Share

Chapter 4

Author: SILAN
last update Last Updated: 2022-06-16 09:17:38

“Kenapa kau terlihat begitu senang, apa kau berhasil mengambil hati si gadis es itu?” ujar Ben penasaran.

Andrew menggeleng, “Itu tidak mungkin, Raynelle adalah satu-satunya gadis yang sangat sulit untuk di dekati dibalik kepintarannya yang memukau itu.” sahut nya dengan yakin. Chris menatap Andrew sembari tertawa pelan.

“Kita akan lihat besok malam apa yang sudah aku dapatkan,” jawab Chris.

“Wah wah, jangan bilang kau sudah berhasil membujuknya.” sahut Martin.

Chris mengedikkan bahu, “Bukan membujuk tapi lebih ke arah sebuah kesepakatan.” jawabnya membenarkan.

“Ini tidak adil, bukan kesepakatan yang kita inginkan dari taruhan ini tapi kau harus mengencaninya.” ujar Andrew tidak terima.

“Andrew C’mon, kau harus mengaku kalah setelah ini dan memberikan koleksi terbarumu itu untukku,” Chris terkekeh melihat wajah kesal Andrew.

Martin mengusap dagunya sendiri, “Kesepakatan seperti apa yang membuatnya setuju untuk menerimamu?” tanya nya.

Chris menoleh, benar juga apa yang Martin katakan kenapa Chris tadi menerima kesepakatan begitu saja tanpa mendengar tujuan Raynelle menerimanya? Bagaimana jika kesepakatan yang dimaksud Raynelle adalah nyawa Chris? Terlebih Raynelle tadi mengatakan untuk membalas seseorang, sekarang Chris juga mulai penasaran rencana apa yang Raynelle persiapkan.

Pemikiran orang pintar itu jauh lebih sulit untuk ditebak membuat Chris semakin bertanya-tanya.

“Hei kenapa kau diam saja?” Ben menepuk bahu Chris.

Chris sedikit terkejut, “Ini kesepakatan kami berdua jadi kalian tidak boleh mengetahuinya.” jawab Chris kemudian, lagi pula dia juga tidak tau kesepakatan timbal balik jenis apa yang Raynelle maksud.

Chris terlalu terburu-buru menerima tawaran gadis itu tanpa berpikir ke depan, yang Chris pikirkan adalah cara memenangkan taruhan itu dari Andrew, tapi apa yang bisa di lakukan gadis lemah seperti Raynelle? Chris sedikit lega jika gadis kutu buku itu tidak bisa apa-apa selain hanya belajar.

_____

Raynelle berlatih diruangan yang terisi oleh banyak peralatan olahraga, Raynelle memilih berlatih bersama samsak diruangan tersebut, keringat mengucur deras di wajah dan tubuhnya namun tak membuat semangat dalam dirinya luntur.

Di zaman sekarang mungkin para gadis seusinya sudah sibuk untuk berpacaran atau merias diri agar terlihat cantik, namun bagi Raynelle nyawanya lebih penting dari kecantikan apapun. Perut yang dimilikinya pun memiliki otot-otot seperti pria bahkan otot tangannya pun menonjol menandakan kekuatan dalam dirinya tidak main-main.

Dilatih dari usia empat tahun tentu saja latihan keras yang diterimanya selama ini sudah menjadi hal biasa untuk Raynelle lakukan. Ia di tempa dengan keras untuk menjadi sosok yang kuat.

Raynelle hanya memakai tank top dan celana karet diatas lutut berwarna hitam, rambut di ikat kuncir kuda agar tidak menyusahkan ketika latihan. Raynelle sengaja selalu menutupi otot tangan dan perutnya dengan menggunakan pakaian kedodoran saat pergi ke sekolah, tidakkah kalian berpikir apa yang mereka semua pikirkan ketika melihat gadis nerd yang selama ini mereka kenal memiliki tubuh yang hampir mirip dengan hulk?

Itu pasti akan menjadi boom trending seketika.

“Mau sampai kapan kau terus berlatih?”

Gerakan Raynelle berhenti, gadis itu berbalik yang langsung di hadapkan sebotol air mineral melayang kearahnya, Raynelle segera menangkap botol tersebut sembari menatap Laurent, sepupunya.

“Kapan kau tiba di LA?” tanya Raynelle sembari meneguk air yang diberikan oleh Laurent.

Pria yang dua tahun lebih tua dari Raynelle itu duduk diatas salah satu alat latihan Raynelle. “Aku baru tiba tadi pagi, tapi ...oh, lihat dirimu, kau sangat jelek memiliki tubuh kekar seperti itu.” Laurent menutupi matanya untuk sesaat sebelum Raynelle mengambil handuk kecil untuk mengusap keringat di wajahnya.

Raynelle mendengus, “Apa lagi yang bisa aku lakukan selain menjadi berbeda dari kebanyakan gadis yang kau lihat?” jawab Raynelle lalu duduk di pangkuan Laurent melingkarkan tangannya di leher pria itu.

Lauren berdecih sambil menahan pinggang Raynelle yang duduk di pangkuannya, “Aku heran denganmu kenapa kau lebih suka bermain dengan semua peralatan yang ada disini ketimbang kehidupan yang di dambakan oleh banyak orang? Kau telah menggilai latihan keras tapi kenapa tidak sekalian saja ikut terjun ke dalam dunia militer?”

Raynelle tertawa rendah beranjak dari pangkuan Laurent, “Kau hanya tidak mengerti, tapi kehidupanku jauh lebih menegangkan dari pada bergabung pada dunia militer.” Raynelle menyeka keringatnya.

Laurent menyilangkan tangannya di depan perut menatap Raynelle, “Dengan tubuh seperti itu kau tidak pantas memakai pakaian sexy sebagai seorang perempuan.” katanya mencibir.

“Aku tidak butuh hal itu,” sahut Raynelle cepat kemudian berbalik menatap Laurent, “Aku jauh lebih sexy dan tidak semua wanita bisa mendapatkan ke sexy-an seperti tubuhku ini.” lanjutnya membanggakan diri.

Laurent menggeleng, “Aku sebagai pria sama sekali tidak tertarik denganmu.”

“Itu bukan urusanku karena kau bukan satu-satunya pria di dunia ini.” jawab Raynelle masa bodoh. Laurent berdesis, ia tidak akan menang melawan Raynelle, mulut gadis itu selalu mengatakan hal yang tidak pernah membuatnya merasa tersanjung sedikitpun.

“Aku akan pindah ke sekolahmu mulai besok.”

Raynelle menoleh, “Kau terlalu tua untuk menginjakkan kaki sebagai pelajar.” jawab nya.

“Itu tidak benar, tapi aku akan menghabiskan tahun terakhirku untuk menemanimu.” kata Laurent, Raynelle berdecih tidak suka. “Oh ya, tapi sebelum itu gantilah cara berpakaianmu, aku tidak suka melihatmu memakai pakaian jelek itu lagi.” saran nya pada Raynelle atau lebih tepatnya mengejek penampilan Raynelle.

“Jika aku mengubah tampilanku, mereka akan langsung terpesona dengan kecantikanku yang sempurna ini.” Raynelle berbicara dengan begitu percaya diri membuat Laurent berlagak ingin muntah.

Laurent berdiri, “Aku akan kembali dan sampai jumpa besok di sekolah, aku kira di hari pertamaku kita memiliki satu kelas yang sama.” katanya.

Kedua bola mata Raynelle membola, “Sialan kau! Ini pasti rencanamu untuk mengikutiku!” umpat Raynelle. Laurent terkekeh berjalan keluar dari ruang latihan Raynelle. Raynelle berdecih, “Kenapa dia tiba-tiba datang kemari? Pasti ada sesuatu yang Laurent rencanakan.” gumam nya.

Raynelle turun ke lantai utama setelah berpakaian, di ruang utama terlihat beberapa maid yang sedang bersih-bersih, Raynelle tidak memiliki keluarga selain ayahnya, ibu Raynelle meninggal saat mempertahankan nyawa Raynelle ketika gencatan senjata beberapa tahun lalu.

Kakek dan nenek Raynelle juga telah meninggal saat usia 40 tahun sebelum Raynelle dilahirkan, keluarga Raynelle tidak ada yang memiliki nyawa panjang, semua nyawa mereka berakhir dengan tembakan peluru.

Semoga saja ayah Raynelle satu-satunya keluarga yang di milikinya tetap bisa menemani Raynelle puluhan tahun lagi dan menyaksikan putrinya mengusai semua mega bisnis dunia.

Raynelle meraih helm hitam sebelum menghampiri motor besar yang juga berwarna hitam, saat ini ia ingin pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang. Motor melaju cukup cepat membelah jalanan yang panjang dan cukup padat.

Motor berhenti tiba-tiba hingga bagian belakang motor sedikit terangkat, Raynelle turun dari kendaraannya melepaskan helm dan melemparnya ke arah seseorang yang berdiri di depan Raynelle.

Langkah kaki Raynelle masuk ke dalam bangunan, tak lupa memakai masker hitam untuk menutupi sebagian wajahnya. Kedatangan Raynelle di hormati oleh orang-orang yang berada di sana, sekitar empat orang ajudan mengikuti Raynelle memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya berisi beberapa orang yang akan menjadi teman bisnisnya malam ini.

Raynelle duduk bagaikan bos lalu salah satu ajudannya memberikan berkas pada orang yang dituju Raynelle. “Kontrak bisnis kita malam ini cukup sederhana kau tinggal memberikan tanda tangan persetujuan di atas kertas tersebut.” ucap Raynelle dengan nada entengnya.

Beberapa orang menatapnya sinis bahkan ada yang langsung berdiri dan menggebrak meja. “Perempuan sialan dari mana ini, berani-beraninya berkata seenak jidatnya, dia pikir ini area bermain anak!” ujar pria itu.

Raynelle tersenyum dibalik maskernya. “Aku tidak ingin basa basi, sebelumnya aku sudah berbaik hati menawari pekerjaan yang menguntungkan pada kalian, tapi kalian menolak. Jika kau menanda tangani kontrak maka perusahan kecilmu ini akan menjadi salah satu bagian dari perusahaan Jackinson.”

“Bocah kurang ajar!”

Ajudan Raynelle mencegah orang yang ingin menyerang Raynelle, Raynelle mengangkat tangannya. “Aku datang dengan cara yang baik, kau tinggal mencoretkan tanda tanganmu apa itu susah?” katanya lagi.

Beberapa orang di ruangan itu mengepalkan tangannya, “Jadi kau adalah utusan jackinson?” tanya nya.

“Bisa dibilang begitu,” jawab Raynelle sambil tersenyum miring, “Kalian tahu kan semua utusan jackinson bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah untuk diremehkan, kau bekerja sama dengan kami atau kami hancurkan bisnismu.” lanjutnya.

____

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 87 END

    “Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 86

    Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 85

    Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 84

    Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 83

    Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 82

    “BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status