Hari itu akhirnya Athena di bawa ke mansion King dan Kavaya. Awalnya dia tak mau tapi akhirnya karena paksaan Darrel akhirnya dia memilih untuk ikut. Dan masalah sekolah mereka sudah di urus oleh Ayumi. Athena sempat tertegun melihat kemegahan mansion King. Mengingatkannya pada mansion milik kedua orang tuanya yang sudah di rebut. "Ayo masuk ke dalam, jangan bengong aja!" Daniar yang malah antusias dengan kedatangan Athena karena sekarang dia punya teman perempuan. Darrel mendesah kecil karena Athena sudah di monopoli oleh Daniar. "Nggak usah cemburu, yang monopoli kan cewek bukan cowok jadi wajah cemburu ini nggak usah di lihatin kayak gini. Masih kecil juga cemburu aja!" sindir Denzel yang jelas tahu suasana hati Darrel saat ini. Pasalnya sejak bertemu lagi Daniar sudah mengambil seluruh waktu Athena dan tak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengobrol lagi. "Darrel, Denzel, bisa ikut papa ke ruang kerja?" King yang barusan selesai ganti baju pun menghampiri ke
Darrel membawa Athena ke apartemen miliknya. Dia mengambil kaos miliknya dan di berikan kepada Athena. "Ganti baju Lo," Athena menerima kaos yang di berikan Darrel kepadanya dan masuk ke kamar mandi yang ada di luar. Dia tak ingin membantah karena pasalnya Darrel paling tak suka di bantah dalam hal apapun. Darrel sendiri pergi ke dapur dan mencari kotak obat yang di simpan di dekat dapur. Dia juga mengambil beberapa es batu untuk wajah Athena nanti. Darrel membuka ponselnya dan melihat pesan singkat beruntun dari dua kakanya. Mereka mengabarkan jika masalah Yana di sekolah sudah selesai. Tak lama Athena selesai mengganti pakaiannya. Dia melihat Darrel sudah menunggu di ruang tengah. Tak hanya itu ada beberapa makanan yang sudah ada di meja makan. "Duduk....." Athena menurut dan Darrel langsung mengobati luka luka Athena. "Nggak bisa kamu melawan orang orang itu? Kenapa harus diam saja saat mereka menindas mu? Apa kamu bodoh sampai membiarkan mereka memukulmu? Apa gelar
Darrel terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menghilangkan semua perasaan kesalnya. Athena sendiri tak berani membuka suara karena baru ini dia melihat Darrel dalam keadaan marah. Dan saat ini ternyata Darrel membawanya ke apartemen milik Darrel yang baru di beli beberapa bulan yang lalu. Hasil dia menang lomba game tingkat nasional. "Turun....." Suara Darrel terdengar dingin, artinya tak ada kesempatan untuk Athena membantah apapun yang di katakan Darrel saat ini. Athena terus menunduk mengingat wajahnya sendiri banyak lebam karena ulah Yana dan dua temannya tadi. # Sedangkan di sekolah, mendadak semakin heboh karena Yana di jemput paksa oleh orang tuanya. Dan saat ini mereka berada di ruang kepala sekolah. Terlihat semua wajah tegang di sana, apalagi orang tua Yana yang datang kesana langsung memberi hukuman pada Yana. Perusahaan mereka dan semua aset mereka benar benar tak tersisa. Leon benar benar melakukan apa yang Darrel mau dalam hitungan detik saja.
Manager dan semua orang yang ada di toko itu tak bisa lagi menyangkal saat semua perbuatannya di bongkar oleh King. Hanya saja, King tak ingin membakar mall itu, tapi dia menghancurkannya setelah manager itu dan juga Lusiana menjalani hukuman atas tantangan yang di berikan oleh Darrel. Keliling mengitari semua mall dengan bertelanjang tanpa sehelai benang pun. Tapi karena Lusiana tak kuat di hujat dan di video semua orang dia memutuskan untuk meloncat dari atas gedung itu. "Mereka yang jahat mereka juga uang merepotkan. Heran kenapa masih ada orang begitu." gumam Leon King mengangkat kedua bahunya acuh dan mengajak Leon pergi dari sana. Leon sudah mengurus semuanya. Dari penghancuran Mall itu dan akan di bangun mall yang baru dengan nama Mall 3D milik anak anaknya. Semua yang ingin masuk kesana akan melewati selesai ketat. Menghindari akan ada orang orang seperti manager tadi dan juga Lusiana. # "Kalian masuk aja duluan, aku mau ke perpustakaan ambil beberapa buku." Dar
Karyawan itu jelas tak terima dengan apa yang di katakan oleh Daniar. Dia ingin sekali memukul Daniar tapi tangannya di tahan oleh Darrel dan di dorongnya pelayan itu dengan kuat. "Jangan berani mengangkat tangan pada Kakakku!" ucap Darrel dingin. Daniar sendiri sudah di tarik Denzel sampai ke belakang badannya. Denzel melihat jika saat ini Darrel sedang marah. Dan jelas itu bahaya jika sampai Darrel bisa mengontrol emosinya. "Gawat kalau dia ngamuk!" batin Denzel. "Kurang ajar ya kamu!!!" bentak karyawan itu keras. "Jangan mencari perkara, kami kesini mau beli dan kami punya uang, tapi kamu yang mencari masalah dengan menganggap kami tak punya apa apa. Lagian bukannya kamu cuma karyawan disini kenapa lagak mu sudah seperti pemilik toko ini." Darrel dengan berani terus membalas semua yang di katakan karyawan itu. Jelas itu membuat karyawan itu semakin murka. "Sialan, kalian tunggu di sini, aku panggil petugas keamanan dan manager untuk mengusir kalian. Jangan salahkan
Setelah semua di bicarakan, Kavaya pun setuju dengan apa yang di inginkan King untuk anak anak mereka. Dengan alasan keamanan mereka, Kavaya membiarkan ketiga anak mereka berlatih dari beladiri, bermain dengan senjata dan yang lainnya. Bakat mereka mulai terlihat ketika mereka semakin dewasa. Daniar, yang ternyata memilih menjadi model. Tapi juga seorang designer. Denzel yang juga hobi balap mobil serta hobi merakit alat peledak dan sejenisnya. Darrel yang paling diam di antara mereka bertiga menyimpan banyak rahasia di balik sifat tenangnya. Yang terlihat hanya saat dia hobi bermain game dan juga tak suka keramaian. Selebihnya Kavaya dan King pun terkadang bingung dengan anak ketiganya itu. Berapaa tahun berlalu sejak insiden penculikan mereka. Triplet D sudah masuk sekolah menengah akhir yang juga sekolah di tempat umum. Mereka menyembunyikan identitas mereka agar mereka bisa berbaur dengan yang lain tanpa harus di bedakan. Hanya saja, sekolah yang mereka masuki termasuk