Share

Pagi Yang Riuh

Ayana menarik nafas panjang, berdiri di sisi tempat tidur sembari mengamati Aksa yang masih tertidur pulas, lalu melirik jam dinding dengan ekor matanya. Jarum jam menunjukkan angka 7. Jam di mana biasanya Ayana masih sibuk bermimpi dan melanglang buana di pulau kapuk.

Ayana menguap. Ia masih mengantuk dan tentu saja belum rela berpisah dengan bantal gulingnya. Sudah jadi kebiasaan Ayana, setelah shalat subuh ia akan langsung melanjutkan tidurnya meskipun tahu bahwa kebiasaan itu tidak bagus. Tapi, kebiasaan Ayana begadang tiap malam dalam rangka kejar target menulis novel onlinenya membuatnya mau tidak mau tidur menjelang pagi. Dan sekarang ia seolah sedang ditraining untuk terbiasa bangun pagi.

"Kenapa aku yang harus membangunkan ini orang, sih? Lagian aku sama Mas Aksa, kan, belum halal. Emangnya boleh aku masuk ke kamar yang bukan mahram?" gerutu Ayana kesal tetiba ingat dosa. "Padahal yang sedang sakit itu, kan, aku. S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status