Share

[1] 4 - Tugas besar

Kami tenggelam dalam pekerjaan masing-masing.

Bacaan ini menarik untuk dibaca, aku tidak keberatan.

Kebanyakan berkaitan dengan halusinasi. Aku juga tahu beberapa penyakit mental jadi aku menuliskan nama penyakit yang kutahu.

Setidaknya membantu Nanda sedikit agar tidak perlu membuang tenaga membaca semua buku ini.

Saking asyiknya membaca, aku hampir lupa bahwa Nanda duduk di seberangku.

Jika bukan karena Lithia berbicara, aku sudah berada di dimensi lain.

"Cath, ibuku menyuruh pulang."

Aku mengangkat tanganku, melihat jam menunjukkan pukul setengah sepuluh lebih sedikit.

Lenganku kugerakkan, berdiri dan meregangkan tubuhku.

Agak heran aku tidak kram karena duduk diam selama lima jam.

"Oke, kita balik," sahutku.

Nanda mengangkat kepalanya.

"Astaga, sudah hampir jam sepuluh malam. Aku tidak tahu akan selama ini. Cath, kau mau pulang?"

"Iya," jawabku mengangguk. "Ayo Lith, sebelum ibumu marah besar."

"Tapi aku harus ke supermarket dulu," rengek Lithia. "Dia menyuruhku belanja lagi!"

Aku tahu dia bohong, dia selalu merengek ketika melakukannya.

Lagi pula aku tahu ibunya sedang di luar kota sampai minggu depan.

"Sejak kapan ka—"

" Nanda!" potong Cindy. "Kau tanggung jawab mengantar Cath pulang. Dia sudah membantumu."

Mataku membulat.

Tak percaya mereka benar-benar mendorongku bersama Nanda.

Mereka sudah siap saja melemparku ke pulau tak berpenghuni berdua dengan Nanda.

Tapi ini sudah terlampau jauh.

Aku bahkan belum memutuskan ingin dekat dengannya atau tidak.

Satu kelemahanku ketika menyukai seseorang, rasa sukaku tidak akan bertahan lama. Sepertinya aku pernah menyebutnya.

Perasaanku terlalu mudah berubah dan itu berakhir menyakiti banyak orang.

"Tapi Lith—"

"Tidak apa, Cath. Aku akan mengantarmu, kau sudah membantuku."

Aku menoleh padanya, senyumnya memang selalu manis.

"Lagian ini sudah malam. Tunggu di sini, aku akan ambil jaketku."

Lalu, Nanda meninggalkan kami bertiga.

Mereka tidak bisa menahan senyumnya ketika Nanda telah pergi. Seolah mereka telah menyelesaikan tugas besar.

"Kalian," desahku capek. "Untuk yang satu ini kalian keterlaluan."

"Keterlaluan bagaimana?" elak Cindy. "Aku hanya ingin kalian dekat saja."

"Tidak mesti istimewa, teman saja tidak masalah," tambah Lithia.

Aku diam.

Mendebat mereka tidak akan menghentikan apapun.

Lithia lebih dulu pulang, karena dia membawa mobil sendiri.

Cindy merangkulku di depan rumahnya setelah membiarkan Lithia pergi.

"Kau benar sudah tidak menyukai James?"

Aku menatapnya tak percaya.

"Apa aku kelihatan seperti masih menyukainya?"

Cindy menggeleng, pandangan kami saling mengunci.

Terakhir kali kami seperti ini saat kami akhirnya tahu Brian sengaja membuat Lithia sakit hati.

"Lith menolak James memang karena dia tidak menyukainya, juga karena dia tahu kau menyukai James. Tapi ini bahkan belum sebulan dan kau sudah menyukai orang lain."

Aku tertawa.

"Sudah kubilang hari ini kalian keterlaluan. Kali ini juga akan sama cepatnya, kalian tak perlu melakukan apapun."

"Kami hanya—"

Cindy menutup mulutnya ketika mendengar Nanda mendekat, dia memakai jaket, tidak, coat panjang coklat polos.

Bulan ini sudah mulai memasuki musim dingin, wajar jika dia berpakaian panjang.

"Ayo, Cath," ujarnya mendahuluiku menuju mobilnya. Aku mengikuti.

Cindy tersenyum melambaikan tangannya dan meminta Nanda mengantarku pulang dalam keadaan utuh dan tanpa luka.

Kami bergerak meninggalkan rumah Cindy dalam sekejap.

*

"Sepertinya mereka ingin kita dekat," kata Nanda tiba-tiba.

Aku menoleh padanya dengan muka memerah.

Dia fokus menyetir.

Mataku memerhatikan kalung yang menggantung di kaca mobilnya.

Liontin berbentuk harpa berwarna emas, selain itu mobilnya terlihat kosong.

"Memang itu yang mereka lakukan," kataku berusaha tenang.

Satu lagi kelemahanku yang paling menyebalkan, aku terlalu blak-blakan.

Dan akan menjadi semakin parah ketika sedang salah tingkah.

"Mereka selalu berlebihan."

Nanda mengalihkan pandangannya padaku, ada raut kaget di wajahnya.

"Kau tak menyukainya?"

"Aku lebih berharap mereka membiarkan aku yang memutuskan."

Saat aku memberitahukan pada mereka tentang James, mereka benar-benar melakukan segala upaya untuk membuatku lebih dekat padanya.

Bukannya tidak berhasil. James sekarang menjadi temanku.

"Kau tahu, Nan. Orang sepertiku ini, aku terlalu cepat bosan. Aku tidak pernah bertahan pada apapun dalam waktu panjang."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status