Share

Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi
Cerai dengan Suami, CEO Kunikahi
Penulis: Glory Bella

1. Pengkhianatan di Rumah Kontrakan

“Ah…”

Langkah kaki Nayra terpaksa berhenti. Seketika ia mematung kaku karena menangkap suara desahan yang mengganggu indra pendengarannya. Semakin lama suara feminin itu kian membuatnya gila.

Tubuh Nayra meremang. Kini Nayra melangkahkan kaki menuju jendela yang langsung mengekspos kamar miliknya bersama sang suami. Begitu menyaksikan jendela dengan tirai yang tersingkap, Nayra tercekat. Tubuhnya bergetar, dadanya sesak seperti dihunus tombak.

Tangis Nayra pecah begitu saja. Sontak tangannya langsung membungkam bibirnya agar suaranya tak meledak keluar. Dengan pikiran panas serta emosi yang membuncah, Nayra segera meraih ponsel dari dalam saku celananya.

“Astaga!”desisnya dengan mulut terkatup rapat. Sumpah serapah memenuhi isi kepalanya saat ini.

Melangkah dan membuka pintu pelan, Nayra baru tahu jika motor Guna memang sengaja dimasukkan ke dalam ruang tamu. Nayra menggigit bibirnya yang bergetar. Sambil memeluk tubuhnya sendiri, ia berjalan tertatih-tatih menuju ke depan pintu kamarnya.

Tangannya yang sudah basah oleh keringat dingin mencengkeram erat ganggang pintu, lantas membukanya.

Nayra menaikkan ponselnya, menghadap ke arah dua orang yang sedang dialiri sengatan sensasi candu tanpa balutan kain sehelai pun di tubuh mereka. Ia merekam perbuatan tak senonoh suaminya bersama seorang gadis lain di kontrakannya sendiri.

Tangannya bergetar. Ia harus bisa menahannya demi sebuah keadilan yang akan ia tuntut. Ini bukan yang pertama kalinya bagi Nayra.

Setelah sekitar tiga bulan yang lalu tertangkap bersenang-senang dengan seorang wanita berusia 27 tahun yang merupakan pemilik salah satu klub di Jakarta ini, Guna juga pernah ketahuan melakukan video call bersama tante kaya dari luar kota. Lantas hari ini, tertangkaplah sikap ketidaksetiaan Guna lewat kedua mata yang langsung Nayra saksikan.

Selama itu, Nayra selalu sabar dan lebih memilih mempertahankan hubungan yang mereka bangun sejak dirinya masih berstatus mahasiswa.

Nayra semakin tidak kuat menahan emosinya. Tangisnya kemudian meledak begitu saja. Hingga Guna dan wanitanya tersentak, lalu segera bangun.

"Nayra! Apa yang sudah kamu lakukan?!" Guna menggeram dengan kedua mata mendelik tajam.

"Aku ingin kalian semua melihatnya. Suamiku selingkuh di kontrakan kami sendiri!" ujar Nayra dengan suara parau di tengah isakannya. Tetapi jawaban itu tidak tertuju kepada Guna, melainkan beberapa pasang mata yang menonton langsung adegan tak senonoh tersebut lewat salah satu sosial medianya.

"Kamu sudah gila! Hentikan!" bentak Guna semakin menjadi-jadi.

Ia segera memungut baju dan lekas berpakaian. Begitu juga wanita berambut cokelat terang di dekatnya.

"Lihat kan? Orang yang salah lebih cepat marah dan agresif." Nayra tertawa getir kepada para penontonnya. "Tolong, bantu viralkan video ini, teman-teman," lirihnya lagi.

"Bangsat! Kemari kamu!" Guna menyentak naik resleting celananya dan berlari hendak merebut ponsel milik Nayra.

Nayra waspada. Ia langsung beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kaki cepat keluar dari rumah itu.

"Nayra! Berhenti!" Dengan membabi buta, Guna mengejar Nayra.

Nayra berlari cepat tanpa menoleh ke belakang. Bahkan hembusan arah angin yang tengah ia lawan membuat kedua matanya semakin perih dan kabur.

Beruntung Nayra dapat segera mencapai rumah kedua orang tuanya. Ia lekas masuk dan mengunci kamarnya rapat. Membuat Ida, sang ibu yang baru saja muncul dari belakang bertanya-tanya.

Tak lama kemudian, Guna tiba di rumah mertuanya. Sambil berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah, Guna mengetuk kasar kamar Nayra.

"Nayra! Ayo kita bicara! Nayra!"

Budi yang hanya terpaku di depan televisi berusaha bicara, namun tidak bisa. Sementara Ida langsung membaur menuju Guna.

"Ada apa ini?" Gurat penuh tanda tanya terpatri di wajah Ida.

Guna mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu memandang ke arah Ida dengan nanar.

"Begini, Bu. Aku harus bicara dengan Nayra sekarang," paparnya gusar.

"Loh, ada apa, Gun? Ada masalah?"

Sekilas Guna berpikir. "Tadi Nayra salah paham, Bu. Padahal teman lamaku mampir di rumah kontrakan. Eh, Nayra sudah cemburu duluan. Aku jelasin berkali-kali, tapi dia nggak mau dengar!"

Ida menekuk wajahnya. Kemudian ia ikut mengetuk pintu Nayra dengan suara tak kalah kencang.

"Nayra! Buka pintunya! Kamu harus selesaikan masalahmu sekarang juga dengan Guna!"

Tidak ada jawaban dari Nayra justru membuat Ida semakin gemas. Ia lalu lebih mengeraskan ketukannya lagi hingga Budi yang menyaksikannya menggelengkan kepala.

"Cepet keluar, Nay! Cepet minta maaf sama Guna!"

"Nayra! Buka pintunya!" cecar Ida lagi. Wanita paruh baya itu semakin sering mengetuk pintu anaknya.

Sesekali Ida melirik Guna dengan mimik sungkan. Sementara Guna bergerak grusah-grusuh, berpikir tentang apa yang akan dilakukan Nayra selanjutnya.

Membayangkan wajahnya terpampang jelas di video tadi—apalagi yang telah ia lakukan, membuatnya khawatir.

"Sial!" desisnya geram.

Guna semakin panik. Ia lalu menyambar pintu Nayra lagi dan berusaha menarik gagangnya berkali-kali.

"Bu, aku dobrak ya?"

Tanpa menunggu jawaban Ida, Guna mendorong pintu kamar Nayra dengan kuat. Sedang Budi yang menyaksikan keributan pagi ini berusaha mengeluarkan suaranya untuk meredakan mereka.

"Uuu.. ahhh! Uk ahhh!"

Lantas Ida menoleh. Dahinya terlipat begitu saja. "Ngomong apa sih, Mas? Nonton TV aja udah, nggak usah ikut-ikut, nanti strokemu semakin parah!" ketus Ida.

Akhirnya pintu dapat dibuka paksa oleh Guna. Guna segera berderap masuk lantas menarik lengan Nayra yang sedang tergugu di tepi tempat tidur.

"Nayra! Kita perlu bicara sekarang!" Guna mencengkeram kuat tangan Nayra hingga wanita tersebut terseret dan mau tak mau mengikuti Guna keluar.

Dengan berderai air mata, Nayra berusaha menolak tarikan tangan Guna.

"Gun, lepas! Apalagi yang mau dibicarakan, hah?!" Nayra berteriak histeris. Ia segera melepas sambaran tangan Guna yang bahkan membuat lengannya memerah.

Guna mendelik tajam. "Mana ponselmu?! Serahkan ponselmu sekarang juga!" bentaknya seraya menjulurkan tangan.

Nayra tak menanggapi Guna. Ia masih sesenggukkan akibat rasa sakit yang terasa mencekik lehernya. Guna menjadi tidak sabar.

Tangan Guna lalu memutar tubuh Nayra dengan paksa, mencari-cari keberadaan ponsel wanita itu di saku celana. Nayra melawan, ia mendorong badan kekar Guna agar segera menjauh darinya.

Nadi di sekitar leher Guna tampak berdenyut. Guna kembali menyambar lengan Nayra dengan kencang.

"Cepat! Mana ponselmu! Jangan melakukan hal yang tidak-tidak, Nay!" ancam Guna dengan mengatupkan rahang.

Ida yang berada di dekatnya mendekat. "Apa yang sudah kamu lakukan, Nayra?" Rahang Ida ikut mengeras.

Nayra membuka mulutnya hendak bicara, namun Guna menyelanya terlebih dulu.

"Nayra sudah memfitnahku dengan sebuah video yang menunjukkan bahwa aku selingkuh, Bu," ucapnya dengan wajah merah padam.

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status