Share

Hukuman dari CEO

Keesokan harinya saat pak Bram sampai di kantor.

"Riri!!!" panggilnya dengan nada mengejek.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu Pak?" tanyaku merespon panggilan pak Bram.

"Kamu jangan tanya itu, kamu juga jangan pura-pura, saya mau keluar!!" ucap pak Bram.

"Lalu kalau Bapak mau keluar, apa hubungannya dengan saya Pak??" tanya ku beringas.

"Ya kalau saya keluar otomatis tas saya juga harus ikut dong!! nah tas saya kan harus kamu bawa selama seminggu, iya toh?" ujar pak Bram dengan nada lebih mengejek lagi.

"iya Pak terus?" tanyaku pura-pura bingung.

"Alah, gak usah pura-pura gak ngerti deh kamu!! nih bawain tas saya, kemanapun saya pergi kamu harus ikut saya!" ungkap pak Bram dengan senyuman Aneh.

Kami segera pergi dari kantor menuju, sebuah cafe tempat pak Bram mengadakan rapat.

"ini Pak, tasnya!!" ucapku mengira pak Bram akan masuk sendiri.

"Bawain! kok kamu malah nyuruh saya?" ujarnya jutek.

"Ih Pak, ini kan rapat saya gak mungkin ikut masuk dong? iya dong?" ucapku.

"Eiapa bilang kamu gak ikut masuk, ayo masuk bawain tas saya!" pintanya dengan mata melotot layaknya mengejekku.

Hufff aku mengikuti pak Bram yang sok ke gantengan itu, semakin lama aku semakin merasa jengkel dengan kelakuan pak Bram.

Setelah rapat itu selesai kami kembali ke kantor, namun sesampainya dikantor aku malah diejek oleh teman-teman karyawan.

Karena aku masih saja menjadi pembantu pak Bram, itu menurutku.

"Anterin tas saya ke ruangan saya!" ujarnya.

"Ihhh Pak kan tinggal bawa aja ke ruangan Bapak, kan sekalian juga pak!!!" ujarku membantah perkataan pak Bram.

"Eh kamu kok jadi merintah saya, itu kan tugas kamu," balasnya lagi.

"Ih gak mau!!" senggakku.

"Oh ya sudah gampang aja, kamu tinggal saya pecat udah kan?" ancamnya.

"Ih iyaudah saya bawain!!" balasku mengiyakan daripada aku harus dipecat, cari kerjaan di kota kan susah banget.

Akhirnya jam pulang kantor tiba, sebelum Pak Bram pulang aku bergegas untuk pulang duluan untuk menghindari perintah pak Bram.

Namun, mungkin dalam minggu itu aku sangat tidak beruntung, saat aku masih membersihkan mejaku pak Bram keluar dan memanggilku "Ri....?".

Belum sempat aku menjawab panggilan pak Bram.

"Nih bawain tas saya ke mobil!!" 

"Astaga Pak, ini kan sudah bukan jam kerja !!!" ujarku mencoba menyela.

"Tapi saya membawa tas, tidak ada perjanjian kamu harus bawa tas saya pas jam kantor saja kan?" ucapnya, lagi-lagi aku tak punya alasan untuk menolak.

Saat di depan pintu mobil mewahnya,  pak  Bram mengatakan "Riri nanti malam kamu ikut saya!" pintanya.

"Tapi kan bukan jam kerja Pak!!!" ujarku .

"Iya saya tau tapi kan saya bawa tas!" balasnya.

Mungkin pak Bram membawa tas kemana-mana untuk menyiksaku,

aku pun segera pulang dan istirahat sebentar.

"Astaga udah jam 7 malam!!" ucapku kaget dan langsung terperanjak dari tempat tidurku.

Aku segera bersiap-siap untuk pergi, sebelum itu aku makan dulu.

"Kamu mau kemana jam segini nak??" tanya bunda.

"Bun.. aku mau pergi sebentar sama CEO korban ghosting itu!!!" ucapku beringas.

"Kemana??" tanya kakak sambil tertawa.

"Gak tau kan emang kurang kerjaan tuh orang!" ucapku kesal.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil didepan rumah, tak lama setelah itu terdengar suara orang mengetuk pintu.

"Udah makan aja, biar Bunda yang bukain" ucap bunda lembut.

"Eh siapa ya?" tanya bunda.

"Ini Tante saya Bram, saya mau keluar sebentar sama Riri. Apa boleh Tante?" tanyanya.

Segera aku juga keluar melihat siapa yang datang ke rumah.

"Ri... ini siapa??" tanya bunda ingin tau.

"Ini CEO korban ghosting Bun!!" ucapku sambil memacukan moncongku.

Namun pak Bram hanya tersenyum geli mendengar perkataanku.

"Oh iya gapapa, pulangnya jangan terlalu malam ya Nak, gak enak sama tetangga!!!" pinta bunda.

"Baik Tante!!" balas pak Bram.

"Ya sudah ayo Ri!" ujarnya sok dekat.

"Bun aku keluar dulu ya!!" ucapku pada bunda dan mencium tangan bunda. Tak lupa pak Bram juga melakukan yang aku lakukan.

Kami pun segera pergi keluar tak tau mau kemana.

"kita mau kemana sih Pak?" tanyaku judes.

"Udah kamu gak usah banyak tanya!!" balasnya

"Iya aku harus tau dong Pak, siapa tau kan Bapak mau menculik saya!" ujarku menuduh.

"Ih nazis banget saya nyulik kamu!!"  jawabnya menyelaku.

"Eaya mau mengikuti Dina, pacar saya!" ungkapnya.

"Oalah kirain kemana, ternyata membuktikan bahwa Bapak dighosting ya hahah!!" ucapku mengejek.

"Riem kamu!!!" pintanya menutup mulutku.

Aku segera diam dan ikut memperhatikan ke arah yang sama.

"Wah, itu itu Pak pacar Bapak!!" teriak ku ke arah telinga nya.

sontak pak Bram terkejut dan memegang telinganya.

"Heh kamu membuat telingaku pecah!" ujarnya marah Namum tetap konyol.

"Ih Bapak, saya kan hanya ingin menunjukkan pacar Bapak itu tuh hah!" 

"Sudah diam mulutmu,  saya juga lihat kok, kamu bisa saja melihat orang lain kamu kan tidak kenal sama pacar saya!!!" 

"Eh Pak, saya pernah tuh lihat pacar Bapak kekantor untuk menemui Bapak!" ujarku kembali mengatakan bahwa yang aku lihat itu benar pacarnya.

"Ya ampun !" ucapnya sambil meremas jariku.

"Aduh Bapak sakit tau!"

"Iya iya maaf ah kamu banyak sekali bicara!!".

Pak Bram terus memperhatikan pacarnya yang ternyata jalan sama orang lain. Ternyata pak Bram yang terlihat berwibawa dikantor juga bisa bucin.

"Yah aku diselingkuhin ternyata Ri!"

"Ah apa saya bilang, Bapak itu pantas disebut CEO korban Ghosting!!" ejekku.

"Kamu ini tidak tahu, apapun yang dia minta sudah aku turutin, ini bukan cewek pertama yang tiba-tiba menghilang selingkuh dengan pria lain Ri!" ujarnya sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan rasa kecewa.

Sedangkan aku tetap saja menertawakannya, bagaimanan aku tidak tertawa, CEO tanpan saja bisa dighosting apalagi pria biasa saja.

"Ruri awas kamu saya pecat ya, kamu bukannya membantu saya malah menertawai

saya!!" 

"Pak ini kan bukan masalah kerjaan pak, kok Bapak ngancam saya sih Pak, ih bos kok gak asik banget!!" keluhku sambil melipat tanganku.

"Aihh sombong kamu ya!!!" ujar pak Bram.

"Ya beda kerjaan beda pribadi dong pak!"

Akhirnya pak Bram memutuskan untuk tidak meneruskan penyelidikannya, karena sudah terbukti pacarnya hanya memanfaatkannya dan lebih memilih bersama orang lain.

"Ayo pulang saja!"

"Makanya Pak, kalau jadi orang tuh gak usah terlalu jutek makanya di ghosting kan!" lugasku sambil tertawa.

"Alah gak usah sok ngajarin saya kamu!" bentak nya.

Lalu kami pulang, pak Bram mengantar ku pulang ke rumah.

"Permisi Tante!" 

"Eh iya sudah pulang?" ujar bunda.

"Iya Tante,ini Ruri tante saya kembalikan!"

"Ih Bapak kira saya barang, dikembalikan!!" ucapku kesal.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status