Share

Hukuman dari CEO

Penulis: IgaSembiring
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-30 16:02:42

Keesokan harinya saat pak Bram sampai di kantor.

"Riri!!!" panggilnya dengan nada mengejek.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu Pak?" tanyaku merespon panggilan pak Bram.

"Kamu jangan tanya itu, kamu juga jangan pura-pura, saya mau keluar!!" ucap pak Bram.

"Lalu kalau Bapak mau keluar, apa hubungannya dengan saya Pak??" tanya ku beringas.

"Ya kalau saya keluar otomatis tas saya juga harus ikut dong!! nah tas saya kan harus kamu bawa selama seminggu, iya toh?" ujar pak Bram dengan nada lebih mengejek lagi.

"iya Pak terus?" tanyaku pura-pura bingung.

"Alah, gak usah pura-pura gak ngerti deh kamu!! nih bawain tas saya, kemanapun saya pergi kamu harus ikut saya!" ungkap pak Bram dengan senyuman Aneh.

Kami segera pergi dari kantor menuju, sebuah cafe tempat pak Bram mengadakan rapat.

"ini Pak, tasnya!!" ucapku mengira pak Bram akan masuk sendiri.

"Bawain! kok kamu malah nyuruh saya?" ujarnya jutek.

"Ih Pak, ini kan rapat saya gak mungkin ikut masuk dong? iya dong?" ucapku.

"Eiapa bilang kamu gak ikut masuk, ayo masuk bawain tas saya!" pintanya dengan mata melotot layaknya mengejekku.

Hufff aku mengikuti pak Bram yang sok ke gantengan itu, semakin lama aku semakin merasa jengkel dengan kelakuan pak Bram.

Setelah rapat itu selesai kami kembali ke kantor, namun sesampainya dikantor aku malah diejek oleh teman-teman karyawan.

Karena aku masih saja menjadi pembantu pak Bram, itu menurutku.

"Anterin tas saya ke ruangan saya!" ujarnya.

"Ihhh Pak kan tinggal bawa aja ke ruangan Bapak, kan sekalian juga pak!!!" ujarku membantah perkataan pak Bram.

"Eh kamu kok jadi merintah saya, itu kan tugas kamu," balasnya lagi.

"Ih gak mau!!" senggakku.

"Oh ya sudah gampang aja, kamu tinggal saya pecat udah kan?" ancamnya.

"Ih iyaudah saya bawain!!" balasku mengiyakan daripada aku harus dipecat, cari kerjaan di kota kan susah banget.

Akhirnya jam pulang kantor tiba, sebelum Pak Bram pulang aku bergegas untuk pulang duluan untuk menghindari perintah pak Bram.

Namun, mungkin dalam minggu itu aku sangat tidak beruntung, saat aku masih membersihkan mejaku pak Bram keluar dan memanggilku "Ri....?".

Belum sempat aku menjawab panggilan pak Bram.

"Nih bawain tas saya ke mobil!!" 

"Astaga Pak, ini kan sudah bukan jam kerja !!!" ujarku mencoba menyela.

"Tapi saya membawa tas, tidak ada perjanjian kamu harus bawa tas saya pas jam kantor saja kan?" ucapnya, lagi-lagi aku tak punya alasan untuk menolak.

Saat di depan pintu mobil mewahnya,  pak  Bram mengatakan "Riri nanti malam kamu ikut saya!" pintanya.

"Tapi kan bukan jam kerja Pak!!!" ujarku .

"Iya saya tau tapi kan saya bawa tas!" balasnya.

Mungkin pak Bram membawa tas kemana-mana untuk menyiksaku,

aku pun segera pulang dan istirahat sebentar.

"Astaga udah jam 7 malam!!" ucapku kaget dan langsung terperanjak dari tempat tidurku.

Aku segera bersiap-siap untuk pergi, sebelum itu aku makan dulu.

"Kamu mau kemana jam segini nak??" tanya bunda.

"Bun.. aku mau pergi sebentar sama CEO korban ghosting itu!!!" ucapku beringas.

"Kemana??" tanya kakak sambil tertawa.

"Gak tau kan emang kurang kerjaan tuh orang!" ucapku kesal.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil didepan rumah, tak lama setelah itu terdengar suara orang mengetuk pintu.

"Udah makan aja, biar Bunda yang bukain" ucap bunda lembut.

"Eh siapa ya?" tanya bunda.

"Ini Tante saya Bram, saya mau keluar sebentar sama Riri. Apa boleh Tante?" tanyanya.

Segera aku juga keluar melihat siapa yang datang ke rumah.

"Ri... ini siapa??" tanya bunda ingin tau.

"Ini CEO korban ghosting Bun!!" ucapku sambil memacukan moncongku.

Namun pak Bram hanya tersenyum geli mendengar perkataanku.

"Oh iya gapapa, pulangnya jangan terlalu malam ya Nak, gak enak sama tetangga!!!" pinta bunda.

"Baik Tante!!" balas pak Bram.

"Ya sudah ayo Ri!" ujarnya sok dekat.

"Bun aku keluar dulu ya!!" ucapku pada bunda dan mencium tangan bunda. Tak lupa pak Bram juga melakukan yang aku lakukan.

Kami pun segera pergi keluar tak tau mau kemana.

"kita mau kemana sih Pak?" tanyaku judes.

"Udah kamu gak usah banyak tanya!!" balasnya

"Iya aku harus tau dong Pak, siapa tau kan Bapak mau menculik saya!" ujarku menuduh.

"Ih nazis banget saya nyulik kamu!!"  jawabnya menyelaku.

"Eaya mau mengikuti Dina, pacar saya!" ungkapnya.

"Oalah kirain kemana, ternyata membuktikan bahwa Bapak dighosting ya hahah!!" ucapku mengejek.

"Riem kamu!!!" pintanya menutup mulutku.

Aku segera diam dan ikut memperhatikan ke arah yang sama.

"Wah, itu itu Pak pacar Bapak!!" teriak ku ke arah telinga nya.

sontak pak Bram terkejut dan memegang telinganya.

"Heh kamu membuat telingaku pecah!" ujarnya marah Namum tetap konyol.

"Ih Bapak, saya kan hanya ingin menunjukkan pacar Bapak itu tuh hah!" 

"Sudah diam mulutmu,  saya juga lihat kok, kamu bisa saja melihat orang lain kamu kan tidak kenal sama pacar saya!!!" 

"Eh Pak, saya pernah tuh lihat pacar Bapak kekantor untuk menemui Bapak!" ujarku kembali mengatakan bahwa yang aku lihat itu benar pacarnya.

"Ya ampun !" ucapnya sambil meremas jariku.

"Aduh Bapak sakit tau!"

"Iya iya maaf ah kamu banyak sekali bicara!!".

Pak Bram terus memperhatikan pacarnya yang ternyata jalan sama orang lain. Ternyata pak Bram yang terlihat berwibawa dikantor juga bisa bucin.

"Yah aku diselingkuhin ternyata Ri!"

"Ah apa saya bilang, Bapak itu pantas disebut CEO korban Ghosting!!" ejekku.

"Kamu ini tidak tahu, apapun yang dia minta sudah aku turutin, ini bukan cewek pertama yang tiba-tiba menghilang selingkuh dengan pria lain Ri!" ujarnya sambil mengusap wajahnya yang penuh dengan rasa kecewa.

Sedangkan aku tetap saja menertawakannya, bagaimanan aku tidak tertawa, CEO tanpan saja bisa dighosting apalagi pria biasa saja.

"Ruri awas kamu saya pecat ya, kamu bukannya membantu saya malah menertawai

saya!!" 

"Pak ini kan bukan masalah kerjaan pak, kok Bapak ngancam saya sih Pak, ih bos kok gak asik banget!!" keluhku sambil melipat tanganku.

"Aihh sombong kamu ya!!!" ujar pak Bram.

"Ya beda kerjaan beda pribadi dong pak!"

Akhirnya pak Bram memutuskan untuk tidak meneruskan penyelidikannya, karena sudah terbukti pacarnya hanya memanfaatkannya dan lebih memilih bersama orang lain.

"Ayo pulang saja!"

"Makanya Pak, kalau jadi orang tuh gak usah terlalu jutek makanya di ghosting kan!" lugasku sambil tertawa.

"Alah gak usah sok ngajarin saya kamu!" bentak nya.

Lalu kami pulang, pak Bram mengantar ku pulang ke rumah.

"Permisi Tante!" 

"Eh iya sudah pulang?" ujar bunda.

"Iya Tante,ini Ruri tante saya kembalikan!"

"Ih Bapak kira saya barang, dikembalikan!!" ucapku kesal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Mantan Kekasih yang Konyol

    Setelah itu aku dan Pak Bram langsung pergi ke rumah, pak Bram mengantar ku,di mobil lihat sangat merasa tidak enak sebuah topik pembicaraan padahal aku sudah tahu kalau Pak Bram itu pasti merasa tidak enak kepada ku karena mantan pacar nya melabrak ku di depan banyak orang sehingga membuat ku sangat malu."Tidak apa-apa! Saya hanya merasa sedikit tidak enak kepada kamu karena saya, kamu menjadi bahan pembicaraan dan bahan tontonan orang tadi di sana,"ujar nya merasa tidak enak."Ah sudah enggak apa-apa lah Pak, biasa saja saya sudah melupakan itu dan saya tidak akan mengingat nya lagi,"ucap ku berusaha membuat Pak Bram menjadi tenang."Tapi saya meminta maaf kepada kamu Ri karena saya, kamu menjadi seperti ini, saya janji kamu tidak akan pernah di permalukan oleh nya lagi. Nanti saya kan ngomong sama dia,""Ya Pak, sama saya juga minta maaf karena sedikit tidak bisa menahan emosi tadi,"ujar ku meminta maaf pula karena aku ju

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Aku di Labrak

    Setelah beberapa hari, aku melihat bahwa tidak ada mantan kekasih Pak Bram yang datang untuk melabrak ku, di sana aku sangat tidak takut, aku merasa bahwa tidak akan terjadi apa-apa saat itu.setelah seharian bekerja,tiba waktu nya untuk aku pulang dari pekerjaan ku dan beristirahat. Seperti biasaaku tidak langsung pulang, aku berhenti dan aku singgah dulu di sebuah kafe kesukaan ku untuk meminum secangkir kopi di sana. Ya kafe itu dekat dengan rumah ku, aku sangat menyukainya karena Suasana nya yang begitu romantis walau aku sendiri, aku merasa bahwa aku di manjakan oleh seorang pria, seperti itu lucu nya aku melewati masa-masa jomblo, masa-masa di manaku merasa selalu sendiri.Aku mengharapkan Alex agar segera menjadi kekasih ku.Tapi mungkin itu adalah sebuah halusinasi yang aku hadapi setiap hari, Alex tidak akan menjadi Kasih ku karena ia tidak mencintai ku. Jika dia mencintai ku maka dia sudah menyatakan itu dari dulu.Bahkan jika ada kese

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Takut di Labrak

    Sumpah aku juga terkejut dan terheran ketika Pak Bram menarik tangan ku, di sanaterlihat betul bahwa Bapak Bram lebih memilih ku daripada mantan nya itu.Padahal aku ini siapa nya? Bukan siapa-siapa!Pak Bram terus menarik ku hingga kami berada di ruangan milik nya."Ada apa Pak? Mengapa Bapak menarik ku?" tanya ku segera setelah ia melepaskan tangan ku. Aku juga memegang pergelangan tangan ku karena Pak Bram terlalu kencang memegang nya hingga terasa sedikit sakit."Kamu tidak papa Ri?" tanya Pak Bram sambil meraih tangan ku yang terasa sakit."Tidak apa-apa Pak, sudah sudah tidak apa-apa Pak ini sudah lebih baik!" Jawab ku langsung menarik tangan ku.Hati ku masih merasa sedikit bersalah, karena aku adalah penyebab mereka bertengkar.Aku yang merasa bersalah, ingin segera pergi dari ruangan itu demi menghindari kesalahpahaman dari mantan pacarnya Pak Bram.tetapi Pak Bram malah menahan ku, ia tidak mengizinkan ku keluar dari ruan

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Pak Bram Pada Mantan Kekasihnya

    Aku dan Pak Bram mulia bercerita satu sama lain, kami tertawa membuang semua keluh kesah kami ditempat itu. Aku juga sangat bahagia dan sedikit terkejut dengan sifat dan sikap asli Pak Bram yang sebenarnya sangat lembut dan rapuh. Dia hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh, seperti keluagaku yang bahagia dalam sebuah kesederhanaan yang Tuhan berikan. Melihat waktu sudah gelap dan mulai larut malam, Pak Bram mengajakku segera pulang.“Ri, sudah larut malam pulang yuk!” ujarnya sambil mengambil kunci mobil yang ia masukkan ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.“Iya Pak, bunda juga pasti udah nungguin aku!” balasku lambut tersenyum padanya.Kami pulang dengan menggunakan mobil mewah milik Pak Bram. Pak Bram juga terlihat merasa lega karena untuk pertama kali ia menceritakan keluh kesahnya pada seseorang, sesekali ia melihat ke arahku dan tersenyum. Aku seperti tidak melihat Pak Bram yang yang dingin da sombong itu.“Ri, makasih ya

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Keluh Kesah

    Aku yang melihat hal itu langsung pergi menghampiri Pak Bram dan orang itu. Ia mencoba untuk melerai pertengkaran itu karena Pak Bram tidak bisa berhenti berbicara jika sedang marah.“Pak sudah sini!” ujarku langsung menarik tangan Pak Bram untuk menjauh dari tempat itu. Aku juga tidak lupa menyuruh orang yang bermasalah dengan Pak Bram itu untuk segera pergi dari situ, untungnya ia langsung pergi megindahkan ucapanku.“Eh, mau kemana kamu? Jangan pergi dasar tidakk pumya soan santun!” teriak Pak Bram pada orang itu. Iya juga masih ingin mengejarnya tak terima kalau si penabrak mobilnya lepas begitu saja. Tapi aku terus sekuat tenaga menahan Pak Bram.”Sudahlah Pak, apaan sih? Malu-maluin tau gak sih Pak,” ujarku kesal pada pak Bram, karena keributan itu, kami menjadi bahan tontonan orang lain disana.“Apaan sih kamu, lepasin tangan saya!” bentaknya padaku, malah ia marah kepdaku karena sudah menahannya.

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kekonyolan Pak Bram

    Akhirnya Pak Bram pulang, aku juga segera pulang setelah itu. Aku merasa Pak Bram memang benar sudah pulang, tetapi aku malah melihatnya masih berdiri di samping mobilnya seperti mengintai seseorang. Aku yang kebingungan segera menghampiri dan memanggilnya, lama aku memanggil tidak dijawab oleh Pak Bram, akhirnya aku mencoba menepuk bahunya."Pak!""Eh Allahuakbar!" teriaknya sambil sedikit melompat. Ia sampai terkejut separah itu dong."Ih, apaan sih Pak? Kayak liat setan aja!" ujarku kesal."Ya, ya memang benar, saya melihat setan. Awalnya saya melihat iblis dan sekarang melihat setan juga!" bentaknya kesal, aku bingung dengan hal itu sehingga aku juga mencoba melihat ke arah yang diintai oleh Pak Bram. Aku melihat ke segala arh, tetapi aku tidak melihat apapun. Pak Bram yang sadar bahwa aku mengikutinya langsung menepuk tangannya pas di mataku."Hei, apa yang sedang kamu lakukan!" ujarnya sambil menepuk tangan."Ih Bapak, saya kaget

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status