Setelah drama pernikahan yang terjadi, tiba saatnya bagi Oryza untuk menandatangani kontrak. Kontrak yang berisi sepuluh lembar akta perjanjian itu telah ditambahkan Oryza bahwa dia akan bergabung ke dalam STAR-S jika Altair memenuhi tiga permintaan Oryza. Sebagai gantinya Altair juga bisa meminta tiga hal dari Oryza dan Oryza tak bisa menolak asal permintaan itu tidak melanggar hukum dan norma yang berlaku. Akhirnya Oryza membubuhkan tanda tangan diikuti dengan Altair.“Sudah kubilang aku akan membuatmu bergabung di STAR-S.” Altair merebahkan punggungnya di kursi.Oryza hanya memberi jawaban dengan ekspresi kesal.“Kalau begitu … Albert, ambilkan kotak yang ada di dalam mobil.”“Siap, Tuan Altair.”Albert keluar sejenak dan masuk kembali dengan membawa kotak berbentuk kubus yang dibungkus kertas kado berwarna merah pada Altair.“Sebagai rasa terima kasihku karena kau sudah mau bergabung dengan STAR-S. Aku akan memberimu ini.”Altair menyerahkan kado itu kepada Oryza. Tanpa ragu Oryza
Pagi itu Oryza menyadari sesuatu yang penting ketika memakai celananya.“Sepertinya aku harus membeli pakaian baru.”Reuni akan berlangsung dua hari lagi, tetapi tidak ada baju yang dapat Oryza pakai. Kebanyakan pakaian Oryza didominasi oleh celana berjenis jeans dan kain, kemeja polos atau flannel yang biasa digunakan untuk bekerja dan juga kaos dan celana pendek yang dia pakai sehari-hari di rumah.“Apa aku beli online saja, tapi sepertinya ukuranku banyak berubah.”Sebuah panggilan masuk di ponsel Oryza sehingga membuat gadis itu berjingkat karena suara dering yang keras. Oryza memeriksa ponsel dan mendapati nama pria menyebalkan di layar ponsel. “Halo, kenapa kau memanggilku?”“Jika kau tak turun dalam lima menit, akan kusebarkan fotomu memalukanmu ke seluruh kantor.”Panggilan tiba-tiba ditutup dan Oryza hanya bisa berdiri kebingungan seperti orang bodoh.“Pria sialan itu!”Oryza menjadi panik dan mengambil celana jeans dan sabuk yang telah ditambah lubangnya agar muat dengan pe
Bab IX Janji dan SyaratDari reuni SMA yang penuh dengan drama, Oryza kini duduk di bibir pantai berpasir bersama dengan Altair. Mereka berdua menikmati deburan ombak dan juga purnama yang menghiasi langit penuh bintang dalam kondisi diam. Tak ada yang menghalangi mereka kecuali kantong kresek besar berisi makanan dan minuman.“Sialan kau Kevin, sialan kau Agnes, kalian sengaja mempermainkanku bukan!” Oryza berdiri sehingga membuat jas yang dipakaikan Altair sebelumnya jatuh di tanah.Oryza melangkahkan kaki ke bibir pantai sembari mengutuki Kevin hingga dia bisa merasakan gulungan ombak kecil menyapu kakinya.“Kau tahu … penunggu pantai menyukai gadis berisik dan cerewet untuk diumpankan ke ikan. Aku takkan keberatan melihat hal itu jika kau bukan talentku.” Teriak Altair.Oryza berbalik dan menemukan Altair sedang menikmati minuman beralkohol yang dia beli di supermarket sebelumnya. Oryza berjalan mendekati Altair hingga jarak mereka hanya tersisa beberapa centi.“Aku sama sekali ta
Setelah melakukan perjalan tiga jam dengan menggunakan pesawat pribadi milik Altair, Oryza akhirnya sampai di luar asrama tepat pukul dua belas. Dia menyeret tas koper dan menenteng dus berisi mie instan favoritnya. Pintu depan asrama terbuat dari kaca tebal dan merupakan pintu otomatis yang hanya bisa diakses menggunakan kartu. Oryza mengeluarkan kartu yang sudah diberikan oleh Altair lalu menempelkannya pada alat pemindai.“Woah, tempat ini benar-benar canggih.” Oryza terkagum-kagumKetika masuk Oryza menemukan tulisan”Ganti sepatu anda dengan yang ada di rak.” dalam bahasa inggris. Setelah melihat hal itu Oryza melepas sepatu, meletakkannya ke dalam rak lalu mengganti sepatunya dengan sandal yang sudah disiapkan.“Baiklah lantai tiga ruang no lima.”Oryza terus mengulangii kata itu hingga sampai ke dalam lift. Gadis itu merasa mual begitu sampai di depan kamar yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya selama di STAR-S. Selain memikirkan kehidupan baru, Oryza juga takut teman-te
Sebagai gadis yang kurang populer, drama adalah sarana Oryza untuk melarikan diri dari kenyataan. Cerita tentang seorang gadis yang menderita lalu mendapatkan kebahagiaan berkat orang tercintanya, membuat Oryza juga menginginkan hal yang sama. Diantara para artis yang dia suka, Damian berada di nomor satu. Oryza tak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Demian secepat ini. “Apa kau baik-baik saja?” Damian mengulurkan tangan sambil membuat ekspresi khawatir. “Damian Oppa ….” Oryza menoleh ke kanan dan kiri. “Sepertinya aku tak perlu memperkenalkan diri. Apakah kau murid baru?” Tanya Damian. Oryza berdiri dengan panik dan terburu-buru sehingga menyebabkan kepalanya berbenturan dengan dagu Damian. Sontak Damian jatuh ke belakang sembari memegangi dagu. “Apakah Oppa Damian tidak apa-apa. Gawat, aku harus mengambil pulpen dan kertas, tidak obat pereda nyeri tidak ….” Tubuh Oryza bergetar hebat, matanya tak berhenti bergerak ketika melihat Damian jatuh kesakitan. Damian akhirnya ban
Pagi itu Oryza menggunakan seluruh tenaganya untuk berlari, memasuki ruangan demi ruangan untuk mencari ruang kelas pertamanya. Oryza tersesat karena kesalahan waktu masa orientasi sehingga dia kesulitan menemukan kelas yang dituju. Oryza menyesal karena dia menolak ajakan Katarina untuk pergi bersama ke kelas.“Sial, semua itu karena pria sial itu. Aku jadi tak tahu ruangan D-1 untuk kelas pertamaku.”Setelah berkeliling hampir lima belas menit dan bertanya pada orang-orang yang dapat Oryza temui, akhirnya dia berhasil menemukan ruang kelas bertuliskan D-1. Setelah mengetuk tiga kali Oryza langsung membuka pintu.“Luar biasa.”Oryza menganga ketika mendapati ruangan dipenuhi dengan cermin seperti tempat berlatih dansa yang sering dia lihat di televisi Dia juga menemukan tiga orang sedang berdiri dan beberapa orang sedang duduk memperhatikan Oryza. Saat melihat ketiga orang yang berdiri, tiba-tba saja lutut Oryza gemetaran“Op-oppa D--Damian.” ujar Oryza dengan suara lirih. “Apa yang
Sebulan sudah Oryza mengikuti kelas yang menyiksa dan menyadari kalau dia tidak berbakat menjadi artis. Mulai dari kelas menyanyi, bermain alat musik, menari, bahkan kelas bahasa asing dilalui Oryza dengan buruk. Malam itu Oryza menghamburkan tubuh di ranjang. Katarina dan Geum Soo tidak terlihat sementara Mia terlihat sibuk dengan laptopnya. “Tubuhku rasanya seperti dikuliti. STAR-S benar-benar di luar nalar.” Oryza terus mengeluh sembari berguling-guling di atas kasur, mencari posisi ternyaman untuk berbaring. Erangan serta derak dari kasur yang ditimbulkan oleh Oryza mulai menganggu Mia. Terlihat Mia yang sedari tadi mengetik dengan tenang mulai mempercepat serta memperkuat tekanan pada jari sehingga terdengar bunyi ketikan yang lebih keras. “Bisakah kau sedikit tenang! Kau menghancurkan semua mood yang aku bangun.” Mia berteriak. Oryza tersentak lalu menangkupkan tangan dan meminta maaf kepada Mia. Dia membuka Inspagramnya lalu mulai mengusap layar ponselnya. Sebulan sudah Oryz
Siang itu ketika mereka tidak memiliki kelas untuk dihadiri, Oryza mengajak Katarina pergi ke kantin. Oryza memesan dua menu yaitu ramen chicken katsu dan spesial tonkatsu yang merupakan menu istimewa hari itu. Dia mendatangi Katarina dan meletakkan mangkuk ramen tonkatsu di depan Katarina. “Apa ini Za?” Tanya Katarina bingung. “Katarina, kumohon latih agar bisa berakting sepertimu.” Oryza membungkukkan badan sembilan puluh derajat. Setelah sebulan lebih belajar dari pelatih di STAR-S, Oryza menyadari kalau dirinya tak mengalami perkembangan. Semua orang seolah-olah meninggalkan dirinya dengan ketidak tahuan. Meski begitu, Oryza tak mau tersingkir dari STAR-S. Ucapan terima kasih dari ibunya membuat Oryza ingin menghasilkan lebih banyak. “Kenapa harus aku Za. Aku juga tak terlalu hebat. Kau bisa meminta kelas tambahan pada Miss Julie.” Katarina menggeser mangkuk berisi ramen ke arah Oryza. “Kumohon,” Oryza menggeser mangkuk ke arah Katarina. “Kau dinilai sangat baik oleh para guru