Happy reading
"Hadeh kok Lo bisa sih ketemu sama Bang Gara di club sih," keluh Tania menepuk jidatnya sendiri dengan menghembuskan napas lelah.
''Mana Gue tau kalau itu Dia,'' lirih Delia sambil menyesap minumannya itu.
Tania kembali mengeluh, kepalanya terasa pening sekarang. Mereka sedang duduk di sebuah kafe yang ada tak jauh dari perusahaan Walton corp,sembari menunggu CEO Walton yang tengah meeting Tania menemani Delia, sebelumnya tadi mereka diizinkan diam di dalam ruangan Gara saja, tapi karena mereka boan alhasil mereka berada di kaffe ini pula.
Sedangkan Dion pergi ke perusahaannya sebentar ada urusan mendesak. Tania lantas menenggelamkan kepalanya itu di atas meja dengan dditutupi oleh tasnya, Dia khawatir pada gadi yang ada di seberangnya ini.
Berurusan dengan CEO Walton tidak semudah yang gadis itu pikirkan, apalagi sepertinya CEO Walton itu tertarik padanya. Tania takut Delia tidak dapat mengatasi pria itu, kalau sudah ma
Happy reading "Sudah selesai jadwal malam ini?" tanya Gara baru keluar dari ruangan meeting bersama dengan sekretaris dan juga bodyguard-nya itu. "Sudah Tuan," jawab sekretaris itu sambil membawa laptop dan juga berkas-berkas. Sambil mengacingkan jasnya itu Gara mengibaskan tangannya menyuruh sekretaris itu pergi dari hadapannya, Dia lalu hanya berjalan dengan bodyguard seraya menuju pintu lift lantai atas. "Pesankan makanan untuk dua porsi," perintah Gara yang langsung diangguki laki-laki berseragam hitam itu. "Sudah dapat informasi lagi?" tanya Gara kembali di dalam lift itu. "Sedang dikumpulkan Tuan," jawab pria itu membungkuk sedikit. "Menurut Kamu Edo ada yang mencurigakan tidak dari gadis itu?" tanya Gara meminta pendapat pada tangan kanannya itu mengenai mahasiswa yang dikirimkan oleh Dion itu. Mengapa kebetulan sekali gadis itu bisa masuk ke dalam perusahaannya, setelah kejadian hari itu dan seka
Happy readingDengkuran halus milik Delia memenuhi indra pendengaran Gara, laki-laki itu menarik selimutnya hingga ke batas dada gadis itu.Setelah melihat gadis itu yang sudah terlelap tadi, Gara lantas langsung membawa Delia ke ruang rahasianya dan mengunci pintu ruangannya. Tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangan ini kecuali dirinya dan Delia.Wajah Delia tampak damai dengan mata yang terlelap, bibir ranumnya terbuka sedikit. Gara menyingkirkan rambut yang menutupi wajah indah gadis itu, saat Dia tengah menatapi wajah gadis itu tiba-tiba ponselnya berdering."Hallo," ucap pria di seberang sana saat telepon sudah tersambung.Gara menegangkan tubuhnya kembali dan melihat ke luar jendela kaca yang ada di samping ranjangnya itu."Kenapa?" tanya Gara to the point malas berbasa-basi pada cowok di seberang sana."Delia gimana? udah Lo antar pulang?" tanya pria di seberang sana masih dalam posisi bersender di kepala ranjang sambi
Happy readingDelia menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, masih dengan mata tertutup Ia menegakkan tubuhnya.''Euhm...," keluhnya mengangkat tangan masih dengan mata tertutup. Kemeja ketat yang masih menempel di tubuhnya itu sampai terbuka.Tanpa sadar Delia membangunkan seseorang yang tengah tertidur di kursi samping ranjang. Pria itu menegakkan tubuhnya kemudian berdiri lalu berjalan ke arah ranjang dimana Delia yang masih terduduk sambil menunduk. Ternyata gadis itu belum sadar sepenuhnya, Ia bahkan masih menutup matanya.''Kau terbangun,'' ucap pria itu mengangkat kepala Delia dari samping.''Euhm ... Lo siapa? kenapa ada di kamar Gue,'' racau Delia menunjuk-nunjuk wajah Gara yang ada di depannya itu.Melihat gadis itu degan tingkahnya kini, Gara teringat saat pertama kali mereka bertemu. Berarti bukan hanya efek dari minuman mabuk saja yang dapat membuat gadis ini menampilkan sifat aslinya melainkan saat mengant
Happy readingMasih dalam keadaan Gara yang menjelajahi tubuhnya itu Delia menggigit bibirnya, menahan agar desahan yang tertahantak akan keluar.Tangan pria dewasa itu kini dua-duanya menjelajahi tubuhnya, yang satu hinggap di dadanya dan yang kirinya meremas bokong milik Delia. Ntah kenapa tubuh Delia menerima dengan terang-terangan sentuhan dari pria itu."Jangan ditahan," bisik Gara lagi seraya menyelipkan anak rambut gadis itu, melihat Delia yang menggigit bibirnya Gara tidak suka."Ahh ...." setelah mendengar kalimat itu Delia tidak tahan lagi menahan bibirnya yang akhirnya kalimat itupun lantas keluar.Desahan dari bibir Delia yang ditunggu oleh Gara itupun akhirnya keluar, gadis itu menatap kedua bola mata gelap milik pria itu dengan sayu. Tubuhnya meminta lebih sentuhan dari pria itu, kini tangan Delia beralih menyentuh dada bidang milik Gara.P
Happy readingGara menyentuh cairan yang sudah memenuhi liang vagina itu dengan jarinya lalu dengan pelan Ia masukkan ke dalam mulutnya, melihat hal itu Delia jadi jijik sendiri.Bagaimana bisa laki-laki itu menelan cairan yang bersumber dari bawah sana, mungkin Delia tidak tau seberapa nikmat cairan itu bagi kaum laki-laki. Rasanya sangat nikmat bagi Gara, lalu dengan pelan Gara mengecup bagian bawah tubuh Delia dengan bibirnya, Ia kemudian menjilati vagina milik Delia itu.Membuat sang pemilik tubuh itu mendesah panjang seraya menarik sprai putih ranjang Gara."Ahh ... Ga ... Ra ... Ahh," desah Delia menyebut nama Gara.Mendengar gadis itu menyebut namanya dengan desahan merdu itu membuat gairah pria dewasa itu semakin memuncak, lidahnya itu dia masukkan ke dalam lubang sempit milik Delia."Ahh ... Ga ... Ra ... De ... Lia udah ... nggak ... tahan," rengek Delia mencengkram rambut milik pria itu dengan kuat.Dia sungguh
Happy readingDelia menegakkan tubuhnya kembali setelah melihat jam beker yang ada di atas nakas menunjukkan pukul 10:00 wib. Dia setelah pulang dari kantor Gara tadi kembali tidur di apartemennya, dikarenakan masih sangat mengantuk dan tubuhnya juga lelah.Hari ini Dia diberi izin oleh Gara untuk tidak perlu ke kantor dulu, mengingat kejadian panas yang mereka lalui semalam. Wajah Delia kembali bersemu merah mengingat kejadian itu, Dia menyentuh bibirnya yang Ia gigit itu.Gadis itu kembali menyadarkan dirinya dari fantasi liar yang hampir Dia bangun kembali, Delia lantas menegakkan tubuhnya di lantai marmer ruang kamarnya. Gadis itu membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum membersihkan tubuhnya.Saat tiba-tiba melihat pantulan wajahnya di cermin gadis itu menutup mulutnya yang baru saja mengaga melihat jejak kemerahan yang memenuhi lehernya, Delia mengecek seluruh bagian lehernya itu. T
Happy reading"Akh Delia ... are you okay?" tanya Tania tiba-tiba setelah melihat Delia yang baru saja keluar dari kamarnya itu, sembari melepaskan spatula Ia menghampiri Delia yang sedang berjalan menghampirinya.Gadis itu memeriksa tubuh Delia dari kening hingga bawah, mengecek kalau sahabatnya itu baik-baik saja dan juga tidak sakit."Gue baik-baik aja Nya, tuh liat dulu omelette Lo tadi," balas Delia seraya menunjuk penggorengan dengan ekor matanya."Akrh Gue baru ingat," keluhnya lantas berlari dan memeriksa masakannya.Sedangkan Delia mengambil duduk di kursi yang berbentuk hampir mirip dengan meja bar yang ad di club-club, gadis itupun lantas memperhatikan sahabat satunya itu yang setiap ke sini pasti akan menyiapkan makanan.Seharusnya tuan rumah bukan namun, berbanding terbalik dengan Tania. Sebelum ke apartemen Delia, Dia sudah lebih dulu mampir ke minimark
Happy reading"Kamu yakin informasi ini benar?" ulang Gara mengangkat kepalanya bertanya pada laki-laki bertubuh kekar tersebut."Itu yang Saya dapatkan Tuan," jelas laki-laki itu membuat Gara sedikit memejamkan matanya yang terasa pusing itu.Bagaimana mungkin Delia adalah anak dari pria tersebut. Tidak. Itu tidak mungkin tapi, berkas yang ada ditangannya itu adalah kenyataannya.Seseorang yang sedang dicari Gara itu informasinya sama jelas dengan gadis itu, dua informasi yang dicari sekaligus oleh Edo dengan perintah yang berbeda itu mengubah raut wajah Gara.Dia tidak pernah seresah ini, ada sesuatu yang mengganjal tapi Gara tidak tau apa itu."Ya sudah coba Kamu awasi lagi Delia. Dia tinggal bersama siapa atau siapa yang sering keluar masuk apartemennya," perintah Gara lalu dengan siap laki-laki itu memberi hormat kemudian berlalu keluar kembali.