Home / Romansa / CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU / BAB 116 Ruang Bawah Tanah yang Terlupakan

Share

BAB 116 Ruang Bawah Tanah yang Terlupakan

Author: NK Ummu Dhila
last update Last Updated: 2025-04-08 22:34:23

Langit Jepang saat itu mendung, dan salju turun perlahan di halaman belakang kediaman keluarga Bakhtiar. Di dalam ruang studi bergaya tradisional, Kakek Bakhtiar berdiri di depan jendela sambil memandangi pegunungan berselimut putih.

“Waktunya kalian menuju ke Nusant, kalian harus membantu cucuku Alya dan Raditya,” ucapnya tenang tapi tegas, tanpa menoleh.

Rei dan Haruto yang duduk di hadapannya saling berpandangan. “Apakah ini terkait Raka?” tanya Haruto.

“Bukan hanya itu,” jawab Kakek Bakhtiar, suaranya berat. “Raditya dan Alya akan membuka kembali ruang bawah tanah PT. NW Tech. Aku percaya hanya kalian berdua yang cukup cakap dan bisa dipercaya untuk membantu mereka menelusuri kebenaran.”

Rei mengangguk mantap. “Baik, Tuan. Kami akan segera bersiap.”

“Dan ingat,” lanjut Kakek Bakhtiar sambil menyerahkan amplop berisi akses kode tua PT. NW Tech yang telah ia dapatkan atas petunjuk dari Raka, “jangan hanya cari jawaban. Lindungi mereka. Dunia yang kalian masuki bukan lagi dunia yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 117 Bayangan di Perbatasan Digital

    Angin dingin menerpa wajah mereka saat melintasi padang beku menuju Zona Hitam di utara Jepang- wilayah yang pernah menjadi pusat eksperimen cyber-biologis rahasia di era terakhir Project Helix. Sinyal dari tablet Rei semakin melemah, tapi garis tipis di peta masih mengarah pada satu titik: markas tersembunyi yang konon telah dikunci oleh pemerintah Jepang selama lebih dari satu dekade."Menurut catatan lama, tempat ini dulu laboratorium off-grid milik sektor militer. Tapi kemudian diambil alih oleh pihak swasta… tanpa ada data siapa yang benar-benar mengelolanya," jelas Rei sambil memperbesar peta. Nada suaranya tenang, tapi matanya menyimpan kekhawatiran.Raditya memandang gelap ke depan. Rahangnya mengeras. “Kalau Raka sembunyi di sana, dia pasti tahu kita akan mencarinya. Ini bukan jebakan biasa- ini pesan.”Alya melangkah di sampingnya, matanya tajam menembus kabut malam. Ada ketegangan di wajahnya yang tak bisa disembunyikan. “Atau... peringatan. Raka tak pernah melakukan sesuat

    Last Updated : 2025-04-09
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 118 Kebangkitan Raditya

    Tubuh Raditya menggigil hebat. Cahaya biru dari matanya berkedip tak menentu, seperti dua dunia sedang bertarung dalam dirinya- kesadarannya sendiri dan entitas digital milik Arya Wiguna yang tengah berusaha mengambil alih kendali.Alya masih memeluk tubuh Raditya, tubuhnya bergetar ketakutan. Ia menatap wajah pria yang dicintainya itu, berharap masih ada jejak Raditya di balik ekspresi kosongnya. Suaranya lirih namun tegas, seperti tali tipis yang mengikatnya ke dunia nyata. “Kamu masih kamu, Radit. Jangan biarkan mereka menghapus siapa kamu sebenarnya,” pinta Alya.Di sampingnya, Rei mengetik cepat di terminal cadangan, matanya fokus namun berkeringat. Setiap perintah yang ia masukkan ditolak oleh sistem. “Sial... sistem ini hidup! Dia bukan cuma AI biasa. Ini sesuatu yang adaptif dan berevolusi. Seperti... seperti dia membaca pikiranku,” ujar Rei panik.Haruto yang sibuk menelusuri jalur kabel tua, tiba-tiba berteriak. “Aku temuk

    Last Updated : 2025-04-10
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 119 Kembali ke Nusant

    Seminggu telah berlalu sejak pertempuran itu. Raditya masih berada di rumah sakit yang terletak di kawasan pegunungan Iwate, Jepang- tempat yang jauh dari keramaian, dikelilingi hutan pinus dan ketenangan alam. Rumah sakit itu kecil, hampir tersembunyi, namun memiliki teknologi medis paling mutakhir, khusus digunakan untuk kasus neuro-digital seperti yang dialami Raditya.Alya duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Raditya yang hangat. Wajah pria itu kini jauh lebih segar meski masih tampak bekas-bekas trauma. Cahaya biru di matanya sudah tak ada lagi- digantikan sorot teduh yang mengingatkannya pada hari pertama mereka bertemu di depan kompleks perumahan Darel, dengan insiden perebutan taksi dan koper yang tertukar, hingga tumbuhlah benih- benih cinta diantara mereka berdua.“Kamu yakin sudah kuat?” tanya Alya pelan, jemarinya menyapu rambut Raditya yang sedikit lebih panjang karena berminggu-minggu tak tersentuh gunting.Raditya mengangguk pelan

    Last Updated : 2025-04-11
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 12O Luka yang Terucap

    Pagi di Nusant datang dengan lembut. Matahari belum terlalu tinggi ketika pintu lift penthouse terbuka, memperlihatkan sosok anggun Bunda Liliana yang mengenakan setelan bernuansa krem lembut, di sampingnya Ayah Darian- berdiri tegap namun teduh, sosok ayah tiri yang selama ini menjadi penopang diam-diam dalam hidup Raditya.Alya sudah menunggu di depan pintu, mengenakan tunik putih bersih dan celana longgar, menyambut mereka dengan senyum tulus. “Bunda, Yah… selamat datang,” ucapnya sambil memeluk satu per satu. Liliana membalas pelukan itu dengan hangat, dan Darian menepuk punggung menantunya dengan bangga.“Bagaimana kondisi Radit pagi ini?” tanya Liliana pelan setelah mereka duduk di ruang tamu.“Jauh lebih baik, Bun. Masih harus banyak istirahat, tapi secara mental sudah mulai stabil. Luka di bahunya juga mulai mengering,” jawab Alya sambil menuangkan teh melati ke dalam cangkir porselen. Aroma hangat langsung mengisi udara.Mereka belum sempat berbicara lebih jauh saat Raditya m

    Last Updated : 2025-04-12
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 121 Terasa Seperti Rumah

    Setelah sarapan, Liliana duduk di kursi teras sambil memandang taman vertikal yang menghiasi dinding balkon. Daun-daun hijau lembut bergoyang pelan tertiup angin. Di sampingnya, Darian dan Alya berbincang ringan soal sistem keamanan digital baru yang sedang dirancang oleh tim Raditya. Namun Liliana hanya terdiam.Raditya menyadari itu. Ia berjalan pelan, lalu duduk di kursi rotan tepat di samping ibunya.“Bunda masih syok, ya?” tanyanya pelan.Liliana mengangguk, lalu tersenyum tipis. “Ibu mana pun akan syok kalau tahu anaknya nyaris jadi mesin hidup yang dikendalikan suara-suara hantu digital.”Raditya tertawa kecil, tapi sorot matanya tetap lembut. “Aku di sini sekarang, Bun. Bersama Alya, bersama semuanya. Kita selamat.”Liliana menghela napas dalam-dalam. “Kamu tahu… dulu Bunda sangat takut waktu kamu memutuskan masuk ke dunia teknologi dan sistem bawah tanah itu. Bunda pikir kamu akan tenggelam,

    Last Updated : 2025-04-13
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 122 Waktu yang Paling Berharga

    Langit mulai menggelap, menyisakan semburat oranye keemasan di ufuk barat. Cahaya senja menembus jendela besar penthouse, memantulkan siluet Alya yang berdiri di dapur terbuka. Tangannya cekatan menyiapkan teh chamomile dan semangkuk sup ayam ginseng, sementara matanya terus melirik ke arah ruang tengah- tempat Raditya duduk bersandar di sofa, selimut tipis menutupi kakinya.Luka fisiknya mungkin tidak separah trauma psikis yang ia bawa pulang dari Jepang. Tapi Alya tahu, proses pemulihan Raditya tak bisa hanya mengandalkan waktu. Ia butuh kehangatan, pengertian, dan cinta yang konsisten. Dan itulah yang Alya berikan, sepenuh hati.“Aku bawa makan malam ringan dulu, ya,” ujarnya lembut sambil meletakkan nampan di meja kecil di sebelah suaminya.Raditya menoleh pelan, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Kamu bikin semua ini sendiri?”Alya mengangguk sambil menyuapi Raditya dengan sendok pertama. “Aku tahu kamu belum kuat makan berat. Tapi kamu butuh tenaga juga, Sayang.”Raditya mengu

    Last Updated : 2025-04-14
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 123 Suara dari Masa Lalu

    Pagi itu langit Nusant diselimuti kabut tipis. Aroma kopi yang baru diseduh mengisi udara di penthouse Raditya. Alya berdiri di dapur, mengenakan sweater abu-abu kebesaran milik suaminya, sementara Raditya duduk di meja makan, membaca buku tua warisan Helix Wijaya- tentang filosofi digital dan etika kecerdasan buatan.“Kamu serius baca itu pagi-pagi?” tanya Alya sambil meletakkan cangkir kopi di hadapannya.Raditya tersenyum. “Aku rasa... semakin ke sini, semakin aku sadar betapa Helix tak hanya gila teknologi. Dia juga pemikir yang dalam.”Alya duduk di depannya, menyesap kopinya pelan. “Kakekmu memang rumit, tapi satu hal yang dia tinggalkan padamu itu jelas- kekuatan untuk memilih jalan sendiri.”Raditya mengangguk, matanya menatap jauh. “Dan aku memilih jalan yang membawaku ke kamu.”Alya tersipu, tapi sebelum sempat membalas, layar besar di dinding tiba-tiba menyala sendiri. Sistem otomatis menya

    Last Updated : 2025-04-15
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 124 Bayangan yang Terbangun

    Langit Nusant belum sepenuhnya terang saat Raditya kembali ke ruang kerja. Jari-jarinya bergerak cepat di atas keyboard holografik, mencoba melacak asal sinyal Arkana. Namun seperti hantu digital, jejak itu menghilang begitu disentuh.“Dia tahu cara menyembunyikan jejaknya,” gumam Raditya. “Ini bukan hacker biasa.”Alya berdiri di belakangnya, kedua tangan menyilang. “Dia pasti dilatih untuk ini sejak kecil. Kalau benar dia anak Arya, dan jika Arya Wiguna benar-benar bagian dari sistem yang bahkan Helix tak pahami…”“Berarti ada bagian dari Project Helix yang tidak pernah dikuak. Sebuah lapisan tersembunyi.” Raditya menghentikan tangannya. “Dan hanya bisa diakses oleh aku... dan dia.”Mereka saling bertukar pandang. Diam yang mengandung ribuan kekhawatiran.Tiba-tiba, layar samping menyala- tanpa perintah. Kali ini bukan pesan atau video, tapi peta- tampilan real-time dari peta digi

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 138 Kembali ke Penthouse

    Penthouse itu masih seperti dulu. Hening, modern, dan selalu menyambut siapa pun dengan pemandangan kota yang menenangkan dari balik kaca-kaca besar. Tapi kali ini terasa berbeda. Ada yang tumbuh di antara mereka, bukan hanya kehidupan baru dalam rahim Alya, tapi juga rasa nyaman yang mulai kembali setelah badai panjang bernama Dewi Hapsari.Raditya membuka pintu dan melangkah lebih dulu, menoleh ke belakang, “Pelan-pelan, Love. Langkah kecil aja, aku bawain tasnya.”Alya tersenyum tipis, sebelah tangannya menyentuh perutnya yang mulai terlihat. “Aku hamil, bukan patah tulang,” celetuknya.“Tetap saja, kamu istriku. Hamil atau enggak, kamu tetap prioritas.” Raditya mencium kening Alya singkat sebelum menarik koper mereka ke dalam.Alya menatap sekeliling. Meja makan yang dulu mereka hias bersama, bantal-bantal di sofa yang sempat ia pilih sendiri, dan aroma khas lilin lavender yang masih sama.“Aku kangen tempat ini,” gumam Alya lirih, duduk perlahan di sofa.Raditya duduk di sampingn

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 137 Pertemuan yang Ditunggu

    Keesokan paginya, suasana di penthouse Raditya terasa jauh lebih ringan. Setelah malam penuh ketegangan dan kelegaan, hari ini diwarnai oleh harapan baru. Elros duduk di ruang tamu, mengenakan pakaian bersih dan nyaman, rambutnya sedikit basah sehabis mandi. Wajah kecilnya tampak tenang, meski sorot matanya masih menyimpan kecemasan.Alya menyiapkan sarapan sederhana. Wangi roti bakar dan susu hangat memenuhi udara, memberikan kehangatan yang dibutuhkan setelah malam panjang.“Jangan gugup, Elros,” ujar Alya lembut sambil meletakkan secangkir cokelat panas di hadapannya. “Hari ini hari yang baik.”Elros mengangguk pelan. Ia memeluk boneka biru pemberian Alya, seolah itu satu-satunya jangkar yang membuatnya tetap tenang. “Tapi... kalau dia tidak mau aku?” bisiknya lirih.Raditya mendekat, duduk di sebelah Elros. “Dia adalah ibumu, Elros. Tak ada yang bisa mengubah cinta seorang ibu.”Sebelum Elros sempat bertanya lebih jauh, bel pintu berbunyi.Detak jantung Elros terasa melonjak ke te

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 136 Pilihan yang Membebaskan

    Hari pertama berlalu tanpa kabar dari Elros.Alya dan Raditya menghabiskan waktu di penthouse, ya walau mereka telah memiliki rumah asri dipinggiran kota, mereka juga suka di penthousenya. Mereka berdua mempelajari semua data tentang Origin Core yang berhasil mereka salin sebelum meninggalkan observatorium. Rei dan Haruto juga membantu secara virtual, menggunakan koneksi mereka untuk melacak pergerakan Samuel.Namun, semua itu seperti mengejar bayangan. Samuel menghilang, dan Elros... tetap diam.Di hari ketiga, Alya menatap layar hologram yang kosong, frustasi. “Ini seperti menunggu bom meledak tanpa tahu di mana bomnya,” gerutunya.Raditya meletakkan tangannya di pundaknya, lembut. “Dia masih berpikir. Kita harus percaya.”“Sayang, kamu tidak boleh terlalu kelelahan, ibu hamil harus banyak istirahat, tidak ikut memikirkan masalah ini, ya…” ujar Raditya kembali.“Baik, suamiku,” jawab A

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 135 Jejak yang Terlupakan

    Alya menggenggam erat tangan Raditya ketika suara Samuel menghilang, hanya meninggalkan gema janji ancaman di udara. Observatorium yang runtuh itu terasa semakin sempit, seolah dinding-dinding tuanya ikut mendengar semua kebenaran kelam yang terungkap.Elros berdiri di antara mereka, diam dan tak bergerak. Namun matanya, yang sejak awal tampak keras dan penuh kemarahan, kini berkabut oleh sesuatu yang lain—kebingungan. Luka batin yang tak pernah sempat disembuhkan.“Kamu tidak sendirian,” ucap Alya perlahan, nadanya selembut mungkin. Dia tahu, kata-kata itu bisa jadi tak cukup untuk menembus pertahanan Elros. Tapi dia harus mencoba.Elros menoleh ke arahnya, wajahnya penuh curiga. “Apa kamu pikir hanya karena kamu mengatakannya, aku bisa mempercayaimu?” katanya pahit. “Kalian semua sama. Berkata manis... lalu meninggalkan.”Raditya maju satu langkah. “Kami tidak akan meninggalkanmu. Tapi pilihan tetap di tanganmu, Elros. Kau sendiri yang menentukan apakah ingin berjalan bersama kami..

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 134 Anak yang Tak Dipilih

    Suasana di dalam observatorium runtuh itu mendadak tegang. Waktu seakan berhenti saat kalimat itu terucap.“Kamu ibuku, bukan? Sudah waktunya kamu pulang.”Dewi tak bergerak. Bibirnya bergetar, tapi tak ada suara yang keluar. Sorot matanya, yang tadi tenang dan misterius, kini dipenuhi gejolak: penyangkalan, ketakutan, dan… rasa bersalah yang tak bisa ditutupi.Alya menatap Raditya, yang sudah mengambil posisi protektif di depannya. Radit hanya mengangguk pelan, mengisyaratkan untuk tetap tenang. Tapi tangan kanannya sudah menyentuh pinggang- siap mengakses perangkat pertahanannya jika diperlukan.Remaja laki-laki itu melangkah masuk, sorot matanya tak lepas dari Dewi. Pria bertubuh tegap di sampingnya tetap berdiri di ambang pintu, seperti bayangan yang menjaga gerbang ke masa lalu.“Namaku Elros,” ujar anak laki-laki itu. “Aku dilahirkan bukan untuk dicintai. Aku diciptakan untuk menyelesaikan yang belum selesai.”Dewi menarik napas tajam. “Tidak… bukan itu maksudku waktu itu. Kamu-

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 133 Observatorium yang Tertidur

    Kabut tipis menyelimuti jalan berbatu menuju reruntuhan observatorium di utara Nusant. Langit menggantung rendah, menyiratkan hujan yang tertunda. Di dalam mobil hitam yang melaju pelan, Raditya menggenggam setir dengan rahang mengeras. Alya duduk di sampingnya, memeluk jaket yang lebih tebal dari biasanya. Keheningan di antara mereka bukan karena kekosongan- melainkan karena terlalu banyak yang ingin dikatakan, tapi tak tahu harus mulai dari mana.“Radit,” suara Alya pelan, “kalau ini jebakan...”“Aku tahu risikonya,” potong Raditya, tak menoleh. “Tapi aku juga tahu kita gak bisa mundur setelah semua yang terjadi.”Mobil berhenti di depan pagar besi yang sudah berkarat, sebagian roboh. Ilalang tumbuh liar, menyembunyikan jalan setapak menuju bangunan utama observatorium- gedung tua yang menjadi saksi bisu tragedi bertahun-tahun lalu. Api pernah melahap sebagian atapnya, dan sejak saat itu tempat ini ditinggalkan, dikunci oleh waktu dan trauma.Alya meremas tangannya sendiri. “Tempat

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 132 Bayang di Ujung Pagar

    Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Langit yang tadinya jernih perlahan tertutup awan gelap, seolah alam pun ikut menahan napas.Raditya menggenggam kalung perak itu erat-erat, sementara Alya berdiri di sampingnya, masih memandangi pintu rumah yang tertutup rapat. Suara tangis bayi tadi telah menghilang, tapi gaungnya masih bergetar di telinga mereka.“Radit,” suara Alya nyaris tak terdengar, “kita harus tahu... siapa yang menaruh ini di sini.”Raditya mengangguk. Ia melangkah menuju pagar belakang, menyusuri jalan setapak kecil yang jarang dilewati. Taman belakang rumah memang belum sepenuhnya selesai ditata. Di ujung pagar, jejak kaki samar terlihat di tanah yang lembap—ukuran kecil, seperti sepatu wanita.Ia menunduk, menyentuh jejak itu dengan ujung jarinya. “Masih baru,” gumamnya.Tiba-tiba lampu taman di ujung jalan menyala sendiri, menyinari bayangan seseorang di seberang pagar. Bayangan itu berdiri diam, tubuhnya tertutup kerudung panjang berwarna kelabu. Tapi saat R

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 131 Berita yang Menggema

    Mentari pagi menyelinap perlahan melalui tirai jendela rumah kecil di pinggiran kota Nusant. Raditya berdiri di dapur, menggenggam ponsel, sementara Alya duduk di meja makan sambil mengaduk teh melati hangatnya. Di hadapannya, hasil tes kehamilan yang sudah mereka simpan dalam map bening, masih seperti mimpi indah yang belum ingin mereka bangunkan.“Siap?” tanya Alya sambil tersenyum.Raditya mengangguk, lalu menekan layar. Wajah Bunda Liliana segera muncul, diikuti Ayah Darian di belakangnya dengan kemeja tidur yang belum sempat dirapikan.“Radit? Kenapa pagi-pagi menelepon? Ada apa?” tanya Bunda Liliana, matanya menyipit curiga.“Ada kabar penting, Bunda, Yah,” jawab Raditya. Ia melirik Alya lalu kembali menatap layar. “Alya... dia hamil.”Beberapa detik hening. Lalu, jeritan Bunda Liliana memecah keheningan.“APA?! HAMIL?!”Ayah Darian tergagap. “Tunggu, tunggu. Maksudmu... kalian- kalian akan punya anak?”Raditya mengangguk, senyum tak lepas dari wajahnya. “Kami dapat hasilnya kem

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 130 Hasil Tes Alya

    Tiga minggu telah berlalu sejak malam berbintang itu.Hidup perlahan menemukan ritmenya kembali. Raditya kembali membangun NW Tech dari dalam, kali ini bersama Aldo Rusdiawan, asisten pribadinya yang selalu tanggap dan tak pernah kehilangan fokus meski dalam situasi genting. Bersama, mereka mulai mengembangkan teknologi generasi berikutnya- lebih aman, lebih etis, dan lebih manusiawi, dengan LILITH sebagai penjaga utama di balik sistem.Tak hanya itu, Raditya juga mulai menjalin kolaborasi dengan keluarga Wiranagara- keluarga Alya di Jepang yang memiliki pengaruh besar dalam bidang teknologi neurokomputasi dan pengembangan chip bio-sinkronisasi. Bagi Raditya, kerja sama ini bukan hanya strategi bisnis. Ini adalah bentuk rekonsiliasi antara masa lalu dan masa depan, antara luka yang pernah ada dan mimpi yang kini bisa dibangun bersama.Sementara itu, Alya mulai aktif dalam proyek sosial bersama kode Elvaretta, tentunya dengan bantuan sang suami tercinta, Raditya. Mereka menciptakan pla

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status