Share

Bab 2 Ketahuan

Author: Wii
last update Last Updated: 2023-01-29 21:58:10
"Apa ini?" tanya Ervan sambil menunjukkan surat yang ia temukan barusan. "Apa benar kamu hamil?"



Seketika Gea terkejut melihat surat itu ada di tangan Ervan. Bagaimana bisa? Batin Gea.



"I-Iya, Pak," jawab Gea sambil menunduk dan berusaha mengingat dimana terakhir kali ia meletakkan surat itu. Ceroboh sekali!



Ervan menatap mata Gea dengan penuh selidik. Tadi, tidak sengaja Ervan mendapatkan surat itu di depan ruangan saat hendak ke toilet. Ervan membaca surat itu dan merasa terkejut. Itu sebabnya dia memanggil Gea untuk ke ruangannya.



"Kenapa kamu bisa hamil?" tanya Ervan.



Gea langsung menegakkan kepalanya. Dengan emosi, dia menatap Ervan dengan tajam lalu berkata, "Bapak tanya kenapa? Harusnya saya yang tanya. Kenapa Bapak nodai saya waktu itu? Anak yang ada dalam kandungan saya itu anak Bapak!"



"Hah?" Ervan terkejut beberapa saat, lalu menggelengkan kepala. "Nggak! Itu nggak mungkin!"



"Apanya yang nggak mungkin, Pak? Cuma Bapak yang berani sentuh saya sampai sejauh ini. Masih mau mengelak juga?"



Ervan mengacak rambutnya frustrasi. Sedangkan Gea memberi tatapan kebencian pada Ervan.



"Kalau aja Bapak nggak bersikap bodoh, mungkin kehamilan ini nggak akan terjadi. Bapak udah hancurin masa depan saya. Tapi saya masih diam dan menunggu itikad baik Bapak untuk tanggung jawab," ungkap Gea.



"Oh, jadi kamu nuntut tanggung jawab?"



"Iya. Saya mau Bapak tanggung jawab atas kehamilan ini. Saya nggak mau menanggung malu sendirian karena kesalahan yang Bapak perbuat," jawab Gea.



Ervan menyeringai setelah mendengar jawaban Gea. Tangan kanannya membuka salah satu laci dan mengambil lembaran cek.



"Ini ada cek yang bisa kamu cairkan. Tulis aja berapa nominalnya. Asalkan kamu gugurkan anak itu dan jangan bilang ke siapapun. Toh anak itu belum tentu anakku. Bisa aja kan kamu udah pernah tidur sama yang lain dan manfaatin situasi," ujar Ervan.



Gea geleng-geleng kepala melihat respon Ervan. Semudah itu Ervan menyelesaikan masalah yang ada. Padahal ini menyangkut harga diri seseorang. Gea merasa hina dimata pria itu.



"Maaf, Pak. Saya bukan cewek murahan. Cowok yang pertama kali bersikap kurang ajar sama saya itu cuma Bapak! Dan ini …" Tangan kanan Gea meraih lembaran cek itu, lalu membelahnya menjadi beberapa bagian. "Saya nggak butuh ini! Yang saya mau, Bapak harus nikahi saya sebelum perut ini membesar!" lanjutnya.



Ervan yang tidak suka dengan perlakuan Gea pun mendelik tajam. "Kenapa kamu sobek?!"



"Karena saya bukan cewek lain yang pernah Bapak bayar untuk gugurin kandungan!" balas Gea dengan sorot mata tak kalah tajam.



Ervan mendekati Gea. Menarik paksa wanita itu sampai berdiri. Tanpa perasaan, Ervan menekan rahang Gea. "Berani banget kamu bentak aku ya. Kamu pikir, dengan kamu bersikap kayak gitu, aku bakal luluh terus nikahin kamu, hah?! Jangan mimpi!"



"Saya nggak pernah mimpi untuk dinikahi cowok kayak Bapak! Saya ngelakuin ini karena terpaksa! Bapak yang memaksa saya buat ngelakuin dosa besar! Dan sekarang, dengan mudahnya Bapak menolak untuk nikahin saya!"



"Kurang ajar kamu!"



Ervan melepas tekanan di rahang Gea dengan kasar. Napasnya sudah memburu karena emosi. Tatapannya masih menusuk ke arah Gea. Dan tatapan itu pun berbalas. Gea juga memandangnya dengan tajam sambil mengeluarkan air mata.



"Dengar baik-baik, Gea. Aku nggak akan nikahin kamu. Cewek kayak kamu nggak cocok buat jadi pendampingku." Ervan menatap Gea dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Lihat penampilanmu. Kampungan sekali. Kamu nggak sebanding sama cewek yang pernah dekat sama aku. Jadi, nggak usah berharap banyak untuk jadi istriku," pungkasnya.



"Apapun yang Bapak bilang, saya nggak peduli. Saya bakal terus tuntut Bapak untuk tanggung jawab. Selesaikan masalah ini dengan baik, kalau Bapak masih mau menghirup udara bebas."



Gea berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tapi sebelum pintu itu ditutup, Gea kembali menoleh ke belakang dan berkata, "Saya tunggu itikad baik Bapak. Permisi."



"Sialan!" Ervan mengumpat kesal sambil meninju udara.


Gea menutup pintu ruangannya dan berusaha menahan gejolak emosi yang membara di hatinya. Bisa-bisanya pria itu menolak untuk bertanggung jawab.



Gea duduk di kursi sambil mengingat bagaimana surat itu bisa sampai ke tangan Ervan. Setelah beberapa saat, barulah Gea teringat.



"Ya ampun!" Gea menepuk keningnya. "Ceroboh banget gue. Tadi gue buru-buru ke toilet karena mual sambil bawa tuh surat. Mungkin jatuh terus Pak Ervan yang nemuin."



Beberapa saat Gea terdiam. Kemudian tersenyum. "Bagus deh. Biar dia nyadar apa kesalahannya. Gue nggak perlu capek-capek nyusun kata buat ngomong ke dia."



Dengan santai Gea melanjutkan tugasnya. Amarah yang sempat mengguncang hati dan pikiran lenyap dalam sekejap. Gea harus profesional dalam bekerja. Tak boleh larut dalam kesedihan!



'Yang jelas, Ervan harus bertanggungjawab! Anakku tidak boleh diperlakukan seperti itu!' 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bryna Parahita
ini bagus banget gilak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 127 Akhir

    Delapan tahun kemudian....“Papa!”Iqbal berseru riang saat melihat sang ayah sudah menunggunya di parkiran mobil. Saat ini, Iqbal sudah bersekolah di Sekolah Dasar yang cukup terkenal dan bonafit di Semarang. Iqbal baru saja selesai ulangan matematika dan mendapatkan nilai terbaik. Ia tidak sabar ingin menunjukkan hasil ulangannya pada sang ayah.Iqbal berlari-lari kecil menghampiri ayahnya. Setelah hampir sampai, Iqbal tersandung batu dan hampir terjatuh. Untunglah sang ayah dengan sigap menangkap tubuhnya.“Astaga, Iqbal. Kamu tuh jangan suka lari-lari. Hampir aja jatuh kamunya. Kalau sampai ada yang luka, Papa yang dimarahi Mama,” ucap Ervan.Iqbal justru tertawa lalu meminta maaf pada Ervan. “Iya maaf ya, Pa. Soalnya aku semangat banget mau nunjukin hasil ulangan matematika aku ke Papa.”“Kamu ada ulangan matematika hari ini?” tanya Ervan.“Iya, Pa. Ini hasilnya.”Iqbal menyodorkan selembar kertas ulangan pada Ervan. Ervan pun dengan senang hati menerimanya dan memeriksa hasil ul

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 126 Kebahagiaan Ervan dan Fahri

    Dua tahun kemudian, Ervan tampak disibukkan dengan toko sembakonya yang semakin hari semakin ramai pembeli. Padahal ia sudah memiliki tiga orang pekerja, namun dirinya masih harus membantu jika sudah ramai pesanan. Belum lagi ada pesanan yang berasal dari beberapa toko kelontong yang harus diantar. Ervan benar-benar kewalahan, namun tetap bersyukur karena kios sembakonya selalu ramai pembeli.Hingga malam pun tiba, Ervan bergegas masuk ke kamar untuk tidur setelah menghitung keuntungan hari ini. Saat masuk ke kamar, ia melihat istrinya masih belum tidur. Sedangkan Iqbal sudah tidur di kamar satunya.“Sayang, kok belum tidur?” tanya Ervan sambil memeluk istrinya yang berdiri memandangi langit malam dari jendela kamar.“Aku belum bisa tidur, Mas. Tadi udah minum susu hangat, tapi belum ngantuk juga,” jawab Gea. “Oh iya, gimana keuntungan hari ini, Mas?”“Alhamdulillah makin meningkat, Sayang. Aku kayaknya butuh dua karyawan lagi deh, Yang. Soalnya setiap hari pembeli makin ramai. Kadang

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 125 Ikhlas

    Seminggu setelah kepergian Intan, Ervan dan Gea memutuskan untuk mengikhlaskan semuanya. Mulai dari permasalahan awal dengan Intan dan Irma, sampai merembet ke masalah Wahyu yang dendam karena kematian Jelita. Bahkan sampai menyeret beberapa orang, termasuk Restu. Mereka sudah mulai berdamai dengan masa lalu dan akan memulai kehidupan baru bersama-sama.Dan pagi ini, mereka berniat melihat kondisi terkini Irma dan juga Dira. Mereka berada di RSJ yang sama. Namun, mereka hanya bisa melihat dari kejauhan saja. Kondisi Irma dan Dira sangat buruk dan sulit untuk dikendalikan, terutama Irma yang terkadang berteriak bahwa dirinya adalah orang paling kaya di muka Bumi ini. Obsesinya menjadi orang kaya memang masih sangat melekat di pikirannya, sehingga membuatnya depresi ketika keinginan itu tak tercapai.Setelah selesai melihat kondisi Irma dan Dira, mereka memutuskan untuk berkunjung ke makam Wahyu dan Intan. Hanya sebentar karena mereka sekeluarga berencana untuk liburan ke tempat rekreas

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 124 Kabar Tentang Intan, Irma dan Dira

    Fahri berjalan memasuki kafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Ervan malam ini. Pagi tadi, ia ditugaskan Ervan untuk mengunjungi para pelaku yang sudah mengganggu kehidupan Ervan. Hanya sekadar mengetahui keadaan mereka masing-masing. Kalau Restu, Ervan sendiri sudah mempekerjakannya lagi mulai besok, dan itu atas permintaan Gea. Ervan juga sudah bisa memaafkan kesalahan Restu, mengingat kondisi Restu saat itu sedang terdesak.Ervan yang melihat keberadaan Fahri langsung melambaikan tangan. Posisi duduknya memang sedikit ke belakang area kafe karena lebih sepi dari bagian depan. Untung saja Fahri bisa menyadari lambaian tangannya dan bergegas menghampirinya.Fahri duduk di hadapan Ervan. Wajahnya tampak murung setelah mengunjungi Intan, Irma dan Dira. Ervan bisa merasakan aura tidak enak dari tatapan mata Fahri.“Ada apa, Ri?” tanya Ervan.Sebelum berbicara, Fahri menghela napas terlebih dulu. Helaan napasnya terdengar sangat berat sekali. Kemudian, Fahri berkata, “Van, gue puny

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 123 Hari yang Membahagiakan

    Gea melambaikan tangan ketika mobil Bagus sudah melaju meninggalkan rumahnya. Senyum bahagia Gea tak luntur sedetikpun. Hatinya sangat-sangat lega sekarang. Bagus kembali bersikap seperti biasanya dan justru menerima putranya sebagai cucu.Hingga tak lama kemudian, suara Ervan terdengar jelas di telinganya. Gea menoleh dan ternyata Ervan sudah berdiri di sampingnya.“Loh, ini kado dari siapa, Yang?” tanya Ervan sambil mengernyit heran.“Dari Papa, Mas.”Ervan melongo mendengar jawaban Gea. “Hah? Papa?”“Iya, Mas.”“Papa kesini?” tanya Ervan lagi.Gea mendengus dan hanya mengangguk. Sementara Ervan mencoba menepuk pipinya. Ia merasa sedang bermimpi. Namun hal itu justru membuatnya terlihat lucu di mata sang istri, sampai membuat istrinya tertawa.Ervan lantas menatap istrinya dengan alis yang tertaut samar. “Kok kamu ketawa, Yang?”“Ya soalnya kamu lucu,” jawab Gea apa adanya.“Lucu kenapa?”“Itu tadi, tepuk-tepuk pipi.” Gea menekan pipi Ervan yang tampak sedikit berisi. “Kamu itu lagi

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 122 Situasi Membaik

    “Ma, makasih banyak udah kasih pencerahan Gea. Berkat Mama, dia sekarang jauh lebih tenang dan nggak jadi pergi,” ucap Ervan lega.“Iya, Van. Mama ngelakuin ini demi kebahagiaan kalian. Jangan sampai kalian berpisah hanya karena ocehan dari tetangga. Memang pernikahan kalian terjadi atas dasar kesalahan. Tapi, bukan berarti mereka berhak menilai kalian seenaknya.”Saat ini, Ervan dan Lastri sedang duduk di ruang tamu. Sedangkan Gea dan Iqbal sudah tidur di kamar. Mereka masih mengobrol sambil menikmati segelas teh yang dibuat oleh Lastri.Ervan benar-benar lega sekali ketika hati Gea luluh oleh nasehat Lastri. Ia tidak menyangka, ucapan Lastri sangat berpengaruh pada keputusan Gea. Hingga akhirnya, Gea membatalkan keputusannya untuk pergi meninggalkan Ervan.“Ehm, atau kami pindah aja ya, Ma. Ke Semarang lagi. Soalnya tetangga di lingkungan sana baik-baik banget, terutama sama Gea. Beda sama tetangga di sini,” ujar Ervan.Lastri tersenyum dan berkata, “Van, mau kalian keliling dunia p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status