Share

Bab 87

Keadaan Bilal masih sama seperti dulu. Seumur hidupnya ia akan menjadi seorang lelaki yang lumpuh. Tapi sedikitpun Bilal tidak pernah mengeluhkan keadaannya. Lelaki yang menjadi tongkat estafet pondok harus berganti padaku. Kini akulah yang meneruskan dakwah keluar kota setiap kali ada undangan yang datang.

"Kak!" Bilal yang berjalan menghampiriku menuju teras rumah.

"Apa Bilal!" sahutku masih berfokus pada layar ponsel. Mengecek jadwal undangan yang sudah masuk.

"Sepertinya kakak harus menghentikan dakwah kakak!" tutur Bilal dengan suara parau.

Seketika aku mengalihkan tatapanku pada lelaki yang duduk pada bangku di sampingku.

"Kakak butuh seorang pendamping. Kakak adalah wanita, dan sebaik-baiknya wanita adalah berada di dalam rumah," imbuh Bilal terdengar seperti sedang menasehatiku.

Aku meletakkan ponsel di atas meja yang membelah antara aku dan Bilal. "Bilal, ini buka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status