Share

Bab 157

Penulis: Lin shi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 18:00:00

Pagi itu, Dinda sudah bersiap sejak matahari menunjukkan warnanya. Setelah mengantar mamanya ke rumah sakit, ia kembali ke rumah dengan satu tujuan: mencari buku nikah Danang dan Dina.

Rambutnya ia ikat asal. Ia mengenakan kaos longgar dan celana training. Wajahnya penuh tekad. Kali ini, dia tak akan menyerah begitu saja.

"Kalau nggak ada di kamar Mas Danang, di kamar Mama, berarti... bisa jadi dia sembunyikan di tempat yang nggak ketebak," gumamnya sambil membuka pintu gudang kecil di bawah tangga.

Ruangan itu gelap, pengap, dan penuh debu. Dinda menghidupkan lampu dan mulai membongkar tumpukan kardus lama. Sesekali ia bersin karena debu yang menempel di udara.

“Mas Danang… kamu pikir aku nyerah segitu aja?” desisnya sambil membuka satu demi satu map usang berisi dokumen-dokumen tak penting.

Setelah hampir satu jam di gudang tanpa h

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
oliv
tokohnya bodoh.. terlalu terpaku sama buku nikah.. apa gunanya akal kl gk bisa digunakan... tinggal ke kua.. BLOG..!! keliatan banget bodohnya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 158

    Mbak…”“Hm?”“Aku ini… jahat nggak, Mbak? Apa aku istri durhaka?”Mbak Tatik menoleh, heran. “Kok kamu bilang gitu?”Dina menggigit bibirnya. Matanya basah. “Suamiku… Danang… dia lagi sakit, kecelakaan. Tapi aku malah ninggalin. Aku bahkan nggak ke rumah sakit. Apa aku… terlalu tega?”Tatik menghela napas panjang. Ia menggenggam tangan Dina lebih erat.“Dina, dengar ya… kamu bukan istri durhaka. Kamu istri yang tersakiti. Dan yang kamu lakukan sekarang… itu bentuk menyelamatkan dirimu sendiri.”“Tapi... dia suamiku, Mbak. Aku punya tanggung jawab.”“Dan dia juga punya tanggung jawab, Dina. Dia suamimu, tapi tega menyakiti kamu. Dia yang mengkhianati. Dia yang memilih jalan itu. Kamu cuma

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 157

    Pagi itu, Dinda sudah bersiap sejak matahari menunjukkan warnanya. Setelah mengantar mamanya ke rumah sakit, ia kembali ke rumah dengan satu tujuan: mencari buku nikah Danang dan Dina.Rambutnya ia ikat asal. Ia mengenakan kaos longgar dan celana training. Wajahnya penuh tekad. Kali ini, dia tak akan menyerah begitu saja."Kalau nggak ada di kamar Mas Danang, di kamar Mama, berarti... bisa jadi dia sembunyikan di tempat yang nggak ketebak," gumamnya sambil membuka pintu gudang kecil di bawah tangga.Ruangan itu gelap, pengap, dan penuh debu. Dinda menghidupkan lampu dan mulai membongkar tumpukan kardus lama. Sesekali ia bersin karena debu yang menempel di udara.“Mas Danang… kamu pikir aku nyerah segitu aja?” desisnya sambil membuka satu demi satu map usang berisi dokumen-dokumen tak penting.Setelah hampir satu jam di gudang tanpa h

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 156

    Yoga kembali melangkah ke gedung kantor untuk melaksanakan misi membantu Dinda. Gerbang depan sudah sepi, hanya satu sekuriti yang berjaga di pos.Sekuriti itu mengangkat alis, heran melihat Yoga kembali.“Lho, Pak Yoga? Kok balik lagi?” tanyanya.Yoga tersenyum tipis, mencoba terlihat santai. “Iya, Pak Danang titip ambil barang di ruangannya. Katanya penting.”“Ooh…” Sekuriti mengangguk pelan. “Pak Danang belum masuk ya?”“Belum. Masih dirawat. Saya cuma disuruh ambil beberapa dokumen.”“Kasihan ya, saya baru dengar Pak Danang kecelakaan. Semoga cepat sembuh.”“Amin.” Yoga mengangguk sopan sebelum melanjutkan langkah.Ia masuk ke dalam kantor yang sudah senyap. Lorong-lorongnya kosong. Beberapa lampu

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 155

    Aini duduk di karpet kecil di lantai bawah toko, sambil menyeruput teh hangat. Pandangannya lurus, tapi pikirannya tidak tenang. Dina duduk di depannya, wajahnya cemas.“Besok kita ambil pakaianmu di rumah Danang. Sekalian pamit. Kau pulang kampung,” kata Aini tiba-tiba, nada suaranya tegas.Dina terdiam sejenak. Ia menunduk. “Bunda… jangan paksa aku pulang. Biarkan aku tetap di kota, ya?”Aini langsung menatap tajam. “Apa?! Kau mau tinggal di sini sendirian dalam keadaan hamil? Dina, kau sadar kondisi kamu sekarang?”“Justru karena sadar, Bunda…” suara Dina lirih, “aku ingin berusaha, ingin mandiri. Toko ini... aku baru mulai. Aku sudah punya pelanggan. Kontrak tokonya juga masih panjang. Sayang sekali kalau semua ini kutinggalkan begitu saja.”Aini mendengus. “Kau pikir u

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 154

    “Wow!!”“Ditinggal sendirian, bebas ya?”Suara datar itu terdengar dari ambang pintu kamar. Dinda berdiri dengan satu tangan menyilang di dada, satu lagi menggenggam plastik berisi buah dan roti. Ekspresi wajahnya dingin, matanya menatap lurus ke arah Sinta yang sedang duduk di sisi ranjang Danang.Danang spontan menegakkan tubuh, sedikit terkejut. “Dinda…”Sinta tersenyum tipis, santai seolah tak merasa bersalah. “Pagi, Dinda.” Ia membetulkan letak rambutnya lalu berkata, “Kamu datang tepat waktu. Lagi ngobrol sama calon suami. Aku akan menjadi kakak iparmu."Dinda terdiam beberapa detik, lalu tertawa pendek—sinis. “Calon suami? Kakak ipar ?" Ia melangkah masuk dan meletakkan bungkusan di meja kecil. “Kamu yakin?”“Sangat,” jawab Sinta

  • Ceraikan Aku, Jika Sudah Tidak Cinta    Bab 153

    Setelah mimpi itu, Danang duduk lama di ranjang rumah sakit. Lampu temaram membuat bayangan tubuhnya jatuh samar ke lantai. Ia menarik napas dalam-dalam, tapi dada masih terasa sesak.Tangannya menyentuh perban di kepalanya. Sakit. Tapi tak sesakit rasa kosong di hatinya malam ini.Tak ada suara. Tak ada siapa pun di kursi penunggu. Biasanya, mamanya duduk dan tidur di sana, mengelus lengannya, mengomel pelan menyuruhnya minum obat. Kadang Dinda muncul, bawakan makanan favoritnya. Tapi malam ini?Tak ada siapa-siapa.“Mereka nggak datang…” bisiknya lirih. “Gara-gara Sinta… gara-gara aku…” Danang menyalahkan sinta. Dia tidak sadar, terjadinya perselingkuhan itu terjadi juga karena pihak laki-laki tidak bisa menjaga hati.Ia menyandarkan tubuhnya ke bantal. Memandang langit-langit. Matanya sayu, jauh, kosong.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status