“Kurang ajar! Beraninya kamu menyerang Kepala Keluarga Bins Haekal, hah?! Tidak tahu diuntung!” teriak seorang pengawal di sisinya Burhan setelah menyadari kalau Alisa benar-benar begitu berani memberikan tekanan Energi Adidaya kepada atasannya.Sesuatu yang tidak akan pernah disangka oleh siapa pun termasuk Rensakar apalagi para pengawal tersebut ternyata terjadi begitu saja tepat di hadapan mereka. Sang pengawal segera membalas tekanan Energi Adidaya yang dipancarkan oleh Alisa.Boom…!“Urgh…!” Alisa langsung merintih kesakitan tak kuasa menahan tekanan hebat yang kali ini dilancarkan oleh pengawalnya Burhan kepada dirinya secara langsung dan terbuka.Benar saja, kekuatan pengawal di sisi Burhan saat ini jauh lebih kuat dari Alisa. Dengan demikian, hasil akhirnya sudah diputuskan sejak pertama kalinya Alisa membuat keputusan untuk memarahi ayahnya Rensakar. Keputusan yang terburu-buru mengundang lirikan matanya Rensakar yang awalnya meredup perlahan-lahan mulai berkobar penuh semang
Luapan Energi Adidaya begitu luas dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya yang semakin intens seiring waktu berjalan.“Aku bilang cukup, sialan kau!” teriak Rensakar meraung keras berkata-kata kasar kepada ayahnya sendiri.Boom…!Energi Adidaya yang jauh lebih besar dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya Burhan seolah hal inilah bentuk respon sang ayah kepada putra bejat dan nakalnya tersebut. Ekspresi wajahnya Burhan sangat jelek dan muram tidak sedap dipandang sedikit pun.“Kamu…! Beraninya kamu terus menolak perintahku, hah?! Bocah nakal sepertimu memang harus lebih dididik ulang sampai sadar diri!” teriak Burhan benar-benar sangat marah.“Ha-ha-ha! Mendidikku? Tutup mulut omong kosongmu itu! Sampah sepertimu tidak akan pernah layak mendidikku, tidak akan pernah sama sekali! Jangan kau pikir aku takut denganmu, sialan! Kalau kau masih di sini dengan ocehanmu itu, lebih baik keluar sekarang juga dari perusahaanku!” sahut Rensakar kembali meraung dengan penuh amarah.“
Dengan demikian, mereka hanya bisa bingung melihat keberlanjutan situasi ini. Hanya Rensakar saja mengetahui kebenarannya dan tampaknya dia sendiri tidak akan berusaha untuk menjelaskannya lebih lanjut. Meski begitu, tebakan Alisa mulai bertahap berkembang lebih jauh lagi.Adapun Burhan, dia langsung tertegun dan benar-benar tidak percaya ketika anaknya sendiri tiba-tiba mengumpatnya untuk menutup mulut di depan beberapa orang lainnya ini. Semuanya terjadi begitu cepat bahkan Burhan sendiri tidak dapat mengantisipasi arah kedatangannya.Rasa marah melonjak di hatinya dan seketika raut wajahnya Burhan jelas tampak berkali-kali menyeramkan tidak seperti sebelumnya. Kesuraman penuh ancaman terpancar jelas di sana. Belum lagi, Energi Adidaya tiba-tiba melonjak dan meletus di sekujur tubuhnya Burhan.Inilah amarah seorang pengguna Energi Adidaya Level 99. Bagaimana bisa Burhan tidak marah ketika diejek, ditentang, dan bahkan dipermalukan oleh orang yang sama dalam jangka waktu yang saling
“Pria tua ini sangat tenang dan tegas. Jelas sekali kalau ini adalah kepribadiannya yang sebenarnya. Ada kemungkinan, kalau masalah ini lebih dahsyat dari yang aku bayangkan!” batin Alisa masih berliku-liku dengan pancaran kehati-hatian yang begitu mendalam.Burhan seolah tidak peduli dengan perkataan Rensakar apalagi tatapan mata kesal, bingung, dan canggung semua orang yang menjadi bagian daripada perusahaan Zombiek Group. Semua ini bukan urusan mereka juga, jadi untuk apa repot-repot mempermasalahkan sesuatu yang tidak penting, kan?“Kamu tidak perlu tahu secara menyeluruh. Hanya saja satu hal yang pasti yaitu semua masalah perusahaan Zombiek Group mulai sejak kedatanganku dan seterusnya di masa depan akan diurus secara eksklusif oleh Keluarga Bins Haekal secara langsung. Bukankah hal semacam ini sudah cukup menyelesaikan semua permasalahan dan omong kosong ini, kan?” ujar Burhan jelas secara terang-terangan menyindir sampai membuat ekspresi wajah semua orang cemberut tak senang te
Perkataan Rensakar begitu cepat bahkan sebelum Alisa bisa bereaksi. Rensakar sendiri juga cukup terkejut mendengar perkataannya sendiri yang begitu tiba-tiba langsung fasih berusaha menyindir keras ayahnya. Burhan sendiri tidak menyangka akan tiba-tiba ditampar langsung dengan kata-kata tepat di hadapan banyak orang seperti ini.Singkat kata, semua orang di sana sangat terkejut sampai tak tahu harus berkata-kata apalagi. Beberapa lirikan mata diarahkan kepada Rensakar, Burhan, dan Alisa secara bersamaan. Beberapa petinggi perusahaan Zombiek Group yang masih segar mulai memikirkan kemungkinan yang aneh persis serupa dengan apa yang sebelumnya dibayangkan oleh Rensakar.“Hmph! Kalau memang benar begitu, haruskah kepada siapa ayahmu ini meminta untuk dibuatkan teh hangat?” tanya Burhan tampak tak senang.Burhan sudah tak mampu lagi berpura-pura tenang apalagi pasif sehingga memutuskan untuk kembali lebih mendominasi. Meski Alisa begitu cantik, di depan mata seorang Kepala Keluarga Bins H
Rensakar sedikit mengerutkan keningnya merasa tak nyaman melihat pemandangan ini. Dia melirik dengan ekspresi keheranan terlihat jelas di sorot matanya.“Di mana yang lainnya?” tanya Rensakar tak menjawab ucapan selamat tersebut.Para atasan saling melirik satu sama lain tak tahu harus mengatakan apa. Akhirnya, ada satu orang yang memberanikan diri untuk memberikan penjelasan. “Tuan Rensakar, para atasan lainnya yang tersisa di perusahaan sudah pergi menjalankan dinas ke tempat lainnya seperti yang telah Bapak perintahkan sejak dua hari yang lalu.”Rensakar terdiam dan mulai merenung sebelum akhirnya teringat. “Jadi begitu…. Baiklah, silahkan duduk terlebih dahulu! Rapat akan segera diadakan secepat mungkin!”“Baik, Pak!” Tanpa basa-basi, semua atasan segera duduk dengan layar laptop telah terbuka semuanya seolah menyiratkan kalau mereka semua telah siap sedia kapan pun untuk memberikan presentasi yang terbaik.Rensakar mengangguk setuju dengan bangga. Meski begitu, raut wajahnya bena