Share

Bab 2

Author: Khairaz
Setelah makan siang, Ian pergi mengambil mobil lebih dulu. Letty dan Aria berdiri di depan restoran menunggunya.

Aria menunduk menatap ujung sepatunya saat Letty tiba-tiba bertanya, "Kamu tahu 'kan, Ian menikahimu hanya karena emosi sesaat?"

Aria mengangkat kepala, lalu mengangguk dengan ragu. Letty mengangkat dagunya sedikit. Sikap lembut yang ia tampilkan di depan Ian tadi menghilang sepenuhnya, berganti dengan keangkuhan.

"Kalau begitu, kamu juga tahu dulu dia sampai berselisih dengan keluarganya demi aku, bahkan bilang nggak mau menikahi wanita lain selain aku?"

Aria tetap mengangguk tanpa menunjukkan reaksi lain. Sikap tenangnya justru membuat Letty semakin geram.

Dulu saat Letty memutuskan ke luar negeri, dia ingin Ian mengejarnya. Siapa sangka, tak lama kemudian Ian malah menikahi wanita lain dan itu adalah seorang wanita bisu! Letty sama sekali tak bisa menerima kenyataan itu.

Letty menggertakkan giginya dalam hati. Wanita bisu ini terlihat bodoh dan lugu, jelas Ian tidak mungkin tertarik padanya.

Ketika Letty sibuk memikirkan cara merebut kembali Ian, tiba-tiba perutnya nyeri hebat. Wajahnya seketika memucat, tubuhnya jatuh berlutut ke tanah dan tak mampu bangkit.

Aria panik, buru-buru menahan tubuh Letty sambil mengeluarkan suara-suara cemas. Dia mencoba bertanya apakah Letty baik-baik saja.

"Menjauh! Apa yang kamu lakukan ke dia?"

Tiba-tiba, sebuah tangan yang kuat menarik Aria dengan keras dan melemparkannya ke samping.

Kepala Aria terbentur benda keras di dekatnya dan darah langsung mengucur dari dahinya. Saat dia menahan rasa sakit dan menoleh, yang terlihat hanyalah Ian yang sudah setengah memeluk Letty, panik bertanya bagian mana yang sakit.

Letty terisak sambil berkata bahwa perutnya sakit. Tanpa pikir panjang, Ian langsung mengangkat tubuhnya dan membawanya ke dalam mobil, lalu pergi begitu saja.

Aria memegang lukanya yang terus mengeluarkan darah sambil terpaku memandang arah kepergian mobil itu. Dia tak percaya dirinya dibuang seperti sampah.

Bayangan wajah panik Ian tadi terus berputar di benaknya. Itu pertama kalinya dia menyadari, ternyata Ian yang biasanya dingin dan tak peduli pun bisa merasa cemas.

Aria tersenyum getir, lalu memanggil taksi untuk pergi ke rumah sakit.

Untung saja, dokter bilang lukanya tidak parah. Cukup istirahat beberapa hari dan dia akan pulih. Aria pun merasa lega.

Saat keluar dari ruang UGD, dia kebetulan berpapasan dengan Ian yang sedang mengambil obat untuk Letty.

Pandangan Ian sempat melirik perban di dahi Aria, lalu keningnya berkerut sedikit. Dia berkata, "Kata dokter, Letty kena radang lambung akut. Nggak ada hubungannya sama kamu."

Aria menarik sudut bibirnya. Tentu saja tidak ada hubungan. Jadi, tadi Ian mengira dirinya cemburu dan ingin mencelakai Letty?

Aria mencoba menggunakan bahasa isyarat, ingin menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak cemburu pada Letty. Kalaupun ada, dia tidak akan sejahat itu.

Sayangnya, Ian sama sekali tidak tertarik menebak arti gerak-geriknya. Dengan nada setengah malas, dia berkata, "Nanti aku beliin kamu tas, anggap saja urusan ini selesai."

Setelah itu, dia pergi membawa obat dan kembali ke Letty, tanpa berniat memedulikan Aria lagi.

Aria ingin menjelaskan lebih lanjut. Dia mengejarnya sampai ke depan pintu kamar rawat. Saat ini, pintu tidak tertutup rapat.

Melalui celah pintu, Aria melihat Ian duduk di tepi ranjang dan Letty menatapnya penuh perasaan, lalu akhirnya menciumnya. Ian tidak menolak.

Setelah beberapa saat, Letty baru kembali duduk tegak. Tatapannya melirik ke arah pintu, seperti sengaja.

Aria segera menarik diri, takut ketahuan. Dia meletakkan tangan di dada, berusaha meredakan perasaan tidak nyaman yang menekannya.

Dia meyakinkan dirinya sendiri, 'Nggak apa-apa. Toh kamu memang sudah memutuskan untuk pergi. Kalaupun Ian dan Letty balikan, itu sudah bukan urusanmu lagi.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 25

    Ian tak tahu apakah dirinya masih hidup atau sudah mati. Dia merasa dirinya sedang berjalan ke sebuah tempat yang serba putih, dunia di sekelilingnya hanyalah lautan putih tanpa akhir.Dia tidak peduli apakah dirinya bisa selamat atau tidak. Yang dia pikirkan hanyalah Aria dan anak mereka. Perempuan itu sudah menderita bertahun-tahun lamanya dan kehidupannya baru mulai membaik. Bagaimana mungkin Tuhan tega mengambil nyawanya sekarang?Ian terus melangkah ke depan, hingga dia menyadari dirinya tiba di tempat yang familier. Di luar restoran, dia pernah mendorong Aria sekuat tenaga, lalu dengan lembut melindungi Letty dalam pelukannya.Adegan berganti ke rumah sakit. Dia mencekik Aria dan memaksa perempuan itu berlutut meminta maaf kepada Letty. Saat itu, sorot mata Letty yang penuh kesombongan membuat Aria tampak sangat menyedihkan.Kemudian, di kamar mandi, dia seperti iblis yang mendorong Aria ke pojok dengan air panas menyiksa, mengancamnya dengan biaya pengobatan Ariel, memaksa perem

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 24

    Ian sudah terlalu lama tinggal di kota kecil ini, sampai-sampai orang tuanya menelepon khusus untuk memarahinya."Cuma karena seorang wanita bisu kamu sampai begitu? Keluarga kita nggak butuh pecundang kayak kamu!"Ian diam saja, membiarkan mereka memaki. Setelah puas, mereka menyuruhnya segera pulang, tetapi Ian hanya menjawab dengan satu kalimat tegas, "Aku nggak akan pulang."Kemudian, dia langsung menutup telepon.Aria tidak tahu soal ini dan Ian pun memang tidak berniat memberitahunya.Tak lama kemudian, tibalah hari peringatan kematian orang tua Aria. Ian langsung menawarkan diri untuk menemaninya. Tentu saja Aria tak bisa melarang. Akhirnya, mereka berdua pergi bersama ke makam.Makam orang tua Aria berdiri berdampingan. Ini pertama kalinya Ian benar-benar mengunjungi mereka.Kondisi keluarga Ian memang jauh lebih baik, jadi sulit baginya membayangkan bagaimana Aria bisa bertahan selama ini sambil merawat adiknya yang sakit. Parahnya lagi, gadis sekuat itu malah sial bertemu dir

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 23

    Aria lebih dulu tiba di depan rumah sakit. Saat itu, Rafa menghubunginya lewat panggilan video untuk meminta pendapatnya tentang menu baru.Ian berjalan keluar sambil membawa sekantong salep luka bakar, lalu melihat Aria sedang berkomunikasi dengan Rafa menggunakan bahasa isyarat. Wajahnya tersenyum tenang.Ian terpaku di tempat, enggan melangkah lebih dekat karena takut merusak momen indah itu. Dia sudah tak ingat kapan terakhir kali melihat Aria tersenyum begitu ringan dan alami.Dulu, Aria juga seorang gadis yang gemar tertawa. Namun, senyuman itu perlahan hilang, terkikis habis oleh sikap dingin Ian yang ditunjukkan di hari-hari biasa yang tak terhitung jumlahnya.Ian seperti orang kehausan, menatapnya beberapa detik lebih lama, lalu baru melangkah maju.Aria melihatnya dan tampak sedikit terkejut, seolah-olah baru ingat bahwa Ian juga ada di sana.Ian tersenyum kecut. "Aku sudah selesai. Ayo kita pulang."Aria mengangguk, lalu memasukkan ponselnya ke tas. Senyuman yang tadi masih

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 22

    Ian akhirnya tahu apa arti dari menanggung akibat dari perbuatan sendiri. Dialah yang telah menguras habis semua cinta Aria padanya."Aku tahu aku pernah melakukan banyak hal yang menyakitimu. Itu karena aku terlalu bodoh. Sekarang aku baru sadar, dibandingkan Letty, aku sebenarnya lebih peduli padamu!"Kata-katanya terdengar sangat tulus dan penuh penyesalan, tetapi di telinga Aria itu tak berbeda dengan sebuah lelucon.'Apa karena aku sedang hamil?'Ian mencoba memahami bahasa isyaratnya, lalu segera menggeleng. "Ini nggak ada hubungannya sama anak. Saat aku datang mencarimu, aku belum tahu kamu hamil. Aku ke sini karena kamu."Aria tersenyum datar. Orang yang tidak mengenalnya mungkin mengira dia senang, tetapi kalau dilihat lebih dekat, senyumannya justru penuh jarak.Dia kembali memberi isyarat tangan. 'Kalau begitu, mungkin kamu cuma butuh seorang pengasuh yang sabar dan nggak banyak nuntut.'Ian langsung terdiam. Dia ingin membantah, tetapi anehnya tak tahu harus mengatakan apa.

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 21

    Aria sebenarnya sudah bisa menebak maksud Ian. Namun, membeli unit di sebelah adalah hak Ian dan Aria tak bisa mengusir orang seenaknya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah mengabaikan Ian sepenuhnya.Sejak hari itu, Ian selalu datang tepat pukul 7.30 pagi dan mengetuk pintu. Dia selalu membawa sarapan yang tampak mewah dan dibuat dengan sangat hati-hati. Sekilas saja Aria sudah tahu itu pasti dipesan dari hotel mahal di sekitar."Aku tahu kamu lebih suka makanan yang ringan, jadi aku minta mereka jangan pakai terlalu banyak minyak. Bubur seafood ini pakai bahan-bahan premium. Coba deh," kata Ian, menatapnya penuh harap, bahkan terlihat gugup.Dia sudah terlalu sering ditolak oleh Aria. Sampai-sampai sekarang, bahkan untuk sekadar memberi sarapan pun dia harus ekstra hati-hati.Seperti yang bisa diduga, kali ini pun Aria tidak menerima pemberiannya.[ Jangan buang waktumu untukku lagi. ]Aria mengetikkan kalimat itu di ponsel, lalu menunjuk ke arah makanan dalam kotak termos itu, memb

  • Cinta Dalam Keheningan   Bab 20

    Aria mengalami luka yang cukup parah akibat pukulan itu, tetapi untungnya tidak ada yang fatal. Selama dia beristirahat dan merawat diri dengan baik, kondisinya bisa pulih.Sejak kejadian itu, Ian menjadi jauh lebih serius dalam menjaga keselamatan Aria. Dia bukan hanya menugaskan beberapa pengawal untuk secara diam-diam melindungi Aria, tetapi juga hampir setiap hari berjaga di sekitar Restoran Ariel, khawatir akan terjadi sesuatu lagi.Aria sudah mencoba membujuknya agar tidak perlu serepot itu. Namun, Ian seolah-olah menjadi terobsesi dengan keselamatannya. Apa pun yang Aria katakan, dia tetap keras kepala. Akhirnya, Aria pun malas berdebat lagi dan membiarkannya sesuka hati.Setelah Letty ditangkap, Ian terus berkoordinasi dengan pengacara untuk mengikuti perkembangan kasusnya. Dia berjanji pada Aria, "Aku pasti akan memastikan Letty membayar harga paling mahal atas semua yang dia lakukan."Aria hanya bisa menghela napas. Dia tahu Ian pasti merasa bersalah padanya. Namun, masalahny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status