Beranda / Rumah Tangga / Cinderella Milik CEO / Bab 4. Hari Pernikahan

Share

Bab 4. Hari Pernikahan

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-10 07:38:20

Tidak terasa, seminggu cepat berlalu. Ella saat ini sedang berada di sebuah mobil mewah bersama Ares. Ia dijemput untuk menjalani proses akad nikah yang akan digelar di mansion Ares. Ella memakai dress berwarna sage green selutut dengan lengan panjang dan model leher segiempat. Dress itu diberikan oleh Ares untuk dipakai saat Ella akan dijemput oleh Ares.

Rambut hitamnya digerai sepunggung karena permintaan Ares. Sedari tadi, Ares menatap Ella terus yang membuat Ella merasa tidak nyaman. Ella mengetahuinya karena ia berkali-kali melirik ke spion tengah dan pasti melihat Ares sedang menatapnya. Namun Ella berusaha mengabaikannya dengan menatap ke luar jendela dan tangannya menyangga kepala.

Di saat ia sedang melamun, tiba-tiba ia merasa ada yang menyentuh lehernya. Saat ia menunduk, ia melihat sebuah kalung emas terpasang di lehernya.

"Agar tambah cantik," celetuk Ares.

Deg

Jantung Ella berdetak dua kali lebih kencang. Ella melihat kalung itu berbandul huruf A&E dengan gaya huruf script writer. Karena rambut Ella yang panjang, kalung itu terpasang di luar rambut Ella karena rambut Ella tidak disingkap sebelum dipasangkan kalung. Yang mengejutkan Ella adalah, Ares menarik rambut Ella dan merapikannya. Ella spontan menatap Ares dan wajah mereka sangat dekat, bahkan Ella merasa hanya ada jarak satu cm di antara wajah mereka.

Masih dengan jarak sedekat itu, pandangan Ares naik dan menatap Ella lalu tersenyum.

"Kamu cantik," celetuk Ares.

"Te-terima kasih." Ella menjawab dengan pipi yang bersemu merah.

Mereka pun akhirnya sampai di sebuah mansion yang sangat mewah. Ella tak begitu memperhatikan jalan ketika mereka mulai memasuki kompleks karena ia tiba-tiba saja merasa mengantuk. Mungkin ini adalah efek semalam Ella tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana berlangsungnya hari ini. Ella pun memejamkan matanya dan tertidur.

Ares yang melihat Ella tertidur pun tersenyum. Ares pun keluar dari mobil lalu membuka pintu yang satunya dan menggendong Ella. Semua pelayan yang ada di halaman rumah menunduk hormat ketika Ares melewati mereka. Semua orang di dalam rumah tak dapat melihat calon pengantin Ares dengan jelas karena wajahnya tertutupi rambutnya yang panjang.

Ares pun menidurkan Ella di sofa panjang di ruang tamu.

"Siapkan segalanya untuk calon pengantinku," titah Ares yang langsung diangguki oleh beberapa pelayan.

"Kok calon istri Kakak mukanya tertutup rambut, mukanya 'kan jadi tidak terlihat," ucap Rayhan.

"Nanti juga bisa lihat," ujar Ares.

"Kamu tidak mengajak crush mu?" tanya Ares menggoda.

"Rencananya ingin begitu, tapi belum berpacaran," jawab Rayhan tersenyum kecut.

"Hahahaha, maka dari itu cepatlah berpacaran agar bisa dikenalkan," ujar Ares.

Di sela-sela obrolan mereka, seorang pelayan wanita datang ke ruang tamu. "Tuan Ares, semuanya sudah siap," ucap pelayan itu.

"Okee," jawab Ares.

Ares pun mendekati Ella dan menyentuh bahunya. "Ella bangun," ucapnya.

Ella pun melenguh dan mengerjapkan matanya. Ia pun terbangun dan shock melihat tempat ia berada.

"Aku dimana?" tanya Ella.

Ares terkekeh melihat muka polos Ella ketika bingung. "Di mansionku," jawab Ares.

Tanpa mereka sadari, Rayhan mematung melihat wajah orang didepannya. Gadis itu, gadis yang sangat kenal dan sangat dekat dengan Rayhan.

"Ella…." Rayhan berucap lirih yang dapat didengar dengan jelas oleh dua orang di sana.

"Rayhan," sahut Ella terkejut.

"Kamu kok ada di sini?" Wanita cantik itu bertanya.

Ares terlihat terkejut namun kemudian dia tersenyum. "Kalian sudah saling kenal? Sudah Kakak duga karena Kakak tahu kalian sekolah di SMA yang sama," celetuk Ares.

Rayhan ingin sekali berbicara yang sebenarnya, namun seperti ada sesuatu yang menahannya. Sekuat tenaga ia menahan gejolak yang ada di dalam tubuhnya.

"Kak, aku ke kamar dulu," ucap Rayhan lirih.

Tanpa menunggu jawaban Ares, Rayhan langsung berputar badan dan melangkahkan kakinya dengan cepat menuju lift.

"Mungkin dia malu setelah tahu kalau calon pengantinku adalah teman SMA-nya," ucap Ares terkekeh.

•••

Satu jam berlalu, dan akad nikah sudah selesai dilaksanakan. Hampir semua keluarga hadir di rumah Ares. Mulai dari orang tua Ella, saudara Ella, dan tamu hanyalah para tetangga dan teman-teman dekat Ares yang sudah tentu semuanya adalah orang penting dan berkuasa. Hanya kakek neneknya Ella yang tak hadir, karena mereka belum pernah tahu bahwa mereka punya cucu yang bernama Ella.

Di negara Qotarnus, umur legal seseorang untuk menikah adalah lima belas tahun. Jadi, Ella sudah berhak untuk menikah dan pernikahannya diakui secara hukum.

Ella begitu cantik dan anggun dengan mengenakan gaun pengantin berwarna biru muda tanpa lengan. Sarung tangan tanpa jari dengan warna senada terpasang di kedua tangan Ella mulai dari siku hingga pangkal jari. Rambutnya digulung membentuk bunga mawar dan dihiasi jepitan rambut dengan motif bunga-bunga. Sebuah tiara emas branded dengan harga sepuluh ribu dollar terpasang rapi di atas kepalanya. Sepatu hak tinggi dengan taburan berlian senilai lima puluh ribu dollar terpasang di kakinya. Penampilannya sungguh seperti Cinderella, atau bahkan kisahnya seperti Cinderella?

Semua yang dipakai Ella dari ujung kepala hingga ujung kaki, semuanya diproduksi oleh brand Roy Mason. Brand kelas dunia yang dibangun Ares. Roy Mason menjual pakaian, tas, sepatu, mainan, aksesoris dan yang lainnya untuk pria maupun wanita. Ares sebenarnya hanya mengembangkan usaha milik kedua orangtuanya. Dulu, orang tuanya memiliki usaha produksi tas dan sepatu dari kulit hewan. Setelah kedua orangtuanya Ares meninggal karena kecelakaan, Ares pun mendirikan brand Roy Mason yang mulanya menjual berbagai produk dari kulit hewan lalu berlanjut memproduksi dan menjual barang lainnya yang tidak berasal dari kulit hewan.

Kini diadakan sesi foto, yang pertama adalah foto khusus Ella dan Ares. Awalnya mereka hanya menggunakan gaya biasa dan umum, lalu tiba-tiba saat akan dilakukan gaya berhadapan Ares malah menangkup wajah Ella dan menciumnya tepat di bibir. Ares melakukannya tepat sekali saat fotografer ingin mengambil foto. Jadilah tertangkap gambar Ares menangkup wajah Ella lalu menciumnya, sedangkan kedua tangan Ella tetap memegang buket bunga. Buket bunga tersebut adalah buket bunga yang sama dengan buket bunga yang diantarkan Ella ke mansion Ares beberapa hari yang lalu. Ella baru menyadari mansion Ares adalah tempat Ella mengantar bunga beberapa hari yang lalu. Para bodyguard yang menjaga mansion Ares juga kaget ketika mengetahui istri bos mereka adalah wanita yang sama dengan wanita yang mengantar bunga beberapa hari yang lalu.

Semua bersorak-sorai ketika melihat Ares mencium Ella, ada juga yang kepanasan seperti kedua kakak Ella dan Rayhan. Angel dan Lia terkejut karena baru mengetahui bahwa pria yang menikahi Ella adalah kakaknya Rayhan.

Sesi foto berlanjut bersama keluarga lalu kepada para tetangga dan teman-teman. Saat dilakukan sesi foto bersama keluarga, Angel memilih berada di samping Ella dan dengan sengaja ia mencubit pinggang Ella dengan sangat keras berulang kali. Ella pun meringis karena cubitannya sangat kuat.

"Kenapa sayang?" Ares bertanya kepada Ella.

Ella sempat terkejut saat Ares pertama kalinya menggunakan kata sayang saat memanggilnya.

"Tidak apa-apa," jawab Ella.

Entah dorongan dari mana, saat fotografer ingin mengambil gambar, Ella menginjak kuat kaki Angel menggunakan sepatu hak tingginya. Sontak hal itu membuat Angel meringis dan berteriak.

"Oh, maaf ya Kak. Aku tidak sengaja, Kakak mau memaafkanku 'kan?" Ella memohon dengan wajah polosnya.

Merasa diperhatikan seluruh orang, Angel pun mengangguk dan tersenyum terpaksa.

"Iya," ucap Angel.

Sialan, lihat saja nanti akan ku balas batin Angel.

Setelah selesai acara sesi foto, pengantin pun mengganti pakaian dengan pakaian yang lebih simple namun tetap memberikan kesan pengantin. Semua yang menghadiri acara pernikahan dibawa jalan-jalan ke pantai Hileya. Karena kota Kaleya terletak di pinggiran pulau Hisura, maka tak buah waktu lama untuk sampai ke pantai tersebut. Mereka menaiki bus pribadi milik Ares. Untuk menampung semua orang, membutuhkan dua bus pribadi.

Sedangkan Ella dan Ares menaiki helikopter pribadi milik Ares. Ella tak henti-hentinya mengagumi helikopter yang ia naiki. Ini baru pertama kalinya ia menaiki helikopter, bahkan menaiki pesawat pun belum pernah. Mata Ella berbinar-binar ketika melihat awan-awan berjejer di sampingnya, dan ia dapat melihat pemandangan di bawahnya.

"Suka?" Ares yang berada di samping Ella bertanya.

"Banget," sahut Ella.

Ares terkekeh, ia pun mengambil ponselnya dan memotret wajah Ella yang masih memandangi pemandangan dari balik jendela. Ares tersenyum memandangi hasil jepretannya, ada wajah Ella yang sedang tersenyum, tertawa, bengong, dan berbagai ekspresi lainnya. Ares menjadikan sebuah foto Ella tersenyum manis sebagai wallpaper ponselnya.

Helikopter yang dinaiki Ares dan Ella mendarat di tempat parkir khusus helikopter. Ares merangkul pinggang Ella saat turun dari helikopter. Perlakuan Ares membuat perasaan Ella campur aduk.

Di sekitar pantai sudah dihiasi sedemikian rupa, mulai dari bangku-bangku panjang berwarna putih, berbagai tanaman dan bunga, tempat berselfie, dan meja kursi untuk makan. Di depan tempat helikopter parkir, ada sebuah gapura yang berhiasan bunga-bunga dan juga ada nama Ares & Ella yang terpajang.

Saat mereka masuk melewati gapura itu, lantunan piano terdengar diiringi beberapa penari yang berdansa dengan pasangan mereka.

Dua orang wanita bergaun putih dengan mahkota bunga di kepala mereka membungkukkan badan mereka seraya berkata, "Welcome to Hileya beach."

Para tamu pun mulai bersenang-senang. Ada yang berdansa, makan, berfoto, mengobrol di bangku panjang seraya meneguk wine dan kegiatan lainnya. Ares yang masih merangkul pinggang Ella pun mendekatkan wajahnya ke telinga Ella.

"Mau berdansa?" tanya Ares berbisik.

Ella merasa merinding dengan bisikan Ares, ia pun mengangguk malu-malu sebagai jawaban. Ares pun tersenyum senang dan langsung menarik tubuh Ella hingga menabrak tubuhnya. Kedua tangan Ella refleks berpegangan pada bahu Ares sementara tangan Ares memegang pinggang Ella.

"You are very beautiful today," ucap Ares berbisik di depan wajah Ella hingga Ella dapat mencium aroma lemont mint dari nafas Ares.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinderella Milik CEO   Bab 107. Cinderella

    Pesta ulang tahun Clara berantakan. Vania memutar video penggeledahan kamar Bram di hadapan semua orang yang hadir di pesta ulang tahun."Cepat katakan, siapa yang menyuruhmu?!" bentak Vania kepada Bram.Clara memandang Bram tajam seakan mengisyaratkan untuk tidak membocorkan kejadian sebenarnya."Tidak ada," jawab Bram pelan."Tidak mungkin! Kau tidak akan seberani ini jika tidak ada yang menyuruh dan melindungimu," teriak Vania. "Jika kamu tidak mau mengaku, maka aku akan menelepon polisi dan kau akan dipenjara!"Perlahan, Bram mengangkat jari telunjuknya. Suasana semakin tidak karuan ketika Bram menunjukkan jarinya tepat ke arah Clara."Tidak! Jangan percaya padanya! Dia bohong," teriak Clara dengan tubuh gemetar."Aku ada buktinya, tapi tolong jangan penjarakan aku."Suasana tegang itu sedikit teralihkan ketika Ella bangun dari pingsannya."Aku dimana? Aku kenapa?" Ella bermonolog.Vania pun segera memberikan segelas air putih kepada Ella. Setelah Ella meneguk air putih tersebut,

  • Cinderella Milik CEO   Bab 106. Pesta Ulang Tahun Clara

    Ini adalah pertama kalinya Ella membuka masker di kelas karena presentasi. Semua mahasiswa kaget ketika melihat wajah Ella. Kini siapa yang tak kenal Ella istri Tuan Ares Roy Mason? Tentu semua orang mengenalnya.Selesai jam pelajaran, para mahasiswa menghampiri Ella. Banyak yang meminta foto kepada Ella."Saya mau pulang, sopir saya sudah menunggu," ucap Ella ketika teman-teman sekelasnya menghalangi Ella untuk pulang."Kau boleh pulang jika kau sudah menandatangani bukuku," ucap seorang mahasiswa.Ella menghela nafas lelah dan memilih menuruti teman-teman sekelasnya. Tanpa mereka ketahui, ada beberapa wanita yang memandang Ella sengit. Mereka adalah sebuah geng yang populer yaitu geng beautiful devil. Geng tersebut adalah sebuah geng berisi anak para pengusaha terkenal.Clara, ketua geng itu adalah anak pengusaha pelayanan jasa transportasi. Dan dua antek-antek Clara yaitu Megan dan Zerlin. Dengan dagu terangkat, Clara menerobos kerumunan menghampiri Ella. Para mahasiswa pun menyin

  • Cinderella Milik CEO   Bab 105. Bernard Dan Lia

    "Hahahahaha." Suara tawa memenuhi kebun belakang mansion Ares.Randy memanjat pohon mangga dan ditertawakan oleh semua orang. Ini semua Randy lakukan demi Rahma."Korban ngidam, hahahaha," ejek Shaka."Awas kamu Shaka!" ucap Randy kesal.Shaka memfoto Randy dengan ponselnya berkali-kali."Lumayan, dapat aib," ucap Shaka dalam hati.Setelah mendapat sepuluh mangga, Randy pun turun perlahan dari pohon. Di bawah pohon sudah terdapat Rahma yang menangkap mangga hasil memanjat Randy."Aziel mau, Tante." Aziel menengadahkan tangannya di hadapan Rahma."Ini." Rahma pun memberikan dua buah mangga kepada Aziel.Aziel pun bersorak bahagia dan segera menghampiri Ella yang baru saja pulang kuliah."Bunda, aku dapat buah!""Sini Bunda kupasin!""Saya saja yang kupasin agar sekalian," ucap Rahma menyela."Baiklah."•••Lagi dan lagi, Bernard menarik nafas lelah ketika melihat Lia terus saja diam. Mood gadis itu telah rusak gara-gara kejadian tak mengenakkan di pantai tadi. Bernard sudah berusaha me

  • Cinderella Milik CEO   Bab 104. Ngidam

    Hari ini adalah hari pertama Ella kuliah. Ella sudah menyiapkan segala keperluan kuliahnya sejak subuh. Ares sampai geleng-geleng kepala melihat antusiasme Ella.Sebuah gaun berwarna putih dengan panjang dibawah lutut dengan blazer berwarna coklat tersemat di tubuh Ella. Rambutnya ia ikat menggunakan scrunchie. Ia juga memakai kacamata dan masker agar ia nanti tak menjadi pusat perhatian. Mengingat dirinya sudah dikenal sebagai istri seorang Ares Roy Mason."Bagaimana penampilanku, Ares?" Ella berputar-putar untuk meminta pendapat Ares."Always cantik."Ella tersenyum senang dengan pipi merona. Sejak dulu hingga kini, ia selalu baper setiap Ares memujinya."Sudah siap 'kan? Ayo aku antar," ucap Ares."Iya, ini sudah siap."•••"Huwek huwek." Rahma muntah-muntah di kamar mandi."Kenapa, sayang?" Randy bertanya."Tidak tahu, aku dari tadi mual," jawab Rahma.Raut wajah Randy tiba-tiba berubah menjadi senang. "Jangan-jangan kamu hamil?""Bisa jadi.""Aku beliin test pack, ya?" tawar Rand

  • Cinderella Milik CEO   Bab 103. Hal Baik

    Ella resmi diterima di Kaleya University. Ia mengambil jurusan manajemen bisnis. Mengetahui kabar bahagia itu, Ella pun menangis terharu seraya memeluk Ares."Akhirnya aku keterima, Ares," ucap Ella bahagia."Iya, sayang," ucap Ares lembut. "Bagaimana kalau kita rayain ini?""Mau, tapi aku boleh request perayaannya?""Boleh, dong, sayang.""Kita bagi-bagi sembako gratis dan uang untuk orang-orang fakir miskin. Boleh?"Hati Ares terenyuh melihat ketulusan di mata Ella ketika mengungkapkan permohonannya."Untuk yang kesekian kalinya, aku dibuat jatuh cinta sedalam-dalamnya kepadamu, Ella," celetuk Ares. "Hatimu itu terbuat dari apa?"Ella tersenyum. "Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain.""Iya, boleh. Sekarang siap-siap dulu, yuk."•••Setelah menginap beberapa hari di hotel, Randy dan Rahma pulang ke rumah Randy yang baru. Rumah itu terletak tak jauh dari mansion Ares. Rumah itu adalah pemberian Ares sebagai kado pernikahan untuk Rahma dan Randy.Kini, Randy tetap beke

  • Cinderella Milik CEO   Bab 102. Rahma Dan Randy

    Acara pernikahan Rahma dan Randy digelar di hotel milik Ares. Setelah mengucap janji suci, pesta pernikahan pun digelar. Semua orang sibuk berdansa mengikuti alunan lagu.Tokoh utama acara ini, Randy dan Rahma berdansa di atas panggung sementara para tamu berdansa di bawah panggung."Kamu cantik," bisik Randy.Pipi Rahma bersemu merah. Ia pun menunduk karena malu dan salah tingkah."Angkat kepalamu, manis." Randy mengangkat dagu Rahma agar wanita itu mendongak."Randy, jangan terus menggombal," ucap Rahma."Hahahaha. Aku suka wajahmu yang memerah karena malu," sahut Randy."Ehem, panas banget hawanya," celetuk Shaka sambil melirik-lirik ke arah Randy dan Rahma."Kalau mau dingin ke kutub utara sana!" sahut seorang bodyguard."Males, tidak ada wanita di kutub utara," ujar Shaka."Dasar, pikirannya hanya tentang wanita saja," ucap Randy geleng-geleng kepala.•••Lia dan Bernard pergi ke kamar mandi untuk membenahi make up Lia yang luntur karena keringat. Berdansa selama beberapa puluh m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status