Mag-log inBab 6.
Weekend telah tiba... Papa Denta menghabiskan yoga bersama Istri, sedangkan Husna sibuk menolong bibik masak di dapur!mereka tidak kekurangan ART( Asisten Rumah Tangga), hanya saja Husna sudah biasa bantu-bantu ibunya masak waktu di kampung jadi setelah menikah pun kebiasaan itu masih di bawa kemana-mana. Hari ini Dia membuat pancake Durian, menu andalannya di kampung!Bapak dan Ibu Husna sangat menyukai makanan ini, karena rasanya yang enak. Setelah jadi, Husna langsung meletakan pancake nya ke wadah agar segera bisa di sajikan untuk mertua dan Suami tercinta. " Hemmm wanginya...!" sembari mencium aroma pancake yang Dia buat. " Bik, kalau mau cobain pancake nya itu ya Saya taro di atas meja" Husna menawari ART " Iya Non, makasih banyak!waaah...bibik jadi ngiler?" " Nanti kalau udah nyobain bilang ya Bik kurang nya apa, Saya mau kedepan dulu" " Siap Non!hehe" Husna berlalu dan melangkah menuju ke meja makan sembari membawa pancake. CTAK... Terdengar suara menutup pintu, Husna melihat suaminya sudah rapi sekali keluar dari kamar dengan pakaian santainya, menambah kegantengannya semakin terpancar!tak membuang waktu Ia pun langsung mengambilkan pancake untuk sang suami agar segera di cicipi. " Duduk Mas," pinta Husna Denta tidak merespon namun Dia langsung duduk menghadap meja makan. saat bibik keluar membawa makanan Dia pun langsung bertanya. " Aa Bik, Papa sama Mama kemana?kok tidak keliahatan?" " Oo, Tuan sama Nyonya di halaman belakang Den!yoga kayaknya" jelas bibik " Oo ya sudah!makasih ya Bik," " Sama-sama Den, Bibik permisi ke belakang dulu Den, Non,!" " Iya Bik, " jawab Husna pelan Kini hanya tinggal Husna dan Denta yang ada di meja makan, Gadis itu melangkah mendekat dan memberikan sepotong pancake durian kepada suaminya. " Cobain dulu Mas!" tawar Husna lembut Denta melihat Husna sembari mengernyitkan kening, " Kamu sedang berpura- pura menjadi istri yang baik?" tuduh Denta spontan " Mas, bukan kah seharusnya ini sudah menjadi tugas Saya sebagai seorang Istri," " Saya tidak pernah minta Kamu untuk melakukannya, lagi pula Saya tidak terbiasa!" " Saya Ikhlas Mas, sekarang cobain dulu pancake buatan Saya?" tawar Husna lagi sembari tersenyum " Saya ada urusan mau keluar dulu!" " Tapikan...ini hari minggu Mas!" " Saya tau!" Sembari melangkah meninggalkan Husna. Husna hanya terdiam melihat langkah Denta yang semakin jauh, Ia pun duduk sembari memakan potongan pancake yang seharusnya tadi di makan oleh suaminya. tak lama setelah itu Mama dan Papa mertua datang menghampiri. " Husna? kenapa Kamu ngelamun?" tanya Mama lembut " Mama, Ah tidak Ma!ini...Aaa Mama sama Papa mau cobain pancake nggak?" tawar Husna penuh semangat " Kamu yang bikin?" Husna hanya mengangguk " Wah... boleh, sepertinya enak!Papa mau Husna" " Sebentar ya Pa!" Husna memotong pancake untuk kedua mertuanya...saat kue masuk ke mulut, Husna berharap rasanya sesuai dengan selera keduanya. " Enak Tidak Ma? Pa?" tanya Husna cemas " Pancake terenak yang pernah Mama makan Sayang, Kamu pintar sekali Nak!" puji Mama mertua Husna " Papa tidak bohong Husna, ini benar-benar enak!" timpa Papa lagi " Alhamdulillah... Husna sudah takut menunggu jawaban Mama sama Papa" " Kamu ini...Mama nambah lagi ya, enak banget soalnya" " Iya Ma silahkan" Husna terlihat sangat bahagia melihat Kedua mertuanya makan lahap, meski tidak mendapat respon dari suami, tapi Husna mendapat respon yang baik dari mertua. " Denta mana Husna?" tanya Papa pelan " Ohh Mas Denta..., keluar Pa!katanya ada urusan sedikit" jelas Husna lembut " Seharusnya weekend ini kalian jalan-jalan, bukan malah ninggalin istri di rumah" " Pa, tidak apa-apa!mungkin ada pekerjaan yang tidak bisa Mas Denta tunda" " Perusahaan itu milik kita, seharusnya staff kantor yang lebih sibuk, bukan CEO nya" " Sabar pa, sudah tidak apa-apa Husna bisa mengerti!" Mama Denta menggenggam kedua tangan menantunya, Dia bersyukur Denta memiliki istri yang sabar dan pengertian, tutur bahasa yang lembut budi pekerti yang baik, tidak salah jika anaknya di nikahkan dengan Gadis sesabar ini. selesai sarapan dan beberes, Husna langsung ketaman belakang menyiram tanaman, Ia mengenakan sampul tangan dan memegang gunting, mamang penjaga kebun sudah melarang tapi Husna menolak karena ini pekerjaan yang mudah baginya apalagi membersihkan daun-daun bunga yang hampir berguguran. Saat ingin memindahkan pot bunga tiba-tiba Husna terpeleset dan hampir jatuh,. pot bunga di tangan terpental Husna pun hampir jatuh, namun tak di sangka seseorang menyelamatkan gadis itu dan menangkapnya. Bruk... suara pot jatuh... Awwww.... terdengar lirih suara keluhan Saat Husna menyadari Ia langsung menoleh dan melihat siapa orang yang menolongnya. tatapan tak sengaja itu terjadi, Arga memandangi Husna dengan penuh makna, sementara Husna hanya memandangi dengan tatapan biasa. " Mmm mas Arga!" Husna pun kaget Husna bangun dan langsung menolong Arga yang tertimpa tubuhnya. " Maaf Mas, Saya tidak sengaja!" Arga hanya diam kemudian menerima bantuan Husna. Husna memapah Arga untuk duduk di kursi santai yang ada di depan mereka. " Duduk Mas!" tawar Husna. " Kamu lain kali hati-hati, untung tadi ada Saya" Arga memperingatkan. " Iya Mas maaf, sendal Saya ini sepertinya sangat licin!Mas tidak apa-apakan?" tanya Husna lagi memastikan. " Udah, Saya nggak apa-apa!Kamu sendiri gimana?" " Saya Baik Mas, sekali lagi terimakasih!" " ehem,!oh ya, Denta dimana?" " Mas Denta.... pergi, katanya ada urusan!" ("Berarti tadi yang di mobil sama Sarah itu Denta!benar-benar keterlaluan! membohongi istri sepolos ini") gumam Arga dalam hati namun Ia tak berani berkata jujur takut kalau akan menyakiti hati Istri sepupunya ini. Arga terus memandangi Husna, Lesung pipinya yang dalam membuat kecantikan gadis itu semakin indah di pandang. "Mas?" panggil Husna sembari berusaha membuyarkan lamunan Arga "Mas Arga benar tidak kenapa-napa?" Husna kembali memastikan lagi. " Ah, Iya nggak apa-apa cuma sakit sedikit saja, nanti juga hilang" " Syukurlah Mas, aaa...kalau mau ketemu Mama sama Papa mereka di dalam Mas!" " Ah iya, " mereka berjalan pelan masuk kerumah, setibanya di ruang tamu Mama, Papa Denta kaget karena ada Arga. " Siang Om, Tante!" sapa Arga " Arga!sejak kapan Kamu di sini Nak?" " Barusan Om!" wajahnya terlihat menahan sakit " Loh...itu tangan Kamu kenapa Arga?" Mama Denta mendekati Arga " Aaa Ini Ma, Mas Arga tadi nolongin Saya, pas ngangkat pot tiba-tiba Saya jatuh!jadi... Dia yang jadi korbannya" potong Husna sembari menjelaskan. " Ya Ampun, ya udah Kamu duduk dulu Ga!itu lengan Kamu lebam biar nanti Husna obati" " Udah nggak apa-apa Tan, nanti juga hilang" " Kamu ini, selalu meremehkan sesuatu!tunggu di sini" Arga hanya tersenyum kemudian kembali memegangi tangannya yang sakit. Setelah Mama Denta kembali membawa P3K, Ia pun menyuruh Husna mengobati luka Arga. tak berpikir panjang karena memang menolongnya sampai jadi seperti ini, Husna pun langsung mengobati. "Tahan ya Mas!" ucap Husna pelan Arga hanya diam, matanya asik memandangi wajah mungil Husna!mata yang sedikit sipit, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik. rasanya jika ingi di cari kekurangannya pada fisik maka akan sulit untuk di temukan. Husna sudah terbilang Gadis yang sangat sempurna. " Sudah Mas!" Husna tersenyum manis membuat Arga berdebar tidak karuan. " Ah, Iya!terimakasih Husna" " Sama-sama Mas!" Husna berpamitan ke belakang untuk mengambil kue buatannya, sedangkan Arga asik ngobrol dengan Papa Denta. mereka membahas tentang pekerjaan. setelah kembali Husna membawa bingkisan untuk di berikan kepada Arga, Agar bisa di bawa pulang oleh Pria itu nanti. Sebagai tanda maaf juga berterimakasih karena sudah menolongnya tadi. " Ini Kamu yang bikin Husna?" Arga tidak percaya Kue buatan Husna begitu enak " Iya Mas, apa...tidak sesuai dengan selera Mas Arga?" " Verry Nice Husna, Kamu ahli di bidang ini" " Terimakasih untuk pujiannya Mas!" " Mama sama Papa Saya pasti suka kue buatan Kamu ini, terimakasih ya!" " Sama-Sama Mas Arga!" Husna tersenyum... Sembari makan mereka lanjut mengobrol, karena Denta tidak kunjung pulang Arga pun berpamitan hari juga sudah semakin sore. kejadian hari ini benar-benar tak terduga Husna merasa bersalah dengan Arga, untung saja hanya lebam tidak cidera yang terlalu parah. Bersambung...🤗Bab 51. Sore sudah berganti malam, Husna dan Denta sedang bersantai di ruang tamu!Denta duduk sembari memegang laptop kerjanya, sedangkan Husna masih asik membaca komen-komen yang ada di Instagram. Denta menyadari Istrinya sejak tadi tak hentinya tersenyum entah apa yang membuat hati Husna begitu geli. " Sayang, Are you okay?" Denta melepas kaca mata kerjanya " Saya baik-baik saja Mas!" " Apa yang Kamu lihat Sayang?sepertinya sejak tadi asik sendiri?" " Ah ini Mas, Saya membaca komentar-komentar mereka di IG!sedikit menggelitik dengan gombalannya" " Kamu lihat kan efek postingan foto Kamu tadi siang?" " Mas, Saya juga tidak menyangka mereka seeffort ini ke Saya!" " Kamu terlalu cantik di mata mereka Sayang, itu sebabnya Aku melarang Kamu untuk posting lagi" " Saya janji Mas setelah ini Saya tidak akan lagi memosting yang tidak Kamu suka" " Tepati janji Kamu Sayang, Aku khawatir di antara sekian banyak laki-laki itu takutnya ada yang terobsesi sama Kamu dan
Bab 50 selesai pertemuan Husna berpamitan pulang dengan Mama mertua dengan hati yang bahagia, Dia akan menceritakan semuanya kepada Denta nanti. sembari menyimpan cek kedalam tasnya, Husna naik mobil untuk segera di antar pulang. sepanjang perjalanan Husna asik bermain dengan ponselnya sembari mengepost beberapa foto di I*******m Pribadi. pengikutnya baru ribuan, tidak seperti sang suami yang sudah ratusan ribu. Namun yang mengikuti Husna adalah cogan-cogan (Cowok Ganteng)seusianya. biasanya Husna hanya meng expost keseharian dan rutinitasnya saja tanpa memperlihatkan dirinya. namun karena hari ini Dia sedang bahagia, Husna pun membagikan momen selfinya yang baru saja di ambil. baru beberapa menit terexpost, I*******mnya sudah di banjiri komenan yang penuh pujian dari kaum adam. Husna tidak menyangka pengikutnya begitu cepat merespon, Dia pun membaca satu persatu komenan yang teselip di balik foto selfinya. " Ternyata Mbak-mbak yang tidak pernah terexpost secantik ini" dengan emoj
Bab 49 Denta sudah pulang dari kantor, seperti Biasa Husna menunggu di rumah sembari bekerja!sekarang Nyonya Denta sudah punya kesibukan sendiri bukan lagi sekedar Ibu Rumah Tangga tapi seorang Desainer yang namanya sebentar lagi akan melejit dengan karya-karyanya. " Sore Sayang?" sapa Denta lembut " Eh Mas, sudah pulang Kamu?" " Emmm, Kamu lagi apa?" " Nih...(sembari menunjuk kertas di tangannya)" " Istriku sibuk sekarang, tapi jangan terlalu lelah Ya!nanti takutnya Kamu sakit" " Iya Mas, lagipula ini kerjanya sambil santai jadi tidak terlalu berasa" " Hmmm, Oke!Oh ya Sayang Aku berencana sih Mau bikinin Kamu kantor khusus untuk tempat kerja Kamu" Denta memberitahu " Kantor!Kamu seriusn Mas?" " Lebih dari serius malahan, biar nanti gampang orang-orang yang mau ajak Kamu kerjasama langsung datang kekantor menemui Kamu" " Mas, itu biayanya tidak sedikit loh!bikin kantor seperti mau beli permen saja Kamu" " Kamu meragukan Uang suamimu? Hm?" " Ah tidak M
Bab 48. Hari ini Husna free kerja, Dia pun berpamitan dengan suaminya untuk berkunjung ke butik sang Mama, rasanya bosan di rumah terus dan sesekali ingin jalan-jalan!namun sebelum kesana Husna mampir dulu ke Toko kue untuk membelikan mertuanya beberapa potong Kue, namun saat sedang asik memilih-memilih Kue diapun tak sengaja menabrak seseorang. " Eh Maaf! Saya tidak sengaja" Husna menoleh " Husna?" sapa orang yang di tabraknya barusan Husna mengingat sejenak siapa orang yang ada di depannya ini " Aku Aldo!ingat?" " Oo, Aldo!hehe maaf ya Do, Saya tidak sengaja" " It,s oke Na!Eh ya, Kamu ngapain disini?" " Nih, beli kue untuk mama mertua" sembari menunjuk keranjang " Ooh, Mmm Kamu ada waktu nggak? kalau ada boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar?" tawar Aldo " Hehe, maaf Do kalau sekarang Saya sedang buru-buru!lain kali ya sekalian sama Suami Saya" jelas Husna pelan " Sebenarnya...ada yang ingin Saya bicarakan sama Kamu Husna!" " Mmm, maaf ya Do!kali ini Saya
Bab 47. Sejak peresmian Gaun Husna waktu itu, kini Dia sudah mulai sibuk mendesain. ada yang rekomendasi melalui butik, ada juga yang langsung menemui Husna untuk minta di buatkan Gaun dan Jas pengantinnya. melihat kesibukan sang Istri sekarang, Denta menyiapkan laptop, dan Ponsel kerja agar tidak mengganggu nomor pribadi sang Istri. Dia juga berpikir secepatnya akan menyewakan kantor kerja untuk sang Istri, agar bisnisnya terus berkembang!dengan begini tidak ada lagi orang yang berani menginjak-injak harga diri seorang Husna Humaira. setelah menyiapkan beberapa rancangan Gaun, Husna beristirahat sejenak!sebulan kedepan Dia tidak menerima pesanan karena sudah ada beberapa yang menunggu. Husna belum cukup ide untuk memvariasikan jenis-jenis gaun yang akan Dia buat, sejauh ini referensinya masih otodidak, sesuai dengan isi pikirannya sendiri. setelah melepas kaca mata pelindungnya, Husna bersender sembari berpikir!ternyata lelah yang Dia jalani sekarang ini sudah menghasilkan j
Bab 46 Setelah acara makan-makan selesai, Denta membayar dan mereka segera pulang. waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, jam tiga sore nanti Dia ada meeting jadi masih ada waktu untuk istirahat. sementara Papa Denta mengantar Mama kembali ke butik sebelum kekantor. mereka berpamitan terlebih dahulu sebelum berpisah!. waktu begitu cepat berlalu, tak terasa pernikahan Denta dan Husna sudah memasuki bulan ke enam dan mereka telah hidup bersama. Denta berharap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun bahkan Abad!mereka akan terus bersama dalam suka dan duka. dulu pernah menyakiti hati sang Istri, maka akan Dia balas dengan berkali-kali lipat hujan kebahagiaan. setibanya di rumah Husna langsung turun dari mobil, belum sempat melangkah Denta berlari dari samping dan langsung menggendongnya. "Mas, Kamu ngapain?" Husna bingung " Gendong Kamu lah!" " tidak usah, Saya bisa jalan Mas!" " No, lagian Aku mau minta imbalan!" " Imbalan?" " Ehm!" " Imbalan apa?" " Ak







