Kau pulanglah, aku akan menemani Helen disini!" ucap Christy Xu kepada Edward.
Edward memandang Chirsty dengan sedikit perasaan tidak rela membiarkan Chrirsty tidur di rumah sakit.
"Baik, esok pagi aku akan datang lagi," jawab Edward seraya mencium kening Christy.
Christy patuh dengan pengaturan Edward, meski karena ini mereka tidak bisa menghabiskan akhir pekan seperti yang sudah mereka rencanakan namun Edward tidak marah karena memahami posisi Helen di dalam kehidupan Christy.
Helen dan Christy terjaga tidak bisa tidur, Christy ikut bersimpati kepada kakak sepupu Helen. Sedang hamil besar namun malah akan di ceraikan.
"Tenanglah, kita pasti akan menemukan cara untuk menolong kakakmu," ucap Christy.
" Aku telah meminta tolong kepada teman satu kantor suami kakak sepupuku untuk mencari tahu keberadaannya," ucap Helen.
"Menjelang pertunangannya dia mengambil cuti selama 7 hari dari kantornya,"
Edward Gu, benar-benar sedang dilanda cinta berat. Edward keluar dari ruang Janitor dengan hati berbunga dan wajah berseri. Edward bahkan melakukan gerakan menari seraya bersenandung."Take my heart and please dont Break it."Edward Gu bernyanyi senang, dan pergi kembali ke kantornya. Dalam perjalanan, Nyonya Gu menelpon Edward dan meminta Edward segera pergi ke rumah Sakit tempat Yvon dirawat."Yvon telah sadar," ujar Nonya Gu.Edward menghentikan mobilnya dan memastikan sekali lagi, jika dia tidak salah mendengar perkataan ibunya itu. Nyonya Gu mengulangi lagi perkataannya."Yvon telah terbangun dari komanya," jelas Nyonya Gu lagi.Edward segera mengarahkan mobilnya ke rumah sakit dengan cepat. Edward berjalan cepat menuju kamar rawat inap Yvon. Edward membuka pintu kamar tersebut dengan perlahan. terlihat Yvon tengah duduk dan menyisir rambutnya dengan tangan yang tak bertenaga."Kakak," panggil Y
Sepanjang perjalanan kembali ke kantor, Christy terdiam. Masih terpikirkan tentang pemandangan Edward menyuapi Yvon. Hati Christy seperti tertabur larva panas menyaksikan pemandangan yang baru saja dilihatnya."Tenanglah, Christy," ujar Christy menghibur hatinya."Bukankah dia hanya adik sepupunya," ujar Christy lagi."Iya memang adik sepupu, namun adik sepupu yang baru terbangun dari koma karena mengejar cinta Edward," pikir Christy dengan rasa masam di hati.Sementara itu, di dalam kamar rawat inap Yvone, Edward dengan telaten menjaganya sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Edward teringat ekpresi Christy tadi, lalu mengambil ponselnya. Edward menuliskan pesan untuk Christy."Jika senggang, kita makan malam bersama ya," isi pesannya.Yvone yang melihat Edward menatapi ponselnya terus-menerus, merasa penasaran dan tak senang hati."Kakak, sedang apa?" tanya Yvone."Ah, tidak apa," jaw
"kenapa?" tanya Edward."Yvone ...." ucap Christy namun tidak meneruskan kata-katanya."Kenapa?" tanya Edward lagi."Ennnn ...." Christy masih enggan meneruskan perkatanyaa."Ada apa?" tanya Edward seraya mengelus lembut puncak kepala Christy."Apakah kau akan selalu bersama Yvone?" tanya Christy sambil mendongakan kepalanya melihat Edward."Apa kau sedang cemburu?" tanya Edward."Issssh," jawab Christy seraya menaruh kepalanya lagi di dada Edward."Aku akan membawamu nanti untuk menemuinya dan mengatakan kepadanya jika kau adalah wanitaku," janji Edward seraya memeluk Christy lebih erat."Jika begitu aku bisa tenang," jawab Christy seraya memain-mainkan kancing kemeja Edward.Christy terpulas tidur dalam pelukan Edward, merasa tak tega membagunkan christy, Edward membiarkan Christy terpulas di pelukannya. Edward meraih remote Telvisi dan mematikannya. Keesokan pagin
Sementara, Christy dan Edward bersenang-senang. Lain hal dengan Yvone yang merasakan kebencian yang meradang merah."Aku harus bisa memisahkan mereka," ancam Yvone.Jika aku sanggup mencelakai diriku sampai dengan mengalami koma, maka tidak ada hal lagi yang kutakuti." Ucap Yvone.Yvone mulai menyelediki tentang Christy, Yvone meminta Nyonya Gu bercerita tentang Christy, dengan dalih ingin mengenal lebih dekat. Mendengarnya tentu saja Nyonya Gu merasa senang, merass bahwa Yvone sudah mulai belajar melepaskan Edward."Ah, sungguh menyedihkan, sebatang kara tanpa orang tua," ucap Yvone berpura-pura simpati."Apakah kak Edward sangat mencintainya?" tanya Yvone."Chrsity adalah satu-satunya wanita yang dia bawa secara langsung untuk di perkenalkan kepada Mama," jawab Nyonya Gu."Ya sepertinya Edward sangat mencintainya," tambah Nyonya Gu lagi."Ah begitu, aku ikut senang mendengarnya," jawab Yvone yang m
"Apakah itu terasa sakit?" tanya Edward dengab sedikit khawatir."Tidak kak, tidak terlalu sakit," jawab Yvone."Ayo, aku antar ke rumah sakit!" ujar Christy."Ah kak Christy, tidak perlu. Ini hanya sedikit jatuh saja. Tak apa, tak perlu ke rumah sakit," ucap Yvone. ."Apa kau yakin?" tanya Edward."Ya Kak, aku hanya ingin pulang saja dan beristirahat!" Pinta Yvone."Baiklah," jawab Edward."Kak Chirsty maaf, kami pamit cepat yah," ujar Yvone."Ya, lain kali kau berhati-hatilah!" Ucap Christty."Dan kau juga hati-hatilah ketika membawa mobil!" Ucap Christy seraya mengecup bibir Edward di depan Yvone."Kau masuklah dan segera beristirahat," ucap Edward lalu mengecup kening Christy.Yvone semakin tidak rela melihat rasa cinta dan kemesraan antara Christy dan Edward. Christy yang sudah membaca perangai Yvone, dengan hati senang sengaja membuat hati Yvone mendidi
Edward memeluk Christy yang masih menangis, Edward memahami bagi ChristY, Helen adalah sungguh orang yang sangat berarti. Hampir di separuh hidup Christy, ada Helen yang selalu menenami."Tenanglah, dokter bilang Helen akan baik-baik saja," hibur Edward."Tuan Fu, terima kasih banyak. Jika tidak ada kau entah apa yang akan terjadi," ucap Christy seraya memandang Helen yang terpulas dan terlihat pucat."Mengapa kau ini menjadi sangat bodoh," ucap Christy dengan sendu."Baiklah, keadaan sudah terkendali. Aku pamit," ujar Howard Fu."Kau juga harus tidur!" ucap Edward."Tenanglah disini ada dokter dan perawat yang akan selalu siap jika dipanggil," ucap Edward lagi.Edward menarik Christy untuk tidur di sofa, mendapatkan pelukan yang menenangkan dari Edward, Christy pun tertidur dengan nyenyaknya.Keesokan paginya, Christy terbangun karena mendengar suara rintihan Helen. Christy segera saja m
Ada apa?" tanya Howard Fu."Apakah hari ini ada waktu senggang?" tanya Christy."Mau apa?" tanya Howard Fu."Bisakah kita pergi bermain sebentar, hari ini?" tanya Christy."Bermain?" tanya Howard Fu."Ya, kita, Helen dan juga Edward," jawab Christy."Apa kau sedang memasang kencan ganda kepadaku?" tanya Howard Fu."Bukan-bukan begitu maksudku," sanggah Chirsty."Tuan kau tahu kan, temanku Helen. Saat ini hatinya sedang dalam masa-masa kritis," Jelas Christy."Aku hanya ingin menghiburnya saja," jelas Christy lagi."Ah ayolah Tuan!" pinta Christy merajuk seperti seorang adik yang menginginkan sesuatu dari kakak tertuanya."Haissah, kau ini sangat berisik sekali," jawab Howard Fu, yang tidak mengatakan tidak."Jadi, setuju ya?" ucap Christy.Howard Fu, hanya diam saja yang pertanda jika dia setuju dengan permintaan Christy.
Mu Tian Xing dan Mu Xia Xang saling berpandangan, merasa ini akan menarik Tian Xing pun mengajak Yvone keluar dari toilet untuk berbicara."Katakan apa tujuanmu?" tanya Tian Xing."Tentu saja bersekutu denganmu mengerjai Chirsty," jawab Yvone."Dan mengapa kau ingin bersekutu dengan kami?" tanya Xia Xang menyelidik."Karena dia merebut Edward-ku," jawab Yvone penuh kebencian.Tian Xing juga ada merasa kebencian kepada Chirsty karena Nyonya Xie sangat menyayangi Christy dibanding dirinya yang menantu perempuannya.Apalagi mengetahui Eric suaminya masih menganggap Christy bagian yang penting di dalam kehidupannya.Sedangkan Mu Xia Xang merasa musuh