Home / Romansa / CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR / BAB 9 : Alisa Dans Heart (Part 9)

Share

BAB 9 : Alisa Dans Heart (Part 9)

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2025-06-05 13:00:33

Dari sekian banyaknya tempat terlarang, ruangan Dekan tidak perlu diragukan lagi menjadi bagian pelengkap di antara rentetan tempat terlarang tersebut.

Sebuah fakta yang diketahui semua orang bahkan mahasiswa baru sekali pun mengetahuinya dengan jelas kalau ruangan Dekan begitu misterius dan hanya Dekan seorang diri yang diperbolehkan untuk masuk ke dalamnya.

Para dosen hingga petugas kebersihan juga tidak luput dari larangan tersebut yang membuat ruangan Dekan menjadi bertambah misterius sekali dengan berbagai macam rumor beredar di kalangan para komponen Universitas Bulgasaru terutama para mahasiswa.

“Ruangan yang seharusnya menjadi tempat terlarang dengan berbagai macam legenda hingga mitos yang menyertainya hampir sepanjang tahun malah tepat berada di depanku saat ini! Mungkinkah semuanya akan segera terungkap rahasia apa yang ada di dalamnya kepada aku sebagai orang luar pertama yang memasukinya?!”

Alisa terdiam dengan pikiran liar tak menentu sambil memandangi tulisan yang terlihat jelas di depan pintu masuk ruangan Dekan tersebut dengan keringat dingin disertai perasaan cemas.

“Dilarang masuk ruangan ini selain Dekan sendiri!”

Begitulah tulisannya yang begitu jelas terpampang di sana yang memancarkan aura tekanan yang sangat tidak biasa. Alisa menoleh ke arah Dekan dengan harapan mendapatkan jawaban saat itu juga.

Namun, sang Dekan terkesan mengabaikannya dan malah mengeluarkan kunci untuk segera membuka pintu masuk ruangan aneh yang begitu misterius tersebut.

Klek…!

Kunci sudah dimasukkan hingga diputar sedemikian rupa. Meski zaman telah maju, tampaknya pintu masuk ruangan Dekan tersebut telah terhenti oleh waktu sehingga membukanya saja masih memerlukan kunci manual alih-alih menggunakan kode sandi atau sidik jari.

“Masuklah…!” ujar sang Dekan tak ragu melangkah masuk ke dalam ruangan yang terlihat begitu gelap gulita tersebut.

Glek…!

Lagi-lagi, Alisa menelan ludahnya sendiri sebelum akhirnya menarik napas satu kali sebelum memutuskan untuk ikut serta melangkah masuk ke dalam ruangan misterius tersebut tanpa keraguan lagi.

“Gelapnya! Aku tidak bisa melihat apa pun,” batin Alisa tampak tak tenang sama sekali dan mulai merasa panik dengan sendirinya.

Aneh sekali dan memang sudah tidak bisa dikatakan wajar sama sekali. Semuanya tampak gelap dan jarak pandangnya Alisa begitu terbatas. Sinar matahari seakan menolak untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

Klek…!

Namun, cahaya terang tiba-tiba bersinar dengan sendirinya yang ternyata berasal dari lampu di dalam ruangan tersebut yang baru saja dinyalakan oleh sang Dekan itu sendiri.

“Wow…!” guman Alisa yang sebelumnya merinding dengan cemas sekarang berubah dengan cepatnya menjadi sangat takjub.

Bagaimana tidak takjub, kan?

Ruangan yang gelap dan tampak misterius mencekam sekali sekitar berubah hanya dalam sekejap mata. Cahaya lampu dengan sigapnya merespon menyinari seluruh seluk beluk ruangan tersebut yang ternyata menyimpan banyak cerita tersendiri.

Foto-foto indah berjejeran menempel di dinding dengan berbagai macam hiasan eksotis membuat segalanya tampak begitu memanjakan mata. Warna-warna penuh dengan cerita kian melengkapi segalanya yang turut serta menampilkan pesona tersendiri dari dinding-dinding yang seharusnya akan terlihat biasa saja tanpa itu semua.

Alisa juga melihat langit-langit yang penuh dengan hiasan di malam hari dengan bintang-bintang serta cahaya bulan buatan terlihat menarik untuk dipandang. Melihat ke bawah, lantainya juga begitu estetik dengan kerutan seperti pahatan yang sengaja dibuat untuk memberikan nuansa tertentu.

Alisa tampak larut dalam kenikmatan hakiki melihat semua seluk beluk ruangan tersebut. Sebuah pemandangan yang dikiranya tidak seharusnya begitu menarik perhatian malah sangat terasa sebaliknya.

“Ruangannya Dekan bersih, rapi, dan ditata dengan indahnya. Saya tidak menyangka kalau ada sesuatu yang begitu indahnya ini. Apa mungkin karena inilah ruangan ini begitu pribadi sehingga dilarang masuk selain Dekan sendiri?” tanya Alisa kepada nenek tua yang saat ini tengah mendekat ke arah meja.

Tidak berhenti di mejanya, Dekan lanjut menarik kursi yang tampak lembut dan cukup besar itu sebelum duduk di sana dengan nyamannya. Seolah tidak mendengar pertanyaannya Alisa, Dekan tetap diam menatap ke arah Alisa yang juga turut menatapnya dengan perasaan senang.

“Duduklah…!” sahut sang Dekan alih-alih menjawab pertanyaan Alisa.

Alisa sedikit tertegun sejenak sebelum akhirnya segera tersadar dari perasaan sukacitanya yang terlalu berlebihan tersebut. Tidak ingin memperpanjang masalah, Alisa akhirnya dengan cepat menarik kursi yang ada di sana sebelum duduk dengan tenang.

Keduanya saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh meja raksasa saja. Tampak canggung bagi Alisa, tapi biasa saja bagi sang Dekan seolah-olah tidak terlalu memperdulikannya sama sekali.

“Ada apa ya, Dekan?” tanya Alisa berusaha membuka topik diskusi.

“Saya adalah teman dekatnya nenekmu sudah sejak lama sekali. Usia kami juga sama, tapi takdir membedakan kami berdua. Saya di sini hanya ingin kamu tahu beberapa fakta yang disembunyikan oleh nenekmu dan rahasia terselubung yang tampaknya tak pernah diceritakan olehnya kepadamu!” jawab sang Dekan langsung ke inti pembahasan.

Alisa terpaku dengan diam dan rasa terkejut jelas menyertai isi hatinya. Wanita cantik tersebut tak tahu harus mulai bertanya dari mana sehingga hanya bisa tetap diam saja. Dekan menyadarinya dengan baik dan langsung melanjutkan ceritanya.

“Kamu adalah anak haram dari Kepala Keluarga dari Keluarga Dans Kurt saat ini yang tentu saja masih hidup dengan sehat dan sejahtera. Ibumu berzina dengan pria itu hingga akhirnya melahirkan dirimu ini yang dapat tumbuh besar dengan sehat walafiat.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 134 : Pertempuran (Part 4)

    “Hmm? Tunggu! Bukankah kalau begitu hal ini semua hanya kesalahpahaman? Beberapa artikel jauh-jauh hari mengatakan kalau perusahaan Zombiek Group besar kemungkinan di bawah kendali Keluarga Bins Haekal sedangkan pada hari ini terkesan tidak demikian. Entahlah, yang penting masih masuk bagian daripada Keluarga Bins Haekal! Yang lainnya, aku tidak terlalu peduli!” pikir Alisa mulai memahami sebelum teringat adegan kasarnya Rensakar sebelumnya sewaktu rapat berakhir benar-benar terasa sangat dingin.Dengan pikiran seperti itu, Alisa juga tidak lagi berusaha bersimpati terlalu berlebihan terhadap atasannya sendiri yang bersikap kasar itu setelah dirinya berusaha untuk membantu. Memang benar kalau dilihat di sisi lain sosok Alisa di dalam rapat sebelumnya hanya beban hingga pemicu penyerahan Rensakar.“Hmm…, aku benar-benar bingung. Haruskah aku marah kepada Rensakar? Atau mungkinkah aku sebaiknya meminta maaf? Lagi pula, tekad pria aneh itu benar-benar kuat bahkan begitu keras kepala untu

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 133 : Pertempuran (Part 3)

    “Lebih baik, kita segera keluar terlebih dahulu. Masalah ini mungkin saja masih ada harapan untuk diselesaikan baik-baik. Misalnya saja, kamu bisa segera kembali ke Keluarga Bins Haekal sebelum menggunakan statusmu untuk merebut perusahaan Zombiek Group ini kembali! Bagaimana menurutmu?” ucap Alisa dengan lembut dan tulus mencoba untuk benar-benar meredakan amarahnya Rensakar.Rensakar melirik tajam ke arah Alisa sebelum berkata, “Hmph! Tahu apa kau dengan urusan keluargaku, hah?! Kalau bukan karena dirimu ikut campur tadi, aku sendiri sudah cukup bertahan tanpa perlu berkata-kata sedikit pun untuk menyerah! Hasil akhir ini semua karena ulahmu yang ikut campur terlalu jauh!”Perkataan Rensakar sangat dingin langsung membekukan hatinya Alisa. Wanita cantik tersebut mengerutkan keningnya mendengar perkataan yang begitu kasar dan sangat menyalahkan dirinya tersebut. Semuanya terdengar sangat tidak pantas sama sekali.“Apa maksudmu? Saya hanya berusaha untuk membantu Bapak tadi!” ujar Ali

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 132 : Pertempuran (Part 2)

    “Kurang ajar! Beraninya kamu menyerang Kepala Keluarga Bins Haekal, hah?! Tidak tahu diuntung!” teriak seorang pengawal di sisinya Burhan setelah menyadari kalau Alisa benar-benar begitu berani memberikan tekanan Energi Adidaya kepada atasannya.Sesuatu yang tidak akan pernah disangka oleh siapa pun termasuk Rensakar apalagi para pengawal tersebut ternyata terjadi begitu saja tepat di hadapan mereka. Sang pengawal segera membalas tekanan Energi Adidaya yang dipancarkan oleh Alisa.Boom…!“Urgh…!” Alisa langsung merintih kesakitan tak kuasa menahan tekanan hebat yang kali ini dilancarkan oleh pengawalnya Burhan kepada dirinya secara langsung dan terbuka.Benar saja, kekuatan pengawal di sisi Burhan saat ini jauh lebih kuat dari Alisa. Dengan demikian, hasil akhirnya sudah diputuskan sejak pertama kalinya Alisa membuat keputusan untuk memarahi ayahnya Rensakar. Keputusan yang terburu-buru mengundang lirikan matanya Rensakar yang awalnya meredup perlahan-lahan mulai berkobar penuh semang

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 131 : Pertempuran (Part 1)

    Luapan Energi Adidaya begitu luas dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya yang semakin intens seiring waktu berjalan.“Aku bilang cukup, sialan kau!” teriak Rensakar meraung keras berkata-kata kasar kepada ayahnya sendiri.Boom…!Energi Adidaya yang jauh lebih besar dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya Burhan seolah hal inilah bentuk respon sang ayah kepada putra bejat dan nakalnya tersebut. Ekspresi wajahnya Burhan sangat jelek dan muram tidak sedap dipandang sedikit pun.“Kamu…! Beraninya kamu terus menolak perintahku, hah?! Bocah nakal sepertimu memang harus lebih dididik ulang sampai sadar diri!” teriak Burhan benar-benar sangat marah.“Ha-ha-ha! Mendidikku? Tutup mulut omong kosongmu itu! Sampah sepertimu tidak akan pernah layak mendidikku, tidak akan pernah sama sekali! Jangan kau pikir aku takut denganmu, sialan! Kalau kau masih di sini dengan ocehanmu itu, lebih baik keluar sekarang juga dari perusahaanku!” sahut Rensakar kembali meraung dengan penuh amarah.“

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 130 : Dominasi (Part 10)

    Dengan demikian, mereka hanya bisa bingung melihat keberlanjutan situasi ini. Hanya Rensakar saja mengetahui kebenarannya dan tampaknya dia sendiri tidak akan berusaha untuk menjelaskannya lebih lanjut. Meski begitu, tebakan Alisa mulai bertahap berkembang lebih jauh lagi.Adapun Burhan, dia langsung tertegun dan benar-benar tidak percaya ketika anaknya sendiri tiba-tiba mengumpatnya untuk menutup mulut di depan beberapa orang lainnya ini. Semuanya terjadi begitu cepat bahkan Burhan sendiri tidak dapat mengantisipasi arah kedatangannya.Rasa marah melonjak di hatinya dan seketika raut wajahnya Burhan jelas tampak berkali-kali menyeramkan tidak seperti sebelumnya. Kesuraman penuh ancaman terpancar jelas di sana. Belum lagi, Energi Adidaya tiba-tiba melonjak dan meletus di sekujur tubuhnya Burhan.Inilah amarah seorang pengguna Energi Adidaya Level 99. Bagaimana bisa Burhan tidak marah ketika diejek, ditentang, dan bahkan dipermalukan oleh orang yang sama dalam jangka waktu yang saling

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 129 : Dominasi (Part 9)

    “Pria tua ini sangat tenang dan tegas. Jelas sekali kalau ini adalah kepribadiannya yang sebenarnya. Ada kemungkinan, kalau masalah ini lebih dahsyat dari yang aku bayangkan!” batin Alisa masih berliku-liku dengan pancaran kehati-hatian yang begitu mendalam.Burhan seolah tidak peduli dengan perkataan Rensakar apalagi tatapan mata kesal, bingung, dan canggung semua orang yang menjadi bagian daripada perusahaan Zombiek Group. Semua ini bukan urusan mereka juga, jadi untuk apa repot-repot mempermasalahkan sesuatu yang tidak penting, kan?“Kamu tidak perlu tahu secara menyeluruh. Hanya saja satu hal yang pasti yaitu semua masalah perusahaan Zombiek Group mulai sejak kedatanganku dan seterusnya di masa depan akan diurus secara eksklusif oleh Keluarga Bins Haekal secara langsung. Bukankah hal semacam ini sudah cukup menyelesaikan semua permasalahan dan omong kosong ini, kan?” ujar Burhan jelas secara terang-terangan menyindir sampai membuat ekspresi wajah semua orang cemberut tak senang te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status