Beranda / Romansa / CEO Tampan Mencari Istri Salihah / Bab 47. Belajar Ilmu Ikhlas dan Sabar. 

Share

Bab 47. Belajar Ilmu Ikhlas dan Sabar. 

Penulis: Ucing Ucay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 15:38:09

"Mas ...," panggil Innara lirih, terlambat. Pria itu sudah tak terlihat.

Ia masih terdiam di tempat. Bingung. Kaget.

Kenapa tiba-tiba berubah seperti itu?

Seketika ia menepuk keningnya. Bodoh. Ia benar-benar lupa tujuan utama datang ke kantor Akash tadi pagi. Dalam keasyikan makan dan mengobrol, ia bahkan tak sempat menyampaikan maksudnya yang sebenarnya.

Bukan soal baterai. Bukan soal makan siang.

Ada hal penting yang ingin ia katakan. Tapi sekarang, Akash sudah pergi. Dan mood-nya, jelas bukan mood yang baik.

Innara menghembuskan napas panjang. Perasaannya jadi campur aduk—antara menyesal, heran, dan sedikit kesal pada dirinya sendiri.

Dia tahu betul—nama Ayden Zimran bukan nama yang ingin didengar Akash.

Setiap kali mendengar nama Zimraan Contractor dan Mr. Ayden Zimraan, entah mengapa Akash selalu merasa tidak menyukainya. Padahal, persaingan bisnis mereka sebenarnya tidak terlalu sengit. Zimraan Contractor lebih banyak menangani proyek pembangunan umum dengan gaya arsitektur mod
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 52. Acara di Pondok

    Akash POVRasanya baru saja aku memejamkan mata, lalu tiba-tiba ponselku berdering, memecah mimpiku... mimpi yang membuat jantungku berdetak tak karuan.Innara.Dia muncul dalam mimpiku, begitu nyata, begitu hidup. Setelah makan malam bersama, dalam mimpi itu kami pulang ke sebuah rumah. Entah rumah siapa—aku tak begitu ingat—tapi suasananya hangat, seperti rumah yang sudah kami tinggali bertahun-tahun bersama.Lalu ... kami tenggelam dalam keintiman.Batas-batas antara benar dan salah kabur dalam kabut hasrat yang begitu menguasai. Aku tahu ini mimpi, tapi sensasinya begitu riil, seolah tubuhku benar-benar menyentuh kulitnya. Sentuhan demi sentuhan. Ciuman yang berlanjut jadi lebih dari sekadar pelukan. Tubuh kami saling melengkapi, saling memuaskan, dalam irama yang tak terucap oleh kata-kata.Yang paling membekas adalah ketika Innara berbisik memanggil namaku dengan suara nyaris parau, penuh gairah, tepat saat dirinya mencapai puncaknya. Suara itu... bahkan setelah bangun, masih ter

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 51. Makan Malam Romantis

    "Ngomong-ngomong, tapi tolong jangan tersinggung atau marah, ya. Aku mau tanya ... kenapa kamu kelihatan seperti musuh besar Mr. Ayden? Ada apa sebenarnya?" tanya Innara sambil menyelidik.Akash terdiam sejenak, lalu menjawab pelan."Saat aku menatap matanya, aku melihat ambisi. Ambisi besar terhadap sesuatu, dan aku yakin dia bisa menggunakan cara apa pun untuk mencapainya."Innara menahan tawa, membuat Akash menyernyit heran."Hahaha ... maaf, jadi cuma itu alasannya?""Yup," Akash mengangguk ringan."Don’t judge a book by its cover, Mas. Kamu nggak bisa mengenal seseorang cuma dari tatapan mata," ucap Innara sambil tertawa pelan.Percakapan mereka terhenti sejenak saat pelayan datang membawa pesanan.Akash hanya mengangkat kedua pundaknya santai, seolah berkata, "Terserah kamu.""Itadakimasu (selamat makan)," ucap Innara sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada, lalu menunduk sedikit."Itadakimasu," Akash ikut mengucapkan dengan senyum kecil, menirukan gerakan Innara.Kedua

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 50. Tetap Profesional. 

    Untuk mengalihkan kekesalannya, Akash langsung mengeluarkan blueprint proyek dan mulai mempresentasikannya pada Ahmed secara rinci. Ia menjelaskan setiap sudut rencana pembangunan dengan detail, mulai dari denah utama hingga estimasi biaya dan tahapan pengerjaan.Ahmed menyimak penuh antusias, sesekali mengangguk dan tersenyum puas. “Bagus, sangat rapi dan terstruktur. Saya semakin tidak sabar ingin Pondok Pesantren ini segera berdiri.”“Besok kamu harus hadir di acara peresmian pembangunan,” ajak Ahmed sambil menepuk pelan pundak Akash.Akash mengangguk. “InsyaAllah, Pak. Saya akan datang.”Setelah selesai meeting, Akash langsung kembali ke kantornya. Namun, pikirannya tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan. Ada sesuatu yang mengusik—lebih tepatnya seseorang.Ia menarik napas panjang, lalu mengambil ponsel dan menghubungi nomor yang sudah ia hafal di luar kepala.“Assalamualaikum,” suara lembut dari seberang menyambut lebih dulu.“Waalaikumsalam. Kamu sedang di mana?” tanya Akash, sua

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 49. Benci Tapi Rindu

    Rashid tersentak, nyaris jatuh dari duduknya. “Astaga, bisa gak sih lo kasih aba-aba dulu kalau mau ngomong?” protesnya setengah kesal.Akash meliriknya sekilas. “Loe tadi masuk tanpa permisi. Sekarang nyuruh gue permisi dulu kalau ngomong?”Rashid hanya bisa menyeringai kecut. “Tadi tuh gue panik, bro. Gue harus segera kasih tau kabar ini.”Akash mengangkat alis. “Kabar soal?”Rashid menghela napas panjang, lalu menggebrak meja pelan. “Wildan! Dia menang tender lagi. Sial banget. Ini sudah ketiga kalinya dia menang secara beruntun.”Wajah Akash tetap tenang. Senyuman tipis menghiasi bibirnya.“Awalnya gue sengaja biarin dia menang, loe tahu itu, kan?” ucapnya sambil tetap menekuni sketsanya.Rashid mengangguk, wajahnya sedikit meredup. Tentu dia tahu. Dia ikut andil dalam keputusan itu.Waktu itu, Akash dengan sadar memutuskan untuk mengalah ketika tahu Wildan—mantan sahabat mereka—ikut bersaing dalam tender yang sama. Akash, yang tahu Wildan baru bangkit dari keterpurukan dan merint

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 48. Makan Malam Yang Hangat. 

    “Tentu saja enak, siapa dulu yang masak,” ujar Anya sambil tertawa kecil. “Kamu mandi dulu sana. Papa juga sudah pulang dan sedang mandi sekarang. Kita makan malam bareng nanti.”“Oke, Ma.”Akash segera naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Ia meletakkan tas kerja, lalu menuju kamar mandi.Beberapa menit kemudian, saat hendak keluar dari kamar mandi, ia berdiri sejenak di depan cermin. Bayangannya menatap balik—wajah lelah, rahang yang mulai ditumbuhi bulu halus, dan mata yang sedikit merah karena penat.Ia membuka laci kecil di sisi wastafel, mengambil shaving cream, lalu mengoleskannya di dagu, rahang, dan atas bibir. Dengan gerakan perlahan tapi teratur, Akash mulai mencukur.Setelah selesai, ia mencuci wajahnya dengan air dingin. Rasa segar menyelimuti kulitnya, dan cermin kini memantulkan wajah yang lebih bersih dan segar.Ia tersenyum kecil.Mungkin ini permulaan yang baik—bukan hanya membersihkan wajah, tapi juga berniat membersihkan hati.Setelah mengenakan pakaian santai

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 47. Belajar Ilmu Ikhlas dan Sabar. 

    "Mas ...," panggil Innara lirih, terlambat. Pria itu sudah tak terlihat.Ia masih terdiam di tempat. Bingung. Kaget.Kenapa tiba-tiba berubah seperti itu?Seketika ia menepuk keningnya. Bodoh. Ia benar-benar lupa tujuan utama datang ke kantor Akash tadi pagi. Dalam keasyikan makan dan mengobrol, ia bahkan tak sempat menyampaikan maksudnya yang sebenarnya.Bukan soal baterai. Bukan soal makan siang.Ada hal penting yang ingin ia katakan. Tapi sekarang, Akash sudah pergi. Dan mood-nya, jelas bukan mood yang baik.Innara menghembuskan napas panjang. Perasaannya jadi campur aduk—antara menyesal, heran, dan sedikit kesal pada dirinya sendiri.Dia tahu betul—nama Ayden Zimran bukan nama yang ingin didengar Akash. Setiap kali mendengar nama Zimraan Contractor dan Mr. Ayden Zimraan, entah mengapa Akash selalu merasa tidak menyukainya. Padahal, persaingan bisnis mereka sebenarnya tidak terlalu sengit. Zimraan Contractor lebih banyak menangani proyek pembangunan umum dengan gaya arsitektur mod

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status