Share

Merindukan Marwah

Suara rintikan hujan yang mengenai suatu benda, nyaring di telinga Sayyidah. Perlahan ia mengerjapkan matanya. Sepasang netranya melirik ke arah jendela, hujan begitu deras sampai menimbulkan titik-titik embun di kaca jendela.

Ia beringsut dan memandangi tetes hujan yang telah menggenangi halaman asrama. Sedetik kemudian bulir bening mengalir membentuk sungai kecil di pipinya.

"Mamaaah ...." ujarnya dengan suara yang parau.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Sayyidah kangen, Mah. Biasanya setiap hujan begini Mamah selalu mendatangi Sayyidah membawa susu coklat dan bubur jagung kesukaan Sayyidah, lalu Mamah menyelimuti Sayyidah dengan pelukan yang hangat. Kini Sayyidah kedinginan, Mah." Mendekapi tubuhnya sendiri.

Ceklek!

Sontak ia menyeka air matanya dengan punggung tangan. 

"Kamu sudah bangun?" Manik matanya menampakkan wajah Sayyidah yang lesu.

"Mau mandi? Aku buatkan air hangat dulu, ya?! Biar kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status