kemana-mana lagi."

Teriakan dokter memanggil petugas medis memecah ketegangan menjadi sedikit kegembiraan. Pendonor pertama telah ditemukan begitu dekat dengan mereka. Tak lama dua perawat bergegas menyiapkan demi menyelamatkan pasien dari keluarga terpandang.

Zaphira diajak ke ruang khusus periksa dan diambil darah secepatnya. Pandangan Ayah Rasya tertegun saat mengiringi kepergiannya. Situasi menjadi terbalik saat ini, putranya menyelamatkan gadis itu dari sebuah tabrakan mobil, namun ternyata kini malah menolong dengan bantuan tak disangka mereka.

Gadis manis yang malang memiliki jiwa kemanusiaan.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Maukah Jadi Kekasihku?

    Di dalam mobil adik Rashya, tangan Zaphira berpautan gelisah. Darimana pria itu mengetahui, mencari tahu sampai ke kampus? Pikirnya bingung. Selama ini tak pernah meninggalkan jejak apapun soal dirinya ke keluarga Tuan Imran Nadhirrizki, datang saat malam hari ke ruang perawatan Rashya usai sepulang bekerja dan kuliah lalu pagi buta sebelum matahari terbit sudah pulang ke kost-an melanjutkan istirahat sebentar sebelum bertugas sebagai perangkai bunga di Nana Florist. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Rashya, dan siapa yang memberi tahu keberadaanku di kampus?" tanya Zaphira penasaran pasien mengharapkan kedatangan setelah tersadar dari koma. Pandangan Arzu lurus ke jalan tak bisa menceritakan keadaannya. Mama terus melarang keras menghubungi gadis asing itu, dan membiarkan sepenuhnya Marcella merawat tunangannya. Namun Rashya terus menyebut gadis lain usai berhasil sadar dan membuka mata lebih menginginkan Zaphira mendampingi dirinya. Dan pertengkaran hebat begitu dahsyat tak

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Panggilan Darurat

    Sepulang dari kantor, Adzriel menjemput Zaphira di halaman kampus. Gadis itu akhirnya memiliki sebuah kehidupan normal. Betapa senang mendengar pasien tabrak lari itu terbangun dari koma, sahabat tersayang tidak perlu kembali ke rumah sakit menjaganya. "Ra, bagaimana skripsimu?" Ia bertanya begitu serius memperhatikan masa depan gadis yang tinggal di kamar sewaan jauh dari kerabat, dan berharap dapat menjadi pendampingnya di kemudian hari. "It's okay, sudah banyak menulis dalam seminggu ini, kebetulan tak perlu menemani pasien lagi setiap malam jadi kini punya banyak waktu luang," balasnya begitu senang melupakan kekalutan berbulan-bulan kembali memikirkan kehidupan sendiri . Adzriel ikut gembira bebas mendekati gadis itu setelah dua bulan waktu terbuang, dan tanpa dihalangi Arzu brengsek mengganggu mereka. "Baguslah, kalau ada kesulitan bilang saja, dosen pembimbingmu pasti yakin bisa selesaikan tepat waktu," tukasnya menyemangati. "Oya, maafkan jika aku pinjam laptopmu agak

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Sebuah Keajaiban

    Kelopak matanya terbuka pelan, mimpinya berubah menjadi kenyataan. Bayangan gadis menghilang membawa terus muncul ke permukaan menuju cahaya terang menyilaukan. Hey, jangan pergi, tolong tunggu aku! Teriakan keras menggelegar. Gadis itu menoleh tersenyum lalu pergi lagi. Rashya terus berlari mengejar sampai akhirnya sadar sendirian tanpa teman dan keluarga, menatap dinding putih dan lampu menyilaukan. Bahu mencoba digerakkan namun tak memiliki kekuatan, tiba-tiba merasakan menyentuh sesuatu menghangatkan. Sebuah tangan halus, jarinya lentik mungil. Rashya tak mampu mengangkat tubuh hanya lirikan mata melihat siapa yang bersamanya saat ini, tanpa sengaja telah membangunkan seorang gadis asing yang tak dikenal sama sekali, tapi pernah hidup di dalam mimpi! Zaphira terhenyak sesaat jari itu menghentak beberapa kali di tangannya. "Oh, Tuhan, akhirnya kau sadar juga!" berteriak kaget ketika sejenak beradu pandang dengan bola mata Rashya. Kebahagiaan melihatnya terbangun tapi kebin

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Cahaya Kehidupan

    Pukul dua malam, memasuki bulan kedua bagi pasien terbaring koma di kamar perawatan VVIP. Suasana hening berubah menakutkan dan menegangkan. Zaphira dikejutkan bunyi denging kencang dari mesin monitor meraung-raung, tersentak keras dari tidur dan membuka mata secepatnya langsung berdiri mendekat ke balik kaca. Pasien khusus di sebuah rumah sakit terkenal tiba-tiba saja terkena serangan jantung di saat tidur koma, dan ini serangan kedua kali setelah sebulan lalu dari operasi panjang pernah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Dokter dan suster berlarian ke ruangan menjalankan prosedur cepat tindakan medis yang dibutuhkan pasien dalam keadaan darurat. Peralatan sentak picu jantung disiapkan lalu terdengar aba-aba Dokter agar perawat menyingkir. Dugh-! Satu kali tubuh Rashya terlontar sesaat dan jatuh terbaring lagi di ranjang. Layar belum menunjukkan angka normal. Dokter terus bekerja keras melenyapkan kekhawatiran. Sentakan kedua seharusnya lebih menjanjikan dari yang pertama,

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Bangunlah, Rashya!

    Sudah sebulan lebih berlalu. Rashya masih terbaring kaku, deru nafasnya teratur dibantu selang oksigen. Detak jantung dan tekanan darah tertera di layar mesin tergambar normal. Melihat dari balik kaca membuat Zaphira kian lara tak ingin lagi tinggal di ruang itu bersamanya, meski adik pasien memaksa beristirahat menemani di dalam. "Ra, kita makan malam dulu, kamu pasti kelaparan dari tadi setelah pulang kerja terus kuliah," Arzu memecah keheningan di antara mereka. Dia tahu gadis itu kesal jika mencampuri urusan pria bernama Adzriel tadi. "Tidak, terima kasih; Kau lihat saja, Adzriel membawa makanan dan buah, semua itu lebih dari cukup bagiku," elaknya mengambil tempat duduk lagi beristirahat dan tidur cepat seperti biasanya. Pengalihan Zaphira dari upaya mendekati dirinya terus mendesak mau menerima tawaran apapun yang tak dibutuhkan sama sekali. "Kenapa 'sih kamu enggan banget bersamaku, malas mengobrol, memangnya aku salah apa?" tukas Arzu bertambah kesal. Sungguh gadi

  • CEO Lumpuh Mengejar Cinta Sang Perawat   Merebut Perhatian Zaphira

    Adzriel, kawan baik Zaphira datang mengejutkan membawakan makanan untuknya ke rumah sakit. "Ra, kamu makan ini, bagus untukmu!" desaknya sambil menyodorkan buah sudah dikupas. "Kamu ngapain kesini, merepotkan saja bawa ini dan itu, sudah kayak hajatan," balasnya kesal. Bukan hati tak senang, tetapi pandangan adik Rashya begitu curiga terhadap mereka berdua. Arzu Rakha Kaivan berdiri menjauh pura-pura sibuk dengan gawai terus mencuri pandang ke Zaphira dan Adzriel. Dari tatapannya tak menyukai kehadiran pria lain di samping gadis yang diam-diam disukai. "Ra, kamu kan sebentar lagi skripsi, ga mungkin-lah harus terus berada di rumah sakit setiap malam. Nanti kuliahmu jadi terbengkalai, belum lagi bekerja di pagi hari," protes Adzriel begitu perhatian. Zaphira memasang muka cemberut, "Duh bawel banget, 'kan aku bisa mengatur waktu, di sini lebih banyak tidur sambil menunggu pasien dan bisa menulis skripsi." Gadis keras kepala! "Ya sudah 'Ra, pakai laptop aku saja biar kamu mudah men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status