Share

Rasa sakit

"Aaaaaa!" teriak Tika sekencang mungkin, melepaskan semua kesakitan yang dirasa saat ini mengingat pengakuan Bisma selalu saja berputar-putar dalam otaknya. 

Riuhnya angin malam begitu menambah suasana menjadi kian lirih. Kini ia benar-benar sendirian, tak ada lagi yang peduli padanya. Pria yang selama ini ia cintai dan kagumi bahkan malah memberi kejujuran yang teramat pahit.

Tak peduli dengan dinginnya angin malam, Tika terus-terusan berjalan menuju bibir pantai untuk sekedar menumpahkan segala kekesalannya malam ini. 

"Tuhan kenapa kau beri hidup yang tak adil?" tanyanya lirih. Celana selututnya bahkan kini telah basah kuyup, kuku jari jempolnya bahkan telah melukai beberapa lengannya. 

Bak seorang psycopat, Tika melukai dirinya sendiri dengan benda-benda tajam seadanya kala ia merasakan kekesalan pada seseorang yang teramat. 

"Aaaaaa! Gue membencinya!" teriak Tika. Air matanya kini kian mengalir deras di pipinya. Perlahan-la

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status