Saat mendengar ucapan anaknya, Pak Sofyan sangat senang. Sebentar lagi keinginannya terwujud meski Zaira belum mengetahuinya namun ia akan mengusahakan Zaira dan Reza tetap menikah.
Selama 2 hari di rawat, ia sudah diperbolehkan pulang mungkin ini saat nya ia berbicara langsung kepada Zaira.
Assalamu'alaikum..
ucap Pak Sofyan memasuki rumah dan di ikuti Reza di belakangnya." wa'alaikumussalam Pak, Alhamdulillah sudah pulang.."
Sofyan menganggukkan kepalanya dan tersenyum mendengar penuturan Bi Tika," Zaira kemana bi? tumben tidak terlihat"
Ooh,, neng Zaira sedang kepasar Pak,
" Nanti kalau Zaira sudah datang, tolong katakan padanya saya mau berbicara sesuatu"
Sebaiknya Papa istirahat dulu. Kata dokter juga Papa harus benar benar pulih, Jangan mikirin yang lain dulu. sanggah Reza
" Iya," Yasudah Papa ke kamar dulu.
Reza hanya mengangguk, " biar Reza bantu Pa"
ia membantu Papa nya hingga masuk kedalam kamar, setelah itu ia keluar.Selanjutnya ia melangkahkan kaki nya ke lantai atas, menuju kamarnya.
Ia membuka pintu kamar dengan lesu dan membaringkan badannya di atas ranjang sambil menatap langit langit kamarnya.Hati nya saat ini sedang berantakan, di satu sisi ia ingin cinta nya di sisi lain ia ingin membahagiakan Papa nya.
Ia bangkit dari posisi nya dan duduk di bibir ranjang, tangannya terulur mengambil foto kebersamaan nya dengan Clara. Semua momen kenangan indah yang telah ia lalui bersama kekasihnya berputar jelas dalam ingatannya.
Ia menyimpan kembali Foto nya kedalam lemari pakaian, tak ingin membuat Papa nya kembali sakit.
" Seandainya Zaira tidak pernah hadir, Papa tidak akan meminta hal itu dari ku. Pasti hubungan ku dengan Clara masih membaik."gumam Reza
" Aku memang menerima Perjodohan ini. bukan karena cinta... ini semua demi kebahagiaan Papa"
Setelah kedatangan Zaira semuanya berubah, entah senjata apa yang sudah ia gunakan memikat hati Papa. bathin Reza suudzon terhadap Zaira dan mulai menyalahkan.
…..
Bi, semua bahan bahannya sudah Zaira beli. Zaira mandi dulu ya bi soalnya gerah abis dari pasar.
Iya neng, terimakasi ya sudah membantu bibi.
Sama sama bi,, ucap Zaira dan berlalu meninggalkan dapur.
Saat hendak ke kamarnya ia berpapasan dengan Reza. Namun kali ini pandangan Reza terlihat sangat tajam menatap pada Zaira.
Zaira hanya menunduk kan kepalanya tak berani menyapa." Apa pak Reza sedang ada masalah? atau ada pekerjaan Zaira yang tidak beres? " makanya Pak Reza lihat Zaira begitu?? gumamnya bertanya sendiri.
Setelah selesai mandi dan melaksanakan solat Zuhur, Zaira kembali ke dapur membantu menyiapkan makanan.
" Neng Zaira tadi di panggil sama Bapak, mau ngomong sesuatu katanya" ucap bi tika
Baik bu, terimaksih... saya kesana dulu
Zaira bergegas menemui Sofyan yang saat itu sedang berada di taman belakang rumahnya.
" Permisi pak, em..
tadi kata bi tika Bapak memanggil saya?" tanya Zaira." Iya, saya mau membicarakan tentang kemarin nak,
Zaira apa kamu mau menikah dengan Reza? saya tahu kamu pastinya tetap menolak permintaan saya, Tetapi Reza sudah menerimanya nak.Dia mau menikahi kamu. Hanya menunggu persiapan nak Zaira saja."Saya harap, kamu setuju nak.
" M-maaf Pak tapi saya belum siap menjadi seorang istri di usia sekarang. bukannya kemarin kita sudah membahasnya?" tanya Zaira lembut sambil tersenyum.
Kalau masalah ibumu, nanti bapak bicarakan..
Saya kedalam dulu..Zaira kembali bingung, memikirkan permintaan Pak Sofyan.
Bahkan kemarin mereka sudah membicarakannya dan Pak Sofyan pun sudah tak menyinggung masalah itu lagi. Namun tiba tiba saja ia membuka kembali permintaanya.Reza hanya diam mendengar pembicaraan Papanya dengan Zaira.
Dan kembali masuk kedalam rumah." Za, Kapan kita ke rumah bi sari?
Papa tidak mau menunda nya lama. Zaira memang menolaknya tapi Papa yakin setelah kita membujuk ibu nya Zaira pasti mau mendengarkannya bukan? Papa tau dia sangat menyayangi ibu nyadan pasti menuruti nya.Egois? tentu saja Sofyan hanya memikirkan sepihak saja ia sangat teringin memiliki menantu seperti Zaira. Ia bahkan tidak memikirkan masalah yang akan di hadapai oleh Reza ,maupun Zaira ketika sudah menikah. Tujuannya hanya melihat anaknya menikah dengan Zaira,
Ia yakin suatu saat keduanya pasti saling mencintai, Zaira pasti bisa mengurus anaknya.
" Kita pergi besok ya Pa, besok hari minggu
Zaira setiap hari minggu pasti pulang menjenguk ibu nya. Sekalian mengantar nya baru kita bicarakan dengan ibu nya." ucao Reza" hm, kamu benar juga"
besok kita kesana......
Pukul 9:12
Setiap hari minggu Zaira pasti pulang ke rumah ibunya.
Setelah selesai membersihkan semua pekerjaanya ia izin pamit." Hari ini kamu pulang? "
iya ,Pak
" Nanti berangkatnya biar saya dan Reza yang antar, "
Memangnya tidak merepotkan Pak? Sebaiknya Pak Sofyan istirahat saja dulu, saya biasa pulang sendiri tidak perlu di antar Pak. ucap Zaira menolak dengan halus.
" tidak apa apa nak, saya merasa tidak di repotkan bukan begitu Reza?tanya Sofyan mengingatkan rencana kunjungan mereka. Reza yang tengah makan hanya menganggukkan kepalanya.
Dan lagi saya juga sedang mencari udara segar" jadi nanti berangkatnya barengan saja ya...b-baik Pak.. ucap Zaira
Ia tidak tahu makna di balik semua itu. ia mengannggap ucapan Sofyan hanya semata membantu nya dan kebetulan saat ingin mencari udara segar
Ya sudah sekarang kamu siap siap saja. soalnya sebentar lagi kita perg.
Zaira yang mendengar itu langsung saja bergegas bersiap siap. ingin segera menemui ibunya. Setelah selesai, mereka pergi ke rumah Zaira
" Saya juga mampir ke rumah kamu ya Zaira, sudah lama tidak bersilaturrahim dengan ibu mu." Walaupun itu diluar rencana namun ia melakukannya dengan niat yang tulus.
Boleh Pak, nanti parkir mobilnya biar Zaira arahin..
soalnya masuk ke rumah Zaira tidak muat untuk kendaraan mobil pak,Harus jalan kaki, karena jalannya kecil. ucap Zaira.
" Tidak masalah nak."
Sedangkan sedaritadi Reza hanya mendengar obrolan keduanya tanpa mau bergabung. Ia sendiri mulai memiikirkan kata kata yang tepat saat melamar Zaira di depan calon ibu mertuanya.
" Sudah sampai disini saja Pak, Rumah saya juga tidak. terlalu jauh "
ucap Zaira saat menyadari rumah nya sudah dekat.Ya sudah, ayo turun
ajak Sofyan terhadap anaknya.Tok. Tok tok..
Assalamu'alaikum bu ucap Zaira dari luar.
Wa'alaikumussalam.
Eh, ada tamu to.. Ya Allah Aden, Pak Sofyan sudah lama tidak bertemu.ucap bu sari.Ayo, Silakan masuk Pak, Denn.
Sofyan memasuki kediaman Zaira dan Bu sari. Setelah itu menyusul Reza dari belakang sambil mencium punggung tangan bu Sari. Walaupun wanita itu adalah pekerja nya dulu, tetapi rasa hormat nya kepada orang yang lebih tua darinya tetap ia jaga.
Senyum cerah selalu mengembang di wajah Sofyan mengingat anak nya akan menikah dengan seorang gadis pilihannya. Pagi ini ia tengah Sarapan berdua dengan anaknya." Pa,Nanti Reza pulang nya agak larut,"tumben, biasanya tidak seperti itu?..." Papa ingat Ricky? teman SMA Reza pa, dia mengundang Reza buat Peresmian cabang perusahaannya. makanya Reza pulang agak larut. Papa nanti cepat isirahatnya, dan jangan lupa minum obatnya" ucap Reza mengingatkanIya Papa ingat, Nanti pulangnya hati hati..Ingat kamu beberapa minggu lagi akan menikah. jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.Mendengar itu mendadak wajahnya kembali murung, Reza mengangguk dan kembali melanjutkan sarapannya. Selesai sarapan ia mulai bergegas ke kantor." Pa, Reza berangkat dulu..Assalamu'alaikum ".Wa'alaikumussalam, ingat pesan Papa hati hati" Iya pa, " jawab Reza tersenyum.sebelum menuju kantor mobil yang ia kendarai mamp
Apa kabar bu Sari? tanya Sofyan memulai percakapan." Alhamdulillah, keadaan saya baik baik saja Pak,"Anu,, saya ambilkan minumannya dulu. ucap Bu Sari" Tidak usah bu, biar Zaira saja" ucap Zaira berlalu ke dapur" Begini bu, maksud kedatangan Saya dan Reza ingin melamar Zaira menjadi menantu di keluarga saya" ucap Sofyan to the poinBu Sari yang mendengar itu jelas kaget. tidak menyangka bahwa kedatangan mereka jelas memiliki tujuan lain." Tapi, kenapa mendadak Pak? apa Zaira melakukan kesalahan?" tanya Bu Sari dengan wajah yang masih terlihat kaget." Ini minumannya Pak, Silakan diminum.. Maaf seadanya saja"ucap Zaira di sela sela pembicaraan mereka sambil meletakkan nampan yang ia bawa." Terimakasih nak" ucap Sofyan" Mari duduk sini Nduk", ajak Bu Sari menepuk tempat duduk disampingnya.Sampai dimana tadi Pak? tanya bu Sari." Saya ingin melamar Zaira untuk Reza, dan menjadikannya menant
Saat mendengar ucapan anaknya, Pak Sofyan sangat senang. Sebentar lagi keinginannya terwujud meski Zaira belum mengetahuinya namun ia akan mengusahakan Zaira dan Reza tetap menikah. Selama 2 hari di rawat, ia sudah diperbolehkan pulang mungkin ini saat nya ia berbicara langsung kepada Zaira. Assalamu'alaikum..ucap Pak Sofyan memasuki rumah dan di ikuti Reza di belakangnya. " wa'alaikumussalam Pak, Alhamdulillah sudah pulang.." Sofyan menganggukkan kepalanya dan tersenyum mendengar penuturan Bi Tika," Zaira kemana bi? tumben tidak terlihat" Ooh,, neng Zaira sedang kepasar Pak, " Nanti kalau Zaira sudah datang, tolong katakan padanya saya mau berbicara sesuatu" Sebaiknya Papa istirahat dulu. Kata dokter juga Papa harus benar benar pulih, Jangan mikirin yang lain dulu. sanggah Reza " Iya," Yasudah Papa ke kamar dulu. Reza hanya mengangguk, " biar Reza bantu Pa"ia membantu Papa nya hingga masuk kedalam kamar
Setibanya Reza di Rumah sakit, ia langsung menghampiri Zaira yang duduk di depan ruang tunggu IGD. " Bagaimana bisa Papa masuk rumah sakit Zaira? apa makanan Papa tidak beres? " Maaf Pak, saya juga tidak tahu, Saat saya hendak ke lantai atas saya mendengar suara benda jatuh dari kamar Pak Sofyan dan saat saya buka pintu kamarnya, Pak Sofyan sudah tidak sadarkan diri. ucap Zaira sejujurnya. ….. tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dari ruang Pak Sofyan Ceklek... " Dok, bagaimana keadaan Papa saya? "tanya Reza dengan wajah yang sangat khawatir Bisa kita bicara berdua? " tentu dok, boleh " Rwza dan dokter tersebut pergi meninggalkan Zaira dan pelayan lainnya yang sedaritadi setia menunggu kesadaran majikannya. Jadi bagaimana Dok? tanya Reza memulai percakapania dari tadi tak bisa tenang sebelum memastikan kondisi Papa nya dalam keadaan baik baik saja. " Kondisi Papa kamu sudah mul
5 hari kemudian…..Setelah mendengarkan penjelasan yang Reza dapat dari Zaira. Hubungan antara Ayah dan anak itu dingin. Tak ada pembicaraan yang menarik seperti biasanya yang terlontar dari keduanya.FlashbackBagaimana Zaira? apa yang dikatakan Papa? tanya Reza saat setelah pulang.Emm, seperti yang Pak Reza sampaikan " Pak Sofyan tidak memaksa perjodohan itu lagi. Selama beberapa hari ini Pak Sofyan tidak menyinggung masalah itu, dan kemarin juga beliau minta maaf karena telah memaksa saya"" Huh,, Syukurlah Papa mengerti.Saya juga bilang apa, Papa pasti mendengar kan kamu daripada saya"Wajah Reza langsung senang bukan kepalang mendengar semua yang dikatakan Zaira. Itu artinya Papa nya tidak akan lagi memaksa hubungan mereka.Reza mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang berwarna merah. Ia menyerahkan uang itu atas bentuk terimakasi nya terhadap Zaira." Ini..ambillah, angga
Deg,Ma-maksudnya?" Sungguh aku terkejut mendengar apa yang barusan diucapkan Pak Reza. Ia mengatakan kalau Pak Sofyan ingin menjodohkan kami, aku nerasa tidak pantas karena status ku di rumah ini hanyalah seorang pembantu, mana mungkin bersanding dengan anak majikan ku sendiri..Aku bingung, kan Pak Reza punya kekasih lantas mengapa tidak kekasihnya saja ?? bathinku"" Zaira,, hei! " Reza tampak melambai lambaikan tangannya di udara tepat di hadapan wajah Zaira.malah melamun,dengus Reza." ah, ya pak kenapa?"Kamu di ajak ngobrol malah melamun, dikira saya bicara sama patung?" Maaf Pak, "Kamu bisa bantu saya? Reza menatap lurus kedepan memkirikan kata demi kata yang bagus meminta bantuan Zaira." In Shaa Allah pak, selagi saya mampu saya akan usahakan"Zaira saya mohon sama kamu tolong bujuk Papa buat membatalkan niat nya menjodohkan kita, Reza memandang Zaira dengan tatapan memelas.Saya sendiri sudah