Share

BAB 4 TEMAN BAIK

"Terima kasih Pak Jaka. Senang bisa satu ruangan dengan anda."

"Jangan panggil Pak, dong. Mas saja, soalnya saya belum jadi bapak-bapak. Masih menjadi mas-mas, begitu ya cantik."

Ketiganya bersalaman. Jaka mempersilakan kedua wanita cantik untuk duduk di tempat yang sudah disediakan dengan sopan. 

"Silakan duduk, jangan sungkan-sungkan bila ada yang ingin ditanyakan. Kita satu team kerja di sini. Tujuan sama, membantu Tuan Ceo menjalankan perusahaan agar semakin berkembang."

"Terima kasih, Mas Jaka. Mohon bimbingan dan kerja samanya."

"Kedua asisten baru itu menduduki kursi masing-masing. Memandang seluruh ruangan, memeriksa satu persatu buku dan tumpukan file yang ada di atas meja."

"Mari ikuti saya ke ruangan meeting. Saya akan perkenalkan kalian kepada para stap lain, agar kinerja bisa berjalan dengan maksimal."

"Terima kasih, Mas Jaka. Tak kenal maka tak sayang, ya?"

Ketiga orang itu menuju ruang meeting, ternyata para stap dan sang Ceo sudah berada di sana. Tanpa membuang waktu, Ceo tampan dihormati dan disegani itu memperkenalkan kedua asisten pribadinya.

Semua menyambut gembira kehadiran sang asisten. Perkenalkan berlangsung singkat dan padat. Selanjutnya semua kembali ke posisi awal, bekerja sesuai tufoksi masing-masing.

Julaika mendampingi Ceo menyiapkan berkas untuk meeting bersama klein perusahaan tetangga. Sedangkan Cantika masih dibimbing Jaka mengatur jadwal dan kegiatan yang akan dilakukan sang Ceo. 

"Bos, saatnya istirahat siang. Izin makan di kantin bersama Cantika dan Jaka ya? Atau Bos mau makan bersama kami? Hayulah berbaur dengan karyawan, apalagi bila Bos bisa mentraktir mereka sekali-kali, pasti semakin dicintai bawahan."

"Benar juga idemu, Julaika. Ajak semuanya ke kantin, gratis hari ini, aku yang bayar makan siang semua."

Julaika bergegas menemui Cantika juga Jaka. Mengabarkan kepada seluruh karyawan, bahwa makan siang hari ini, akan di traktir oleh Ceo perusahaan Permata Grup.

Kabar gembira disambut oleh seluruh karyawan. Mereka berterima kasih kepada sang Ceo yang mau berbaur makan siang bersama. Biasanya menutup diri, memberikan jarak antara atasan dan bawahan. 

Saat semua sibuk menikmati makan siang, Julaika berdiri di depan. Pandangan para karyawan dan stap Permata Grup tertuju pada wanita manis berparas ayu.

"Perhatian sebentar untuk semua, hari ini Ceo kita yang baik hati, telah mentraktir kalian semua. Kita doakan, semoga perusahaan Permata Grup semakin sukses dan jaya sepanjang masa. Terutama Ceo sehat selalu, agar bisa memimpin dengan baik, Aamiin."

"Aamiinn," ucap serentak para karyawan. 

Mereka melanjutkan makan siang diselingi canda tawa bersama rekan kerjanya. Sang asisten cantik dan Jaka duduk satu meja. Menikmati menu kantin yang tidak kalah dengan masakan rumahan.

Sepasang mata tidak suka memandang dari kejauhan. Dia adalah Raisya, sahabat Intan yang bekerja sudah beberapa tahun. Akan tetapi, tetap saja tidak naik posisinya di perusahaan, hanya menjadi karyawan biasa.

Pandangan tidak suka bercampur iri dari Raisya terlihat jelas. Tidak terima bila sang Ceo memiliki asisten cantik sekaligus dua orang, padahal sudah sejak lama, ia mengincar posisi itu.

Diam-diam, Raisya menghubungi Intan, untuk memanas-manasi sang istri Ceo. Berharap dia asisten baru dipecat, dia menggantikan posisi empuk bagi wanita berambut ikal.

[Selamat siang, Intan]

[Hai Raisya, siang juga. Apa kabar hari ini?]

[Kurang baik, Intan. Suamimu di sini lagi senang-senang dengan dua asisten baru. Apakah dirimu tahu, dia mengangkat mereka berdua?]

[Siapa?]

[Bentar, aku fotoin dulu mereka]

Raisya dari kejauhan memotret Ceo bersama dua asisten cantik Julaika dan Cantika. Di saat bersamaan, Darma sedang membersihkan mulut Julaika dengan tisu, ada sisa makanan menempel di ujung bibir seksi janda kembang itu. Momen yang pas untuk membuat Intan cemburu.

"Pas sekali foto ini. Pasti hati Intan terbakar melihat ini semua" gumam Raisya. Segera ia mengirim foto ke W******p Intan.

[Lihat foto itu, mereka berdua asisten baru suamimu. Mesra bukan? Sepertinya mereka wanita murahan yang mengincar lelaki milikmu. Saranku, berhati-hati dengan dua asisten itu. Sering-sering awasi. Bila perlu, jam makan siang datang ke kantor]

[Terima kasih infonya, ya Raisya. Awasi mereka untukku, bila ada kabar, jangan sungkan untuk menghubungiku. Oya, cari tahu apa saja pekerjaan mereka di perusahaan, fasilitas apa yang Ceo berikan. Bila info yang Raisya bisa memuaskan, akan mendapatkan hadiah setimpal dariku]

[Wah, jadi semangat ini Raisya jadi detektif. Sampai nanti ya, waktu kerja akan segera dimulai lagi]

[Terima kasih teman baikku]

Raisya menuju ruang kerja, melanjutkan tugas sedari pagi yang belum keluar-keluar. Paras Raisya cantik dan manis. Akan tetapi otaknya lambat menerima instruksi kerja. Dia bisa bekerja di perusahaan besar Permata Grup, karena permohonan langsung Intan kepada Darma, karena kasihan, temannya sudah melamar ke perusahaan mana pun, tidak pernah diterima. Walaupun otak pas-pasan, masalah rajin dan disiplin masih bisa diikuti sesuai standar perusahaan.

Sore itu, diam-diam tanpa sepengetahuan asisten baru, Raisya mengikuti dari jarak yang aman. Hingga kedua asisten memasuki apartemen mewah milik Darma. Raisya melotot, kaget sejadi-jadinya, mengapa asisten saja bisa mendapatkan fasilitas khusus dan istimewa dibandingkan karyawan lama.

"Jangan-jangan …."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status