Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 18. Agar Tidak Mati-Bertahun Lalu

Share

18. Agar Tidak Mati-Bertahun Lalu

Author: Sayap Ikarus
last update Huling Na-update: 2025-03-29 20:18:26

Rai-Gendhis di masa SMA ....

Langkah gontai Gendhis berhenti di ujung anak tangga paling atas, pintu atap sekolah yang ditujunya sudah terbuka setengah. Sambil tertatih melanjutkan langkahnya, Gendhis mengitarkan pandangan. Atap sekolah memang difungsikan untuk gudang di sisi sebelah barat dan lokasi penampungan air besar ada di sebelah timur. Tidak banyak siswa yang naik ke atap di situasi panas seperti ini, tapi jika menjelang sore dan beberapa ekstrakurikuler masih berlangsung, para siswa sering memanfaatkan atap sekolah untuk bersantai.

Menyisir rambut panjangnya yang kusut karena jambakan dari Aini, kakak kelas berkuasa yang tak terima ditatap sinis olehnya, Gendhis duduk di satu kursi kayu yang sudah rusak sandarannya. Ia hela napas panjang, hari-harinya ke depan pasti akan terasa berat dan menantang. Ia murid baru, pindahan sekitar dua hari yang lalu.

"Lo emang nggak punya tempat di manapun di dunia ini, Ndhis," lirih Gendhis bermonolog, setitik a
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Candu Cinta Dokter Muda   246. Asam Manis Rumah Tangga

    "Kayak perkiraan, Mami nggak langsung percaya," desis Rai. Ia paham bahwa Gendhis yang menyambut kedatangannya di pintu pasti khawatir. "Udah kutebak kan, mana mungkin langsung percaya, orang terakhir kali kamu ketemu dia, kamu belain aku mati-matian kok," gumam Gendhis. "Tadi aku bilang kamu lagi hamil, dan jadi ngerasa bersalah banget karena aku pura-pura nuduh itu janinnya Mario. Maaf ya Ane-san," sesal Rai. "Hem," Gendhis seketika mencembikkan bibirnya. "Iya deh," tukasnya mengangguk. "Sebagai permintaan maaf, kita ngerujak yok!" ajaknya tak terduga. "Hah?" Rai melongo bingung, ia menurut saja saat lengannya ditarik ke dapur oleh sang istri. Tadi pagi, Gendhis sempat mengeluhkan perutnya yang terasa mual, kepalanya sedikit pusing. Namun, sepertinya mual dan pusing yang Gendhis rasakan sebelumnya sudah sedikit berkurang. "Rena dateng tadi bawa buah pesenannya. Dia semangat banget nyariin yang kuminta, lengkap nih. Katanya turun ke pasar langsung, ada mangga muda, nanas

  • Candu Cinta Dokter Muda   245. Peran Ganda

    Setelah obrolan singkat bersama sang istri di kamar tempo hari, Rai akhirnya benar-benar datang mengunjungi Eriska si kediamannya. Bukan hanya meminta persetujuan sang istri, seluruh anggota keluarga Takahashi mengetahui rencana gila Rai ini. Demi menuntut balas untuk istrinya, Rai berpura-pura untuk kembali pada keluarga kandungnya. "Kenapa?" tanya Eriska tanpa membuang waktu, straight to the point. "Karena Mami keluarga kandungku, nggak boleh aku pulang?" gumam Rai santai. "Berbanding balik banget kayak omongan kamu sebelumnya. Main trik apalagi kamu, hem?" Eriska nampak curiga. "Trik apaan? Kalau aku nggak diterima di sini, aku bisa balik lagi ke keluarga Takahashi. Toh aku udah jadi ketua, Mi. Di manapun aku bakalan diterima. Pulang ke sini adalah bentuk baktiku ke Adhyaksa," terang Rai tampak tenang dan sangat meyakinkan. "Istri pelacurmu itu tau?" gumam Eriska melirik dengan seringai. "Tau," sahut Rai. "Dia nggak akan berani ngelawan mauku. Lagian dia hamil sekarang,

  • Candu Cinta Dokter Muda   244. Trik Menuntaskan Rintangan

    "Kamu nggak ada praktik poli hari ini?" tanya Gendhis keesokan harinya, tepat saat sang suami selesai mandi dan hanya mengenakan setelan santai. "Enggak, pengin libur dulu. Semua reservasi kuminta mundur besok," jawab Rai, ia berbaring di sebelah istrinya. "Nggak ngurus perusahaan?" "Udah di-handle sama Bang Ardi, aku tinggal nunggu laporan aja." "Ketua yang ini rada santai ya? Perasaan Ben sibuk urus bisnis deh sebelum kasih posisi ketua ke kamu, Rai," desis Gendhis. Sesekali ia meringis karena rasa mual yang memenuhi perutnya. "Kan udah ada kerjasama ke perusahaan punya kamu, jadi aman aja, Benji sama Bastian udah bisa diandelin. Persaingan bisnis sekarang udah sehat, nggak kayak jaman dulu. Bisnis logistik sama kargo udah aman, semua tinggal terima laporan," sebut Rai. "Ann sama Ben bener-bener mempersiapkan masa depan kamu dengan maksimal," ucap Gendhis. "Kamu dipersiapkan buat jadi dokter profesional tanpa harus terganggu samu urusan bisnis keluarga," tandasnya.

  • Candu Cinta Dokter Muda   243. Triple Service

    "Baru pulang?" sambut Gendhis saat Rai masuk melalui pintu samping, seusai memarkir mobilnya di garasi. "Iya, ada cito tadi pas udah mau jalan pulang," sebut Rai langsung mengecup kening istrinya sebagai obat lelah. "Kamu udah makan?" tanyanya. Gendhis langsung memberi gelengan pada Rai, "Aku nungguin kamu. Pengin ramen kuah, Ketua," pintanya manja. "Ya Tuhan," Rai seketika memeluk kepala istrinya dan membawanya ke bawah ketiaknya, "mau kupesenin?" "Ketua nggak bisa masakin?" "Kalau aku yang masak, seadanya bahan, Ane-san," ucap Rai. "Mau?" "Mau," kata Gendhis. "Kamu bersih-bersih dulu nggak pa-pa," katanya. "Nggak kelamaan? Masih bisa nunggu?" "Nggak pa-pa." Rai mengangguk, ia letakkan slingbag miliknya di atas nakas ruang tamu. Lantas, diiringi Gendhis ia masuk ke dalam kamar dan langsung menuju ke kamar mandi. Seperti sudah hafal kebiasaan sang suami, Gendhis membantu menyiapkan baju ganti. "Cepet amat mandinya, Rai?" tegur Gendhis saat suaminya keluar d

  • Candu Cinta Dokter Muda   242. Naik-Turun Mood Ane-san

    "Baru keliatan kantong janinnya, Sayang," kata Rai menunjuk hasil USG sang istri layar. "Nanti kucek lagi kalau udah di usia 8 mingguan, biasanya udah keliatan. Kita rencanain fetomaternal juga ya," gumamnya nampak sangat berkonsentrasi. "Rasa begah perutku, Rai," keluh Gendhis. "Tadi pagi juga rada mual," ujarnya. "Bawaan perubahan hormon, wajar kok," balas Rai. "Sebelum-sebelumnya nggak begini. Pas kena K.E.T itu juga nggak begini banget," ungkap Gendhis. "Nggak pa-pa, biar kamu lebih manja ke aku," jawab Rai mengulum senyum, ia sempatkan melirik Suster Tiwi yang juga tersenyum gemas. "Enak ya Sus jadi istri dokter obgyn, nggak repot bikin appointment buat konsultasi," kekeh Gendhis ikut menoleh Suster Tiwi. "Home visit tiap hari, siaga tiap saat ya Mbak," balas Suster Tiwi. "Sehat selalu Mbak Gendhis dan bayinya, nggak sabar ketemu sama Dokter Christ junior," tambahnya."Makasih ya Sus," ucap Gendhis. "Untungnya punya dokter ganteng yang bisa diandalkan," katanya lagi.

  • Candu Cinta Dokter Muda   241. Kunjungan Pertama

    "Kamu praktik poli jam berapa hari ini?" tanya Gendhis saat Rai keluar dari kamar mandi. "Satu jam lagi aku jalan, kenapa? Mau nitip sesuatu?" tawar Rai. Setelah keberangkatan Ben dan Ann kemarin lusa, Gendhis mulai mau mengajak suaminya bicara, meski kadang kata yang ia ucapkan masih singkat dan ala kadarnya. Makan bersama dan duduk menikmati sore di halaman tengah yang menghadap ke kandang para hewan juga sudah kembali menjadi rutinitas pasutri ini. "Aku mau ikut periksa, apa harus bikin appointment dulu?" tanya Gendhis lagi, misterius. "Kenapa? Karena telat mens ya?" tebak Rai. Gendhis memberikan anggukan, ia membuka laci nakas paling atas. Diambilnya sebuah benda keramat yang sempat diberikan oleh Rai tempo hari. "Aku udah test kemarin pagi, mau ngomong langsung akunya masih males. Menurut Dokter Christ, dua garis begitu artinya positif, kan?" Rai membeku di tempatnya berdiri, berusaha mencerna keterangan yang Gendhis sampaikan barusan. Tatapannya berganti-gan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status