Share

BAB 3 HARI PERTAMA KERJA

Julaika dan Cantika melompat kegirangan mendapatkan kartu kredit dari Darma secara cuma-cuma.

"Benar-benar royal dan baik hati Darma kepada kita berdua. Hanya modal kata-kata manis saja, kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Sungguh beruntung Intan, mendapatkan lelaki sempurna seperti dia. Ceo tampan baik hati, memiliki kepedulian tingkat dewa, meski kita hanya sahabat lama, dia tidak perhitungan dengan harta yang dipunya. Sungguh dia adalah manusia langka pada masa ini."

Cepat tidur, besok kita bekerja sebaik mungkin. Buat dia bangga menerima kita sebagai asistennya. Ambil hatinya, baiki bawahannya, lihat saja, dalam waktu tidak begitu lama, apa pun yang kita inginkan dapat diraih dengan sangat mudah.

"Apa misimu Julaika?"

"Jangka panjang atau pendek?"

"Hidup bahagia berkecukupan. Tanpa kekurangan materi lagi seperti dahulu. Mungkin Tuhan telah mendengar doa kita. Langkah kanan menuju Darma, ternyata sebuah keberuntungan yang tidak akan berulang dua kali."

"Apakah dirimu akan merebut Darma dari Intan?"

"Hahaha, tidak ada berpikir ke arah sana saat ini. Status bukanlah jaminan hidup bahagia. Aku ingin bebas menikmati apa pun, tanpa ikatan yang mengikat. Butuh waktu untuk berpikir ke arah sana. Biarkan mengalir seperti air. Ke mana hati ini menuju, aku pun tiada tahu. Yang jelas tidak akan menyakiti sebuah hati, hanya untuk mendapatkan cinta."

"Bila suatu hari nanti, aku jatuh hati pada Darma, apakah kau akan cemburu? Kita selalu berbagi kebahagiaan, suka duka bahkan rahasiamu ada padaku, begitu pula sebaliknya."

Tidak ada cemburu di hatiku. Lakukan apa pun yang membuatmu bahagia. Aku akan selalu mendukungmu. Ingat, kita tidak bisa terpisah apa pun keadaanya."

Keduanya memasuki kamar yang besar. Menaiki ranjang yang sangat nyaman. Merebahkan diri berselimut tebal. Dalam beberapa saat, keduanya terbuai dalam mimpi indah, hingga fajar menyambut pagi.

Sementara Darma, malam itu tidak jadi menjemput sang istri. Tidak ingin mengganggu tidur nyenyak sang Nyonya Ceo. Berharap wanita belahan hati yang dia pilih sebagai istri itu, bisa mengerti akan kelakuan yang diperbuat.

"Semoga Intan tidak marah padaku lagi. Aku hanya bersama teman-teman lamaku, itu pun sekali-kali," gumam Darma sembari menatap foto pernikahan yang terpajang di di dinding kamar.

Pagi hari di kediaman Darma.

"Tuan, apakah Nona tidak jadi kembali tadi malam?"

"Tidak, Bi Asih. Nanti malam aku jemput Nona Intan. Masakkan saja makanan kesukaan dia ya, untuk malam nanti ya, Bi Asih."

"Silakan sarapan, Tuan. Semua sudah tersaji di meja makan. Untuk makan malam pasti beres."

"Terima kasih, Bi. Asih," ucap Darma. Melangkah menuju meja makan, memandangi menu sarapan pagi yang berjajar rapi. Menggoda selera untuk segera memakannya satu-persatu.

Darma menikmati sarapan dengan lahap. Bi Asih tahu menu kesukaan majikannya. Setelah sarapan, pria gagah berwibawa itu mengirimkan pesan kepada sang istri.

[Maaf, Sayang. Aku banyak pekerjaan di kantor. Lembur sampai tengah malam. Karena tidak ingin menggangu tidur nyenyak dirimu, kuputuskan untuk pulang ke rumah saja]

[Tidak apa-apa, Sayang. Semoga baik-baik saja di sana. Jangan telat sarapan, berangkat kerja yang semangat, ya?]

[Ini baru selesai sarapan. Sebentar lagi berangkat kerja. Jaga diri baik-baik. Sarapan yang banyak. Nanti malam aku jemput ya. Jangan lupa, dandan yang cantik.]

[Siap, Sayang. Aku merindukanmu.]

[Muaacchhh, Intanku]

[Muachhh, Darmaku]

[Tetaplah jaga hatimu, hanya untukku]

[Begitu juga dengan dirimu. Tetaplah hanya aku dalam hatimu]

[Byee, Sayang]

[Byee, Cinta]

Kelegaan dari dalam hati Darma. Ia menarik napas panjang. Ternyata ingkar janji kepada sang istri tidak membuatnya marah seperti biasanya

"Untung saja tidak marah." 

Darma melangkah mengambil tas kerja. Memasuki mobil, melakukan dengan kecepatan cepat. Dalam beberapa menit sudah sampai di perusahaan. Suasana masih sepi. Namun, dia terkejut sudah mendapati kedua asisten pribadi yang sudah menunggu di ruang kerjanya.

"Selamat pagi, Bosku."

Julaika dan Cantika berkata kompak, sambil membungkuk memberikan hormat.

Mempersilahkan atasannya masuk dan duduk di kursi kebesaran.

"Pagi. Cepat kalian datang. Bagus sekali, Bisa disiplin di hari pertama bekerja, berati benar-benar tidak salah mengangkat sebagai asisten kepercayaan."

"Apa pun perintah, akan kami kerjakan. Tugaskan saja kepada Julaika juga aku, akan ada perubahan besar Permata Grup, pasti semakin sukses."

Darma menelepon sekertaris handal perusahaan, yaitu Jaka. Pemuda jomblo yang memiliki etos kerja tinggi, loyal kepada atasan juga bawahan, disukai teman-teman, ramah serta tidak sombong. Mudah akrab dengan siapa pun, memiliki kemampuan komunikasi sangat baik serta bisa diandalkan dalam berbagai hal.

Sang Ceo memerintahkan sekretaris, untuk mempersiapkan meja kursi untuk tempat kedua asisten cantik yang baru diangkat.

"Jaka, atur tempat duduk kedua asisten pribadiku di ruanganmu. Mereka berdua sekarang yang akan membantu diriku, juga meringankan pekerjaanmu. Buat keduanya paham dan mengerti cara kerja di perusahaan ini. Tugasmu membimbing keduanya sampai pintar, mengerti?"

"Siap, Tuan. Jaka laksanakan. Jadi ceritanya, aku satu ruangan dengan dua wanita cantik ini ya? Tambah semangat ini, dong."

"Harus semangat, naik seratus delapan puluh derajat ya. Kehadiran mereka, harus menambah kinerja kita. Perkenalkan mereka berdua dalam meeting pagi ini. Coba tangani, bila selesai, datang ke ruanganku."

"Nona Cantika dan Julaika, di sini tempat duduk kalian."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status