Share

Bab 2

Scarlett kembali ke tempat tinggalnya dengan penuh rasa bersalah atas keputusannya.

Namun selain itu, Scarlett juga merasa telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengakhiri hubungan yang ambigu tersebut.

Di dalam apartemen kecilnya, Scarlett berteriak keras untuk melampiaskan semua kekesalannya. Tapi itu tidak menenangkan pikirannya. Pikirannya menjadi lebih kacau ketika dia mengingat apa yang baru saja terjadi.

Karena apartemennya tidak memberinya ketenangan pikiran, Scarlett akhirnya memutuskan untuk pergi ke mini BAR tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini.

Scarlett sudah sering mendengar teman-temannya mengatakan bahwa jika sedang depresi dan stres, maka cobalah meredakannya dengan minum-minum di BAR. Jadi kali ini Scarlett mencoba melakukan hal itu untuk menenangkan pikirannya yang sedang bermasalah.

Scarlett memesan minuman jenis wiski dan langsung meminumnya saat itu juga.

Meskipun rasanya tidak enak, Scarlett menyeruput sebanyak yang dia bisa untuk menghilangkan kejadian hari ini dari pikirannya, meskipun hanya sesaat.

Hingga malam tiba, Scarlett tetap berada di mini bar.

Dia telah menghabiskan beberapa botol wiski, tetapi stres dan depresinya tidak hilang seperti yang dikatakan temannya. Sebaliknya, itu memperburuk masalahnya karena dia merasa pusing setelah minum wiski terlalu banyak.

Scarlett memegang kepalanya di tangannya dengan emosi yang tak terkendali, dia berteriak di dalam mini bar itu, membuat semua pelanggan melongo dan menatapnya.

Scarlett tidak malu setelah melakukan itu, dia kembali dengan ekspresi diam seolah tidak terjadi apa-apa. Namun setelah kejadian itu, Seorang Pria mendatanginya dan duduk tepat di depannya.

Scarlett melirik penampilan pria itu dari atas hingga bawah, merasa bahwa dia tidak mengenalinya, Scarlett mengabaikan pria itu.

“Apakah kamu punya masalah? Butuh bantuanku?” Pria itu menyapa dengan senyum lembut.

Scarlett kembali menatap pria itu lagi setelah mendengar sapaannya, tapi dia langsung memalingkan muka darinya.

Scarlett mengingat kejadian hari ini dengan jelas setelah Pria di depannya mengucapkan kata masalah.

Scarlett langsung mengepalkan jarinya saat mengingat kejadian itu. Dia jelas melihat Arhan melakukannya bersama gadis itu dengan sangat bersemangat. Scarlett yang merupakan wanita pencemburu tidak bisa mentolerir perilaku Arhan hari ini.

Namun dalam benaknya saat ini dia masih bertanya-tanya, apakah dia sudah mengambil keputusan yang tepat dengan mengakhiri hubungannya, atau mungkin itu keputusan yang salah?

‘Ah, Arhan sialan! Kamu pikir hanya Kamu yang bisa melakukannya. Aku juga bisa melakukannya! lihat saja,’ Scarlett bergumam pada dirinya sendiri saat mengingat kejadian itu.

Scarlett kembali menatap pria di depannya dengan saksama.

Menyadari tatapan tajam Scarlett, pria itu melambai sambil berkata, “Hei, ada apa dengan penampilanku?”

Scarlett tidak menjawab pertanyaan pria itu, malah Dia balik bertanya, “Berapa uang yang harus kupersiapkan untukmu menemaniku malam ini?”

Scarlett melanjutkan, “Kamu sedikit lebih tampan dari mantan pacarku, tapi sayangnya, kamu seorang gigolo.”

Pria itu hanya tersenyum geleng-geleng kepala tak berdaya melihat kelakuan konyol wanita di depannya ini.

“Maksudmu, menemanimu seperti apa?” yang pria itu.

“Jangan berpura-pura tidak tahu, tentu saja tidur bersamaku, Bisa kan?” balas Scarlett.

Dengan efek mabuk akibat alkohol, ditambah kekecewaan nya hari ini, Scarlett tanpa rasa malu mengatakan itu.

“Apakah aku terlihat seperti laki-laki penghibur?” pria itu bertanya dengan senyum aneh.

“Aku tidak peduli kamu gigolo atau bukan. Intinya, malam ini kamu harus menemaniku. Kamu harus melakukan yang terbaik untuk menghiburku.” kata Scarlett.

“Kita baru saja bertemu, tapi kamu memintaku untuk menemanimu? Wanita aneh,” kata pria itu sambil menuangkan minuman ke gelas Scarlett.

“Apakah seorang gigolo perlu berkenalan dengan kliennya terlebih dahulu?” Scarlett menatap pria itu dan bertanya.

“Kamu salah, aku sama sekali bukan gigolo. Aku pria normal yang kebetulan datang ke BAR malam ini, Melihatmu sepertinya sedang kesusahan, Aku menghampirimu. Tapi kamu malah menganggap ku gigolo. Aneh bukan?” kata pria itu menyangkal tuduhan Scarlett.

“Aku tidak percaya. Intinya, malam ini kamu harus menemaniku.” Scarlett berkata seolah dia bisa mengendalikan pria di depannya ini.

“Bagaimana jika aku menolak menemanimu?” pria itu berkata sambil menunjukkan senyuman aneh.

“Omong kosong, cepat katakan berapa tarif yang kamu inginkan? Seribu dolar? Dua ribu dolar? Atau mungkin tiga ribu dolar?” Scarlett berkata dengan tidak sabar.

Pria itu tersenyum sambil menyesap minuman di tangannya, “Baiklah jika kamu bersikeras, aku setuju menemanimu malam ini.”

Scarlett tertawa puas seolah dia baru saja memenangkan sesuatu.

Entah apa yang ada di benak pria itu sehingga dia begitu cepat menerima tawaran Scarlett. Tapi ketika menilai dari penampilan Scarlett, pria mana yang bisa menolak gadis secantik Scarlett? Apalagi dia sendiri menawarkan dirinya.

Jadi pria itu mengira ini adalah momen langka yang tidak boleh dia lewatkan.

“Kalau begitu ayo segera pesan kamar hotel! jangan membuang-buang waktu. Ini sudah larut malam.” Kata Scarlett sambil berdiri dari kursinya.

Pria itu mengangguk dan mengikuti Scarlett dari belakang.

**

Singkatnya, Setelah Scarlett memesan kamar hotel bersama pria itu. Dia sekarang hanya berdua di kamar hotel ini.

Di bawah tekanan efek alkohol dan depresi melihat tingkah pacarnya, Scarlett nekad melakukan hal tersebut. Jika dia sadar, maka tidak mungkin Scarlett berani melakukan hal seperti ini.

“Tolong jangan terlalu kasar. Karena aku belum pernah melakukan ini sebelumnya! Mungkin ini yang pertama kalinya.” Scarlett berkata dengan polosnya. Dia juga sedikit merasa malu.

Pria itu tersenyum melihat wajah cantik Scarlett yang merona, “Kamu masih perawan?”

Wajah Scarlett sangat merah tersipu malu, “A aku, ya benar, mungkin aku masih perawan, karena aku tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya.”

“Apa kamu tidak menyesal nantinya melakukan ini bersamaku? seharusnya kamu melakukan ini bersama pacarmu jika untuk pertama kalinya.” kata pria itu.

“Aku tidak punya pacar. Bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja malam ini?” ucap Scarlett dengan penuh gairah.

“Kamu yakin?”

Scarlett mengangguk dan langsung memulai adegan dengan mencium pria itu.

Pria itu membalas dengan lebih bringas.

**

Singkatnya, malam telah berlalu.

Sekarang Scarlett terbangun dari tidurnya. Dia perlahan membuka matanya dan segera melihat seorang pria tampan tidur di sampingnya.

Scarlett sangat terkejut menemukan dirinya saat ini. Dia segera menarik selimut dan mendapati dirinya juga masih telanjang bersama dengan pria di sampingnya.

Pada saat itulah Scarlett menyadari keseriusan masalahnya sehingga dia menghabiskan malam dengan pria di sampingnya ini.

Mata Scarlett langsung memerah setelah menyadari itu. Dia mengangkat kedua tangannya dan hendak mencekik pria itu. Namun, Scarlett dengan cepat menyadarinya dan kembali ke akal sehatnya. Dia merasa bahwa pria ini tidak bersalah, tetapi dialah yang memicu insiden ini terjadi.

Scarlett menangis dalam diam meratapi nasibnya kali ini. Dia tidak pernah berpikir bahwa kesuciannya akan berakhir dengan pria yang tidak dia kenal. Lebih buruk lagi, dia sendiri yang meminta pria ini untuk melakukannya.

Betapa bodohnya dia!

Setelah menyesali kebodohannya, Scarlett kembali sadar. Dia buru-buru mengenakan pakaiannya sebelum pria ini terbangun.

Setelah merasa dirinya rapi, Scarlett meninggalkan kamar hotel tanpa menunggu pria itu terbangun.

Dan yang lebih buruk lagi, Scarlett pergi tanpa meninggalkan uang seperti yang dia janjikan tadi malam. Karena menurut Scarlett, Laki-laki ini adalah pecundang terbesar dalam insiden ini.

Dia yang paling dirugikan, Jadi mengapa dia repot-repot meninggalkan uang untuk pria ini?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
H Rayu
mantep banget, aku suka...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status