Share

[1] 7 - Agak kurang ajar

"Kudengar kau menolak cowok yang disukai Cindy."

James mencegat samping mejaku setelah kelas Mrs. Nessie selesai.

Aku hanya diam duduk di kursi, sama sekali tak mengindahkannya.

Gosip itu ternyata memang cepat tersebar dan menyampaikan fakta yang salah.

Maksudku, jika orang lain tidak tahu tentu mereka juga berpikir yang Cindy maksud adalah cowok yang disukainya.

Tentu saja Cindy menyukai Nanda, tapi dalam artian yang berbeda.

James menggeser kursi untuk duduk di dekat mejaku.

"Aku tau kau memang agak kurang ajar. Tapi yang ini kau terlalu kurang ajar."

Aku menatapnya datar.

Memerhatikan setiap sudut wajahnya, tak mengerti mengapa aku pernah menyukai cowok ini.

Dia memang tampan, tapi dia tidak setampan Nanda.

"Coba saja kalau kau berani mengadu tentang Lith padaku nanti."

James tersenyum padaku, dia kelihatan agak konyol.

"Maaf, aku salah omong."

Lanjutnya, tak lupa menghapus senyum bodoh itu dari wajahnya.

"Tapi benar kau menolak cowok yang disukai Cindy?"

Aku menarik ponselku keluar dari kantong baju, tidak ada notifikasi.

Tentu saja, apa yang kuharapkan.

"Urus saja urusanmu," ujarku tidak berniat bercerita apa-apa.

Aku membuka youtube, mungkin saja ada sesuatu yang bisa kutonton.

James meletakkan tangannya di mejaku. Dia melihatku lamat-lamat.

"Kau berubah ... hmm.. dulu kau tidak sedingin ini padaku."

Itu karena dulu aku menyukaimu, James.

Dan sekarang sudah tidak.

"Katakan apa yang kulakukan yang membuatmu menjaga jarak dariku, apa karena aku mengganggu Lithia?"

Aku ingat sekarang, James yang perhatian yang membuatku suka padanya.

Tapi sayangnya aku sudah muak diperhatikan—ayolah! Jangan tiba-tiba muncul dan mengacaukan narasiku.

Aku tak pernah bilang aku muak diperhatikan.

Aku hanya berhenti menyukainya sebelum dia menembak Lithia, aku terlebih dahulu bosan untuk mengetahui lebih banyak tentang James.

Aku tidak muak, siapa juga yang benci diperhatikan.

Hanya kau, perasaan aneh bodoh, satu-satunya yang tak suka diperhatikan.

"Bersikap baik padaku tidak akan membuat Lith datang padamu."

"Ngomong apa kau, Cath."

James menghela napas.

"Sikapku padamu tidak ada hubungannya dengan Lithia. Kau temanku."

Dia menyebutku temannya, aku juga menganggap dia temanku—tapi aku merasa canggung dan aneh.

Aku tidak mengatakan apa-apa, tapi mulutku terbuka.

"Tidakkah kau sadar sikapku, aku tak ingin kau menjadi temanku, atau hanya sekedar berbicara tentang pelajaran. Aku tidak mau."

Hei!

Berhenti mengacau dan jangan bicara sembarangan.

Aku sekasar itu aku tahu tapi jangan buat seolah aku yang mengatakannya.

Parasit terkutuk.

Dan James diam.

Matanya mencari-cari di mataku, entah apa yang dicarinya.

Wajahku tetap kaku, perasaan aneh ini membuatku merasa tidak ada kehidupan di wajahku, tubuhku.

Maksudku, dia mengambil alihnya segampang itu.

Seolah diriku hanya robot yang mengikuti dua perintah yang saling bersilangan. Dan tubuhku mengikuti perintah dengan otoritas lebih tinggi. Yang mana bukanlah aku.

Oh, sialan sekali.

"Aku akan menganggap tidak mendengarnya untuk kali ini," katanya.

Dia menggeser kursinya kembali ke tempatnya semula.

"Aku tidak terlalu peduli omongan anak lain tentang sekasar apa mulutmu dan menjauhimu, tapi kau sendiri harus berusaha menahannya sebelum kau benar-benar sendirian."

Terima kasih dukungannya, James.

Itu sangat berarti jika aku bisa mengontrol tubuhku lagi dan menahannya seperti ucapanmu.

Sayangnya, tidak.

James tidak lagi di sampingku, dia kembali ke tempat duduknya.

Seusai pelajaran ketika aku menggendong tasku untuk pulang, kali ini James tak mencegat mejaku tapi menarikku ikut bersamanya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status