Share

Bab 5

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2024-12-09 22:00:40

King yang sedang dalam perjalanan pun merasa tak jenak karena info yang di berikan Leo tadi sangat mengganggunya. Dia amenggeram marah dan Leo pun yang ada di depan melirik King dari kaca spion yang ada di sana.

"Kamu benar benar jatuh cinta sama dia atau cuma ingin berterima kasih kepadanya karena udah nolongin dia?" 

King melirik ke arah Leo, dia yang awalnya bingung dengan apa yang akan di jawabnya akhirnya tersenyum tipis. King menatap keluar jendela dan melihat banyak pohon di luar sana yang berjajar dalam kegelapan.

"Awalnya aku nggak tahu dia siapa bahkan sampai aku terluka itu juga tak menyangka. Aku nggak tahu kenapa bisa sampai di gudang itu padahal tempat penyeranganku pun jauh dari sana. Yang lucunya malah tiba tiba aku kehabisan tenaga dan malah dia menolongku tanpa pikir panjang. Dia nggak tahu siapa aku dan juga nggak tahu siapa yang menyerangku tapi dia berani menolongku. Kalau sekarang aku belum cinta sama dia, bukannya dia layak buat di perjuangkan? Aku  nggak butuh wanita yang hanya gila belanja, tapi aku butuh wanita yang tangguh seperti dia. Ku rasa nanti ketika dia sudah berhasil ku miliki aku bisa menggembleng kemampuannya lebih jago lagi," 

Leo nampak tak percaya dengan semua jawaban King barusan karena dia tak biasanya dia akan bersikap seperti ini. Leo sendiri yakin ada yang di sembunyikan King dari nya meskipun dia belum tahu apa yang di sembunyikan King saat ini.

King dan Leo segera bergegas karena waktu mereka juga sangat  mepet saat ini. King sendiri sudah tak merasakan kesakitan di lengannya bekas luka tembak kemarin karena semua obat yang dia terima juga sudah jelas itu adalah obat yang terbaik.

"Setelah ini kita terbang ke Jepang karena di sana juga ada pertemuan penting," 

Leo menyebutkan agenda King setelah mereka selesai mengurusi senjata yang King pesan. King sendiri mengangguk lemas. Entah kenapa setelah bertemu dengan Kavaya dia enggak pergi jauh  dari gadis itu, padahal gadis itu tak melakukan apa apa kepadanya. 

King mengambil sebuah kalung dari kantongnya dan melihat liontin yang ada di kalung itu.

Ada senyum samar di wajah tampan King saat melihat liontin itu tanpa sepengetahuan Leo tentunya. King kembali memasukkan kalung itu ke dalam saku jasnya. Dan tepat saat mereka sudah dekat dengan tempat perjanjian itu Leo memberikan sebuah topeng yang biasa di pakai King.

King mengambil pistol kesayangannya dan menyimpannya di balik jasnya seperti biasa. Dia Leo segera bergegas turun untuk segera memeriksa kelayakan dan semua ijin senjata itu. Meskipun King adalah ketua dunia bawah dia tak ingin ada barang selundupan di areanya.

"Wah, kamu telat beberapa menit ternyata. Tak biasanya kamu seperti ini." Tegur salah satu orang yang ikut melakukan transaksi di sana.

King tak menggubrisnya dan membuat orang itu berdecih sinis sekaligus marah. Dia ingin sekali menghabisi King saat ini tapi dia menahannya.

"Leo, apa sudah di periksa semua?" tanya King setelah dia melihat beberapa contoh senjata itu.

Leo membisikkan sesuatu pada King dan membuat King terdiam. Dia melirik semua orang yang ada di sana lalu terbitlah seringaian di bibir merahnya.

Dor....

Suara tembakan pada salah satu orang yang ada di sana membuat semua orang menatap King tak percaya.

"Leo, kenapa Lord menembaknya? Apa ada yang salah dengannya?" tanya salah satu orang itu.

Lord, adalah sebutan orang orang itu untuk King di dunia bawah, mereka tentu saja tak pernah tahu wajah King yang sebenarnya meskipun dulu sempat topeng yang di pakai King pecah tapi tak ada yang pernah tahu wajah aslinya seperti apa.

"Jangan pernah berani berkhianat atau kalian akan bernasib sama seperti mereka!" 

Glek...

Mereka menelan ludah mereka dengan kasar dan tahu arti dari kata kata King saat ini.

Leo segera memerintahkan anak buahnya untuk segera memindahkan semua senjata itu setelah dia selesai bertransaksi. King sendiri sudah berjalan ke arah mobil mereka tadi, di susul oleh Leo di belakangnya.

King mengamati semua mobil anak buahnya yang sudah pergi dari sana membawa semua senjata miliknya.

"Leo, ledakan!"

Bipp.... Dan Boommmm...

Suara ledakan menggema di udara begitu juga dengan si jago merah yang langsung melahap semua tempat itu begitu juga semua orang yang ada di sana.

"Berani sekali mereka menusukku dari belakang. Leo kita ke bandara langsung!"

Leo mengangguk dan segera mengemudikan mobilnya dengan cepat ke bandara karena jet pribadi mereka sudah menunggu dan bersiap di sana.

*

*

Sedangkan di sisi lain. Rebecca sudah terlonjak senang saat ada yang menghubunginya menawari pekerjaan yang dia nantikan sejak lama.

"Lihat mama, aku dapat tawaran pekerjaan yang selama ini aku incar. Dia memberiku langsung posisi utama." pekik Rebeca senang.

Para pengunjung cafe itu nampak terganggu dengan suara cempreng Rebeca apalagi dengan pakaiannya yang terlalu mini itu. Tapi jelas Rebeca tak peduli dengan itu dan nampak wajah sombong yang ada di wajah Rebecca saat ini.

"Rebecca duduklah, jangan membuat gaduh di sini." tegur Miranda pada putrinya itu.

Rebecca berdecak kesal karena mamanya menegurnya di tempat umum.

"Ck, mama merusak kesenanganku saja," omel Rebecca.

Miranda ingin sekali memukul kepala Rebecca yang terkadang bodoh ini.

"Rebeca, jangan membuat onar. Kamu bentar lagi kan terkenal jangan membuat mereka merekammu dan malah menghancurkan apa yang kamu saat ini. Bisakan kamu nggak bertingkah bodoh saat ini?" sahut Miranda kesal.

Rebecca nampak terdiam mendengar kata kata mamanya dan dia memikirkan apa yang di katakan sang mama pun ada benarnya.

Jika dia bersikap arogan saat ini dan banyak yang tahu bahkan merekamnya pasti karirnya tak akan berjalan mulus setelah ini. Pasti orang orang itu akan cepat menyebarkan gosip yang tak baik kepada banyak orang.

"Ma, kalau gitu bukannya kita harus belanja baju lagi kan buat persiapan pemotretan itu?" rayu Rebecca pada mamanya.

Miranda tentu saja mengangguk setuju karena sudah jelas suaminya akan mengijinkannya karena jelas Rebecca akan bisa membanggakan keluarganya. Miranda sudah membayangkan bagaimana kehidupan mereka nantinya setelah Rebeca terkenal dan menjadi model internasional. Miranda juga memikirkan jika setelah ini dia bisa mengusir Kavaya dari rumah itu dan juga bisa mengambil semua kekayaan yang di wariskan kepada Kavaya.

Rebecca mengerutkan keningnya saat melihat Miranda malah terdiam di tempatnya dan tak segera beranjak dari sana.

"Ck, mama ini kenapa? Kenapa malah diam saja, ayo katanya kita mau belanja setelah ini?" dumel Rebeca pada Miranda.

"Ah, iya, mama sedang bayangin kalau kamu jadi model terkenal dan banyak uang, kita bisa mengusir gadis sialan itu dari rumah secepatnya, Karena jelas setelah ini juga kamu akan menjadi menantu tuan Axel. Bukankah itu akan semakin memberikan kita kuasa untuk merebut semuanya?" ucap Miranda dengan percaya dirinya.

Rebeca bertepuk tangan ceria mendengar semua gambaran itu, dia segera meraih tangan Miranda dan mengajaknya pergi dari sana dengan perasaan gembira.

*

*

Kavaya yang ada di rumah sendirian segera mengumpulkan semua milik mamanya yang tersisa dan segera meletakkanya di tempat yang tak akan pernah bisa di temukan siapapun kecuali dirinya sendiri.

"Mama, apapun akan aku lakukan untuk menyelamatkan apa yang sudah mama perjuangkan selama ini!"

Tanpa sadar pun semua yang di lakukan Kavaya juga sudah di laporkan kepada King meskipun King saat ini sudah dalam perjalanan ke Jepang.

"Gadis ini benar benar di luar prediksi!"

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 33

    Semua orang melihat Darrel dengan wajah tak percaya tapi King barulah paham kenapa Darrel yang bergerak bersama Kairo. "Jadi di sana hanya ada anak buahnya?" "Hmm, aku hanya menebaknya tadi. Karena jika memang orang tua Dante yang asli kenapa mudah sekali di tangkap. Kecuali mereka menyamar dan orang tua Dante yang asli sudah tiada. Maaf Dante, aku harus mengatakan ini semua, tapi rasanya semua yang terjadi itu sangat janggal. Dari yang tiba tiba orang tuamu menjodohkan dengah Daniar dan juga semua masalah perusahaan. Meskipun aku tahu kamu memang menyukai Daniar tapi gerak gerik orang tuamu mencurigakan." Darrel menjelaskan semua panjang lebar yang membuat Dante terdiam. Puk..... "Banyak kemungkinan yang terjadi, aku harap orang tua kandungmu masih hidup. Denzel dan Athena sudah bergerak ke tempat lain. Mungkin sebentar lagi kita akan mendapatkan kabar terbaru." Kavaya dan King tak menyangka jika mereka akan saling bekerja sama dengan cepat. Dan semua itu di koordinir ol

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 32

    King segera memberitahu semua anak buahnya untuk bergerak. Kavaya sudah pergi memanggil anak anaknya "Darrel, siapkan mobil!" teriak Kavaya begitu sampai di tempat latihan Triplet D dan yang lainnya menoleh heran pada mamanya yang tiba tiba datang kesana dengan wajah tak enaknya. "Ma, ada apa?" tanya Darrel. "Keluarga Dante di serang. Sekarang mereka di sandera di rumahnya. Papa sudah mengirim anak buahnya yang ada di dekat mereka untuk mencari semua info." Wajah Dante menegang, tangannya mengepal kuat. Sedangkan Daniar mengusap lengan Dante menggenggam erat tangan Dante. "Tenanglah, mereka akan baik baik saja. Lebih baik kita bersiap sekarang!" Dante mengangguk, sekali lagi dia mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Darrel pun sudah siap, tapi kali ini Athena tak ikut karena dia baru saja bertarung. Denzel, Azura juga tak ikut. Hanya saja Denzel memberikan beberapa peralatan yang dia buat dan di berikan pada Darrel. "Gunakan saat terdesak saja, i

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 31

    Dante terus merenung di kamarnya karena perkataan Kairo. Dia memang gila jika bertarung tapi tetap Kairo menemukan kelemahannya. Puk.... Dante menoleh, dia melihat Darrel berada di kamarnya. "Kalau kamu mau, kamu bisa berlatih bersama ku dan Denzel." Dante terdiam, lalu menghela napas pelan "Dia baru bertemu dengan ku tapi langsung tahu kelemahanku. Apa jelas sekali?" Darrel mengangguk, dia memang jarang melihat Dante bertarung secara langsung karena yang Dante terbiasa mengatur strategi. Tapi kali ini melihat Dante yang marah dan langsung menyerang Kairo membabi buta benar benar membahayakannya sendiri. "Bertarung lah dengan Daniar jika kamu tak mau berlatih bersamaku." "Apa maksud mu?" "Daniar petarung jarak dekat sama seperti mama tanpa senjata. Berbeda dengan Athena petarung jarak jauh pemakai senjata dalam jarak dekat." Dante penasaran, ternyata ada hal seperti itu. Dia juga baru tahu soal Daniar yang menguasai teknik yang lebih baik darinya. "Dimana dia?

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 30

    Dante tak menjawab pertanyaan Daniar. Dia memilih pergi lebih dahulu melihat siapa yang berani membuat masalah dengannya. Darrel dan Denzel pun merasa aneh dengan papanya yang malah mengijinkan orang lain masuk ke markas. "Siapa kamu?" tanya Dante pada sosok laki laki yang ada di depan sana. Mata Darrel menyipit, begitu juga dengan Denzel. Penampilan tengil dan juga rambut warna ash blue, tato di tangannya. Dan jangan lupa telinganya yang ada anting di sisi kirinya. "Kamu nggak perlu tahu siapa aku, tapi aku mau jemput Daniar buat ikut denganku." "Jangan mimpi, bisa bawa calon istriku pergi." Belum sempat Daniar memberitahu Dante berlari menyerang laki laki itu dengan brutal. Laki laki itu menyeringai ke arah Dante. Dia bahkan dengan senang hati melayani tantangan Dante bertarung. "Astaga, papa benar benar nguji Dante banget. Kemampuan Dante jauh di bawahnya, dia bisa babak belur nanti." Daniar serba salah, dia bingung bagaimana caranya memisahkan mereka berdua. "D

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 29

    Darrel tersenyum tipis di sela ciuman Athena. Tapi dia melepaskannya lebih dulu. Darrel terkikik geli melihat wajah cemberut Athena. "Kenapa malah di ketawain sih!" dumel Athena. "Kamu tuh lucu banget sih, bangun bangun kok malah langsung cium." Athena cemberut, kemudian dia meringis karena dia baru merasa badannya semua merasa sakit. "Kenapa?" Darrel kembali panik, apalagi Athena terus meringis menahan sakit. Darrel memeriksa beberapa bagian badan Athena sampai harus menyingkap baju Athena. Kavaya yang baru saja masuk bersama dokter pribadinya langsung memukul kepala Darrel keras. Plak.... "Aduh....." ringis Darrel pelan. Dia ingin marah tapi saat tahu siapa yang baru saja memukulnya dia langsung menelan kembali kalimat makian yang akan keluar. "Ngapain di buka gitu? Nggak bisa nahan apa?" omel Kavaya. "Lah mama ngapain balik lagi sama dokternya?" tanya Darrel dengan tampang polosnya. Kavaya ingin sekali menyeret anaknya itu dan menghukumnya keliling mansi

  • Cewek Tengil Terjerat Mafia Psycho   Triplet D 28

    Kavaya yang mendengar penjelasan Athena pun semakin takjub. Athena punya pemikiran yang tak bisa di tebak seperti Darrel yang melakukan semuanya serba dalam diam. Dan benar saja, belum sempat Jero mencapai pintu gerbang markas Darrel, dia berteriak kesakitan. Memegangi dadanya, tak hanya itu. Kulitnya mulai melepuh dan juga keluar asap dari kepalanya. "Wow ... ma, Denzel benar benar menakutkan!" seru Darrel girang. Kavaya dan King juga tak menyangka jika Denzel bisa menciptakan racun yang lebih bagus dari pada yang di ciptakan oleh Kavaya Saat Darrel masih memperhatikan Jero yang mulai hancur, tubuh Athena memberi reaksi berbeda. Badannya mulai merasa tak nyaman, kepalanya juga berdenyut. "Sakit banget, ini kenapa." gumam Athena lirih. Dia memegangi kepalanya yang terus berdenyut nyeri. Tubuh Athena limbung dan menabrak bahu Darrel. "Sayanggg ...." pekik Darrel keras. Darrel menahan tubuh Athena agar tak sampai jatuh ke tanah. Terlihat disana Athena meringis memegang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status