/ Urban / Cinta Di Ujung Botol / Kejujuran Andini

공유

Kejujuran Andini

작가: Grafz23
last update 최신 업데이트: 2025-04-18 10:00:42

Rio benar- benar tidak berdaya, seluruh tubuhnya terkulai lemas di atas brankar ambulance. Kedua matanya tertutup rapat, dan wajahnya masih berceceran noda berwarna merah. 

Kayla mendampingi Rio menuju rumah sakit, air matanya mengalir begitu deras melihat kekasihnya harus mengalami hal ini. Sesampainya di sana Rio langsung di beri tindakan oleh petugas paramedis agar dia bisa segera pulih.

"Kayla!" Reynold berlari dari ujung lorong mendekati Kayla, dia tidak bisa menyembunyikan kepanikan di wajahnya.

"Bagaimana keadaan Rio?" tanya Reynold langsung meraih tubuh Kayla untuk memberikan kekuatan kepadanya.

"Randu hampir saja menghabisinya Rey!"

"Aku takut Rey!" air mata Kayla begitu deras mengalir dari kelopak matanya.

Reynold tidak sempat menemani dirinya karena dia harus menghapus beberapa bukti yang bisa menjerumuskan Rio ke dalam masalah yang lebih besar. Karena dia tahu jika Rio adalah orang yang ceroboh, jadi dia memutuskan untuk per

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Cinta Di Ujung Botol   Perang Besar Di Karnosa

    Rio segera tiba di Distrik Sorena. Di sana, terlihat jelas Kayla, Damien, Viktor, dan Myra sedang berlindung di balik kendaraan yang hancur sebagian, napas mereka terengah, peluru berseliweran di udara."Rio, mundur!" teriak Damien sambil melambaikan tangannya keras-keras.Dari sisi kanan, sejumlah SUV hitam meluncur masuk cepat—menutup jalan keluar. Rio dan kelompoknya terkepung. Komunikasi dengan fraksi lain? Terputus. Kini yang tersisa hanyalah mereka: Rio, Damien, Kayla, Myra, Viktor, Senno, dan lima orang anak buahnya."Ini jebakan, Tuan!" seru Senno, menarik Rio agar berlindung dari hujan peluru yang ditembakkan oleh pasukan bayangan Velmora.

  • Cinta Di Ujung Botol   Strategi Andini

    Kegelapan. Bau lembap menyengat. Dingin yang menusuk hingga ke tulang.Andini membuka mata perlahan. Pandangannya buram, kepalanya terasa berat. Ia tergeletak di atas lantai semen dingin dengan tangan terikat ke belakang. Mulutnya masih bisa bergerak, tapi lidahnya kaku, rasa logam dan darah masih terasa di ujung bibir.Jeruji besi di sekelilingnya. Ruangan sempit, dinding kusam, lampu menggantung yang hanya berkedip seperti mengejek.Dia mencoba mengingat... kecelakaan... Reynold... Axel."Rey!" teriaknya pelan, tapi suara itu hanya memantul lemah di dinding batu.Pintu besi berderit. Seseorang masuk.

  • Cinta Di Ujung Botol   Kebodohan Andini

    "Kau tidak tahu apa yang sedang aku hadapi, Kay," ucap Rio tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada layar ponsel.Langkah pelan Andini mendekat dari samping. "Nanti malam aku akan pulang bersama Reynold... ke rumah orangtuaku," katanya lirih.Ia berdiri cukup dekat untuk menyentuh, tapi cukup jauh untuk tak menyentuh hatinya lagi.Rio menarik napas dalam, kemudian memutar tubuh dan menatap Andini."Aku tidak akan menahanmu. Tapi percayalah, aku sedang berusaha memperbaiki semuanya."Setelah mengucapkan itu, ia berjalan pergi—meninggalkan Andini berdiri sendiri di ruangan yang tiba-tiba terasa dingin dan asing.Air mata me

  • Cinta Di Ujung Botol   Rio & Fraksi Bayangan

    Fraksi pendukung Rio keluar dari balik lorong gelap, senapan laras panjang terangkat tinggi. Tanpa peringatan, mereka mulai memberondong kendaraan Malvolio dengan tembakan bertubi-tubi. Barisan mereka membentuk pagar hidup, menahan arus peluru dari balik bayangan.Malvolio mulai terdesak. Fraksi kecil yang dipimpin langsung oleh Senno menggempur habis-habisan, tak memberi celah. Lalu, dari sisi kanan, muncul Sorena—wajahnya penuh amarah, dan di tangannya, sebuah granat siap dilempar."MINGGIR!" teriaknya lantang.Sorena melempar granat ke arah kendaraan Malvolio. Ledakan keras mengoyak malam, menghancurkan pintu baja mobil sekaligus memecah formasi lawan. Anak buah Malvolio melompat keluar dalam kepanikan, hanya untuk disambut peluru panas dari fraksi pendukung Rio. Tubuh-tubuh

  • Cinta Di Ujung Botol   Fraksi Bayangan Velmora

    Malam itu, aula utama GGH dipenuhi oleh suara langkah dan bisik-bisik. Semua fraksi telah berkumpul. Para petinggi berdiri di belakang calon pemimpin wilayah—sebagai pengawal maupun saksi kekuasaan baru yang akan dibentuk.Rio berdiri di depan, tatapannya menyapu ruangan. "Mulai malam ini, Distrik Sorela dan Wilayah Utara akan dipimpin oleh Isabel dan Sorena." Ia berhenti sejenak. "Vincent dan Alinda akan mengambil alih Wilayah Barat. Sementara dua wilayah sisanya, diserahkan kepada Kayla dan Zaria bersama kelompok mereka."Suasana sunyi. Tak satu pun suara yang keluar dari para fraksi. Rio kembali bicara. "Fraksi pendukung akan dipimpin oleh Senno untuk mengawal pergerakan Zaria. Sisanya... akan dipilih langsung oleh para petinggi wilayah masing-masing. Jelas?"

  • Cinta Di Ujung Botol   Giulio Si Pengkhianat

    "Rupanya kau lupa, Rio..." ucap Giulio, suaranya dingin namun penuh ejekan. "Kau bisa berdiri di sini malam ini—di tengah para panglima—karena aku. Tanpa bantuanku, kau hanya akan jadi bangkai di daftar buruan mereka." Ia menoleh ke belakang, ke arah para pemimpin fraksi yang kini menatap dengan wajah tak terbaca.Rio hanya menatapnya datar. Lalu menepuk pundak Giulio, seolah menenangkan... atau mungkin meremehkan. Ia mengangkat gelas ke udara."Kalau begitu, biar aku umumkan sesuatu malam ini."Semua mata menatap Rio. Giulio tersenyum lebar—ia pikir inilah momen kemenangannya."Mulai malam ini, Giulio kita nobatkan sebagai..." Rio mengulur suaranya, menatapnya tajam,"...pemimpin fraksi penolakan."

  • Cinta Di Ujung Botol   Strategi Damien

    Di balik layar besarTerlihat Anna dan Robby duduk terikat di atas kursi logam. Wajah mereka babak belur, dan sebuah pistol diletakkan tepat di samping kepala masing-masing—seolah kematian hanya menunggu perintah.Rio menatap layar itu dalam diam. Tatapannya tajam, lalu beralih kepada Lucifer. Bibirnya menyeringai miring."Apa kau tidak tahu cara berterima kasih... Papa?" Nada suaranya sinis, menusuk."Mereka memang bukan pilihan… tapi kalau saja mereka berkata jujur sejak awal, mungkin aku tak akan berada di sini... berdiri di samping iblis seperti dirimu."Lucifer tertawa. Gelak tawa khas predator yang merasa semua masih dalam kendalinya. Ia mengangkat ponsel, menekan sebu

  • Cinta Di Ujung Botol   Penentuan Di Inferno

    "Alvin… akhirnya kau muncul dari kuburan yang kau gali sendiri," ucap Lucifer dengan tawa rendah, nada suaranya sinis dan mencibir. "Jadi, akan kita antarkan mereka ke altar pernikahan... atau langsung ke peti mati?" Tatapannya mengarah tajam pada Kayla."Tentu saja aku berharap ke altar, Tuan Investor," jawab Alvin, membungkuk sopan tapi berbahaya. "Aku hanya perlu menguji putriku... agar layak mendampingi putramu."Lucifer tertawa kecil, suara yang membuat udara seolah ikut menegang. "Bagus. Tampaknya ini akan jadi reuni keluarga... dan juga pertunangan berdarah."Amon menoleh, wajahnya tegang. Ia memberi aba-aba halus pada anggota Dewan Kematian lainnya. "Kita pergi. Ini bukan lagi medan kita." Mereka mundur, bukan karena kalah visi, tapi kalah jumlah.

  • Cinta Di Ujung Botol   Dewa Kegalapan Turun Ke Bumi

    Langit Karnosa menghitam. Bukan karena malam, tapi karena asap, debu, dan ketakutan.Kendaraan mewah berlogo tengkorak perak dengan garis merah tua—simbol Dewan Kematian—berhenti perlahan di tengah medan perang. Semua suara senyap. Seolah dunia memegang napasnya.Rio menghentikan langkah. Tangannya masih memegang senjata, tapi dadanya mengeras—karena dia tahu, mereka bukan sekadar pengadil. Mereka adalah vonis.Dari balik pintu mobil, muncul Amon Leclair, berdiri seperti raja tua yang baru saja turun dari singgasana neraka. Di belakangnya, satu per satu anggota Dewan Kematian turun seperti bayangan tak diundang dari masa lalu semua orang.“Sial, mereka datang ke sini...” bisik Sera tep

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status