Laura berpamitan kepada Tuan Nicholas dan nyonya Maria untuk mengangkat sambungan telepon selulernya.Laura menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Robinson."Apa? mengapa kamu menghubungiku? lebih baik kamu pulang duluan Biarkan saya naik taksi. Aku akan ceritakan semuanya kepada."ucap Laura tanpa mendengar jawaban Robinson, Mengapa tiba-tiba saja Robinson menghubungi Laura, saat Laura masih berada di rumah utama keluarga Nicholas.Laura memutuskan sambungan telepon selulernya dengan sepihak. lalu Laura menghampiri Tuan Nicholas dan nyonya Maria kembali.Sementara Robinson yang saat ini menunggu dirinya di dalam mobil mendesis kesal. Robinson sudah sangat penasaran Mengapa Laura masuk ke rumah orang tua Magdalena. sampai saat ini Robinson belum mengetahui kalau Magdalena dengan Veronica saudara kandung.Entahlah apa yang akan terjadi, jika Robinson mengetahui hal yang sebenarnya. Kalau wanita yang sudah dia permalukan di
"Selamat pagi, Apa benar rumah dari Robinson?" tanya dua orang petugas kepolisian yang baru datang ke rumah utama keluarga Bastian."Iya, Pak. Ada apa ya? tanya asisten rumah tangga yang bekerja di rumah utama keluarga Bastian."Apa Pak Robinson-nya ada? tanya pihak kepolisian itu lagi kepada asisten rumah tangga itu."Maaf Pak, tapi Tuan Robinson dan Tuan besar saat ini sedang sarapan pagi. Ada hal apa ya pak?" kedua petugas kepolisian itu saling beradu pandang.Mereka memilih untuk menunggu, agar Robinson terlebih dahulu menyelesaikan sarapan paginya. Ternyata Tuan Nicholas tidak main-main dengan ucapannya.Apalagi setelah anak buah Tuan Nicholas belum berhasil menemukan Veronica hingga saat ini. Membuat emosi Tuan Nicholas kian membuncah. Sehingga Tuan Nicholas meminta kepada pihak kepolisian, agar segera melakukan penangkapan terhadap Robinson.Beberapa menit kemudian, mbok Sumi kembali menghampiri sang majikan di ruang makan. "Maaf Tuan, di luar ada dua orang polisi ingin bertem
Gani mengemudikan mobilnya dengan pelan. rencananya hari ini hendak ke rumah sakit untuk berbicara dengan pihak rumah sakit, dokter yang bersedia merawat Nyonya Yasinta, sampai Nyonya Yasinta benar-benar pulih kembali.Jalanan masih ramai, sehingga butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai di rumah sakit. Suasana hening, tidak ada yang berbicara baik itu Gani ataupun istrinya Vera. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Vera menatap suaminya seakan ingin bertanya sesuatu. Namun urung karena yang ditatap tidak merespons sedikitpun."Mas, sebenarnya Veronica itu siapa sih?"tanya Vera kepada suaminya."Dulu, Robinson pernah menjalin hubungan dengannya saat wanita itu masih duduk di bangku kuliah. Dulunya hubungan mereka baik-baik saja, Mas juga baru mengetahuinya setelah Robinson menceritakan segalanya dua hari yang lalu."Terus, kalau hubungan mereka baik-baik saja, Mengapa Veronica menuntut Robinson?""Sebenarnya bukan Veronica yang menuntut, bahkan sampai sekarang kita tidak menge
Saat ini Magdalena mencari tahu keberadaan kakaknya Veronica. Apalagi setelah Gavin memberitahu, kalau dia sudah menemukan akun sosial media Veronica.Tetapi Magdalena masih ragu, karena nama panjang Veronica yang ada di sosial media itu, Veronica Cang bukan Veronica Nicholas.Tapi dari foto, sangat mirip dengan Veronica sang kakak bisa dikatakan 80% kemiripannya. tetapi Magdalena belum bisa memastikannya.Hal itu membuat Magdalena bertekad, ingin segera kembali ke kota Manila. Mencari tahu hal yang sebenarnya.Di satu sisi, sebenarnya Magdalena tidak ingin kembali ke kota Manila. Karena jika ia kembali ke sana, bayang-bayang Robinson yang menampar dirinya saat di pelaminan pasti akan teringat kembali.Tapi rasa rindu dan keinginan Magdalena ingin bertemu dengan sang kakak, rasanya saat itu juga dia ingin segera kembali ke kota Manila."Apa yang harus aku lakukan Gavin? Apakah aku harus kembali ke Manila?"tanya Magdalena kepada sang asisten."Kalau menurut saya, Lebih Baik Ibu cari ta
Veronica terharu pada adiknya Magdalena, dia masih duduk di bangku kelas satu SMA namun tahu mana yang salah dan benar.Veronica tak tahu, harus pergi ke mana saat itu. semua tidak lagi percaya padanya. Untung saja Veronica bertemu dengan ibu Naomi, seseorang yang baik dan mempercayai Veronica. Hingga Veronica tinggal di sebuah panti asuhan miliknya."Dokter, ini sudah sampai." Ucap pak sopir taksi online itu menyadarkan Veronica dari lamunannya."Eh, maaf Pak. Sudah dari tadi ya, sampainya?"tanya Veronica memastikan."Iya, dokter. habisnya tadi dokter melamun terus, jadi saya tidak tega." ucap sopir taksi online itu pengertian."Maaf ya Pak, jadi merepotkan. Ini Pak ongkosnya." ucap Veronica menyerahkan uang untuk ongkosnya."Ini kebanyakan dokter,"ucap sopir taksi itu sering mengulurkan selembar uang itu."Bawa aja Pak, itu rezeki buat bapak, terima kasih ya Pak. Maaf sudah merepotkan,"Veronica pun turun dari dalam taksi."Terima kasih ya, dokter. semoga dokter selalu sehat dan lanc
Semua kini telah berkumpul di ruang makan untuk menikmati sarapan bersama. sudah menjadi tradisi di keluarga ini sebelum melakukan aktivitas wajib sarapan bersama.Itu sudah dibudidayakan sejak Nyonya Yasinta masih sehat. Saat makan Memang sih tidak boleh berbicara, namun mereka sering menghabiskan sarapan dengan berbincang. Kadang membicarakan hal penting, kadang hanya sekedar bercanda biasa.Gani mendorong kursi roda Nyonya Yasinta ke ruang makan. Sengaja ingin memberikan kejutan pada mereka perihal perkembangan kondisi Nyonya Yasinta yang sangat meningkat drastis. Padahal, baru satu minggu Veronica melakukan terapi kepada Nyonya Yasinta. tentu Tuan Bastian merasa bahagia mendengar kabar baik ini.Vera sudah siap mengambilkan menu makanan untuk Gani dan juga Nyonya Yasinta. Sementara Gani langsung duduk di samping Vera.Ketika mereka selesai menyantap menu makanan, tampak Nyonya Yasinta menggerakkan kakinya lalu mulai beranjak berdiri. Walaupun langkahnya masih tertatih, dan hanya m
Jujur Gavin sangat khawatir membiarkan Magdalena kembali ke Manila seorang diri. mengingat emosinya saat ini belum stabil. terkadang Magdalena menangis, Dia juga sering larut dalam lamunannya."Bu, Apa perlu saya mendampingi Ibu sampai ke kota Manila?"tanya Gavin penuh selidik."Tidak perlu, saya bisa sendiri kok. Kalau kamu ikut bersama saya, siapa yang akan menangani hotel dan restoran."sahut Magdalena."Ya sudah tidak apa-apa Bu, Ini dokumen penting untuk perjalanan ibu ke kota Manila."Gavin memberikan sebuah amplop coklat kepada Magdalena."Terima kasih Gavin, kamu sudah banyak membantu saya. Jujur, Kalau kamu tidak ada yang selalu menghibur dan memperhatikan saya selama berada di sini? mungkin entah apa yang akan terjadi kepada saya.""Sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai asisten ibu, untuk selalu memperhatikan sang Bos."sahut Gavin sambil mengembangkan senyumnya.Magdalena berlalu meninggalkan apartemennya. Dia dihantarkan langsung oleh Gavin sampai tiba di ba
Sekitar satu jam kemudian, Melisa tiba di rumah sakit. Dia menghampiri Ibu mertuanya yang sedang duduk di kursi panjang depan ruang ICU.Tampaknya suami Melisa ditempatkan di ruang ICU pasca operasinya Telah usai."Apa yang sebenarnya terjadi Ma? tanya Melisa kepada Ibu mertuanya. Terlihat kondisi Ibu mertuanya hanya luka ringan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Ibu Nurhaliza, memberitahu kronologis kecelakaan itu terjadi. Membuat Melisa benar terhenyak. Apalagi setelah Nurhaliza yang merupakan ibu mertua Melisa memberitahu kondisi putranya yang saat ini masih dalam keadaan kritis.Tangis Melisa pecah. Saat Nurhaliza memberitahu penuturan dokter Veronica, kalau saat ini Raffi Muhammad, sempat mengalami pendarahan di otak hingga harus dilakukan tindakan operasi. Kemudian kaki kanan Raffi juga mengalami patah tulang. kondisi Raffi benar-benar sangat memprihatinkan.Melisa terduduk di lantai. Dia sudah dapat membayangkan, kalau suaminya itu pasti akan mengalami cacat fisik. Karena Ra