Share

Bab 837

Penulis: Yovana
Setelah Emran membawa Alya pergi, Vanesa dan Steven juga pulang.

Ketika mereka sampai di rumah, Bella dan Alfredo sudah mandi dan bersiap-siap tidur.

Steven telah bekerja lembur selama lebih dari seminggu. Karena hari ini kebetulan dia pulang lebih cepat, jadi Vanesa meminta Steven untuk membacakan cerita pengantar tidur kepada anak-anak.

Ketika Steven kembali ke kamar utama, Vanesa sudah selesai mandi dan merawat kulitnya.

Vanesa bersandar di kepala tempat tidur sambil memegang dan membaca majalah.

Wanita itu mengenakan gaun tidur bertali tipis, menunjukkan kulitnya yang cerah. Vanesa menundukkan kepalanya sedikit, beberapa helai rambutnya tergerai.

Wajahnya yang cantik terlihat begitu bersih dan tenang.

Jantung Steven langsung berdetak lebih cepat.

Dia duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk untuk mencium Vanesa.

Majalah itu terlepas dari tangan Vanesa. Dia pun mengangkat tangannya untuk melingkari leher Steven, lalu memejamkan matanya sebagai respons.

Selama seminggu ini, Steven s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 840

    "Jadi, kalian menikah karena Ricky?"Alya terdiam sejenak sebelum berkata, "Kurasa begitu."Lexa mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menatap Alya dengan sorot ingin bergosip. "Jadi, apa kalian berdua tinggal bersama?""Kami adalah pasangan suami istri yang normal. Meskipun kami nggak memiliki perasaan terhadap satu sama lain, kami siap untuk menua bersama.""Oh." Lexa menunjuk bekas samar di leher Alya. "Kalau begitu, itu pasti ditinggalkan oleh Pak Emran."Alya hanya terdiam.Tadi malam dia mabuk berat. Meskipun Emran menuduhnya mabuk dan liar dengan bukti sebuah video, Alya merasa bahwa dengan sifat Emran yang seperti serigala itu, bagaimana mungkin pria itu tidak melakukan apa pun setelah menelanjanginya dan melemparkannya ke tempat tidur?Komentar Lexa itu membuat Alya teringat sesuatu."Pergi dan belikan aku pil darurat."Lexa mengernyit. "Bu Alya, obat semacam itu sangat buruk bagi kesehatan sistem reproduksi kita.""Akhir-akhir ini aku banyak minum obat dan yang terjadi semalam it

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 839

    Alya termangu menatap Emran.Ternyata semua pembicaraan dan tindakannya tidak seefektif satu kalimat dari Vanesa.Namun, inilah hasil yang Alya inginkan.Sekarang, dia tidak lagi menuntut perhatian dan pengertian dari Emran.Mereka hanya perlu saling menghormati, membesarkan anak-anak bersama dan menjalani hidup seperti itu. Itu sudah sangat baik.Vanesa benar, tidak memaksakan sesuatu adalah kebaikan terbesar yang dapat Alya berikan kepada dirinya sendiri."Jangan khawatir, aku sudah berjanji padamu kita akan punya anak kedua. Aku akan menepati janjiku." Alya menatap Emran dengan tenang.Namun, entah kenapa melihat ekspresi Alya yang seperti itu menimbulkan perasaan dalam batin Emran yang tidak dapat pria itu jelaskan.Emran jadi teringat saat Alya menangis di bahunya tadi malam.Air mata seorang wanita memang bisa membangkitkan naluri protektif seorang pria.Dibandingkan dengan wanita berkarakter penyendiri dan berkemauan keras, Emran lebih menyukai wanita yang lembut dan berbudi luh

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 838

    Pagi harinya, di Taman Edelweiss.Di kamar tidur utama di lantai dua, Alya yang sedang tertidur lelap di tempat tidur besar pun mengernyit dan perlahan membuka matanya.Kepalanya terasa berdenyut.Sekujur tubuhnya terasa seperti habis ditabrak truk dengan semua bagian tubuhnya seolah seperti baru saja dipasang kembali.Alya menyangga tubuhnya di tempat tidur dan selimutnya melorot turun ....Tepat pada saat itu, pintu kamar pun terbuka.Emran berjalan masuk.Dia menatap Alya dan mengangkat sebelah alisnya. "Masih mabuk?"Alya terlihat bingung.Tatapan Emran beralih ke bawah.Alya menundukkan kepalanya mengikuti tatapan pria itu.Dia tidak mengenakan sehelai pakaian pun ….Setelah beberapa detik termangu, Alya sontak menarik selimutnya ke atas menutupi tubuhnya.Emran memperhatikan tindakan Alya dan mencibir, "Kayak aku belum pernah lihat saja.""Emran, kamu itu manusia bukan sih!" maki Alya dengan sangat marah. "Aku lagi mabuk dan kamu ....""Pahami ini baik-baik." Emran menghampiri da

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 837

    Setelah Emran membawa Alya pergi, Vanesa dan Steven juga pulang.Ketika mereka sampai di rumah, Bella dan Alfredo sudah mandi dan bersiap-siap tidur.Steven telah bekerja lembur selama lebih dari seminggu. Karena hari ini kebetulan dia pulang lebih cepat, jadi Vanesa meminta Steven untuk membacakan cerita pengantar tidur kepada anak-anak.Ketika Steven kembali ke kamar utama, Vanesa sudah selesai mandi dan merawat kulitnya.Vanesa bersandar di kepala tempat tidur sambil memegang dan membaca majalah.Wanita itu mengenakan gaun tidur bertali tipis, menunjukkan kulitnya yang cerah. Vanesa menundukkan kepalanya sedikit, beberapa helai rambutnya tergerai.Wajahnya yang cantik terlihat begitu bersih dan tenang.Jantung Steven langsung berdetak lebih cepat.Dia duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk untuk mencium Vanesa.Majalah itu terlepas dari tangan Vanesa. Dia pun mengangkat tangannya untuk melingkari leher Steven, lalu memejamkan matanya sebagai respons.Selama seminggu ini, Steven s

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 836

    Alya memutar bola matanya dengan dramatis. "Aku nggak mau jadi nyamuk!"Vanesa terdiam sesaat. "Kamu mabuk.""Nggak kok!" Alya membuka kalengnya, lalu menuangkan dua gelas bir dan memberikan salah satu kepada Vanesa. "Ayo, minum bersamaku.""Maaf," kekeh Vanesa dengan kikuk. "Aku lagi menjaga kesehatanku ....""Hanya segelas kecil!" Alya mengacungkan satu jarinya. "Steven nggak mungkin seketat itu, 'kan?"Vanesa menghela napas dengan tidak berdaya. Sepertinya Alya sudah agak mabuk.Orang bilang mereka yang sedang gundah dan sedih akan lebih cepat mabuk. Dengan kondisi Alya yang akhir-akhir ini cenderung lemah, ditambah dia minum dengan cepat, wajar saja kalau dia mabuk."Kamu benar-benar nggak boleh minum lagi." Vanesa bangkit berdiri dan berjalan ke arah Alya, lalu mengambil gelas dari tangan Alya dan meletakkannya di atas meja.Namun, Alya menolak menurut. Dia menepis tangan Vanesa dan pergi mengambil anggur.Vanesa mencoba menghentikannya, membuat segelas bir tumpah ke mana-mana.Te

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 835

    "Ayo kita jalan-jalan ke Sungai Andan saja." Vanesa berkata, "Matahari terbenam di sana sangat indah."Alya mengangguk. "Ayo."Menjelang senja, di tepi sungai ada cukup banyak orang.Bunga-bunga masih belum bermekaran, sementara permukaan sungai tampak tenang.Alya berdiri di tepi sungai, membungkuk untuk bersandar pada pagar, lalu berkata, "Apa kamu masih ingat? Pertama kali kita bertemu juga di sini.""Tentu saja." Vanesa memiringkan kepala menatapnya, matanya sedikit menyipit, lalu dia berujar, "Sekarang sepertinya kita memang ditakdirkan bertemu.""Ya, dunia ini begitu luas, kita nggak punya hubungan darah, tapi sumsum tulang kita ternyata cocok," ucap Alya."Ya." Vanesa tersenyum. "Aku juga memiliki golongan darah yang langka, jadi waktu itu aku benar-benar nggak memiliki harapan."Alya menatapnya sambil mengangkat alis. "Aku memiliki golongan darah O. Kamu beruntung bertemu denganku, orang berharga ini.""Ya, aku memang beruntung." Vanesa menatap matahari terbenam di langit, lalu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status