Share

123. Mambu

Author: Bai_Nara
last update Last Updated: 2025-05-07 22:27:39

"Alwi masih gangguin kamu?" tanya Alfa yang sedang mengancing kancing kokonya.

"Iya, Mas. Selama dua hari, aku selalu ketemu dia di mana pun. Di sekolah, kantor, pondok, bahkan rumah ini," keluh Galuh.

"Masa? Apa dia gak malu gitu? Kelakuannya dilihat orang lain?"

"Entahlah. Buktinya dia kelihatan santai aja sampai ngomong ke orang lain kalau aku calon istrinya. Gila banget loh, Mas. Sampai do'ain kita cerai. Gak peduli ada Abah sama Umi, bahkan di depan para Mbak Ndalem, Gus Alwi selalu goda aku, Mas. Di pondok, di sekolah juga sama. Sampai aku malu dan takut. Dikiranya aku yang keganjenan."

Alfa terlihat menghela napas. "Nanti Mas coba ngomong sama dia."

"Gak mempan kayaknya, Mas. Jujur aku risih banget. Makanya hari ini, aku memilih di kamar saja. Seharian. Urusan Fairuz, aku percayakan sama Zahra. Antar jemput dia di Bimba, ngaji, main, pokoknya semua diurus sama Zahra. Makanan Abah sama Umi diurus sama mbak dalem. Urusan sekolahan dan pondok aku cuma bergerak di belakang layar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
@yantigothil
akhirnya mamakku update jg,, Alwi kudu di ruqiah tuh kayaknya,,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Gadis tak Bernasab   1. Ditolak Lagi

    Seorang wanita sedang sibuk menderas Al-Quran di kamarnya yang berada di bagian pojok. Gadis itu berusia dua puluh lima tahun. Dia adalah anak angkat Bu Nyai Khomsah dan Kyai Baihaki. Mereka adalah pengasuh di sebuah pondok di daerah Kebumen dengan nama Pondok Al Kautsar.Meski menjadi anak angkat seorang kyai dan bu nyai yang cukup ternama di daerah Kebumen, Galuh tak pernah membanggakan diri. Dia tetap rendah hati namun tidak pernah merasa rendah diri. Bagi Galuh, semua manusia sama yang membedakan adalah ketakwaan. Catat ketakwaan.Galuh masih sibuk menderas Al Quran hingga deresannya terhenti ketika mendengar pintu kamarnya diketuk.“Wa'alaikumsalam, masuk,” titah Galuh.Pintu terbuka dan tampaklah seorang santri berusia delapan belas tahun bernama, Husna.“Ada apa Mbak Husna?”“Ditimbali Umi, Mbak.”“Oooo. Bentar ya, rampungin beberapa ayat lagi.”“Nggih.”Husna pun pergi dan menutup pintu, Galuh sendiri kembali melanjutkan ngajinya hingga berganti ke akhir surat Al-Maidah. Galuh

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   2. Coba Kamu Nerima Aku

    Galuh keluar dari rumah ibu angkatnya dan hendak kembali ke pondok, namun langkahnya terhenti gara-gara di depannya ada sosok Gus Alwi, keponakan dari Kyai Baihaki. Ibunya Gus Alwi adalah adik kandung Kyai Baihaki. Usia Gus Alwi adalah dua enam. Ayahnya bukan gus, melainkan mantan anggota TNI yang gugur di medan Papua saat sedang menjalankan tugas. Pada saat sang ayah meninggal, Gus Alwi masih berusia lima tahun. Semenjak sang suami meninggal, Bu Nyai Latifah memilih kembali ke Kebumen membawa anak semata wayangnya. Dia tinggal di sebuah rumah yang berada di dekat kompleks pondok putra, dan tidak mau menikah lagi hingga sekarang. Padahal selepas masa iddah, banyak yang melamar tapi Bu Nyai Latifah menolak dan memilih tetap menjanda.“Gus Alwi,” sapa Galuh sopan. Dia pun menunduk.“Habis ditolak lagi?” tanya Alwi dengan nada ketus.Galuh hanya tersenyum dan sama sekali tak memberi penjelasan membuat Alwi kesal. Mulutnya gatal untuk tidak mengoceh pada sepupu angkatnya itu.“Sudah kubil

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   3. Cinta Pertama

    Galuh memberikan senyum manisnya pada Jauza. Jauza pun membalas hal yang serupa. Meski keduanya saling mengenal tapi tidak terlalu akrab. Tentu saja karena ada batas bernama kedudukan. Jauza meski bukan Ning tapi masih kerabat dekat keluarga Kyai Baihaki. Sementara Galuh? Sudah jelas dia siapa."Mbak Galuh apa kabar?" tanya Jauza mencoba beramah-tamah."Alhamdulillah baik, Mbak. Mbak Jauza bagaimana kabarnya?""Saya juga baik."Hening. Keduanya sama-sama diam lagi."Budhe dimana ya, Mbak?""Umi sedang menyimak hapalan, Mbak.""Oh, iya juga ya."Lagi-lagi keduanya terdiam. Galuh segan untuk memulai obrolan sementara Jauza bingung mau membawa Galuh pada tema obrolan apa."Loh Jau, masih di sini? Belum ketemu sama Mbak Khomsah?"Sebuah suara memecah keheningan. Tampaklah Bu Nyai Latifah yang datang, baik Galuh dan Jauza langsung menyalami Bu Nyai Latifah.“Belum Budhe.”“Lah kasihan tahu gini nunggu di tempat Budhe aja, ngobrol sama budhe. Alwi juga di rumah.”“Jauza ditemeni Mbak Galuh

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   4. Pangeran Pondok Pulang

    Alfa beristighfar, dia menunduk. Ikhlas yang melihat tingkah sahabatnya terkikik. Menurutnya sikap Alfa itu lucu, terlihat sekali sahabatnya itu sedang terpesona.“Mas Alfa kan? Yang kemarin nolong saya?” cecar Shadiqah.Alfa hanya mengangguk. Shadiqah kembali tersenyum, “Boleh Shadi duduk di sini?”“Boleh-boleh, silakan.” Ikhlas yang langsung mempersilahkan. Dia bahkan sengaja mengarahkan Shadiqah ke kursi yang paling dekat dengan Alfa. Shadiqah pun duduk agak berdekatan dengan Alfa membuat sang bujang sedikit menjauhkan kursinya agar tak terlalu dekat dengan non muhrim.“Udah pesen makan Mbak?” Ikhlas kembali bertanya.“Udah kok.”“Mau minum?”“Boleh.”Ikhlas memanggil pelayan, dan menanyakan kepada Shadiqah mau minum apa. Shadiqah menjawab mau minum jus jeruk saja. Shadiqah akhirnya menghabiskan waktu bersama Ikhlas dan Alfa. Terlihat percakapan didominasi oleh Shadiqah dan Ikhlas, Alfa lebih banyak menjadi pendengar. Dalam obrolan Shadiqah dan Ikhlas, Alfa jadi tahu jika Shadiqah

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   5. Dianggap Musuh

    Galuh masih shock. Dia diam saja dalam posisi bak ala-ala aktris dan aktor Korea yang sedang melakoni drama romansa. Sayangnya antara Galuh dan Alfa bukannya terlibat dalam sebuah romansa, yang ada keduanya terikat pada realita ya realita. Terutama setelah kata-kata pedas dari sang pria, langsung menyadarkan Galuh untuk kembali menapak ke bumi jangan ke dunia mimpi apalagi halu."Kamu mau melakoni adegan macam ginian sampai kapan?" Suara Alfa terdengar sinis membuat Galuh meringis dan segera bangkit, melepaskan diri dari cekalan tangan Alfa."Hehehe, Gus." Galuh mencoba memberikan senyum seindah melati sewangi Kasturi. Sayang segala bentuk tindak tanduk Galuh tidak diapresiasi."Hehehe, ha he ha he, ceroboh! Kamu mau nambah usia berapa pun tetep ceroboh," sinis Alfa."Maaf, Gus."Galuh menunduk, sementara Alfa masuk ke dalam rumah. Baru tiga langkah, Alfa berbalik."Bawain koperku, tuh udah diturunin sama sopir grab," titah Alfa dengan suara ketus."Nggih, Gus.""Taruh depan kamar, ja

    Last Updated : 2023-07-17
  • Cinta Gadis tak Bernasab   6. Mulai Melawan

    Galuh menerima hadiah dari Alfa dengan kikuk, sementara sang kakak angkat hanya memamerkan senyum tipisnya. Beruntung Alfa memiliki karakter cool, irit ngomong dan segala sifat yang dimiliki oleh kulkas dua pintu, sehingga menyamarkan ketidaksukaan Alfa pada Galuh. “Makasih, Gus,” ucap Galuh lirih. Dia menatap kerudung motif segi empat berwarna hijau toska pemberian sang kakak angkat. Ada keharuan yang menyelimuti hati Galuh. Meski sikap Alfa padanya memang bisa dikatakan kurang bersahabat, tapi kakak angkatnya memang selalu memberinya hadiah kemana pun dia berada. Dan bagi Galuh itu sudah cukup, dia tak akan meminta lebih. “Buatku mana Mas?” rajuk Alwi. Alfa menatap adik sepupunya, “Bukannya sudah tak kasih banyak?” “Kurang.” “Kamu gak minta aku beliin jilbab kayak Galuh kan?” “Astaghfirullah, ya gak gitu juga ngasih hadiahnya, Mas!” pekik Alwi sementara yang lain hanya tertawa mendengar celetukan Alfa yang lucu. Ya lucu karena saat mengatakannya, ekspresi muka Alfa adalah tanp

    Last Updated : 2023-07-31
  • Cinta Gadis tak Bernasab   7. Nguping

    Galuh tak dapat menahan senyum lebarnya begitu acara yang dia ketua berakhir dengan begitu sangat meriah. Dia bahkan mendapat banyak ucapan selamat dari para Ustazah dan yang spesial dari Abah Baihaki dan Umi Khomsah.Alfa sendiri hanya diam saja, tak mengucap selamat atau apa pun. Alfa lebih memilih menyibukkan diri dengan ponselnya saat sang ibu mengajak Galuh bercengkrama di rumah. Bahkan dia pura-pura harus menelepon sahabatnya agar bisa meninggalkan ruang keluarga. Bukannya sedih, Galuh malah senang jika Alfa tak berada satu ruangan dengannya. Dia bisa lebih banyak berekspresi dan bisa ngobrol santai dengan ibu angkatnya. Obrolan yang lama kelamaan jadi makin serius karena Umi Khomsah memang mengajak Galuh bicara serius."Luh.""Nggih Umi.""Ada lamaran dari Kyai Basroni, kamu ...." Bu Nyai Khomsah diam. Ada mendung di wajahnya."Saya tahu Umi, istri beliau sudah matur ke saya. Tapi mohon maaf Umi, Galuh menolak permintaan beliau. Pantang bagi Galuh jadi yang kedua. Meski Galuh

    Last Updated : 2023-08-29
  • Cinta Gadis tak Bernasab   8. Pink

    Alfa menatap ponselnya dalam diam. Keningnya terlihat berkerut. Tampak sekali sedang berpikir keras. Alfa lalu menghembuskan napasnya dengan kasar. Ditaruhnya ponsel itu di atas nakas dekat ranjang lalu Alfa memilih rebahan. Sambil rebahan, tatapan mata Alfa tertuju pada langit-langit kamarnya. Suara kipas angin di dinding pun terdengar keras. Alfa berbalik, menutup matanya sebentar, membuka mata lagi dan berbalik lagi menatap langit kamar. Posisinya kembali terentang. Beberapa kali embusan napasnya terdengar berat bahkan terkesan lelah."Kenapa perasaanku kok kayak ada yang salah ya? Tapi apa?" gumamnya."Tau ah, gelap. Mending tidur!" Alfa memilih tidur siang. Siapa tahu habis tidur perasaannya jadi lebih baik. Sayangnya Alfa kembali membuka mata. Dia tak bisa tidur. "Ish! Kenapa susah sekali buat merem sih?"Alfa memilih berdiri. Kebiasaan di Kairo yang jarang tidur siang, kebablasan hingga di rumah. Alfa yang masih dalam tahap adaptasi kesulitan mencari aktivitas yang bisa membu

    Last Updated : 2023-10-11

Latest chapter

  • Cinta Gadis tak Bernasab   123. Mambu

    "Alwi masih gangguin kamu?" tanya Alfa yang sedang mengancing kancing kokonya. "Iya, Mas. Selama dua hari, aku selalu ketemu dia di mana pun. Di sekolah, kantor, pondok, bahkan rumah ini," keluh Galuh. "Masa? Apa dia gak malu gitu? Kelakuannya dilihat orang lain?""Entahlah. Buktinya dia kelihatan santai aja sampai ngomong ke orang lain kalau aku calon istrinya. Gila banget loh, Mas. Sampai do'ain kita cerai. Gak peduli ada Abah sama Umi, bahkan di depan para Mbak Ndalem, Gus Alwi selalu goda aku, Mas. Di pondok, di sekolah juga sama. Sampai aku malu dan takut. Dikiranya aku yang keganjenan."Alfa terlihat menghela napas. "Nanti Mas coba ngomong sama dia.""Gak mempan kayaknya, Mas. Jujur aku risih banget. Makanya hari ini, aku memilih di kamar saja. Seharian. Urusan Fairuz, aku percayakan sama Zahra. Antar jemput dia di Bimba, ngaji, main, pokoknya semua diurus sama Zahra. Makanan Abah sama Umi diurus sama mbak dalem. Urusan sekolahan dan pondok aku cuma bergerak di belakang layar.

  • Cinta Gadis tak Bernasab   122. Ups, Sorry. Sengaja!

    "Woy! Jalan pakai mata!" bentak Alwi pada Zahra yang tidak sengaja menabrak dirinya. Zahra yang niatnya hendak meminta maaf pada siapa pun yang tidak sengaja dia tabrak karena berlari mengejar bola, urung saat tahu jika yang dia tabrak adalah Alwi. "Sorry, kirain tembok," balas Zahra memasang mimik judes. Dia pun segera mengambil bola yang berada tak jauh dari kaki Alwi. Begitu sudah mendapatkan bolanya, Zahra tanpa mengindahkan keberadaan Alwi lalu segera berbalik, berjalan mendekati Fairuz yang sudah menunggu. "Woy!" Alwi tentu saja meneriaki Zahra. Sayang, si gadis hitam manis itu tak peduli dan lebih memilih bermain kembali dengan Fairuz. "Dasar cewek gak punya adab sopan santun," gerutu Alwi.Alwi pun segera berjalan menuju gazebo yang kini sudah bertengger megah di halaman belakang rumah Kyai Baihaqi. Gazebo yang dibuat oleh Alfa setelah memutuskan mengadopsi Fairuz. Senyum Alwi terkembang saat dilihatnya sosok Galuh sedang bercengkrama dengan Bu Nyai Khomsah. Alwi menguca

  • Cinta Gadis tak Bernasab   121. Obat Migren

    Alfa sampai di rumah menjelang jam empat. Dia terlihat kelelahan karena baru saja menyelesaikan segudang pekerjaan dimulai dari meninjau lokasi kebun durian miliknya, mengecek usaha miliknya, memberi materi kewirausahaan di salah satu sekolah pertanian yang ada di Purwokerto hingga menemui salah satu rekan kerjanya guna membahas kontrak kerja sama yang baru."Assalamualaikum," ucap Alfa ketika memasuki rumah."Wa'alaikumsalam.""Abah!"Alfa yang awalnya merasa lelah langsung semangat gara-gara mendengar suara sang putri. Dia pun mencari keberadaan putrinya yang ternyata sedang duduk menonton TV ditemani Zahra."Fay.""Abah."Alfa langsung merentangkan kedua tangan sementara Fairuz berlari ke arahnya. Alfa membopong putri cantiknya dan diciuminya kedua pipi Fairuz dengan gemas. Membuat Fairuz tertawa karena kegelian."Geli, Abah.""Masa sih? Gak geli ah.""Geli."Bukannya melepaskan sang putri, Alfa terus mencandai sang putri hingga kemudian dia sadar akan keberadaan Zahra."Mbak Zahra

  • Cinta Gadis tak Bernasab   120. Balik Ke Rumah

    "Ami Syakib gimana kabarnya, Ba?""Udah lebih baik. Udah ikhlas dia. Amira selalu ada di sampingnya. Jadi motivator terbaik buat ami kamu. Ditambah sudah ada Rafatar. Jadi proses penyembuhannya lebih gampang."Satu Minggu setelah kematian Habiba, Galuh dan Fairuz masih berada di Andalusia. Alfa sendiri sudah kembali ke Kebumen, tiga hari setelah kematian Habiba. Sebab ada banyak urusan pekerjaan dan pondok yang harus dia lakukan.Meski Galuh juga ingin ikut balik, tapi di sisi lain dia juga masih ingin bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Menyebabkan Alfa yang mengalah dan membiarkan Galuh tetap berada di Tegal sampai rasa rindu sng istri pada kedua orang tuanya terobati.Karena Galuh di Tegal, Fairuz jadi ikutan ngintilin uminya. Membuat Alfa sedikit uring-uringan tapi mau bagaimana lagi dia gak bisa egois. Dia paham Galuh pasti masih ingin banyak waktu bersama kedua orang tuanya. Dan Fairuz yang baru merasakan punya ibu, juga begitu. Alfa deh yang harus berbesar hati membiarkan

  • Cinta Gadis tak Bernasab   119. Memaafkan

    Syakib dan yang lain masih dalam kondisi terguncang. Alfa yang berada di balik kemudi mobil Syafiq bahkan sampai mencengkeram kemudi."Tidak. Tidak Habiba."Syakib segera membuka pintu belakang, sebelah kiri. Dia berlari menuju ke kerumunan. Dia bahkan mendorong beberapa orang untuk sampai ke sosok yang tergeletak tak berdaya di aspal."Ya Allah, Bibah. Bibah. Tidak. Tidak Bibah!"Syakib terduduk di dekat Habiba. Dia hendak meraih tubuhnya namun dihalangi oleh beberapa orang dengan alasan, Habiba harus dicek oleh tenaga medis dulu."Aku harus membawanya. Bawa dia ke rumah sakit.""Ini kan pintu keluar rumah sakit. Tunggu petugas medis dulu.""Kita harus angkat dia. Harus bawa dia." Syakib berontak hendak membawa Habiba."Dokter. Panggil dokter!" teriak Syakib.Dia terus memberontak. Ingin mendekat ke arah Habiba. Beruntung Syafiq dan Faris sudah mendekat. Mereka pun ikut menahan Syakib."Tenanglah. Itu petugasnya sudah datang," pinta Faris. Dia menahan sambil merangkul sepupunya karen

  • Cinta Gadis tak Bernasab   118. Tabur Tunai

    Habiba duduk terpekur di dalam sel lapas yang baru dia tempati selama dua puluh menit yang lalu. Sejak dia dibawa ke lapas, belum ada satu pun yang menjenguknya. Habiba beberapa kali tertawa sendiri, menangis lalu berteriak. Aksinya sangat mengganggu napi lain terutama teman satu selnya.Bahkan beberapa menit yang lalu, dia baru saja mendapatkan beberapa pukulan dari salah satu teman selnya yang merasa terganggu dengan suara teriakan atau tangisan Habiba. Melihat kondisi Habiba yang bisa saja menjadi bulan-bulanan warga sel lain, dia pun akhirnya ditempatkan dalam sel sendirian.Namun, pilihan ini pun juga ada minusnya. Habiba makin menjadi. Dia makin sering menangis keras dan berteriak. Meski sangat mengganggu, setidaknya Habiba aman karena berada di selnya sendirian."Kak Umar. Kamu di mana? Kak Umar. Kak Umar tolong Bibah. Kak Syakib. Kamu ke mana Kak Syakib? Bantu aku. Keluarkan aku dari sini. Aku kan istri kamu. Hahaha. Kamu kan cinta mati sama aku. Hahaha.""Aba, Umi. Hei, kalia

  • Cinta Gadis tak Bernasab   117. Gagal

    "Mati?" lirih Faris."Iya. Mati. Hiks hiks hiks."Habiba mencoba melepaskan diri. Tapi tak berhasil. Dia bahkan kini terduduk, dengan menahan rasa sakitnya. Sorot matanya menampilkan aura kemarahan dan dendam."Kamu ingin Kak Umar Mati?" tanya Syafiq tak percaya."Iya!" jawab Habiba dengan lantang. "Dasar kurang ajar!" hardik Syafiq."Apa kamu gak takut masuk penjara, hah?" sambung Syafiq."Aku tak peduli. Tak peduli. Hidupku sudah hancur. Aku tak punya apa pun yang bisa aku jadikan semangat untuk hidup!" teriak Habiba."Makanya lebih baik dia mati. Hahaha.""Edan! Gila kamu.""Iya aku gila. Gila. Dulu Kak Umar segalanya bagiku. Dia adalah tujuan hidupku. Aku bertahun-tahun menunggu dia. Menunggu dia berpaling padaku. Menatapku. Menerima hadirku. Tapi apa? Apa, hah?! Aku gak pernah dia lirik. Sampai kulitku keriput, rambutku putih. Dia gak pernah melirikku. Padahal demi Kak Umar. Demi kamu, Kak. Aku ngelakuin apa pun. Demi bisa dapat perhatian dan cintamu, Kak Umar. Bahkan kejahatan

  • Cinta Gadis tak Bernasab   116. Kegilaan Habiba

    Anjani dan dua menantu Abu Hasan sedang sibuk di dapur. Sesekali mereka bercerita dan tertawa. Mereka tampak akrab karena secara umur mereka sepantaran."Habis ini, aku berharap kehidupan kita semua lebih baik lagi," celetuk Ulfa.Kedua iparnya menoleh pada Ulfa."Ya dengan tidak adanya Bibah, aku harap keluarga kita jadi lebih baik. Masalahnya kan sejak dulu, yang jadi biang masalah ya dia," sambung Ulfa.“Kadang aku gak ngerti sama pola pikir dia. Udah ada Syakib yang baik, yang cinta sama dia. Masih juga ngejar Kak Umar. Andai Aba Hasan gak ada janji sama orang tua Bibah, pasti deh tuh orang bakalan didepak sama Aba dari dulu. Gak perlu nunggu berpuluh tahun sampai Bibah sendiri yang minta cerai. Hah!" ucap Ulfa menggebu-gebu."Untung aja ada kamu, Mira. Dan untung aja Kak Umar setia orangnya. Aku gak bisa bayangin kalau Syakib masih bucin atau Kak Umar nerima dia. Lihat aja kelakuannya. Udah tua, bukannya jadi pribadi lebih baik, lebih bijak tapi ya begitu deh.”Baik Amira dan Anj

  • Cinta Gadis tak Bernasab   115. Hanya Orang Luar

    "Dasar wanita bodoh. Keturunan najis. Cih! Kamu selain bodoh punya kelebihan apa hah? Kamu pakai pelet apa sih, sampai Umar anakku kesengsem sama kamu. Kenapa dia gak mau sama Bibah yang sempurna? Eh eh eh, malah nangis. Bisanya cuma nangis, dasar tolol! Sana kamu ke kamar saja. Sepet mataku lihat kamu. Jangan pernah nongol di sini. Perkumpulan ini hanya untuk keluarga Al Hilabi, sama orang-orang terhormat seperti Bibah. Orang miskin kayak kamu gak pantes di sini. Gak pantes jadi istrinya Umar. Gak pantes jadi mantuku!" ucap Umi Lutfiyah sambil menatap Anjani jijik dan penuh kebencian.Bayangan demi bayangan kian berlarian dalam ingatan Habiba. Habiba seakan ditarik paksa dari kisah lampau. Kisah dimana dia dulu dipuja, dibela dan bisa sombong. Kini dia malah tersiakan, tak dilirik, tak diinginkan.Habiba sedikit terhuyung. Bayang-bayang masa silam masih begitu kentara dalam pikirannya. Dulu dia selalu dibela oleh Umi Lutfiyah dan menyebabkan keluarga Al Hilabi juga mendukungnya. Tapi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status