Share

Herma

Pertemuan terakhir Ayu dengan Herma membuatnya semakin tertarik dengan Herma. Ayu mulai merasa bahwa Herma sangatlah berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh teman - temannya. Setelah pertemuan itu, Herma sering menemui Ayu diam - diam atau menghubunginya. Ayu tidak menceritakan hal ini kepada dua temannya, Kiki dan Tiwi. Ayu merasa bahwa mereka berdua bisa saja tidak memihaknya dan membuatnya semakin membenci Herma padahal Herma tidaklah seburuk itu. Begitu juga dengan Santi, tidak pernah sekalipun Ayu membahas hal ini di hadapan Santi. Seiring berjalannya waktu Herma mulai banyak menceritakan apa yang selama ini terjadi padanya sehingga banyak sekali anggapan buruk tentangnya. Sebenarnya tidak semua rumor yang ada salah, ada beberapa rumor yang memang benar adanya tapi tidak semuanya benar. 

Hari itu saat ada jam kosong Ayu sedang pergi ke toilet bersama dengan temannya. Ketika hendak kembali ke kelas, Ayu melihat dari kejauhan ada sosok yang dia kenal. Dia adalah Herma yang berjalan menuju ke arahnya. Saat melewati Ayu, Herma berbisik, "Aku ingin bicara.". Ketika mendengar hal itu Ayu segera meminta temannya untuk kembali ke kelas lebih dulu dan mengatakan bahwa dia akan pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli sesuatu. Ayu kemudian mengikuti jalan yang dilalui Herma dan menuju kantin, di balik dinding Herma sudah menunggunya. 

"Kamu dari mana?" tanyanya. 

"Dari toilet. Ada apa?" tanya Ayu.

"Aku hanya ingin berbincang denganmu, tidak ada pembicaraan khusus." jawab Herma.

"Hah? Dasar! Aku sedang tidak ada waktu untuk itu. Bagaimana jika temanku berpikir aneh tentang kita. Aku pergi." kata Ayu sambil berlari.

"Hati - hati." teriak Herma.

Ayu hanya melambaikan tangannya tanda mengerti dan bergegas kembali ke kelasnya. Dia kembali ke kelas dan berbincang dengan temannya. Tiba - tiba Ayu dihampiri oleh seorang temannya, "Ada yang mencarimu, dia ingin berbicara." Ayu yang merasa tidak sedang janjian dengan siapa pun berjalan ke luar kelas dan mendapati Herma menunggunya di sana. Seketika matanya membelalak, "Sudah gila ya?!". Ayu segera menarik tangan Herma dan membawanya ke belakang kelas. 

"Ada apa?" tanya Ayu dengan raut wajah yang khawatir. 

"Tidak ada satu orang pun di sini. Jangan khawatir." kata Herma santai.

"Bagaimana jika ada yang tahu dan membicarakan kita? Teman - teman di kelasku sangat suka bergosip, Apa yang kamu pikirkan?" kata Ayu cemas.

"Aku tadi kan sudah bilang, aku hanya ingin berbicara denganmu. Salahmu sendiri memilih untuk meninggalkanku." jawab Herma.

Ayu terdiam dan tidak percaya apa yang didengarnya. Kenapa dia harus melalui ini semua hanya karena ada orang lain yang ingin berbicara dengannya. 

"Bagaimana kabarmu?" tanya Herma dengan nada rendah khasnya.

"Baik." jawab Ayu seadanya. 

"Maafkan aku karena tidak menghubungimu." kata Herma tiba - tiba.

"Tidak masalah. Aku rasa kita juga tidak dalam hubungan dimana kita harus selalu berbagi kabar satu sama lain." jawabnya. 

"Tapi aku ingin mengetahui kabarmu, siapa yang kamu temui, adakah pria lain yang mengusikmu, apa yang kamu lakukan dengan temanmu, dan apakah kamu ingat denganku?" pungkas Herma.

"Aku diserang lagi, kenyataan bahwa Herma lebih mau jujur tentang apa yang ada dipikirannya menghancurkan pertahananku sekali lagi. Berhari - hari aku berusaha melupakannya dan sekarang hanya dengan beberapa pertanyaan itu, aku sudah hancur." batin Ayu.

"Ya begitulah. Kenapa tiba - tiba bicaramu panjang sekali." kata Ayu. 

"Bukan itu pertanyaanku." kata Herma sambil menatapnya dalam. 

Ayu yang merasa canggung segera memalingkan pandangannya.

"Aku baru sadar jika ternyata kamu tidak pernah sekalipun tertawa di depanku. Padahal aku sering melihatmu tertawa dengan temanmu." kata Herma lagi.

"Hah? Kapan kamu melihatnya?" tanya Ayu dengan penuh ketakutan. 

"Beberapa kali." jawabnya. 

"Kamu membuatku takut." kata Ayu.

"Aku tidak mengikutimu seperti orang gila, jangan berpikir yang aneh. Aku hanya beberapa kali melihatmu tertawa itu pun saat kamu ada di tempat terbuka." jelas Herma. 

Mendengar hal itu Ayu tertawa, "Aku juga tidak berpikir seperti itu." lanjutnya. 

Herma tersenyum melihatnya. Entah ini perasaan Ayu yang hanya ilusi atau memang benar adanya, tapi Ayu merasa bahwa Herma tulus dengan semua yang dikatakannya. Matanya sama sekali tidak menunjukkan jika dia berbohong, lebih buruknya Ayu merasa bahwa Herma memang menyukainya. Merasa aneh dengan apa yang dipikirkannya Ayu berjalan pergi melewati Herma yang masih memandanginya. Hermapun segera meraih tangan Ayu dan berkata, "Iya, itu benar." sambil membelai rambut Ayu dengan lembut. Ayu segera pergi setelah mendengarkan apa yang dikatakan Herma. 

"Kenapa Herma berkata seperti itu? Apa dia tahu apa yang ku pikirkan? Tidak aku rasa dia hanya berbicara ngawur. Dia tidak mungkin tahu apa yang ku pikirkan." batin Ayu saat berjalan kembali ke kelasnya.

Fakta bahwa Herma datang dan pergi sesukanya bukanlah hal baik bagi Ayu. Dia yakin bahwa Herma tidak memberikan suatu hal yang pasti atau dia bisa saja meninggalkannya kapan pun sehingga hanya Ayu yang akan tersakiti membuat Ayu selalu memperkuat pertahanannya. Meskipun Herma selalu berbicara manis, tapi fakta bahwa dia sering datang dan pergi tiba - tiba membuat Ayu tidak pernah berharap akan memberikan harapan atau rasa cinta kepadanya. Apalagi setelah beberapa waktu ini kenal, dia semakin menyadari bahwa Herma bukan orang yang suka dikekang, di dunia ini memang tidak ada yang ingin dikekang begitu juga Ayu. Namun, selama ini ketika Ayu merasa bahwa dia sudah dekat dengan Herma. Saat itu juga, Herma akan tiba - tiba menghilang. Dia tiba - tiba tidak membalas ketika dihubungi atau tiba - tiba tidak terlihat sama sekali ketika di sekolah, padahal biasanya sangat mudah bertemu atau melihatnya berkeliaran di sekolah. Tarik ulur ini, membuat Ayu merasa sama sekali tidak yakin dengan Herma. 

Putri

Hallo there, hope you love this story. Let's see what will Ayu do when she know who is Herma. This story based on real story. So, I hope you can share what will you do when you become Ayu and meet playboy that love you to the moon and back.

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status