Share

Cinta Dalam Keheningan
Cinta Dalam Keheningan
Author: Khairaz

Bab 1

Author: Khairaz
Aria menggenggam hasil tes kehamilan saat melangkah masuk ke ruang VIP. Saat itu juga, dia melihat Letty sedang menyuapkan sepotong kue ke mulut Ian.

Ian memakannya dengan senyuman di wajah, tanpa sedikit pun penolakan.

Sebagai istrinya, Aria tahu betul bahwa Ian tidak pernah makan makanan yang disuapkan orang lain. Namun, prinsip itu tampaknya tak berlaku ketika yang melakukannya adalah Letty, cinta pertamanya.

"Aria, kamu datang ya? Kenapa nggak telepon dulu biar aku jemput di luar? Ah ... maaf, aku lupa kamu nggak bisa bicara," ujar Letty dengan senyuman tenang, ekspresinya santai seolah-olah tak ada yang salah.

Aria menarik sudut bibirnya, lalu duduk tanpa berkata apa-apa.

Letty tiba-tiba berkata, "Oh ya, kemarin aku ketemu pamannya Ian. Dia kelihatannya sangat menantikan anak kalian."

Suasana di meja makan seketika membeku.

Ian tertawa dengan nada sinis. "Aku nggak akan biarin wanita bisu lahirin anakku. Gimana kalau anakku juga bisu nanti?"

Sejak kecil, Aria sudah terbiasa mendengar berbagai ucapan diskriminatif karena cacatnya. Akan tetapi, justru sindiran acuh tak acuh dari Ian adalah yang paling menyakitkan.

Dia menyentuh perut bagian bawahnya, teringat hasil pemeriksaan tadi. Seketika, hatinya terasa getir.

Dia hamil. Satu bulan. Awalnya dia ingin memanfaatkan kehadiran anak ini untuk memperbaiki hubungan mereka sebagai suami istri.

Namun, sekarang dia merasa tak ada gunanya memberi tahu Ian. Aria diam-diam menyembunyikan hasil tes kehamilannya.

Sebulan lalu, Ian mabuk berat dan memaksanya untuk berhubungan. Hanya sekali, tetapi langsung terjadi kehamilan.

Dokter bilang kondisi tubuh Aria sangat khusus. Jika kandungan ini digugurkan, kemungkinan besar dia tidak akan bisa hamil lagi.

Ian pasti tidak akan mengizinkan anak ini lahir, tetapi Aria tidak tega untuk menggugurkannya. Dia merasa sudah waktunya untuk pergi.

Letty melirik sejenak lalu tersenyum, "Kok begitu? Orang tua kalian pasti sudah nggak sabar ingin gendong cucu. Kalau kamu mikir seperti itu, berarti kamu mesti cari orang lain buat lahirin anakmu dong?"

Nada bicaranya penuh arti dan tatapan menggoda di matanya pun tak bisa disembunyikan saat dia menatap Ian.

Seperti yang diduga, Ian pun membalas tatapannya dengan sorot mata membara.

"Kamu bisa?" tanya Ian.

Mengatakan hal seperti itu di depan istri sendiri, menyuruh perempuan lain melahirkan anaknya, sudah cukup disebut penghinaan, bahkan kekejaman.

Letty menahan senyuman di sudut bibirnya, lalu berpura-pura malu. "Jangan bercanda deh, istrimu masih di sini lho."

Sambil berkata begitu, dia kembali menyuapi Ian tanpa melanjutkan topik itu. Dia sengaja merayu tanpa benar-benar menolak, cara yang licik tetapi efektif.

Begitu mendengar kata "istri", Ian melirik Aria sekilas. Melihat wanita itu masih dengan ekspresi lemah dan tidak bersuara sedikit pun, dia pun mencibir.

Aria tahu apa yang ditertawakan Ian, karena pernikahan mereka memang hanya sebuah kecelakaan.

Setengah tahun yang lalu, Ian bersikeras ingin menikahi Letty. Namun, Keluarga Kurnia yang terpandang menentang keras karena Letty berasal dari keluarga biasa.

Setelah berkali-kali ditolak dan dicemooh oleh ibu Ian, Letty akhirnya pergi ke luar negeri dengan harga diri yang terluka.

Kebetulan pada saat itu, paman Ian jatuh di jalan dan tak ada yang berani menolong. Hanya Aria yang membawanya ke rumah sakit.

Sang paman terkesan dengan Aria, jadi memperkenalkannya kepada Ian. Dalam emosi sesaat, Ian pun menikahi Aria, si gadis bisu yang tak berguna, hanya untuk membangkang pada keluarganya.

Faktanya, rencananya berhasil. Orang tua Ian sangat marah dan sejak itu memilih tak ikut campur dalam urusan percintaan anaknya.

Aria selalu merasa dirinya seperti pencuri yang telah mencuri kebahagiaan orang lain. Dia sebenarnya adalah gadis yang lemah lembut dan agak penakut. Jika bukan demi biaya pengobatan adiknya, dia tak akan pernah berani menerima lamaran itu.

Tiba-tiba, sebuah pikiran terlintas di benaknya. Bagaimana kalau dia pergi saja? Dengan begitu, Ian dan Letty bisa bersama dan kehamilannya juga tidak akan terbongkar.

Meskipun Aria punya perasaan pada Ian, dia sadar betul Ian sangat membencinya. Aria menunduk. Kepergiannya sudah tak bisa ditunda lagi.

Namun ... bagaimana dengan adiknya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 25

    Ian tak tahu apakah dirinya masih hidup atau sudah mati. Dia merasa dirinya sedang berjalan ke sebuah tempat yang serba putih, dunia di sekelilingnya hanyalah lautan putih tanpa akhir.Dia tidak peduli apakah dirinya bisa selamat atau tidak. Yang dia pikirkan hanyalah Aria dan anak mereka. Perempuan itu sudah menderita bertahun-tahun lamanya dan kehidupannya baru mulai membaik. Bagaimana mungkin Tuhan tega mengambil nyawanya sekarang?Ian terus melangkah ke depan, hingga dia menyadari dirinya tiba di tempat yang familier. Di luar restoran, dia pernah mendorong Aria sekuat tenaga, lalu dengan lembut melindungi Letty dalam pelukannya.Adegan berganti ke rumah sakit. Dia mencekik Aria dan memaksa perempuan itu berlutut meminta maaf kepada Letty. Saat itu, sorot mata Letty yang penuh kesombongan membuat Aria tampak sangat menyedihkan.Kemudian, di kamar mandi, dia seperti iblis yang mendorong Aria ke pojok dengan air panas menyiksa, mengancamnya dengan biaya pengobatan Ariel, memaksa perem

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 24

    Ian sudah terlalu lama tinggal di kota kecil ini, sampai-sampai orang tuanya menelepon khusus untuk memarahinya."Cuma karena seorang wanita bisu kamu sampai begitu? Keluarga kita nggak butuh pecundang kayak kamu!"Ian diam saja, membiarkan mereka memaki. Setelah puas, mereka menyuruhnya segera pulang, tetapi Ian hanya menjawab dengan satu kalimat tegas, "Aku nggak akan pulang."Kemudian, dia langsung menutup telepon.Aria tidak tahu soal ini dan Ian pun memang tidak berniat memberitahunya.Tak lama kemudian, tibalah hari peringatan kematian orang tua Aria. Ian langsung menawarkan diri untuk menemaninya. Tentu saja Aria tak bisa melarang. Akhirnya, mereka berdua pergi bersama ke makam.Makam orang tua Aria berdiri berdampingan. Ini pertama kalinya Ian benar-benar mengunjungi mereka.Kondisi keluarga Ian memang jauh lebih baik, jadi sulit baginya membayangkan bagaimana Aria bisa bertahan selama ini sambil merawat adiknya yang sakit. Parahnya lagi, gadis sekuat itu malah sial bertemu dir

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 23

    Aria lebih dulu tiba di depan rumah sakit. Saat itu, Rafa menghubunginya lewat panggilan video untuk meminta pendapatnya tentang menu baru.Ian berjalan keluar sambil membawa sekantong salep luka bakar, lalu melihat Aria sedang berkomunikasi dengan Rafa menggunakan bahasa isyarat. Wajahnya tersenyum tenang.Ian terpaku di tempat, enggan melangkah lebih dekat karena takut merusak momen indah itu. Dia sudah tak ingat kapan terakhir kali melihat Aria tersenyum begitu ringan dan alami.Dulu, Aria juga seorang gadis yang gemar tertawa. Namun, senyuman itu perlahan hilang, terkikis habis oleh sikap dingin Ian yang ditunjukkan di hari-hari biasa yang tak terhitung jumlahnya.Ian seperti orang kehausan, menatapnya beberapa detik lebih lama, lalu baru melangkah maju.Aria melihatnya dan tampak sedikit terkejut, seolah-olah baru ingat bahwa Ian juga ada di sana.Ian tersenyum kecut. "Aku sudah selesai. Ayo kita pulang."Aria mengangguk, lalu memasukkan ponselnya ke tas. Senyuman yang tadi masih

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 22

    Ian akhirnya tahu apa arti dari menanggung akibat dari perbuatan sendiri. Dialah yang telah menguras habis semua cinta Aria padanya."Aku tahu aku pernah melakukan banyak hal yang menyakitimu. Itu karena aku terlalu bodoh. Sekarang aku baru sadar, dibandingkan Letty, aku sebenarnya lebih peduli padamu!"Kata-katanya terdengar sangat tulus dan penuh penyesalan, tetapi di telinga Aria itu tak berbeda dengan sebuah lelucon.'Apa karena aku sedang hamil?'Ian mencoba memahami bahasa isyaratnya, lalu segera menggeleng. "Ini nggak ada hubungannya sama anak. Saat aku datang mencarimu, aku belum tahu kamu hamil. Aku ke sini karena kamu."Aria tersenyum datar. Orang yang tidak mengenalnya mungkin mengira dia senang, tetapi kalau dilihat lebih dekat, senyumannya justru penuh jarak.Dia kembali memberi isyarat tangan. 'Kalau begitu, mungkin kamu cuma butuh seorang pengasuh yang sabar dan nggak banyak nuntut.'Ian langsung terdiam. Dia ingin membantah, tetapi anehnya tak tahu harus mengatakan apa.

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 21

    Aria sebenarnya sudah bisa menebak maksud Ian. Namun, membeli unit di sebelah adalah hak Ian dan Aria tak bisa mengusir orang seenaknya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah mengabaikan Ian sepenuhnya.Sejak hari itu, Ian selalu datang tepat pukul 7.30 pagi dan mengetuk pintu. Dia selalu membawa sarapan yang tampak mewah dan dibuat dengan sangat hati-hati. Sekilas saja Aria sudah tahu itu pasti dipesan dari hotel mahal di sekitar."Aku tahu kamu lebih suka makanan yang ringan, jadi aku minta mereka jangan pakai terlalu banyak minyak. Bubur seafood ini pakai bahan-bahan premium. Coba deh," kata Ian, menatapnya penuh harap, bahkan terlihat gugup.Dia sudah terlalu sering ditolak oleh Aria. Sampai-sampai sekarang, bahkan untuk sekadar memberi sarapan pun dia harus ekstra hati-hati.Seperti yang bisa diduga, kali ini pun Aria tidak menerima pemberiannya.[ Jangan buang waktumu untukku lagi. ]Aria mengetikkan kalimat itu di ponsel, lalu menunjuk ke arah makanan dalam kotak termos itu, memb

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 20

    Aria mengalami luka yang cukup parah akibat pukulan itu, tetapi untungnya tidak ada yang fatal. Selama dia beristirahat dan merawat diri dengan baik, kondisinya bisa pulih.Sejak kejadian itu, Ian menjadi jauh lebih serius dalam menjaga keselamatan Aria. Dia bukan hanya menugaskan beberapa pengawal untuk secara diam-diam melindungi Aria, tetapi juga hampir setiap hari berjaga di sekitar Restoran Ariel, khawatir akan terjadi sesuatu lagi.Aria sudah mencoba membujuknya agar tidak perlu serepot itu. Namun, Ian seolah-olah menjadi terobsesi dengan keselamatannya. Apa pun yang Aria katakan, dia tetap keras kepala. Akhirnya, Aria pun malas berdebat lagi dan membiarkannya sesuka hati.Setelah Letty ditangkap, Ian terus berkoordinasi dengan pengacara untuk mengikuti perkembangan kasusnya. Dia berjanji pada Aria, "Aku pasti akan memastikan Letty membayar harga paling mahal atas semua yang dia lakukan."Aria hanya bisa menghela napas. Dia tahu Ian pasti merasa bersalah padanya. Namun, masalahny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status