Home / Romansa / Cinta Kakak Dokter / Tak Pernah Ku Duga

Share

Tak Pernah Ku Duga

Author: Ladra
last update Huling Na-update: 2021-08-28 07:59:00

Siapa yang datang malam-malam begini? tanyaku dalam hati. Saat aku ingin mengambil baju tapi, ternyata bunda sudah siapkan baju untukku.

“Baju ini? cuma nemuin tamu sebentar tapi, kenapa pakai baju sebagus ini?” gumam ku.

“Key?” panggil bunda.

“nanti turun sekalian bawa makanan yang sudah bunda siapkan di dapur ya!!” ucap Bunda.

“Iya, Bun,” jawabku.

Aku turun dan membawa makanan yang sudah disiapkan Bunda. Aku terkejut ternyata yang datang adalah dokter Izzam dan keluarganya.

“Silahkan dinikmati!!” ujar ku pada orang tua dokter Izzam.

“Key, duduk di samping ayah!” pinta bunda padaku. Aku pun duduk di samping ayah dan menyimak pembicaraan antara orang tuaku dan orang tua dokter Izzam.

“Key,tadi ini nak Izzam sudah menelpon ayah. Ia meminta izin pada ayah untuk datang bersama keluarganya dengan maksud meminang mu,” ucap ayah.Ucapan ayah tadi membuatku terkejut dan terpikir oleh perilaku dokter Izzam tadi pagi. Aku baru memahami maksud perilakunya.

“Iya, nak Keyla kami datang kesini untuk meminang nak Keyla untuk putra bapak, Izzam,” sahut ayahnya dokter Izzam.

“Jika nak Keyla berkenan untuk menerima putra bapak, Izzam sebagai calon imam nak Keyla,” ucap ayahnya dokter Izzam.

“Izzam ini sudah cerita banyak tentang nak Keyla. Ia juga mulai menyukai nak Keyla karena, nak Keyla yang tetap istiqomah dalam ketaatan di kondisi apapun itu,” ucap ibunya dokter Izzam.Aku hanya terdiam malu dan memikirkan apa yang harus aku jawab. Sedangkan, baru saja semalam aku menolak lamaran Salman.

“Bagaimana nak?” tanya ayahnya dokter Izzam.

“Keyla, saya sudah lama mengagumi,saya ingin mengenal lebih dekat dirimu tanpa penghalang. Oleh karena itu, izinkan saya menghalalkan mu, menjadikanmu sebagai pelengkap dari diri saya yang penuh kekurangan, temani saya dalam ibadah kepada yang maha kuasa dan menyempurnakannya,” ucap dokter Izzam.

“Will you merry me?” lanjut ucapan dokter Izzam.

“Bagaimana nak?” tanya ayah padaku.Bunda memegang erat tanganku, menguatkan hatiku dan bicara.

“Nak, ia orang yang baik agama, nashob dan maal. Bunda sudah mengetahui banyak tentang nek Izzam karena, orang tua nak Izzam sudah lama membicarakan tentang ta'aruf ini dan ibunya nak Izzam juga sudah memberitahukan segalanya tentang kepribadian nak Izzam begitupun bunda,” ucap bunda padaku.Dengan segala pertimbangan yang ada dan aku sudah memikirkan ini dengan matang-matang.

"apa yang membuatmu yakin denganku?" tanyaku pada dokter Izzam.

“Saya yakin karena keistiqomahanmu dalam bercinta dengan Rabb ku. Dan saya yakin kalau dirimu bisa menyempurnakan kekurangan ku dalam beribadah,” jawab dokter Izzam.

“Apa engkau bisa menerima semua kekurangan ku dan keluargaku?” tanyaku pada dokter Izzam.

“Dengan izin Allah aku menerima apapun kekuranganmu karena, Rabbku menyempurnakan ku dengan kelebihan yang kau miliki, begitupun kau akan ku sempurna kan dengan kelebihan yang ku punya,”jawabnya.

“Bismillahirrahmanirrahim, Keyla terima khitbah dari dokter Izzam,” jawabku.

“Alhamdulillah,” ucap orang tua dokter Izzam dan orangtuaku dengan senang. Walaupun aku tidak pernah menyimpan rasa pada dokter Izzam tapi, aku yakin karena bunda telah mempercayainya dengan segala pertimbangan kepribadian yang ia miliki. Aku pun ikut senang dengan semua ini, aku yakin pilihan orang tuaku yang terbaik untukku.

“Bagaimana kalau lusa pertunangannya?” saran dari ayah dokter Izzam.

“Baik,tidak apa-apa lebih cepat lebih baik,” jawab ayah.

“Silahkan dinikmati hidangannya,” ucap bunda mempersilahkan keluarga untuk menikmati hidangan. Mereka menikmati hidangan dan memperbincangkan persiapan pertunangan ku dengan dokter Izzam yang akan dilaksanakan lusa.

“Sudah malam, sebaiknya kami pulang,” ucap orang tua dokter Izzam.

“Kalau begitu kami pamit pulang dulu, semoga niat baik kita akan diperlancar ya” ucap orang tua dokter Izzam pada orang tuaku.

“Assalamu'alaikum,” salam pamit mereka.

“Wa'alaikumussalam,” jawab kami.

“Sudah malam kita lanjut pembicaraan esok saja,” ujar Ayah.

“Iya yah, selamat Bun, Yah,” ucapku.Insomnia datang begitu saja dimalam ini. Aku masih tidak percaya dengan kejadian malam ini.Aku meyakinkan diri ini untuk bisa memulai lembaran baru nantinya.

“Selamat pagi, Bun, Yah,” ucapku pada bunda dan ayah.

“Pagi, Key,” jawab mereka.

“Kamu benar-benar yakin kan dengan keputusanmu malam tadi?” tanya ayah.

“InsyaAllah yah, dengan ridho ayah dan bunda Keyla yakin,” jawabku.

“Tapi, baru kemarin kamu katakan pada bunda dan ayah kalau kamu belum siap dengan hal ini,” ucap bunda.

“Allah dengan mudah membolak-balikan hati manusia Bun,” jawabku.

“Keyla berangkat dulu ya, Bun.

Assalamu'alaikum,” ucapku.

“Wa'alaikumussalam,” jawab mereka.

“Pagi, dok,” sapaan perawat padaku.

“Pagi,” jawabku dengan tersenyum. Kemudian aku masuk ke ruangan pasien anak-anak yang terkena penyakit kanker.

“Selamat pagi, sudah sarapan dan minum obat?” tanyaku pada mereka.

“Sudah, kakak dokter,” jawab mereka dengan gembira walau dengan merasakan sakit yang mereka alami.

“Jangan lupa tersenyum dan berdoa, ya!!” ujar ku pada mereka.

“Iya, kakak dokter,” jawab mereka.

“Hey, Key. Disini?” tanya perawat. Ia perawat sekaligus temanku.

“Iya, tadi lewat sekalian ngecheck mereka,” jawabku.

“Ooo, tumben biasanya kan yang tugas disini dokter Devi,” ucapnya.

“Iya, cuma bentar kok. Aku duluan ya,” jawabku.

“Dokter tinggal dulu ya,” ucapku pada anak-anak itu.

“Iya, dokter,” jawab mereka. Aku pun pergi melanjutkan tugasku mengurus pasien yang lain.

“Dok..,” seru seseorang dari belakang.

“Iya,” jawabku.

"Eumm, dokter Izzam. Ada apa dok?" tanyaku.

“Bisa ke ruangan saya sekarang?” pinta dokter Izzam.

“Baik, dok,” jawabku.

Di ruangan dokter Izzam.

“Dok, ini pilihan kartu undangan pertunangan kita dari ibu. Silahkan dokter pilih mana yang disuka,” ucap dokter Izzam dengan menyodorkan 3 kartu undangan.

“Yang ini saja, dok,” jawabku menunjukkan kartu undangan yang berwarna putih dan biru yang terlihat simpel tapi elegant.

“Untuk bajunya sudah di pilih kan oleh orang tua kita,” ucap dokter Izzam.

“Keyla ikut saja dok, apa yang di pilih kan nantinya,” jawabku.

“Ini beberapa undangan yang dipilih tadi, bisa dibagikan ke teman dekat,” ucap dokter Izzam dengan menyodorkan beberapa kartu undangan yang aku pilih tadi.

“Baik, dok. Kalau begitu Keyla lanjut urus pasien lain,” ucapku yang kemudian pergi dari ruangan itu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku bawa.

“Key,” panggil Danita yang mengejutkanku dari lamunan.

“Hmmm, iya,” jawabku dengan terkejut.

“Gimana semalam?” tanya Danita.

“Ini,” ucapku dengan menyodorkan kartu undangan pertunangan ku dengan dokter Izzam.

“Pertunangan Izzam dan Keyla Kiyomi?ini sungguhan?” tanya Danita dengan terkejut dan senang.

“Jangan lupa datang ya!!” ujar ku padanya. Ia memelukku dengan senang dan tidak percaya. Aku pun senang melihatnya walau sedikit ada rasa mengganjal dihati.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Kakak Dokter   Dia Kakakku

    Perlahan dr. Izzam mencoba meraih tangan ku untuk bergandeng dengannya. Lalu, Zarrah memukul tangan Izzam dan membuatnya tersipu malu saat aku menoleh ke arahnya. Zarrah pun mengejeknya,“Hayoo!? Tangan Kakak nakal!” seru Zarrah meledek dr. Izzam.dr.Izzam hanya tersipu malu, kemudian Zarrah menyatukan tangan ku dengan tangan dr. Izzam dan tersenyum padaku. Aku menoleh saling menatap wajah dengan dr. Izzam. Diwajahnya tampak cinta yang begitu besar nan tulus. Namun, di mataku terlihat realita yang bertolak belakang dengan realita cinta yang dimiliki oleh dr. Izzam.“Mau minum?” tanya dr. Izzam menawarkan ku. Aku menggelengkan kepala menolak tawaran dr. Izzam.“Kamu kok kelihatan pucat?” tanya dr. Izzam padaku.Muka ku terlihat pucat karena kelelahan mencari Savas kemarin, aku sampai lalai dengan kesehatanku sendiri. Lalu aku meminta izin kepada dr. Izzam untuk ke toilet sebentar. dr. Izzam memanggil Zarrah untuk menemaniku

  • Cinta Kakak Dokter   Wedding

    November, bulan yang seharusnya menjadikan ku wanita paling bahagia didunia. Hari dalam bulan itu adalah hari spesial dalam sejarah hidupku. Hari pernikahanku dengan dr. Izzam, dress putih yang sudah tergantung di kamarku dan koper yang berisi pakaian telah tersusun rapih. Tapi, hari ini bukanlah hari terakhir namamu ada dalam sujud sepertiga malam ku. Rabbku juga tak akan melarang namamu tersebut oleh lisanku. Orang lain boleh menjadi imam ku tapi, orang lain tidak boleh menghentikan ku menyimpan mu dalam sepertiga malam ku.Danita sangat antusias mempersiapkan pernikahanku hari ini. Aku memilih Danita untuk merias ku di hari spesial ini.Aku duduk di meja rias, depan kaca dan memandangi wajahku yang sudah penuh dengan riasan make up.“Happy wedding, sayang,” ucap Bunda memelukku dari belakang.“Are you ready, Keyla?” tanya Danita yang ikut memelukku.Aku berbalik arah dan tersenyum kepada mereka. Aku sudah berjanji pada diriku untuk

  • Cinta Kakak Dokter   Dimana?!

    "Assalamu'alaikum,” panggil seseorang dari depan pintu rumahku.“Wa'alaikumussalam?” jawab Ayah.Mendengar suara itu, aku bergegas membuka pintu dan ternyata sesuatu dengan harapan.“Masuk, Pak!” ucapku mempersilahkan tukang paket masuk.Akhirnya tukang paket itu datang ke rumah.“Ada apa ya, Dok?” tanya tukang paket.“Bapak mengantar paket untuk saya tadi pagi, kan?” tanyaku.“Iya, Dok,” jawabnya.“Bapak tahu siapa pengirim paket itu?” tanyaku lagi.“Wahhh.., saya gak tahu, Dok. Dipaket gak tertera nama pengirim,” jelasnya.“Ada masalah dengan paketnya, Dok?” tanyanya cemas terjadi kesalahan.“Bukan, Pak. Tapi, saya butuh nama pengirimnya,” jelas ku.“Maaf, Dok. Saya gak tahu,” tegasnya.“Ya sudah, terimakasih ya, Mbak,” ucapku.Dan tukang paket itu langsung pergi meninggalkan

  • Cinta Kakak Dokter   Terus Melangkah Walau Terikat

    "Assalamu'alaikum!! Permisi!!” teriakku dari pagar rumah di alamat yang diberikan Savas.Berharap ada yang menjawab dari dalam rumah tapi,“Mbaknya, cari siapa ya?” tanya tetangga yang lewat.“Penghuni rumah ini kemana ya, Bu?” tanyaku.“Rumah ini kosong, Mbak. Orangnya pindah sekitar tiga tahun yang lalu,” jawab Ibu itu.“Eumm, Ibu tahu pindahnya kemana?” tanyaku.“Kurang tahu jelasnya, Mbak,” jawabnya.“Coba mbaknya ke alamat ini!” ujar Ibu itu dengan memberikan alamat rumah Savas.Setelah Ibu itu menuliskan alamat rumahnya aku langsung pergi,“Terimakasih ya, Bu,” ucapku.“Iya, Mbak. Saya tinggal duluan ya, Mbak,” ucapnya.Aku langsung beranjak ke alamat rumah yang di tuliskan oleh Ibu itu.Namun, saat aku mengunjungi rumah itu hanya ada satpam yang berdiri didepan gerbang rumah.“Permisi, Pak,” ucapku.

  • Cinta Kakak Dokter   Azzamiyah

    "Kita ngeteh dulu, yuk!” ajak Umma saat mengantar Zarrah ke hotel penginapan dr. Izzam.“Iya, Umma. Kiyomi langsung pulang ke hotel Kiyomi aja,” tolak ku dengan canggung.“Ya udah, take care ya, Sayang,” ucap Umma.Jawabku dengan tersenyum dan,“Salam aja sama Ayah, dan orang tua Kiyomi ya, Umma,” pesanku.“Iya, nanti Umma sampaikan,” jawab Umma.Aku langsung kembali ke hotel. Saat aku sampai di depan hotel,“Kacan!!” teriak seseorang yang memanggilku. Sepertinya Syakira, pikirku dan tanpa berpikir panjang lagi aku menoleh kebelakang dan melihat Syakira yang berlari ke arahku.“Kacan, I yah pergi ke In do ne sia,” ucap Syakira terengah-engah setelah berlari-lari tadi.“Pergi?! Ke Indonesia?!” teriakku terkejut.Aku langsung berlari menuju kamar hotel melihat barang-barang Iyah. Aku memeriksa almari Iyah ternyata, barang-barang dan pakaian Iyah m

  • Cinta Kakak Dokter   Lunch

    Lunch sederhana tapi, tak biasa. Dua keluarga yang terlihat sangat bahagia. Aku jadi tak sanggup menghancurkan suasana bahagia ini dengan wajah sedih ku ini. Aku mencoba tersenyum dan menghampiri meja makan keluarga.“Masyaallah datang juga calon mantu, Umma,” ucap Umma menyambut kedatanganku.Dan tawa bahagia yang ditunjukkan oleh keluarga untuk menyambut kedatanganku.“Ayo sayang, kemari!! Duduk di samping Bunda,” ujar Bunda padaku setelah aku bersalaman pada orang tua dr. Izzam.Dan tak lama kemudian Zarrah pun muncul dan,“Assalamu'alaikum,” ucap Zarrah.“Wa'alaikumussalam,” jawab serempak keluarga.“Cantik sekali Kakak aku,“ puji Zarrah padaku.Aku hanya tersenyum dan menjawab,“Zarrah juga cantik,” balik ku memuji Zarrah yang memang sangat cantik nan anggun.“Zarrah sudah lama di Istanbul sejak Zarrah pulang waktu kakak lamaran,“ ucap Zarrah pad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status